Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Rahman
Abstrak :
Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan utama kanker. Pasien yang akan menjalani radioterapi sangat rentan terhadap kecemasan. Ketidaktahuan mengenai prosedur radioterapi serta efek samping dari radioterapi dapat menimbulkan kecemasan pada pasien yang mendapatkan radioterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kecemasan pada pasien kanker yang mendapatkan radioterapi di RS Kanker Dharmais tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan metode Cross Sectional, jumlah sampel 97 responden. Instrument yang digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pasien dengan tingkat kecemasan ringan (64,9%), kecemasan sedang (18,6%) dan tingkat kecemasan berat (16,5%). Terdapat hubungan antara jenis kelamin, program dan frekuensi radioterapi dengan tingkat kecemasan pasien dibuktikan (p < α : 0,05). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan dalam memberikan palayanan berupa konseling dan pendidikan kesehatan diperlukan pada pasien yang mendapatkan radioterapi. ...... Radiotherapy is one of the main methods for cancer treatment. Patients undergoing radiotherapy is very prone to anxiety. Ignorance about the procedure, side effects of radiotherapy can cause anxiety. The purpose of this study was to know the internal factors related to patients receiving radiotherapy at Dharmais Cancer Hospital in 2013. This study used a descriptive cross sectional method approach with 97 patients as a sample. Depression Anxiety Stress Scale (DASS) was used as a instrument. The results shows patients with mild anxiety level (64.9%), moderate anxiety (18.6%), and severe anxiety (16.5%). There was significant corelation between sex and the frequency of radiotherapy program with proved patient's anxiety level (p < α : 0,05). The study recommends to improve the quality of nursing care in providing services such as counseling and health education to reduce patient's anxiety level.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susworo
Jakarta: UI-Press, 2007
615.842 SUS r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011
615.842 RAD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Blumberg, E. F.
London: Hammond, 1950
615.84 BLU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiana Syarifah
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran biaya produk radioterapi eksterna dan tarif reimbursement berdasarkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia serta mengetahui kesesuaian antara keduanya. Metodologi: Desain penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan pengumpulan data dilakukan dengan total sampling. Data yang terkumpul kemudian dihitung menjadi tiga model perhitungan biaya produk aktual, optimal dan sesuai RRCC versi 20 dari IAEA selanjutnya dibandingkan kesesuaiannya dengan tarif reimbursement JKN. Hasil: Pengumpulan data akhir didapatkan 29 senter partisipan yang dapat diolah datanya dari 19 senter dari RS pemerintah dan 10 RS swasta namun tidak semua senter mengumpulan data dengan lengkap, hanya 5 senter yang mengumpulkan data hingga data amortisasi dan pemeliharaan peralatan dengan lengkap. Senter pemerintah melayani 340.265 fraksi dalam setahun sedangkan swasta 99.547 fraksi. Median biaya produk aktual pada lima senter lengkap, biaya produk optimal dan sesuai RRCC berturut-turut Rp 1.253.552, Rp 1.787.606 dan Rp 1.520.066. Biaya produk aktual dan optimal berdasarkan level PORI (sesuai teknik) berbeda bermakna secara statistik antara level 1A dan 2 atau 3 secara berturut-turut p= 0.014 dan p< 0.001, berdasarkan jenis pesawat Cobalt dibanding Linac biaya produk aktual (p= 0.002), optimal (p= 0.001) dan RRCC (p= 0.022), berdasarkan klasifikasi jumlah fraksi rendah dibanding sedang atau tinggi per tahun biaya produk aktual (p= 0.013) dan RRCC (p= 0.015). Kesimpulan: Secara garis besar gambaran biaya produk dipengaruhi oleh teknik radiasi, jenis pesawat, jumlah fraksi. Perhitungan biaya produk yang direkomendasikan sebagai acuan tarif adalah biaya produk optimal karena sudah memperhitungkan kapasitas dan kemampuan senter untuk berkembang. Tarif JKN menunjukkan tren yang lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya produk optimal, sedangkan jika dibandingkan dengan biaya produk aktual tampak tren lebih tinggi dibanding biaya produk yang dihasilkan dengan hanya 5 senter yang memiliki data lengkap. ......Aims: The aim of this study was to describe the external beam radiation therapy cost and reimbursement tariff based on National Health Insurance (NHI) in Indonesia and to ascertain whether the two were compatible. Methodology: The design of this study used a cross-sectional method and total sampling was used for data collection. The three models created using the collected data to estimating actual, optimal and product cost according to RRCC version 20 from IAEA then assessed for appropriateness against the NHI reimbursement. Results: The final data collection revealed that 29 participating centers came from 10 private hospitals and 19 public hospitals, although not all centers collected complete data, only 5 centers collected data up to complete amortization data and maintenance. In a year, public hospital centers serve 340.265 fractions while private centers serve 99.547 fractions. The median actual product cost for 5 complete centers, optimal product cost and according to RRCC product cost were IDR 1,253,552, IDR 1,787,606, and IDR 1,520,066. According to the radiation technique, level 1A and 2 or 3 of the actual and optimal product costs differed statistically significant (p = 0.014 and p 0.001, respectively), while Cobalt compared to Linac actual product costs (p = 0.002), optimal product cost (p = 0.001) and RRCC (p = 0.022), based on the classification of the number of fractions low compared to medium or high per year actual product cost (p= 0.013) and RRCC (p= 0.015). Conclusion: Radiation technique, machine type and fractionation count all have a general impact on product cost. The optimal product cost calculation suggested as a tariff reference, because it has taken into account the capacity and ability of the centers to develop. The reimbursement shows a lower trend when compared to the optimal product cost, whereas when compared to the actual product cost, it appears to be a higher trend with only 5 centers having complete data.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tjachja Kurjana
Abstrak :
ABSTRAK
. Imobilisasi pasien merupakan unsur yang penting untuk keakuratan geometri pada teknik radiasi stereotaktik. Terapi radiasi stereotaktik merupakan salah satu layanan unggulan, namun masih terbatasnya data perbedaan imobilisasi/akurasi pasien yang menggunakan G frame dan double mask. Metode. Penelitian ini merupakan studi komparatif cross sectional untuk mengetahui perbandingan pergeseran geometri pada verifikasi antara G frame dan double mask pada terapi radiasi dengan teknik stereotaktik. Penelitian dilakukan pada bulan Februari ndash; Maret 2016 di Departemen Radioterapi RSCM dengan pengambilan subjek menggunakan metode retrospektif konsekutif. Variabel yang dinilai adalah nilai pergeseran geometris pada proses verifikasi stereotactic radiosurgery yang menggunakan G frame dan stereotaktik radioterapi yang menggunakan double mask. Analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan pergeseran geometri pada verifikasi antara G frame dan double mask adalah T-test. Hasil. Angka rerata pergeseran geometri pada pasien radioterapi stereotaktik dengan menggunakan imobilisasi Double mask untuk sumbu laterolateral sebesar 0,4 0,3 mm untuk sumbu kraniokaudal 0,5 0,4 mm dan sumbu anteroposterior 0,5 0,4 mm dan imobilisasi G. frame untuk laterolateral 0,3 0,2 mm, untuk kraniokaudal 0,3 0,4 mm dan untuk anteroposterior 0,4 0,3 mm. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata pergeseran geometri antara imobilisasi double mask dengan G frame sebagai baku emas.
ABSTRACT
Introduction. Patient immobilization is an important element for geometric accuracy in stereotactic radiation techniques. Stereotactic radiation therapy is one of the superior services, but the data about the immobilization accuracy difference between using G frame and double mask is still limited.Materi and Method. This comparative cross sectional study to compare the geometrical errors during verification between radiation therapy using G frame and double mask with stereotactic technique, was conducted in February March 2016 in the Department of Radiotherapy RSCM. The subjects using the retrospective method consecutively. The variables assessed were the geometrical errors on verification process of stereotactic radiosurgery using G frame and stereotactic radiotherapy using a double mask. The analysis using to compare the geometrical errors on verification between G frame and double mask is T test.Results. The mean values of geometrical error stereotactic radiotherapy using Double mask immobilization axis 0.4 0.3 mm on laterolateral, 0.5 0.4 mm on craniocaudal axis and 0.5 0.4 mm on anteroposterior. As for G frame immobilization 0.3 0.2 mm on laterolateral axis, 0.3 0.4 mm on craniocaudal axis and to 0.4 0.3 mm anteroposterior axis.Conclusion. There were no significant difference of geometrical error mean values between the double mask with G frame immobilizations as the gold standard.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anshor Nugroho
Abstrak :
Radioterapi merupakan salah satu bidang ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiasi untuk terapi pada penyakit kanker. Jumlah pelayanan radioterapi yang berada di Yogyakarta sampai saat ini berjumlah 3 rumah sakit yang aktif beroperasi melakukan kegiatan pelayanan terapi. Peraturan mengenai standar pelayanan radioterapi di Indonesia diatur oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, namum belum melampirkan mengenai syarat konstruksi dan desain bagunan secara spesifik dan lengkap. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan melakukan studi literatur mengenai persyaratan fasilitas radioterapi di Indonesia. Hasil dari tinjauan persyaratan radioterapi adalah peraturan radioterapi di Indonesia sudah sesuai dengan pedoman radioterapi internasional, namun belum mengatur detail mengenai persyaratan konstruksi yang berkaitan dengan layout desain. Berdasarkan uji hasil statistik Kruskall – Wallis untuk ruangan terdapat perbedaan dengan pedoman dengan nilai p value 0.0009 sedangkan pada konstruksi, utilitas dan equipment tidak terdapat perbedaan dengan hasil p value lebih besar dari 0.05 sehingga hasil hipotis dapat diterima tanpa adanya perbedaan dengan regulasi. Hasil rekomendasi persyaratan dan perancangan fasilitas radioterapi berupa room layout, mechanical electrical dan equipment di rancang berdasarkan hasil literatur dan observasi survey di 3 fasilitas radioterapi. Hasil perancangan room layout radioterapi dinyatakan valid dengan expert judgement kepada 4 expert di bidang radioterapi ......Radiotherapy is a medical field that utilizes radiation for cancer treatment. Currently, there are three active hospitals in Yogyakarta providing radiotherapy services. The standards for radiotherapy services in Indonesia are regulated by the Ministry of Health and the Nuclear Energy Regulatory Agency. However, specific and comprehensive requirements regarding construction and building design have not yet been included in these regulations. To address this gap, the author conducted a literature review on the requirements for radiotherapy facilities in Indonesia. The findings indicate that while Indonesia's radiotherapy regulations align with international guidelines, they lack detailed provisions concerning construction requirements related to layout design. Based on the statistical test using Kruskall-Wallis for the rooms, there is a difference from the guidelines with a p-value of 0.0009. However, in construction, utilities, and equipment, there is no difference with p-values greater than 0.05. Hence, the hypothesis results can be accepted without any deviation from regulations. Based on recommendations derived from the literature review and observations made at the three radiotherapy facilities, the proposed requirements and design elements for radiotherapy facilities include room layout, mechanical and electrical aspects, and equipment specifications. The room layout design for radiotherapy was validated through expert judgment by consulting four experts in the field of radiotherapy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susworo
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2007
615.842 SUS r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Tjuatja
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi.Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi.Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi.Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi.Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi.Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi.Tujuan: Mengetahui peran indeks proliferasi Ki-67 sebagai salah satu faktor prognosis dalam memperkirakan respons radiasi pada meningioma. Metode: Telaah sistematis berdasarkan PRISMA dari tiga pangkalan data online yaitu Pubmed, Scopus, EbscoHost/CINAHL. Dilakukan ekstraksi data secara manual dari literatur yang memenuhi eligibilitas. Hasil: 465 literatur terhimpun dari pencarian untuk dua pertanyaan studi dengan 15 literatur yang akhirnya memenuhi kriteria eligibilitas. Dua belas studi menilai hubungan Ki-67 dengan derajat meningioma melaporkan adanya korelasi Ki-67 dengan derajat meningioma. Dua studi lainnya melaporkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Sedangkan satu studi lainnya tidak mendapatkan adanya hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada meningioma. Kesimpulan: Ki-67 memiliki korelasi searah dengan derajat meningioma. Sejumlah dua dari 3 studi tentang hubungan Ki-67 dengan respons radiasi pada pasien meningioma melaporkan bahwa nilai Ki-67 yang lebih tinggi memberikan respons yang lebih baik terhadap radiasi. ......Aims: Identifying the role of the Ki-67 proliferation index as a prognostic factor in estimating radiation therapy response in meningiomas. Methods: A systematic review of PubMed, Scopus, EBSCOhost/CINAHL was performed following the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses guideline. Data extraction was completed manually from selected studies. Results: 465 of the literature were compiled from a literature search for the two study questions and finally, 15 articles met the eligibility criteria. Twelve studies demonstrated that Ki-67 proliferation index had a significant correlation with the grade in meningiomas. Meanwhile, two studies reported that in meningiomas treated with radiation therapy a higher Ki-67 proliferation index would provide better local control than a lower Ki-67 proliferation index. One other study found no correlation between Ki-67 and radiation response. Conclusion: Ki-67 proliferation index has a unidirectional correlation with the grade of meningioma. A total of two out of 3 studies on the correlation of Ki-67 with radiation response in meningiomas reported that higher Ki-67 responded better to radiation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susworo
Jakarta: UI-Press, 1994
PGB 0227
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>