Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fery Andriyanto
Abstrak :
Layanan 4G bukan dongle di Indonesia pertama kali digelar pada tahun 2014 oleh Telkomsel. Layanan 4G bukan dongle di Indonesia hingga saat ini telah disediakan oleh 6 operator seluler. Pengukuran tentang QoE pada layanan 4G di Indonesia belum pernah dilakukan. QoE berbeda dengan QoS, di mana QoS mengukur kualitas layanan berdasarkan parameter teknis jaringan sedangkan QoE mengukur kualitas layanan sesuai dengan persepsi pengguna layanan. Peningkatan pengguna layanan 4G di masa depan memberikan motivasi pengukuran QoE pada layanan 4G saat ini di Indonesia perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur layanan 4G di DKI Jakarta sebagai sampel dari populasi penduduk Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei. Survei menggunakan sampel berupa purposive sampling, metode pengambilan sampel yang dilakukan untuk tujuan meneliti masalah tertentu pada suatu kelompok populasi. Responden survei dalam penelitian ini berjumlah 422 orang dengan kriteria pemakai telepon seluler menggunakan layanan 4G yang beraktivitas di DKI Jakarta. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa performa semua operator layanan 4G signifikan berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan 3G. Penelitian juga menemukan bahwa 213 responden lebih sering menggunakan telepon seluler sebagai modem/tethering/personal hotspot, 72,75 responden lebih sering melakukan panggilan voice atau video dengan aplikasi text messenger, 188 responden lebih sering menggunakan kamera ponsel disertai peningkatan aktivitas mengakses aplikasi media sosial yang lebih sering dengan menggunakan layanan 4G saat ini dibandingkan dengan saat menggunakan layanan 3G, dan 86 dari 153 responden pengguna Telkomsel menyatakan bahwa tarif layanan 4G Telkomsel mahal. ......First 4G mobile service roll out in Indonesia was held in 2014 by Telkomsel mobile operator. 4G mobile services have been provided by 6 mobile operators in Indonesia. A measurement of 4G mobile service Quality of Experience QoE never been conducted in Indonesia. QoE is different from Quality of Service QoS , QoS focuses on technical parameters while QoE focuses on end user perceptive measures. 4G subscribers growth triggers the importance of QoE measurement in Indonesia. This research aims to measure QoE of 4G in DKI Jakarta as the sample of Indonesian subscribers population. Data is collected by survey method. Survey employed purposive sampling, sampling method that aims to conduct specific reseach issues on a specific population. Survey conducted to 422 respondents with main activity engaged in Jakarta and using any 4G mobile telecommunication operator. Research found all of Indonesian mobile operators provide 4G mobile service that significance better than the old 3G mobile service. Research also found that 213 respondents use cell phone as personal hotspot, 72,75 respondents call using messenger application, 188 respondents use cell phone camera with increases social media accessing with 4G mobile data service more frequent than 3G data service, and 86 of 153 respondents using Telkomsel service operator state that 4G service tarrif is expensive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Deiny Mardian Wijayapraja
Abstrak :
Kehadiran teknologi 5G memberikan harapan kualitas pengalaman atau Quality of Experience (QoE) yang jauh lebih baik dalam memanfaatkan layanan video streaming. Namun, selain kualitas, ada banyak faktor lain yang diyakini memberikan nilai dan memengaruhi pengalaman pengguna layanan video streaming di era 5G. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengukuran sekaligus mendapatkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi QoE pada 5G dengan menggunakan kerangka kerja konseptual yang melibatkan ukuran penilaian korelasi pengaruh teknologi 4G terhadap 5G. Pengembangan model ini dilakukan melalui pengukuran User Experience (UX) dan Quality of Service (QoS) sebagai unsur pembentuk QoE. Hal ini pun dilakukan mengingat perlu standar khusus untuk mengukur QoE secara detil terutama pada sisi UX. Kerangka konseptual dikembangkan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM), berdasarkan data UX dan QoS di Jakarta secara realita di tahun 2022. Dari hasil pengukuran UX diperoleh bahwa pada kondisi realita di Jakarta memiliki nilai korelasi sebesar 0.59. Hal ini berarti pengaruh teknologi 4G terhadap 5G pada pengalaman pengguna layanan video streaming di Jakarta masih signifikan. Sementara dari pengukuran QoS diketahui bahwa terdapat nilai korelasi sebesar 0.27. Hal ini berarti pengaruh teknologi 4G terhadap 5G secara teknis di Jakarta tidak signifikan Hasil akhir nilai QoE dengan format UX dan QoS ini pun dapat dipetakan untuk melihat posisi dan potensi dari pengukuran QoE ini. Lebih lanjut lagi pada faktor-faktor pembentuk UX, dilakukan analisis dengan Exploratory Factor Analysis (EFA). Dari hasil analisis dengan EFA untuk area Jakarta diperoleh bahwa hal terkait kemudahan atau perspicuity dan aspek ekonomi menjadi faktor-faktor dominan. EFA juga mengelompokkan kesepuluh faktor ke dalam tiga dimensi di mana dimensi teknologi merupakan dimensi yang dominan dan memiliki prioritas dalam pengembangan teknologi 5G di Jakarta. ......The presence of 5G technology provides hope for a much better Quality of Experience (QoE) in utilizing streaming video services. However, apart from quality, many other factors are believed to provide value and influence the user experience of streaming video services in the 5G era. This study aims to develop a measurement model as well as obtain what factors will affect QoE on 5G by using a conceptual framework that involves measuring the correlation of the influence of 4G technology on 5G. The development of this model is carried out by measuring User Experience (UX) and Quality of Service (QoS) as elements that form QoE. This was also done considering the need for particular standards to measure QoE in detail, especially on the UX side. The conceptual framework was developed using the Structural Equation Model (SEM) approach based on actual UX and QoS data in Jakarta in 2022. The UX measurement results found that in real conditions in Jakarta, it has a correlation value of 0.59. This means that the influence of 4G technology on 5G on the user experience of streaming video services in Jakarta is still significant. Meanwhile, from QoS measurements, it is known that there is a correlation value of 0.27. This means that the influence of 4G technology on 5G technically in Jakarta is not significant. The final results of QoE values with UX and QoS formats can also be mapped to see the position and potential of this QoE measurement. Furthermore, on the factors that make up UX, analysis is carried out with Exploratory Factor Analysis (EFA). The analysis with EFA for the Jakarta area found that matters related to ease or perspicuity and economic aspects were the dominant factors. EFA also groups the ten factors of UX into three dimensions, where the technology dimension is the dominant dimension and prioritises developing 5G technology in Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library