Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gusti Agung Ayu Widyarini
"Skizofrenia memiliki gejala utama psikosis yang ditandai inkoherensi pembicaraan akibat kekacauan proses pikir. Sebelum berkembang menjadi skizofrenia, terdapat fase prodromal psikosis di masa remaja. Pengenalan dini fase ini penting untuk mencegah perkembangan gejala menjadi gangguan jiwa berat. Penggunaan teknologi machine learning dapat digunakan untuk memprediksi kekacauan proses pikir melalui analisis sintaksis dan semantik pembicaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sintaksis dan semantik remaja prodromal psikosis dan normal serta membandingkan analisisnya pada kedua kelompok tersebut. Subjek penelitian terdiri dari 70 remaja usia 14-19 tahun yang terbagi menjadi 2 kelompok. Subjek mengisi instrumen PQ-B dan direkam suaranya melalui wawancara. Analisis sintaksis dan semantik dilakukan pada seluruh data yang berjumlah 1017 segmen frasa dan diklasifikasikan dengan machine learning. Hasil penelitian terdapat perbedaan analisis sintaksis dan semantik yang signifikan antara kelompok remaja prodromal psikosis dan normal pada nilai minimum koherensi dan frekuensi penggunaan kata nomina, pronomina persona, konjungtor subordinat, adjektiva, preposisi, dan proper noun

Schizophrenia has the main symptom of psychosis which is characterized by speech incoherence due to thought process distubance. Before schizophrenia, there is a prodromal phase of psychosis in adolescence. Early recognition of this phase is important to prevent the development of symptoms into a severe mental disorder. Machine learning technology can be used to predict thought process disturbance through syntactic and semantic analysis of speech. This study aims to determine the syntactic and semantic descriptions of prodromal psychosis and normal adolescents and to compare the analysis in the two groups. The research subjects consisted of 70 adolescents aged 14-19 years which were divided into 2 groups. Subjects filled out the PQ-B instrument and recorded their voices through interviews. Syntactic and semantic analysis was carried out on all data which amounted to 1017 phrase segments and classified by machine learning. The results showed that there were significant differences in syntactic and semantic analysis between groups of prodromal psychosis and normal adolescents at the minimum value of coherence and frequency of use of nouns, personal pronouns, subordinate conjunctions, adjectives, prepositions, and proper nouns."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meulu Primananda
"ABSTRAK
Ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal merupakan masalah kesehatan jiwa yang cukup sering ditemukan pada remaja SMA dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang ditemukan adalah keputusasaan, depresi, kecemasan, dan stres. Sedangkan untuk faktor perlindungan meliputi koping, dukungan sosial, dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif terhadap ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional cross sectional dan dilakukan pada 207 responden dengan mengisi kuesioner terkait ide bunuh diri, psikosis dini prodromal, faktor risiko, dan faktor proteksi. Ada hubungan antara semua faktor risiko dan faktor pelindung dipelajari dengan ide bunuh diri. Ada juga hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif dipelajari dengan prodromal kecuali keputusasaan dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan intervensi promotif dan preventif bagi remaja yang tidak bermasalah, serta memberikan intervensi kuratif dan rehabilitatif bagi remaja yang bermasalah dengan ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal.
ABSTRACT
Suicidal ideation and early prodromal psychosis are mental health problems that are quite often found in high school adolescents and are influenced by various factors. The risk factors found were hopelessness, depression, anxiety, and stress. As for the protection factors include coping, social support, and self-esteem. This study aims to determine the relationship between risk factors and protective factors against suicidal ideation and early prodromal psychosis in adolescents. This study is a cross-sectional correlational descriptive study and was conducted on 207 respondents by filling out a questionnaire related to suicidal ideation, early prodromal psychosis, risk factors, and protection factors. There was an association between all the risk factors and protective factors studied with suicidal ideation. There is also an association between risk factors and protective factors studied with prodromal except hopelessness and social support. The results of this study can be used as consideration for providing promotive and preventive interventions for adolescents who do not have problems, as well as providing curative and rehabilitative interventions for adolescents who have problems with suicidal ideation and early prodromal psychosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library