Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Ronaldo Nazaronnie
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis pengaturan mengenai standardisasi pusat kebugaran di Indonesia sebagai bentuk perlindungan konsumen dan perlindungan hukum atas cedera konsumen yang disebabkan oleh pusat kebugaran yang tidak memenuhi standardisasi. Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Di Indonesia, belum terdapat pengaturan spesifik mengenai standardisasi pusat kebugaran, namun untuk suatu pusat kebugaran mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI), harus mengajukan melalui Online Single Submission untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). NIB tersebut berlaku sebagai SNI untuk pusat kebugaran. Di sisi lain, terkait standardisasi lebih detail terkait pusat kebugaran di Indonesia belum diatur jelas. Saat ini, standar yang ada lebih berfokus pada perizinan usaha melalui sistem OSS dan NIB, serta pedoman umum dari asosiasi seperti APKI dan PPKI. Ketiadaan standardisasi spesifik ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian hukum dan risiko bagi konsumen, sehingga diperlukan pengembangan dan implementasi standar yang lebih komprehensif. Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengatur tanggung jawab pelaku usaha pusat kebugaran terhadap cedera konsumen yang disebabkan oleh fasilitas yang tidak terstandarisasi. Pelaku usaha diwajibkan menjamin keamanan dan keselamatan konsumen dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas, memberikan informasi yang akurat, dan menyediakan fasilitas yang memenuhi standar keamanan. Bila terjadi cedera, pelaku usaha bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pertama, kompensasi, dan ganti rugi sesuai ketentuan yang berlaku. Konsumen memiliki hak untuk menuntut pertanggungjawaban, baik melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan maupun melalui jalur pengadilan, dengan kemungkinan sanksi bagi pelaku usaha mulai dari tindakan administratif hingga pidana. Dengan demikian, UU ini memberikan perlindungan hak bagi konsumen dan menetapkan kewajiban yang jelas bagi pelaku usaha pusat kebugaran untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengguna layanannya. ......This thesis analyzes the regulations regarding the standardization of fitness centers in Indonesia as a form of consumer protection and legal protection against consumer injuries caused by fitness centers that do not meet standardization. This thesis is compiled using doctrinal research methods. In Indonesia, there are no specific regulations regarding the standardization of fitness centers. However, for a fitness center to obtain the Indonesian National Standard (SNI), it must apply through the Online Single Submission to obtain a Business Identification Number (NIB). The NIB serves as the SNI for fitness centers. On the other hand, more detailed standardization related to fitness centers in Indonesia is not clearly regulated. Currently, existing standards focus more on business licensing through the OSS and NIB systems, as well as general guidelines from associations such as APKI and PPKI. The absence of specific standardization potentially creates legal uncertainty and risks for consumers, thus requiring the development and implementation of more comprehensive standards. The Consumer Protection Act regulates the responsibility of fitness center business operators for consumer injuries caused by non-standardized facilities. Business operators are required to ensure consumer safety by implementing clear Standard Operating Procedures (SOP), providing accurate information, and offering facilities that meet safety standards. In case of injury, business operators are responsible for providing first aid, compensation, and indemnification as per the applicable regulations. Consumers have the right to seek accountability, either through out-of-court dispute resolution or through judicial channels, with possible sanctions for business operators ranging from administrative actions to criminal penalties. Thus, this law provides rights protection for consumers and establishes clear obligations for fitness center business operators to ensure the safety, security, and comfort of their service users.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Amanda Maris
Abstrak :
Karya akhir ini dibuat untuk merumuskan perencanaan bisnis untuk mendirikan pusat kebugaran dan kecantikan khusus wanita. Untuk mengetahui sejauh mana prospek dari bisnis tersebut dan strategi yang dibutuhkan agar bisnis ini sukses maka pembahasan penelitian ini meliputi analisis perusahaan, analisis industri dan persaingan, analisis pelanggan dan produk, rencana pemasaran, rencana operasi, struktur manajemen, rencana keuangan dan rencana pengembangan di masa yang akan datang. Tujuan akhir dari penulisan ini adalah untuk melihat apakah nantinya peluang bisnis ini bisa direalisasikan berdasarkan hasil analisis semua aspek tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan bisnis ini memenuhi empat kriteria kelayakan investasi dan menyarankan pemilik La Femme untuk segera merealisasikan rencana bisnis tersebut dan melakukan ekspansi melalui kerjasama dengan usaha yang sejenis. ......This thesis is made to formulate a business plan about establishing a women health and beauty center. In order to know the prospect of the business and also strategies used to make this business successful, this business plan will cover all the required aspects to launch this venture successfully such as the company analysis, industry and competition analysis, customer and product analysis, marketing plan, operation plan, management plan, financial plan, and the expansion plan. The purpose of this study is to see whether the business plan can be implemented based on the analysis of all those aspects. The study showed that the proposed plan has fulfilled that four investment criteria financially. Therefore, it was suggested to immediately establish it and do an expansion through cooperation with other similar businesses.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30240
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rafid Billy Ramadhan
Abstrak :
Konsumsi suplemen memiliki manfaat bagi performa olahraga. Meskipun demikian, banyak dari pengguna pusat kebugaran yang mengonsumsi suplemen tanpa panduan tenaga profesional seperti nutrisionis/dietisien. Hal ini meningkatkan risiko penggunaan suplemen yang kurang tepat, sehingga berpotensi menimbulkan dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi suplemen serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya pada pengguna pusat kebugaran terpilih di Jakarta. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross-sectional pada 116 pengguna pusat kebugaran dari 3 pusat kebugaran di Jakarta. Variabel independen yang diteliti yaitu Muscle Dysmorphia, Exercise Addiction, self-esteem, citra tubuh, usia, jenis kelamin, durasi latihan, pengalaman latihan, intensitas latihan, dan paparan media sosial. Hasil yang didapatkan adalah prevalensi konsumsi suplemen adalah sebesar 67,2%. Sumber informasi terkait suplemen paling umum didapatkan dari teman atau internet. Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin (OR = 3,055; 95% CI: 1,298—7,188), pengalaman latihan 7—12 bulan (OR = 5,4; 95% CI: 1,621—17,991) dan >1 tahun (OR = 5,091; 95% CI: 1,910—13,571) dengan konsumsi suplemen. Oleh karena itu, intervensi disarankan untuk dilakukan pada laki-laki atau orang yang sudah berolahraga di pusat kebugaran lebih dari 6 bulan. Pengguna pusat kebugaran juga disarankan untuk berkonsultasi dengan nutrisionis/dietisien sebelum memutuskan untuk menggunakan suplemen. ......Supplement consumption provides many potential benefits for exercise performance. However, many gym members use supplements without consulting professionals such as nutritionist/dietitian. This increases the risk of inappropriate supplement consumption, which in turn increases the potential of getting negative side effects. This study aims to describe the consumption of supplements and the factors associated with them among users of selected fitness centers in Jakarta. This is a cross-sectional study conducted on 116 fitness center users from 3 fitness centers in Jakarta. The independent variables studied were Muscle Dysmorphia, Exercise Addiction, self-esteem, body image, age, gender, exercise duration, exercise experience, exercise intensity, and social media exposure. Results showed that 67,2% of the respondents had used supplements. The main source of information were friends and internet. The chi-square test showed a significant relationship between gender (OR = 3,055; 95% CI: 1,298—7,188), exercise experience of 7—12 months (OR = 5,4; 95% CI: 1,621—17,991) and >1 year (OR = 5,091; 95% CI: 1,910—13,571) with supplement consumption. Intervention is recommended for men or people who have been exercising at the fitness center for more than 6 months. Fitness center members are also advised to consult a nutritionist/dietitian before deciding to use supplements.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
Abstrak :
[Gaya hidup sehat dan bugar merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Saat ini terdapat banyak Pusat Kebugaran yang berkembang di sekitar kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kehadiran ruang Pusat Kebugaran secara visual menjadi semakin terasa melalui elemen-elemen yang membentuk ruang interior. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi visual dapat berpengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas manusia, khususnya aktivitas berolahraga pada Pusat Kebugaran, elemen seperti apa yang dihadirkan pada sebuah ruang secara visual, juga bagaimana dimensi dan tata letak memberikan kenyamanan untuk bergerak sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas berolahraga. Skripsi ini membahas sebuah Pusat Kebugaran yang memiliki fasilitas all-in di dalamnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa elemen pembentuk ruang seperti pencahayaan, warna dan material serta dimensi dan tata letak memberikan pengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas berolahraga di Pusat Kebugaran. ...... , Healthy and fit lifestyle is a part of human needs. Currently there are a lot of Fitness Centers evolving to meet those needs. The presence of Fitness Center felt increasing visually through the elements that create interior space. The discussion is made to discover how visual perception can affect the comfort in human’s activities, especially in Fitness Center, which kind of elements that are presented in a space visually, as well as how dimensions and layouts can provide comfort to move and also to optimize the exercising activities. This thesis discusses a Fitness Center which has all-in facility. The analysis showed that space forming elements such as lighting, color, material, dimensions and layout can affect the body movement comfort during exercise activities in Fitness Center.]
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Wijayanti
Abstrak :
Perkembangan kota dan fenomena gaya hidup masyarakat yang tinggal didalamnya merupakan dua hal yang saling berelasi. Gaya hidup masyarakat berubah seiring dengan perkembangan kota, dan faktor terbesar yang mempengaruhi perkembangan suatu kota adalah meningkatnya kebutuhan manusia yang tinggal didalamnya. Di kota besar seperti Jakarta, masyarakat yang pasti tetap bertahan dan mengikuti perubahan ini adalah mereka yang berada pada status sosial menengah-atas. Bagi sebagian besar masyarakat menengah-atas di Jakarta, menjaga kebugaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Seiring dengan perubahan gaya hidup dan bertambahnya tuntutan pekerjaan, membuat jasa penyedia kebugaran memberikan variasi dalam fasilitas dan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut. Aspek utama yang di lihat para perancang pusat kebugaran adalah keinginannya memberikan sentuhan berbeda terhadap bentuk-bentuk pusat kebugaran yang telah ada selama ini dan tentu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kelas menengah-atas yang akan menjadi targetnya. Melalui penulisan ini, pembahasan akan diarahkan pada dampak perkembangan kota serta aplikasi arsitektur post modern terhadap pusat kebugaran. Pembahasan fenomena pusat kebugaran juga di lihat dari hadirnya berbagai konsep dan segmentasi baik dari segi lokasi maupun pengunjung. Di samping itu, berbagai aspek kebutuhan masyarakat diperhatikan dengan seksama oleh perancang sehingga pusat kebugaran yang hadir di tengah kota memiliki konsep, karakteristik, maupun ornamentasi berbeda sesuai dengan kebutuhan pengunjung. ......The development of the city and the phenomenon of the life -style change of the people living inside are interconnected. People's life style changes as the city develops. The biggest factor of the development itself is derived from the increasing demand of the people's needs. In such a big city like Jakarta, the largest amount of costumers who stay this way and keep on changing is the middle-high class people. For most of them, staying fit is separable in life. As the life style changes and the job demand increases, the provider of the fitness center offers a variety of facilities and services to meet the people's needs. The main factor of the fitness center designed is on how to give the touch of difference on the service which is made up to meet the interests of the people. In this writing, the discussion is directed to the impacts of city development and the application of post modern that influence of fitness centre. The phenomenon of the specially-conceptualized and segmented fitness center both in term of location and costumers. On the other thing, the designers keep watching the phenomenon in order to come up with a certain and different concept, characteristics and ornaments following the interests of the segmented costumers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51589
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Christine
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana pencahayaan buatan yang baik di pusat kebugaran ,bagaimana pencahayaan mempengaruhi semangat dan motivasi anggota pusat kebugaran dalam berolahraga, dan apakah pencahayaan menjadi faktor utama dalam memicu motivasi anggota dalam berolahraga.

Tidak hanya sebatas untuk memfasilitasi kegiatan berolahraga, tetapi juga menghadirkan konsep-konsep baru yang berpengaruh pada desain klub-klub kebugaran,termasuk pengaturan cahaya di dalamnya yang juga mengikuti konsep klubnya. Menurut Veitch (2006) , pencahayaan mempengaruhi tingkat mental dan proses yang menentukan kinerja kerja, kepuasan seseorang, dan hasil penting lainnya yang dikerjakan oleh orang tersebut.Setidaknya menurut rekomendasi dari organisasi pencahayaan sebaiknya iluminasi di pusat kebugaran berada 200-500lux. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ternyata iluminasi dalam kisaran 20-200 lux sudah dapat memfasilitasi kegiatan dan kenyamanan berolahraga.
Abstract
This thesis aims to look at what is called good artificial lighting in fitness centre, how lighting affects the mood and motivation of members in the fitness centre while working out, and whether the lighting becomes a major factor in triggering the motivation of members in exercising.

Not only limited to facilitate the exercise activities, but fitness centre nowadays also presents new concepts that affect the design of fitness centre, including the arrangement of lighting in it which also follows its concept. According to Veitch (2006), lighting affects the mental processes that determine the performance of work, one's satisfaction, and other important outcomes people do. According to the recommendations of an organization of lighting illumination in the gym should be at least 200-500lux. However,based on the results of research conducted, illumination range between 20-200 lux is able to facilitate activities and comfort in exercising.;
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library