Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schonberger, Richard John
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, 2008
658.401 3 SCH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Alqadri
"ABSTRAK
Hasil survei CMMI-INSTITUTE, Universitas Carnegie Mellon, terdapat 6 perusahaan di Indonesia yang mendapatkan sertifikat CMMI-Dev v1.3 dengan maturity level 3 dan salah satunya adalah PT XYZ. Proses yang ada di PT XYZ bisa mencapai level 3 dengan melengkapi bagian-bagian yang belum terpenuhi. Masalah utama bagi PT XYZ dalam implementasi adalah standarisasi dokumen, hal ini dikarenakan setiap divisi memiliki bentuk dokumen yang berbeda-beda. Selain dokumen-dokumen dibuat menjadi standar, PT XYZ ingin memperbaiki atau meningkatkan proses-proses yang sudah ada yang masih di improvement agar menjadi lebih baik dan standar.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi CMMI sesuai dengan kondisi PT XYZ. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dalam menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam implementasi CMMI. Untuk memprioritaskan faktor utama, dibutuhkan metode kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan kuantitatif untuk mendapatkan peringkat dari faktor-faktor keberhasilan implementasi CMMI yang sudah divalidasi dari hasil kuisioner.
Penelitian ini menghasilkan 17 faktor-faktor yang menjadi keberhasilan dalam implementasi CMMI sesuai kondisi PT XYZ dan bisa digunakan untuk perusahaan lain yang ingin mengimplementasi CMMI.

ABSTRACT
Result of survey by CMMI-INSTITUTE, Carnegie Mellon University, there are 6 (six) companies in Indonesia that achieve certificate CMMI-Dev v1.3 with level 3 maturity. One of them is PT XYZ. PT XYZ could achieve level 3 by completing several parts which requirements had not been met. PT XYZ faced a main problem in implementation progess. It is standardization of documents, because each division has a different form of document. Other than documentation, PT XYZ also needs to improve current processes that are still in improvement process to be a better standardized.
This research aims to find out The Factors That Affects CMMI implementation Successful According to Current Conditions at PT XYZ. The approach of study in finding the factors that influence the implementation of CMMI was Qualitative and Quantitative. A qualitative method, using questionnaires, is used to prioritize the main factor. A quantitative method is used to get a ranking of the factors affecting CMMI implementation successful that have been validated by questionnaires results.
The result of research is 17 factors that have made CMMI implemetation successful according to current conditions at PT XYZ. This finding expects that the factors could be applied by other companies which desire to implement CMMI."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Aldo Paian Augustinus
"Tujuan laporan magang ini adalah untuk mengevaluasi proses bisnis pengadaan barang di PT CDR dan mengevaluasi pembuatan dan pengujian desain dari Risk Control Matrix yang dilakukan KAP Drake Indonesia (nama disamarkan) dalam proyek yang disebut Business Process Improvement terhadap aktivitas Pengadaan Barang di PT CDR. Proyek Business Process Improvement ini dimulai dari analisis atas praktik saat ini, identifikasi dan penilaian risiko, hingga rekomendasi untuk aktivitas pengadaan barang. Proses pengadaan barang PT CDR dinilai masih sangat berpotensi memungkinkan timbulnya risiko dan berdampak pada kerugian finansial perusahaan. Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, dilakukan penataan proses pengadaan barang yang dikerjakan melalui analisis risiko yang terdiri dari 2 tahapan, yaitu pembuatan desain dan pengujian Risk Control Matrix. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa praktik perbaikan proses bisnis yang dilakukan KAP Drake Indonesia sudah dijalankan sesuai dengan tujuan kontrol internal untuk meningkatkan efektivitas operasi perusahaan. Namun, terdapat beberapa fitur pada Risk Control Matrix yang perlu ditambahkan, salah satunya komponen pengukuran level risiko dalam rangka melihat potensi risiko yang berpengaruh pada aktivitas pengadaan barang di PT CDR.

The objective of this internship report is to evaluate the procurement process of PT CDR and evaluate the design and testing process of the Risk Control Matrix performed by Drake Indonesia – Accounting Firm (name is disguised) through a project called Business Process Improvement on the procurement activity of PT CDR. The Business Process Improvement project is started from the analysis of current practice, risk identification and risk assessment, to the recommendation for the procurement activity. The current practice is considered having the likelihood to affect other risk to be occured and may affect to the company’s financial loss. To address those risks, the restructuring process on the procurement activities is done by making risk analysis that consist of 2 steps, the design process and testing process of Risk Control Matrix. The evaluation result shows that the practice performed by Drake Indonesia, the business process improvement, is aligned with the internal control objective, to increase the effectiveness of operation in PT CDR. However, there are some features in the Risk Control Matrix that need to be added, one of which is risk level measurement component, in order to capture the potential risks that affect the procurement activity in PT CDR.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sipota, Belinda Larisa
"Perusahaan dari seluruh dunia terkena dampak gangguan rantai pasokan global selama pandemi, salah satunya adalah IKEA Indonesia. Perusahaan ini mengimplementasikan proses inventory sharing yang bertujuan untuk menyeimbangkan inventory antar toko serta mencapai target product availability dan overstock, sehingga mampu menunjang komersialitas perusahaan dan tingkat inventory meskipun memiliki pengaturan inventory secara desentralisasi. Beberapa bulan dijalankan secara rutin, proses stock balancing membutuhkan cycle time yang panjang serta tidak memberikan dampak yang signifikan pada struktur inventory karena kerap terjadi inventory discrepancy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah dalam proses stock balancing, menganalisis dampaknya terhadap inventory, dan juga merancang perbaikan proses bisnis sehingga menghasilkan cycle time yang lebih singkat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data lewat wawancara dan observasi. Penelitian dimulai dengan menganalisis proses stock balancing saat ini untuk mengidentifikasi penyebab utama masalah. Kemudian, merancang perbaikan proses melalui sepuluh tahapan business process improvement termasuk teknik seperti eliminate, reduce cycle time, dan automation. Hasil penelitian memproyeksikan bahwa proses stock balancing dapat menjadi lebih efisien dengan mengeliminasi empat aktivitas duplikasi dan cycle time dapat dipersingkat 50% dari 28 hari menjadi 14 hari. Selain itu, penelitian ini menyarankan faktor pendukung seperti integrasi sistem dan dedicated manpower untuk mendukung penuh proses stock balancing.

Companies worldwide were impacted by global supply chain disruption during the pandemic. IKEA Indonesia executes inventory sharing process called as stock balancing aims to balance inventory levels between stores and reaching goals for availability and overstock level that affects company’s commerciality and stock holding despite the centralized inventory management. After months of implementation, cycle time of weekly execution was too long up to one month and didn’t contribute a significant impact on inventory structure due to inventory discrepancy. This study aims to investigate and identify issues in current stock balancing process, to analyse the impact to total inventory level, and also to design business process improvement in shorter cycle time. Qualitative method is conducted in this research and data collection through interviews and observations. The research began with analysing current process to identify the root cause. Then, proposing process improvements through ten steps of business process improvement including techniques such as eliminate, reduce cycle time, and automation. The result projecting that stock balancing process can be improved by eliminating four duplicating activities and the cycle time could be shortened by 50% from 28 days to 14 days. In addition, this study suggests supporting factors such as system integration and dedicated manpower to fully support on stock balancing process."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raisha Ai Otsuka Mahpud
"Skripsi ini menyelidiki optimalisasi operasi perawatan badan bus melalui integrasi kerangka Maintenance Scorecard dan pendekatan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). Sebuah studi kasus dilakukan di bengkel perawatan Carrosserie Bus, produsen bus utama di Indonesia. Analisis data perawatan mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan kualitas material, metode yang ketinggalan zaman, diagnosa yang tidak akurat, kurangnya protokol pencegahan, dan kendala ruang kerja. Strategi yang mencakup peningkatan rantai pasokan, adopsi alat canggih, pelatihan berkelanjutan, dan desain ulang infrastruktur diterapkan menargetkan setiap penyebab akar berikut metodologi DMAIC terstruktur. Pilot terfokus 3 bulan dalam unit perbaikan badan yang kurang optimal menyebabkan penyempurnaan sebelum implementasi selama 12 bulan di seluruh organisasi. Pengukuran kontrol termasuk prosedur operasi standar, audit berkelanjutan, dan pelacakan skor kartu memastikan keberlanjutan peningkatan kinerja dalam efektivitas, efisiensi dan keandalan. Penelitian ini memberikan kerangka kerja holistik langkah demi langkah yang menggabungkan penilaian kinerja dan perbaikan proses untuk mendorong keunggulan pemeliharaan di tengah tantangan yang kompleks. Rekomendasi praktis ditawarkan untuk membantu organisasi serupa meningkatkan ketersediaan aset. Arah penelitian ilmiah lebih lanjut disoroti termasuk pengembangan model prediktif dan perluasan aplikasi DMAIC ke fungsi terkait.

This thesis investigates the optimization of bus body maintenance operations through integrating a Maintenance Scorecard framework and the DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) approach. A case study was conducted at the maintenance workshop of Carrosserie Bus, a major bus manufacturer in Indonesia. Maintenance data analysis revealed issues related to material quality, outdated methods, inaccurate diagnostics, lack of preventive protocols, and workspace constraints. Strategies encompassing supply chain enhancements, advanced tool adoption, continuous training, and infrastructure redesign were implemented targeting each root cause following a structured DMAIC methodology. A focused 3-month pilot within the underperforming body repair unit led to refinements before a 12-month organization-wide rollout. Control measures including standard operating procedures, ongoing auditing, and scorecard tracking ensure sustainability of performance gains in effectiveness, efficiency and reliability. The research delivers a holistic step-by-step framework blending performance assessment and process improvement to drive maintenance excellence amidst complex challenges. Practical recommendations are offered to help similar organizations boost asset availability. Further scholarly directions are highlighted including predictive model development and expansion of DMAIC application to adjacent functions."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Anjar Pratiwi
"Selama beberapa tahun terakhir, kompleksitas perangkat lunak yang berkembang berlipat ganda dan diperparah oleh perluasan dalam cakupan, ukuran dan cakupan teknologi menyebabkan peningkatan kompleksitas dalam siklus hidup pengujian. Hal ini memicu organisasi yang bergerak pada bidang teknologi informasi menyadari pentingnya pertumbuhan pengujian perangkat lunak dalam ekosistem pengembangan perangkat lunak secara keseluruhan. Oleh karena itu, organisasi memperkuat proses pengujian dalam upaya meningkatan kualitas perangkat lunak yang disajikan kepada pelanggan. Test Maturity Model integration TMMi merupakan salah satu kerangka kerja test process improvement berbasis model yang ditujukan untuk peningkatan berkelanjutan terhadap keefektifan dan efisiensi proses pengujian dalam keseluruhan proses pada perangkat lunak. Penggunaan TMMi dengan assessment dijalankan berdasarkan panduan yang ditetapkan pada TMMi Assessment Method Application Requirements TAMAR. Fakta dan kajian pada proses pengujian perangkat lunak saat ini yang dianalisis memperlihatkan kekuatan dan kelemahan pada setiap area dan menghasilkan tingkat kematangan.Hasil evaluasi yang dilakukan melalui assessment dengan TMMi menunjukkan bahwa proses pengujian pada PT. AS berada pada tingkat kematangan TMMi Level 2. Selanjutnya dalam mendapatkan proses area yang diajukan sebagai fokus penyusunan rekomendasi, penulis melakukan pengurutan prioritas dengan prioritazion matrix terhadap kategori manfaat dan tiga proses area yang memiliki nilai terendah dari proses area lain. Proses pengurutan prioritas menghasilkan PA 3.3 Test Lifecycle and Integration dengan nilai prioritas paling tinggi. Penyusunan rekomendasi pada PT. AS dilakukan menggunakan deming cycle.

Over the past few years, the complexity of software which multiplied and aggravated by expansion in the scope, size and coverage of technology cause to increased complexity in the test life cycle. This provoke the organizations which engaged in the field of information technology realize the importance of software testing growth in the overall software development lifecycle. Therefore, organizations are reinforce the testing process in effort to improve the quality of software delivered to customers. Test Maturity Model integration TMMi is one of the model-based test process improvement frameworks aimed at continuous improvements to the effectiveness and efficiency of the testing process in the overall software process. The use of TMMi with assessment is carried out according to the guidelines set forth in the TMMi Assessment Method Application Requirements TAMAR . Facts and studies on the current software testing process analyzed show strengths and weaknesses in each area and result in a level of maturity.The evaluation results through assessment with TMMi prove that testing process in PT. AS is at TMMi maturity level 2. Furthermore to acquire the process area as the focus of the recommendations, the author performs priority ranking with prioritazion matrix against defined categories and three process areas which have the lowest value among others. The priority ranking process obtain PA 3.3 Test Lifecycle and Integration with the highest priority value. Finally, the author construct the recommendations to PT. AS with deming cycle."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fifeka Onanda Wahid
"Perangkat lunak AB Pro merupakan produk dari PT XYZ. Perusahaan mengharapkan produk ini bebas dari failure kategori major, critical dan blocker yang tidak dapat diselesaikan pada level support call. Semua jenis failure ini menyebabkan operasi bisnis pelanggan terganggu. Failure terjadi karena kurang maksimalnya proses pengujian. Untuk mengetahui kualitas proses pengujian yang sedang berlangsung dibutuhkan asesmen tingkat kematangan proses pengujian tersebut. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan proses pengujian dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengujian perangkat lunak AB Pro. Model yang digunakan untuk mengevaluasi kematangan proses pengujian pada penelitian ini adalah Test Maturity Model Integration (TMMi). Model ini memenuhi kebutuhan perusahaan, terutama tahapan yang jelas untuk menentukan arahan komitmen manajemen. Metode penilaian mengacu pada TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode reduksi. Pengambilan data dilakukan dengan FGD bersama dua orang ketua tim pengujian, observasi proses, dan studi dokumen pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak di PT XYZ berada pada tingkat kematangan 1 initial. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengujian belum dikelola dengan baik dan terdapat pelaksanaan proses yang tidak konsisten. Penelitian ini merekomendasikan perusahaan melakukan enam perbaikan proses pengujian. Tiga rekomendasi jangka pendek (1-6 bulan), yaitu: melakukan monitor kualitas produk; menggunakan teknik desain pengujian; mengembangkan prosedur proses pengujian. Tiga rekomendasi jangka menengah (7-12 bulan), yaitu: membentuk seperangkat indikator kinerja proses pengujian; menentukan estimasi proses pengujian; menjaga serta mendistribusikan komitmen untuk pengujian.

Software AB Pro is a product of PT XYZ. The company expects this product to be free from major, critical and blocker failure that cannot be resolved at support call level. All these failures disrupt the customer’s business operations. Failures occur when the testing process is unoptimized. To analyze current testing process quality, testing process maturity level assessment is required. Thus, this study aimed to determine testing process maturity level and provide recommendations to improve AB Pro testing process. The assessment model used in this study is Test Maturity Model Integration (TMMi). The chosen model meets the company requirements, especially having clear steps to determine the direction of management commitment. The assessment method refers to the TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). The research was conducted qualitatively with the reduction method. Data collection was carried out through FGD with two team leaders, process observation, and study of supporting documents. From the result, software testing process maturity is still at initial level. This result indicates the testing process has not been appropriately managed, and there is inconsistency of process implementation. There are six recommendations for PT XYZ to improve their testing process. Three short-term recommendations (1-6 months): monitor product quality; use test design techniques; develop process testing procedures. Three medium-term recommendations (7-12 months): establish a set of performance indicators of the testing process; determine the estimation of the testing process; maintain and distribute commitments for testing.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rachman Pratama
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi untuk memberikan solusi TI yang dibutuhkan oleh perusahaan. PT XYZ memiliki solusisolusi produk sendiri yang dikelola di divisi ABC. Terdapat beberapa proyek yang sudah di kerjakan seperti proyek A, B, C, D, dan E. Pada praktiknya, beberapa proyek yang dikerjakan mengalami keterlambatan. Keterlambatan dalam pengerjaan proyek menyebabkan dampak yang cukup berarti bagi perusahaan terutama dalam hal biaya dan resource, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk elemen sumber daya menjadi naik sehingga mengurangi jumlah keuntungan yang didapat. Dalam melakukan analisis permasalahan, digunakan diagram fishbone untuk melihat akar permasalahan yang dihadapi. Setelah dilakukan analisis terhadap beberapa akar permasalahan. Akar permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah proses
pengembangan perangkat lunak. Proses pengembangan perangkat lunak yang digunakan pada divisi ABC adalah metode 4D. Keterlambatan proyek terjadi karena 50% pekerjaan yang dilakukan adalah pengerjaan ulang. Pengerjaan ulang terjadi karena kualitas dari proses yang digunakan masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan usulan perbaikan kualitas proses pengembangan perangkat lunak yaitu metode 4D dengan menggunakan kerangka kerja CMMI-Dev dan menggunakan representasi continuous. Metode penilaian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah SCAMPI C. Hasil pada penelitian ini adalah rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan kualitas proses pengembangan perangkat lunak. Rekomendasi yang diberikan diambil berdasarkan best practice CMMI-Dev. Dengan meningkatkatnya kualitas proses pengembangan perangkat lunak yaitu metode 4D, permasalahan keterlambatan pengerjaan proyek bisa teratasi karena proses pengerjaan ulang yang dilakukan bisa dihilangkan.

PT XYZ is a company engaged in information technology. PT XYZ makes several product. It has been managed by the ABC department. There are several projects that have been done such as projects A, B, C, D, and E. Four of the five projects experienced delays. This has a significant impact on the company. The amount of costs incurred increases and reduces profits. Fishbone diagrams are used to analyze the root cause of a problem. The root of the problem to be examined is the software development process. The software development process used in the ABC division is the 4D method. Project delays occur because 50% of the work done is reworking. Reworking occurs because the quality of the process used is still lacking. The CMMI-Dev framework is used to evaluate software processes. Continuous presentations that will be used in this study. The valuation
method used in this study is SCAMPI C. The results of this study are recommendations to improve the quality of the software development process. Recommendations based on CMMI-Dev best practices. With the increasing quality of the software development process. Problems with the delay in
project execution can be overcome, because the reworking process can be removed.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rotua Vivi Eny Shinta M
"ABSTRAK
Karya akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi Business Process Improvement di departemen Finance, dalam perjalanan terbentuknya perusahaan "COPI', Kontraktor Production Sharing dengan Pertamina. Tujuan utama melakukan Business Process Improvement adalah untuk menciptakan suatu fungsi Finance dan Accounting yang maksimal, yang diharapkan dapat lebih efisien dan efektif. Sebenamya manajemen hendak melakukan BPI ini di semua departemen, tapi pada akhimya mereka memutuskan untuk melakukan proses ini di departemen Finance terlebih dahulu sebagai pilot project.
Manfaat yang diharapkan dengan melakukan Business Process Improvement di departemen Finance perusahaan "COPI" antara lain memperbaiki, mendesign kembali proses dan pengawasan Finance dan Accounting, menciptakan kebijakan dan prosedur yang tepat, menciptakan suatu perubahan kebudayaan dan continuous improvement, serta memperbaiki proses pengawasan internal.
Karya akhir ini menggunakan metode Business Process Improvement (BPI) yang diawali dengan pengumpulan deskripsi pekeJjaan setiap karyawan di departemen Finance dan melakukan wawancara dengan perwakilan karyawan di departemen ini untuk membuat diagram arus pekerjaan (As-Is Processes) dari setiap sub proses yang terdapat di departemen Finance.
Dari hasil analisa atas kondisi As-Is Processes, penulis menemukan banyak kelemahan dalam sub-proses yang terdapat di section Treasury seperti fungsi Treasury yang terbatas, waktu persiapan pembuatan cash call yang cukup lama karena tidak adanya standarisasi format cash call, cash call yang diterima dari partner biasanya dibukukan di kantor "G" di Singapore sehingga menyulitkan bagian Treasury dalam membuat rekonsiliasi bank, serta tidak adanya kebijakan dan prosedur pada setiap sub proses yang terdapat di bagian Treasury. Sedangkan untuk fungsi Revenue Accounting, penulis menemukan adanya kelemahan-kelemahan seperti terdapatnya pemisahan diantara proses Revenue Accounting yaitu semua proses invoice untuk blok Ramba ditangani oleh bagian Revenue Accounting sedangkan semua proses invoice yang berhubungan dengan blok
Grissik ditangani oleh bagian Budget & Reporting, dibawah pengawasan Director of Treasury. Berdasarkan kelemahan-kelemahan diatas, penulis membuat To-Be Processes atas fungsi Treasury dan Revenue Accounting dengan harapan dapat menyempumakan kondisi As-Is Processes di departemen Finance perusahaan "COPI" dengan cara membuat suatu pengukuran kinerja berdasarkan waktu dan kualitas. Penulis juga memberikan beberapa Key Performance Indicators (KPI) yang diharapkan dapat menjadi acuan di
bagian Finance & Accounting di masa yang akan datang, khususnya di section Treasury dan Revenue Accounting.
Untuk lebih optimalnya evaluasi atas Business Process Improvement ini, maka perlu dibuat suatu standard pekerjaan yang baku atas setiap proses yang terdapat di departemen Finance "COPI". Hal ini dapat berupa manual, kebijakan maupun prosedur yang bertujuan supaya setiap karyawan mempunyai pengetahuan yang luas akan setiap proses yang terdapat di departemen Finance.
Perlu juga diciptakan suatu sistem manajemen yang bertujuan untuk mengawasi proses improvisasi yang berkelanjutan dengan cara membuat suatu tolak ukur maupun target atas proses yang sedang berlangsung sehingga memudahkan proses pengawasan internal.
"
Lengkap +
2004
T11624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>