Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmi Andhika Akbar
Abstrak :
ABSTRAK
satu tugas Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusintek adalah melakukan pengembangan sistem informasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Pengembangan dan pembangunan sistem TIK ini mencakup perancangan, pembangunan, pengembangan, dan pengujian perangkat lunak dan jaringan. Untuk mendukung proses bisnis unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Keuangan, perangkat lunak yang dihasilkan diharapkan berkualitas. Akan tetapi, berdasarkan data pengembangan perangkat lunak, perangkat lunak yang dihasilkan masih tidak sesuai harapan pengguna, yaitu pengembangan perangkat lunak tidak selesai sesuai jadwal dan ditemukan banyak permasalahan ketika sudah hosting.Untuk mengatasi permasalahan ini dibutuhkan suatu langkah perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Tahapan awal untuk meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak adalah dengan mengetahui tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak di Pusintek. Tingkat kapabilitas ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Kerangka kerja CMMI-Dev digunakan sebagai rujukan dalam mengukur tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak. Prosedur penilaian mengikuti standar baku yang telah dirumuskan dalam penilaian tipe SCAMPI-C.Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada evaluasi tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusintek dan penyusunan rekomendasi perbaikan proses pengembangan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusintek. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kapabilitas organisasi dalam proses pengembangan perangkat lunak sehingga dapat ditentukan langkah perbaikan dan peningkatan yang harus dilakukan agar perangkat lunak yang dihasilkan menjadi lebih baik sehingga dapat mendukung proses bisnis unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Keuangan.
ABSTRAK
One of the task of Center for Financial Information Systems and Technology Pusintek is to develop information systems in the Ministry of Finance. Development and construction of ICT systems include the design, construction, development, and testing of software and network. To support the business processes of Echelon 1 unit within the Ministry of Finance, the developed software is expected have good quality. However, according to software development data, the developed software is still not match the expectations of users, namely software development is not completed on schedule and found a lot of problems when it was hosting.To deal with this problem we need a software development process improvement. Early step to improve the software development process is to determine the capability level of the current software development process. This research aims to determine the level of capability of the software development process in Pusintek. The capability level is then used as base for software development process improvement. CMMI Dev framework is used as a reference in assessing the capability of the software development process. Assessment procedures follow the standards that have been formulated in type C SCAMPI appraisal.The scope of this research is limited to the evaluation of capability level of the software development process developed by Pusintek and preparation of recommendations for improvement the software development process developed by Pusintek. Expected result from this research is to know capability level of organization in the software development process to determine which improvements measures must be done so that the resulting software to be better in order to support the business processes eselon 1 unit within the Ministry of Finance.
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Evarisma Wulandari
Abstrak :
PT XYZ merupakan salah satu organisasi sektor swasta yang bergerak di bidang penyediaan jasa pengembangan perangkat lunak. PT XYZ memiliki tiga poin Values Proposition yang salah satu poinnya adalah menyediakan perangkat lunak dengan performa dan kehandalan yang tinggi. Pada kenyataannya, berdasarkan data-data pengerjaan proyek perangkat lunak di PT XYZ ditemukan bahwa beberapa hasil pengerjaan perangkat lunak saat ini belum sesuai dengan Values Proposition yang ditawarkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CMMI Dev v1.3 dengan menggunakan representasi berkelanjutan. Area Proses dipilih berdasarkan pada CMMI Project Roadmap yakni Project Planning (PP), Project Monitoring and Control (PMC), Requirements Management (REQM), Configuration Management (REQM), dan Process and Product Quality Assurance (PPQA). Penilaian dilakukan menggunakan SCAMPI C dengan bantuan PIID dan Quantitative Assesment. Kerangka penyusunan usulan perbaikan menggunakan IDEAL. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa penilaian kualitas proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ dan usulan perbaikan bagi PT XYZ. Usulan perbaikan didasarkan pada praktik-praktik di dalam CMMI Dev v1.3 yang dapat membantu PT XYZ dalam mengembangkan perangkat lunaknya sehingga poin pada Value Proposition dapat dipenuhi. ...... PT XYZ is a private sector company that provide Information Technology solution by developing softwares for its partner. PT XYZ has three points of Values Proposition which one of them is to provide high performance and reliability. In fact, based on supporting data of software process development in PT XYZ, there are some software project results that is not fit to the third point of the Values Proposition. This research uses CMMI-Dev v1.3 with continuous represetation. Process Areas are chosen based on CMMI Project Roadmap. Those process areas are Project Planning (PP), Project Monitoring and Control (PMC), Requirements Management (REQM), Configuration Management (CM), and Process and Product Quality Assurance (PPQA). This research uses SCAMPI C with PIID tools and Quantitative Assesment concept to do the appraisal. Proposal of software process improvement is designed by using IDEAL framework. Result of this research is a measurement of quality of software development process in PT XYZ and the software process improvement proposal for PT XYZ to be implemented so the Value Proposition that is stated will be fulfilled.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Indah Wardhani
Abstrak :
ABSTRAK Badan Pusat Statistik merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang bertanggung jawab untuk menyediakan data dan informasi statistik yang berkualitas. Salah satu upayanya yaitu dengan melakukan penyimpanan dan pengelolaan data secara terpusat melalui pengembangan data warehouse. Pengembangan data warehouse menjadi salah satu pilar pembangunan bidang TIK dalam rangka Reformasi Birokrasi Badan Pusat Statistik Tahun 2011-2015. Akan tetapi, sampai saat ini proses pengembangan data warehouse masih mengalami keterlambatan dari target pengembangan yang telah direncanakan. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan suatu langkah peningkatan proses pengembangan mengingat pada tahun 2015 proses pengembangan data warehouse direncanakan untuk dilanjutkan. Tahapan awal untuk melakukan peningkatan proses pengembangan dengan mengetahui tingkat kemapanan proses pengembangan data warehouse sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kemapanan proses pengembangan data warehouse pada Badan Pusat Statistik. Tingkat kemapanan proses pengembangan data warehouse ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan perbaikan/peningkatan proses pengembangan data warehouse. Penelitian ini menggunakan metodologi studi kasus. Penelitian ini mengacu pada maturity model DWCMM dan pedoman perbaikan proses menggunakan model IDEAL. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada evaluasi tingkat kemapanan dan perumusan rekomendasi perbaikan proses pengembangan data warehouse. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengukuran arsitektur, pemodelan data, proses ETL, dan proses pengembangan data warehouse mencapai kemapanan tingkat 2, sedangkan variabel aplikasi BI dan proses layanan data warehouse masih kemapanan tingkat 1. Dengan demikian, tingkat kemapanan proses pengembangan data warehouse BPS disimpulkan mencapai tingkat 2 (Repeatable Level). Untuk meningkatkan proses pengembangan data warehouse, BPS disarankan melakukan rekomendasi perbaikan proses yang diusulkan penelitian ini. Penerapan perbaikan proses tersebut diharapkan dapat menyelesaikan lebih dari 80% kelemahan pada variabel pengukuran proses ETL, aplikasi BI, proses pengembangan data warehouse, dan proses layanan data warehouse; 67% kelemahan pada variabel pemodelan data; dan 58% untuk variabel arsitektur data warehouse. Penerapan rekomendasi juga diharapkan dapat mencapai tujuan pengembangan data warehouse dan memberikan manfaat sesuai dengan harapan BPS.
ABSTRACT
Statistics Indonesia (BPS) is a non-ministerial government institution responsible for providing qualified statistical data and information. To achieve that, BPS performs centralized data management through the development of a data warehouse. Data warehouse development becomes one of the pillars of ICT development, part of BPS Reforms in 2011-2015. However, until now the process of developing a data warehouse is still experiencing delays. To overcome this problem, we need an improvement in the development process. Initially, we need to determine the level of data warehouse development process capability earlier. This study aimed to evaluate the level of data warehouse development process capability in the BPS. The level of the data warehouse development process capability can be used as a reference in the improvement of subsequent data warehouse development process. This study uses a case study methodology. This study refers to the DWCMM maturity models and guidelines for process improvement using the IDEAL model. The scope of this study is limited to the evaluation of the level of capability and the formulation of recommendations for improvement of data warehouse development process. Based on the results of the study, the measurement variables covering architecture, data modeling, ETL processes and data warehouse development process have reached maturity level 2, while those variables covering BI applications and process services data warehouse still level 1. Thus, the level of maturity of data warehouse development process in BPS can be concluded to reach level 2 (Repeatable level). To improve the data warehousing process, BPS is advised to do the proposed process improvement recommendations. Implementation of process improvements is expected to alleviate more than 80% process weakness in ETL process, BI applications, data warehouse development process, data warehouse services process; 67% weakness in the data modeling; and 58% for the data warehouse architecture. Implementation of these recommendations is also expected to achieve the goal of developing a data warehouse and to provide benefits in line with expectations of BPS.
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doan Sepdianto
Abstrak :
Tujuan setiap organisasi penghasil perangkat lunak adalah membangun sebuah produk yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan kualitas yang baik, sesuai jadwal dan sesuai anggaran, namun PT. XYZ belum dapat menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh banyak permasalahan dalam proses pengembangan perangkat lunaknya, namun belum diketahui hal yang mana saja yang perlu untuk ditingkatkan karena belum pernah dilakukan pengukuran capability level. Ketika capability level telah diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukan peningkatan proses pengembangan perangkat lunak. Untuk meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak, dalam penelitian ini dengan software process improvement yang terdiri dari proses mengukur measure capability level menggunakan CMMI-DEV dengan continuous representation, hasilnya akan dianalisis analyze process area mana yang capability level-nya masih perlu perbaikan untuk kemudian dilakukan perubahan change. Hasil akhir penelitian ini berupa rekomendasi untuk melakukan peningkatan berdasarkan masing ndash; masing process area dan rekomendasi tersebut dibuat berdasarkan pendekatan IDEAL. Diharapkan dengan peningkatan kualitas dalam pengembangan perangkat lunak bisa menyelesaikan masalah PT. XYZ dan juga bisa menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan daya saing.
Building a product that fulfill the customer needs with a good quality, on time and on budget is a purpose of every software company, however XYZ is not yet delivered a product on time. It happened because of many problems in software process development, and the company still cannot find out which process that needed to be improved, because the company is never measure the capability level. When the capability level is already measured, then it will be easier to improve the software development processes. To improve the software development processes, this research will use software process improvement which contain of process measure capability level using CMMI DEV with continuous representation and the result will be analyzed on which process area that the capability level need to be improved, and after that change the process that need to be changed. The final result of this research will be a recomendation that depend on the process area result and the recommendation made based on IDEAL model approach. Hopefully with the software process improvement will solve XYZ problem and create an additional value to increase the competitiveness.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nandang Sunandar
Abstrak :
PT XYZ merupakan perusahaan jasa konsultasi dan penyedia aplikasi, saat ini PT XYZ belum memiliki standar baku dalam proses pengembangan perangkat lunak. Berdasarkan analisis tahap awal yang dilakukan, hal tersebut menyebabkan tidak tercapainya 12% target waktu penyelesaian proyek. Maka untuk menyelesaikan permasalahan tersebut PT XYZ perlu meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak dengan standar baku proses pengembangan perangkat lunak yaitu dalam penelitian ini menggunakan CMMI Dev 1.3. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat kematangan dari aktivitas pengembangan perangkat lunak saat ini. Sehingga, menghasilkan rekomendasi peningkatan proses pengembangan peragkat lunak yang tepat bagi PT XYZ. Untuk menghasilkan rekomendasi maka dilakukan penilaian dengan metode SCAMPI-C dan pendekatan continuous representation, dengan pemilihan area proses penilaian menggunakan CMMI Roadmap. Penilaian dilaksanakan dengan metode PIID, kemudian dibuat skala prioritas dari rekomendasi yang dihasilkan dengan metode AHP. Penelitian ini menghasilkan capability level 0 dengan 3 practice yang terpenuhi dan 37 practice yang tidak terpenuhi dari 5 area proses yang terdapat pada project roadmap yaitu PP, PMC, REQM, CM, dan PPQA. Sehingga target yang akan dicapai adalah capability level 1. Dari 37 practice yang tidak terpenuhi untuk mancapai capability level 1 dibuat rekomendasi pada setiap practice dengan urutan prioritas pelaksanaan, sesuai hasil AHP, yaitu PP, REQM, PMC, CM, PPQA. Terakhir dilakukan validasi direktur dengan hasil rekomendasi semua 37 practice akan dilaksanakan. ......PT XYZ is a consulting firm and application provider. PT XYZ does not have a standard in the software development process. Based on the initial analysis, this causes a delay of 12% of the project completion time target. So to solve these problems, PT XYZ needs to improve the software development process with the standard software development process, namely in this study using CMMI Dev 1.3. This study aims to determine the capability level and produce recommendations for improving the software development process that is right for the company. To make recommendations, conduct an assessment using the SCAMPI-C method assisted by PIID. The approach used is continuous representation, selecting the assessment process area according to the CMMI Roadmap, namely the project roadmap with PP, PMC, REQM, CM, and PPQA process areas. The result of this study is the ability level 0, with three practices meeting and 37 not meeting the five assessment process areas. So that it can determine the target it wants to achieve is level one of capability. To reach level one of capability, make recommendations from 37 practices that are unmet. Next, make a priority order of recommendations using AHP with the results of PP, REQM, PMC, CM, and PPQA. Finally, the Director validates the results of all recommendations that will implement by generating all recommendations from 37 practices that will implement.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad
Abstrak :
Laporan magang ini membahas mengenai evaluasi terhadap proses pengembangan organisasi dan pembuatan alur pelaporan pada PT ABY, yang bergerak dalam industri fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia. Untuk proses pengembangan organisasi, evaluasi dilakukan dengan membandingkan tahapan yang dilakukan oleh PT ABY dengan teori organization development process. Sedangkan untuk pembuatan alur pelaporan, evaluasi dilakukan dengan membandingkan tahapan yang dilakukan oleh PT ABY dengan teori tahapan pembuatan flowcharts dan penggunaan simbol yang digagas oleh Romney. Lingkup pembahasan mencakup mulai dari bagaimana PT ABY menjalankan tahapan yang ada di dalam teori organization development process yaitu mulai dari entering into an organizational development relationship, diagnosing organizations, collecting and analyzing diagnostic information, designing interventions, hingga institutionalizing organization development interventions. Selain itu pembahasan juga mencakup evaluasi penggunaan 4 kategori simbol dalam flowchart yaitu, input/output symbols, processing symbols, storage symbols, dan flow and miscellaneous symbols beserta tahapan pembuatan flowchart yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan evaluasi, meskipun PT ABY telah menjalankan mayoritas dari aktivitas dan langkah-langkah yang ada pada kedua teori, terdapat beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh PT ABY dengan tujuan berhasilnya proses pengembangan organisasi dan pembuatan alur pelaporan yang mereka lakukan. Oleh karena itu, terdapat serangkaian rekomendasi yang telah dirumuskan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan oleh PT ABY dengan tujuan keberhasilan proses pengembangan organisasi dan pembuatan alur pelaporan yang mereka lakukan. ......This internship report discusses the evaluation of the organizational development process and reporting flow at PT ABY, which is engaged in the fast moving consumer goods (FMCG) industry in Indonesia. For the organizational development process, the evaluation is carried out by comparing the stages carried out by PT ABY with the theory of the organization development process. As for the reporting flow, the evaluation is carried out by comparing the stages carried out by PT ABY with the theory of the stages of making flowcharts and the use of symbols initiated by Romney. The scope of the discussion covers starting from how PT ABY carries out the stages in the theory of the organization development process, starting from entering into an organizational development relationship, diagnosing organizations, collecting and analyzing diagnostic information, designing interventions, to institutionalizing organization development interventions. In addition, the discussion also includes an evaluation of the use of 4 categories of symbols in the flowchart, namely, input/output symbols, processing symbols, storage symbols, and flow and miscellaneous symbols along with the stages of making a flowchart that should be carried out. Based on the evaluation, although PT ABY has carried out the majority of the activities and steps contained in both theories, there are several things that must be improved by PT ABY with the aim of making the organizational development process and reporting flow successful. Therefore, there are a series of recommendations that have been formulated by the author so that PT ABY can consider it with the aim of succeeding in the organizational development process and making the reporting flow that they do.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Lazuardi
Abstrak :
Perusahaan penyedia teknologi telekomunikasi XYZ memiliki sistem informasi yang dibangun secara in-house, outsource, dan subscription untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari. Digital Project Management (DPM) merupakan salah satu sistem informasi yang dikembangkan secara in-house. DPM terbagi atas 3 sub-modul, salah satunya adalah Bill of Quantity and Material (BAM). BAM merupakan sistem supply chain management yang mencakup perencanaan sumber daya hingga logistik. Unit BAM mengharapkan bisnisnya untuk terus berkembang, memperluas pangsa pasar, dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan yang dimilikinya saat ini. Namun dalam mencapai harapan tersebut, unit BAM menghadapi kendala tidak dapat mencapai target waktu pengembangan yang telah ditetapkan. Salah satu penyebab dari kendala ini adalah tidak adanya kolaborasi antar tim pengembang dan tim operasional dalam BAM. Dalam menjawab permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk menyusun rekomendasi yang dapat membantu menjawab permasalahan yang dihadapi oleh BAM dengan mengadopsi konsep DevOps. Penelitian ini berjenis applied research serta metode analisis data yang digunakan adalah explanatory sequential mixed-methods. Berdasarkan hasil penelitian, dari 28 konsep adopsi DevOps, 21 konsep dapat diaplikasikan di unit BAM. Rekomendasi untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh unit BAM disusun berdasarkan konsep-konsep tersebut. Rekomendasi ini terdiri atas lima kategori, yaitu perubahan pola pikir (mindset change), perubahan proses pengembangan (development process change), peningkatan proses berbagi (sharing enhancement), perubahan keorganisasian (organizational change), serta pembuatan DevOps pipeline. Rancangan DevOps pipeline ini telah melewati proses validasi oleh project manager dan Global ICT DevOps Engineer. ......Telecommunication technology provider company XYZ has an information system which was built by in-house, outsourced, or subscription to carry out daily business activities. Digital Project Management (DPM) system is one of the information systems developed in-house. DPM is divided into 3 sub-modules, one of which is the Bill of Quantity and Material (BAM). BAM is a supply chain management system that includes resource planning up to logistics. BAM unit expects its business to grow, expand market share, and maintain the trust of current stakeholders. But in achieving these expectations, BAM unit faces problem of not being able to achieve the development time targets that had been set. One of the causes of this problem is the absence of collaboration between developer teams and operation team in BAM unit. In answering these problems, research was conducted to develop recommendations that can help answer the problems faced by BAM unit by adopting the concept of DevOps. This research is characterized as applied research and the data analysis method is explanatory sequential mixed-methods. Based on the results of the study, from 28 concepts of DevOps adoption, BAM unit can apply 21 concepts. Recommendation to answer the problems faced by BAM unit were built based on these concepts. The recommendation is categorized into 5 categories, which are mindset change, development process change, sharing enhancement, organizational change, and creating a DevOps pipeline. The DevOps pipeline design has passed the validation process by the project manager and the Global ICT DevOps Engineer.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nala Freedrikson Arifin
Abstrak :
PT. Telekomunikasi Selular merupakan salah satu penyedia jasa layanan jaringan Internet dengan jangkauan paling luas, yang menjangkau hingga daerah terpencil, pulau terluar hingga perbatasan wilayah negara. Tahun 2019 PT Telekomunikasi Selular meluncurkan produk by.U, yang ditujukan untuk segmen anak muda yang bebas. Produk by.U sendiri memiliki slogan “SemuanyaSemaunya”, yang menggambarkan paket kepada pelanggan tanpa di-bundle seperti produk telekomunikasi lainnya. Dalam pengembangan produknya, tim by.U menggunakan Scrum sebagai pedoman. Hal ini dikarenakan sifat Scrum yang cepat dalam merespon perubahan. Namun dalam pelaksanaannya terjadi beberapa masalah, sehingga tujuan awal digunakannya Scrum tidak dapat tercapai. Proses identifikasi masalah menunjukkan bahwa salah satu akar permasalahan yang terjadi adalah penambahan Sprint Backlog di tengah Sprint. Selain itu terjadi perubahan konten Sprint Backlog di tengah sprint yang menyebabkan beban kerja tim development bertambah. Hal ini membuat estimasi beban kerja di awal sprint tidak tercapai, serta menimbulkan beban kerja tambahan untuk Sprint berikutnya. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengukuran kematangan proses Scrum dengan menggunakan Scrum Maturity Model, yang telah diperbarui berdasarkan Scrum Guide 2017 dan SBOK v3. Hasil penilaian menunjukkan tim produk by.U memperoleh tingkat kematangan satu (Initial). Setelah itu disusun rekomendasi perbaikan seluruh praktik yang belum mencapai peringkat Fully Achieved, serta dikelompokkan berdasarkan komponen Scrum, yaitu Scrum Roles, Scrum Artifacts, dan Scrum Events. Kemudian praktik tersebut dipetakan ke Scrum Guide 2017, SBOK v3, dan pengalaman pakar Scrum. Dengan demikian diperoleh dokumen rekomendasi perbaikan implementasi Scrum, sesuai dengan kondisi tim produk by.U. Dokumen tersebut dapat menjadi dasar untuk melakukan perbaikan praktik Scrum pada tim produk by.U. ......PT. Telekomunikasi Selular is one of the Internet network service providers with the broadest range that reaches to remote areas, outer islands to the borders of the country. In 2019, PT. Telekomunikasi Selular launches by.U products aimed at the free youth segment. The by.U product itself has the slogan "Everything at Will", which describes the package given to the customer without being bundled like other telecommunications products. In developing their products, the by.U team used Scrum as a guide. It is due to the nature of Scrum, which is fast in responding to changes. However, several problems occurred in the implementation. As a result, the initial purpose of using Scrum cannot be achieved. The problem identification process shows that one of the root causes is the addition to the Sprint Backlog or changes in the Sprint Backlog content in the middle of the sprint. As a result, it increases the development team's workload. It makes the estimated workload at the beginning of a sprint missed. Consequently, it raises the workload for the next sprint. Therefore, this study measures the maturity of the Scrum process using the updated Scrum Maturity Model based on the 2017 Scrum Guide and SBOK v3. The assessment results show that by.U product team gets a maturity level of one (Initial). Recommendations for improvement are made for all practices, which are not in the Fully Achieved level, are grouped based on Scrum components. These are Scrum Roles, Scrum Artifacts, and Scrum Events. The practice is mapped to the 2017 Scrum Guide, SBOK v3, and the experience of Scrum experts. Therefore, the recommendations for improvement of the Scrum implementation following the conditions of the by.U product team. This document is the basis for improving Scrum practices on the by.U product team.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ferry Augustian
Abstrak :
PT XYZ adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa yang ada di Indonesia. Divisi Teknologi Informasi adalah divisi yang bertugas melakukan pengembangan perangkat lunak di PT XYZ. Namun berdasarkan fakta yang ada, pengembangan perangkat lunak yang dilakukan Divisi Teknologi Informasi masih banyak yang selesai tidak tepat waktu. Salah satu penyebab keterlambatan ini adalah proses pengembangan perangkat lunak yang belum dijalankan dengan baik. Perbaikan proses pengembangan perangkat lunak dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan ini. CMMI Dev merupakan salah satu kerangka kerja yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kapabilitas dari proses pengembangan perangkat lunak dan dapat digunakan untuk memperbaiki proses pengembangan perangkat lunak. Pada penelitian ini, rekomendasi perbaikan dibuat berdasarkan CMMI Dev ver. 1.3. Area proses yang dipilih sesuai dengan area proses pada project roadmap yaitu Project Planning, Project Monitoring and Control, Requirement Management, Configuration Management dan Process and Product Quality Assurance. Penilaian tingkat kapabilitas dilakukan dengan menggunakan SCAMPI C dengan alat bantu PIID dan Quantitative Assessment. Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan kerangka kerja IDEAL. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kapabilitas dan rekomendasi perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan specific practise yang ada di CMMI Dev ver. 1.3 project roadmap sehingga dapat membantu Divisi Teknologi Informasi menyelesaikan pengembangan perangkat lunak dengan tepat waktu. ...... PT XYZ is one of the life insurance companies in Indonesia. Information Technology Division is a division in charge of software development in PT XYZ. But based on the facts, Software development undertaken by the Information Technology Division is still many that is not finished on time. One of the causes of this delay is the software development process that has not been run properly. Software process improvement is needed to solve this problem. CMMI Dev is one of the frameworks that can be used to measure the level of capability of the software development process and can be used to improve the software development process. In this research, improvement recommendations were made based on CMMI Dev ver. 1.3. The process area selected according to the process area on the roadmap project ie Project Planning, Project Monitoring and Control, Requirement Management, Configuration Management and Process and Product Quality Assurance. Capability level assessment is done by using SCAMPI C with PIID and Quantitative Assessment tools. The improvement recommendations are created based on IDEAL framework. The result of this research is level of capability and recommendation of software process improvement. The improvement recommendations are based on the specific practice in CMMI Dev ver. 1.3 project roadmap so that can help the Information Technology Division complete the software development in a timely manner.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feronica Daru Asih Wikantyasti
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan terpisahnya kedua proses performance management yakni penilaian kinelja dan pengembangan karir di PT. PSC Indonesia, karyawan merasa bahwa proses pengembangan karir kurang dapat berjalan secara efektif terutama bagi karyawan yang di non core department. Berkaitan dengan pennasalahan tersebut, pada penulisan mgas akhir ini penulis lebih memfokuskan pembahasan pada permasalahan yang berkaitan dengan kurang efektiihya proses pengembangan karir yang terjadi di salah satu departemen yang ada di PSC Indonesia Company, yakni departemcn sumber daya manusia & administrasi (HR and Admin) dan departemen pengcmbangan organisasi (Organization Development). Berbicara mengenai proses pengembangan karir karyawan tidak terlepas dari proses manejemen kinezja atau Performance Management. Proses Petformance Management merupakan kerjasama antara pimpinan dengan bawahan dalam hal: 1. Plan Perjbrmance, yakni mendetinisikan tanggung jawab pekerjaan dan harapan, scrta merancang sasaran yang al
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T34176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>