Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Widariani
"Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis yang dihadapi anak ketika anak dirawat dirumah sakit. Keadaan ini dapat disebabkan karena pengalaman yang tidak menyenangkan anak pada saat dirawat dirumah sakit. Prosedur pungsi vena merupakan prosedur yang sering dilakukan dengan tujuan sebagai terapi medis dan juga sebagai penunjang diagnosis medis. Prosedur pungsi vena dapat menimbulkan rasa nyeri dan trauma anak sehingga menimbulkan pengalaman yang tidak menyenangkan saat dirumak sakit. Sehingga diperlukan manajemen nyeri dalam menangani nyeri anak pada saat prosedur pungsi vena. Manajemen nyeri non farmakologi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk memfokuskan perhatian anak pada suatu rangsangan selain rasa nyeri pada saat prosedur pungsi vena dilakukan. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis manajemen nyeri non farmakologi dengan distraksi menggunakan virtual reality untuk mengurangi nyeri pada anak saat dilakukan pungsi vena. Metode penelitian yang digunakan adalah laporan penerapan intervensi pada 4 anak yang dilakukan pungsi vena menggunakan dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality. Hasil evaluasi yang dilakukan kepada 4 anak menunjukan manajemen nyeri non farmakologi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality efektif dalam mengurangi nyeri pada saat prosedur pungsi vena dibandingkan tanpa menggunakan virtual reality.

Hospitalization is a crisis faced by children when the child is treated in hospital. This situation can be caused by the child's unpleasant experience while being treated in hospital. The venipuncture procedure is a procedure that is often carried out with the aim of medical therapy and to support medical diagnosis. The venipuncture procedure can cause pain and trauma to the child, resulting in an unpleasant experience when they are in the hospital. So, pain management is needed in dealing with children's pain during venipuncture procedures. Non pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality is a method that aims to focus the child's attention on a stimulus other than pain when the venipuncture procedure is carried out. The aim of this paper is to present the results of an analysis of non-pharmacological pain management using distraction using virtual reality to reduce pain in children during venipuncture. The research method used was a report on the implementation of intervention on 4 children who underwent venipuncture using distraction techniques using virtual reality. The results of the evaluation carried out on 4 children showed that non-pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality was effective in reducing pain during venipuncture procedures compared to without using virtual reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Widariani
"Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis yang dihadapi anak ketika anak dirawat dirumah sakit. Keadaan ini dapat disebabkan karena pengalaman yang tidak menyenangkan anak pada saat dirawat dirumah sakit. Prosedur pungsi vena merupakan prosedur yang sering dilakukan dengan tujuan sebagai terapi medis dan juga sebagai penunjang diagnosis medis. Prosedur pungsi vena dapat menimbulkan rasa nyeri dan trauma anak sehingga menimbulkan pengalaman yang tidak menyenangkan saat dirumak sakit. Sehingga diperlukan manajemen nyeri dalam menangani nyeri anak pada saat prosedur pungsi vena. Manajemen nyeri non farmakologgi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk memfokuskan perhatian anak pada suatu rangsangan selain rasa nyeri pada saat prosedur pungsi vena dilakukan. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis manajemen nyeri non farmakologi dengan distraksi menggunakan virtual reality untuk mengurangi nyeri pada anak saat dilakukan pungsi vena. Metode penelitian yang digunakan adalah laporan penerapan intervensi pada 4 anak yang dilakukan pungsi vena menggunakan dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality. Hasil evaluasi yang dilakukan kepada 4 anak menunjukan manajemen nyeri non farmakologi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality efektif dalam mengurangi nyeri pada saat prosedur pungsi vena dibandingkan tanpa menggunakan virtual reality.

Hospitalization is a crisis faced by children when the child is treated in hospital. This situation can be caused by the child's unpleasant experience while being treated in hospital. The venipuncture procedure is a procedure that is often carried out with the aim of medical therapy and to support medical diagnosis. The venipuncture procedure can cause pain and trauma to the child, resulting in an unpleasant experience when they are in the hospital. So, pain management is needed in dealing with children's pain during venipuncture procedures. Non-pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality is a method that aims to focus the child's attention on a stimulus other than pain when the venipuncture procedure is carried out. The aim of this paper is to present the results of an analysis of non-pharmacological pain management using distraction using virtual reality to reduce pain in children during venipuncture. The research method used was a report on the implementation of intervention on 4 children who underwent venipuncture using distraction techniques using virtual reality. The results of the evaluation carried out on 4 children showed that non-pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality was effective in reducing pain during venipuncture procedures compared to without using virtual reality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafran Arief Dwiprasetijo
"Alat pencari vena digunakan untuk mengidentifikasi vena saat proses pungsi vena ingin dilakukan. Proses pungsi vena diperlukan untuk uji laboratorium pasien. Alat pencari vena menggunakan cahaya untuk menembus jaringan kulit dan mengenai vena. Kontras antara cahaya yang diserap oleh vena dengan cahaya yang dipantulkan oleh jaringan kulit menghasilkan siluet vena yang membantu proses identifikasi vena. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan protipe alat pencari vena yang sederhana, ringkas, dan terjangkau, dengan menghasilkan performa yang efektif. Penelitian ini menggunakan metodologi perancangan perangkat keras melalui proses desain berdasarkan spesifikasi target terutama durasi penggunaan alat sehingga pemilihan LED menjadi sangat penting. Digunakan empat variasi rangkaian untuk mencari rangkaian terbaik untuk pengidentifikasian vena. Hasil fabrikasi diuji terhadap lengan volunteer untuk memverifikasi kinerja dari purwarupa yang dibuat. Dari hasil penelitian alat pencari vena varian 24 LED dengan bola lampu merah menghasilkan siluet vena pada berbagai kondisi subjek uji lebih konsisten dari varian yang lain, sehingga menjadi varian yang dipilih. Kemudian rangkaian tersebut disematkan dalam casing yang dibuat menggunakan metode 3D printing dengan bahan resin. Biaya yang dibutuhkan untuk proses penelitian dianggap terjangkau dibandingkan dengan penelitian lain dan alat yang sudah beredar di pasaran.

The vein finder is used to identify veins when the venipuncture process is to be performed. The venipuncture process is required for patient laboratory tests. The vein finder uses light to penetrate the skin tissue and hit the vein. The contrast between the light absorbed by the vein and the light reflected by the skin tissue produces a vein silhouette that helps the vein identification process. This study aims to produce a prototype of a simple, compact, and affordable vein finder, with effective performance. This study uses a hardware design methodology through a design process based on target specifications, especially the duration of use of the tool so that the selection of LEDs is very important. Four variations of the circuit were used to find the best circuit for vein identification. The fabrication results were tested on the volunteer's arm to verify the performance of the prototype made. From the results of the study, the 24 LED variant vein finder with a red bulb produced a vein silhouette in various test subject conditions more consistently than the other variants, so it became the selected variant. Then the circuit was embedded in a casing made using the 3D printing method with resin material. The costs required for the research process are considered affordable compared to other studies and tools that are already on the market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library