Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qonitah Azzahra
Abstrak :
ABSTRAK
Hipertensi pada remaja semakin meningkat dan menyebabkan peningkatan berbagai penyakit degeneratif lainnya ketika dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang paling berhubungan terhadap kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja usia 15-18 tahun di SMA Negeri 3 Kisaran Kabupaten Asahan Sumatera Utara tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan pada 145 responden kelas X dan XI. Variabel dependen yang diteliti adalah hipertensi dan prehipertensi sedangkan variabel independen yang diteliti adalah jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi, asupan energi, asupan lemak, asupan natrium, asupan serat, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, keadaan stres dan durasi tidur. br>
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi prehipertensi 42,1% dan hipertensi 12,4%. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat perbedaan bermaknan antara prehipertensi dan hipertensi berdasarkan jenis kelamin (p value = 0,005), riwayat hipertensi keluarga (p value = 0,040), status gizi (p value = 0,012), asupan lemak (p value = 0,036), asupan natrium (p value = 0,031), asupan serat (p value = 0,010), aktivitas fisik (p value = 0,044), keadaan stres (p value = 0,043), dan durasi tidur (p value = 0,023). Sedangkan bedasarkan analisis multivariat, faktor dominan kejadian prehipertensi dan hipertensi adalah aktivitas fisik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hubungan kasualitas pada faktor-faktor tersebut dan untuk mencari apakah ada faktor dominan lain yang berhubungan dengan kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja. Peneliti menyarankan agar siswa rutin melakukan pengukuran tekanan darah setidaknya sebulan sekali, aktif berolahraga paling sedikit tiga kali seminggu, memantau berat badan minimal sebulan sekali untuk memantau status gizi baik, dan menjaga asupan zat gizi dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
ABSTRACT
Hypertension in adolescents has increased and led to an increase in various other degenerative diseases when adults. The purpose of this study was to determine the most dominant factor that related to the incidence of prehypertension and hypertension in adolescents aged 15-18 years old at SMA Negeri 3 Kisaran Asahan District North Sumatra in 2016. The study used cross-sectional design which was conducted on 145 respondents of 10th and 11th grader. The dependent variables in this study is hypertension and prehypertension, while independent variables were gender, family history of hypertension, nutritional status, energy intake, fat intake, sodium intake, fiber intake, physical activity, smoking, stress and sleep duration.

The results showed that the prevalence of prehypertension and hypertension were 42,1% and 12,4% respectively. Based on the bivariate analysis, there were significant differences between prehypertension and hyepertension based on sex (p value = 0,005), family history of hypertension (p value = 0,040), nutritional status (p value = 0,012), fat intake (p value = 0,036), sodium intake (p value = 0,031), fiber intake (p value = 0,010), physical activity (p value = 0,044), stress (p value = 0,043), and sleep duration (p value = 0,023). While based on the multiariate analysis, the dominant factor of prehypertension and hypertension was physical activity.

Further research is needed to examine the relationship of causality on these factors and to explore whether there other dominant factor of prehypertension and hypertension among adolescents. The author suggests that the students should routinely check the blood pressure measurements at least once a month, exercise at least three times a week, monitoring the body weight at least once a month to maintain good nutrional status, and keep the intake of nutritionts by eating foods according to balanced nutriotional guidelines.
2016
S63406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mivtahurrahimah
Abstrak :

Penelitian melaporkan terdapat efek jangka panjang dari berhenti merokok terhadap penambahan berat badan dan memperparah prehipertensi, tetapi efeknya belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi pada dewasa muda di Indonesia. Studi analitik cross-sectional ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan sampel berjumlah 17.698 orang dan dianalisis secara regres cox. Hasil penelitian menjelaskan prevalensi prehipertensi dewasa muda di Indonesia sebesar 52,61%. Dewasa muda yang tidak merokok dan mengalami obesitas memiliki risiko terbesar terkena prehipertensi yaitu sebesar 1,33 kali. Namun, ditemukan efek yang menurun pada kelompok merokok dan obesitas yaitu sebesar 1,17 kali, dan efek protektif pada mereka yang merokok dan tidak obesitas (PR=0,88)  terhadap prehipertensi karena adanya interaksi antagonis sebesar 3,42%. Perlunya pengecekan tekanan darah  menggunakan aplikasi pada smart watch dan smart phone pada kelompok dewasa muda yang merokok dan berfokus kepada mereka yang obesitas ditambah peningkatan pelaksanaan Posbindu PTM di tempat umum dan promosi kesehatan melalui media sosial.

 


Research reports that there are long-term effects of quitting smoking on weight gain and exacerbating prehypertension, but the effect is unclear. This study aims to determine the relationship between smoking and obesity on the incidence of prehypertension in young adults in Indonesia. This cross-sectional analytic study used secondary data from the 2018 Riskesdas with a sample of 17,698 people and was analyzed using cox regression. The results of this study explain that the prevalence of prehypertension in young adults in Indonesia is 52.61%. Young adults who do not smoke and are obese have the greatest risk of developing prehypertension, which is 1.33 times. However, a decreasing effect was found in the smoking and obese group, which was 1.17 times, and a protective effect in those who smoked and were not obese (PR=0.88) against prehypertension due to an antagonistic interaction of 3.42%. The need to check blood pressure using applications on smart watches and smart phones in groups of young adults who smoke and focus on those who are obese plus an increase in the implementation of Posbindu PTM in public places and health promotion through social media.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmayanti
Abstrak :
Pengukuran tekanan darah secara rutin pada remaja jarang dilakukan sehingga kasusnya jarang yang terdeteksi, salah satunya karena keterbatasan alat dan keterampilan mengoperasikan sphygmomanometer. Hipertensi pada remaja berdampak pada terjadinya hipertensi pada masa dewasa dan CVD pada usia relatif dini. Sehingga diperlukan pengukuran pengganti yang akurat, sederhana dan mudah sebagai pengganti pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimal dalam mendeteksi kasus prehipertensi dan cut-off point-nya. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik total sampling pada siswa/i kelas XI dengan jumlah sampel 110 remaja terdiri atas 56 laki-laki dan 54 perempuan dilakukan bulan maret 2014. Prevalensi Hipertensi di SMAK 2 Penabur Jakarta adalah 15% dengan rincian 21,4% pada laki-laki dan 9,3% pada perempuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada laki-laki, lingkar pinggang dengan cut off 72,82 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan lingkar pinggul dengan cut off 93,25 cm untuk prehipertensi diastolik. Sedangkan pada perempuan, IMT dengan cut off 23,08 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan RLPT dengan cut off 0,44 untuk prehipertensi diastolik.
Routine blood pressure measurement are rarely performed in adolescent because of the limitations of the tools and skills to operate sphygmomanometer. Though hypertension in adolescents have an impact on the occurrence of hypertension in adulthood and the emergence of CVD at a relatively early age. So we need a replacement for measurement that accurate, simple and easy to perform as a replacement for blood pressure measurement using sphygmomanometer. This study aims to determine the validity of measurement that has an optimal validity in detecting cases of hypertension. The study's design was cross-sectional with a total sampling on student class XI with 110 student samples consist of 56 boys and 54 girls was conducted in March 2014. Prevalence of hypertension in SMAK 2 Penabur Jakarta is 15% which 21.4% on the details of boys and 9.3% in girls. This study concluded that in boys, a waist circumference which has cut off 72,82 cm is the best alternative measurement to predict systolic pre-hypertension, while hip circumference which has cut off 93,25 cm for diastolic pre-hypertension. Whereas in girls, BMI which has cut off 23,08 is the best alternative measurement to predict systolic pre-hypertension, while WHtR which has cut off 0,44 for diastolic pre-hypertension.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Churniawati
Abstrak :
Prehipertensi banyak terjadi pada penderita obesitas abdominal. Prevalensi obesitas abdominal di Kabupaten Gresik sebesar 21,5%. Kepatuhan diet penderita prehipertensi dengan obesitas abdominal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan pelbagai komplikasi pada hampir seluruh organ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan prehipertensi pada obesitas abdominal di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik pada November 2013 - November 2014 dengan rancangan penelitian potong lintang. Responden adalah pasien yang datang ke unit rawat jalan puskesmas yang diambil secara konsekutif sejumlah 74 orang. Responden berusia antara 25 - 64 tahun, mengalami obesitas abdominal, tidak hamil, tidak hipertensi, dan tidak syok. Responden diwawancarai usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kebiasaan makan serta diperiksa tekanan darah, kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, dan gula darah puasa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat serta multivariat dengan regresi logistik ganda. Prevalensi prehipertensi pada obesitas abdominal sebesar 62,2%. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, laki-laki banyak mengalami prehipertensi. Kadar trigliserida berhubungan secara signifikan dengan prehipertensi (PR = 4,620; 95% CI = 1,439 - 14,831; nilai p = 0,010). Intervensi untuk mencegah prehipertensi perlu dilakukan sejak dini dengan memodifikasi gaya hidup orang dengan obesitas abdominal.
Prehypertension commonly happened to people suffering abdominal obesity. The abdominal obesity prevalence in Gresik District was 21.5%. Dietary compliance of patients with prehypertension and abdominal obesity was needed to decrease hypertension risk. Prehypertension and hypertension correlate with various complications in almost organs. This study aimed to Prehipertensi pada Obesitas Abdominal Prehypertention among Abdominal Obesity Lia Churniawati, Santi Martini, Chatarina Umbul Wahyuni analyze prehypertension determinants among abdominal obesity as conducted on November 2013 - November 2014 using cross sectional design. Respondents were patients coming to primary health care?s outpatient unit as 74 people taken consecutively. They were 25 - 64 years old, suffering abdominal obesity, not getting pregnant, non-hypertensive and not in a shock. Respondents were interviewed regarding age, sex, education, physical activities, smoking habits, family records and eating habits as blood pressure and levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride and fasting blood glucose measured. Data analysis applied univariate, bivariate with chi square test and multivariate with multiple logistic regressions. The prehypertension prevalence among abdominal obesity was 62.2%. If compared based on sex, males have more prehypertension experience. Triglyceride levels significantly related to prehypertension (PR = 4.620; 95% CI = 1.439 - 14.831; p value = 0.010). Intervention to prevent prehypertension should be implemented since early by modifying lifestyle of people suffering abdominal obesity.
Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Churniawati
Abstrak :
Prehipertensi banyak terjadi pada penderita obesitas abdominal. Prevalensi obesitas abdominal di Kabupaten Gresik sebesar 21,5%. Kepatuhan diet penderita prehipertensi dengan obesitas abdominal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan pelbagai komplikasi pada hampir seluruh organ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan prehipertensi pada obesitas abdominal di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik pada November 2013 - November 2014 dengan rancangan penelitian potong lintang. Responden adalah pasien yang datang ke unit rawat jalan puskesmas yang diambil secara konsekutif sejumlah 74 orang. Responden berusia antara 25 - 64 tahun, mengalami obesitas abdominal, tidak hamil, tidak hipertensi, dan tidak syok. Responden diwawancarai usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kebiasaan makan serta diperiksa tekanan darah, kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, dan gula darah puasa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat serta multivariat dengan regresi logistik ganda. Prevalensi prehipertensi pada obesitas abdominal sebesar 62,2%. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, laki-laki banyak mengalami prehipertensi. Kadar trigliserida berhubungan secara signifikan dengan prehipertensi (PR = 4,620; 95% CI = 1,439 - 14,831; nilai p = 0,010). Intervensi untuk mencegah prehipertensi perlu dilakukan sejak dini dengan memodifikasi gaya hidup orang dengan obesitas abdominal.
Prehypertension commonly happened to people suffering abdominal obesity. The abdominal obesity prevalence in Gresik District was 21.5%. Dietary compliance of patients with prehypertension and abdominal obesity was needed to decrease hypertension risk. Prehypertension and hypertension correlate with various complications in almost organs. This study aimed to Prehipertensi pada Obesitas Abdominal Prehypertention among Abdominal Obesity Lia Churniawati, Santi Martini, Chatarina Umbul Wahyuni analyze prehypertension determinants among abdominal obesity as conducted on November 2013 - November 2014 using cross sectional design. Respondents were patients coming to primary health care?s outpatient unit as 74 people taken consecutively. They were 25 - 64 years old, suffering abdominal obesity, not getting pregnant, non-hypertensive and not in a shock. Respondents were interviewed regarding age, sex, education, physical activities, smoking habits, family records and eating habits as blood pressure and levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride and fasting blood glucose measured. Data analysis applied univariate, bivariate with chi square test and multivariate with multiple logistic regressions. The prehypertension prevalence among abdominal obesity was 62.2%. If compared based on sex, males have more prehypertension experience. Triglyceride levels significantly related to prehypertension (PR = 4.620; 95% CI = 1.439 - 14.831; p value = 0.010). Intervention to prevent prehypertension should be implemented since early by modifying lifestyle of people suffering abdominal obesity.
Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Canra Herianto
Abstrak :

Hipertensi masih menjadi masalah utama kesehatan di dunia karena 55,5% kematian akibat kardiovaskular berkaitan dengan hipertensi, Empat dari sepuluh orang dewasa di dunia dan satu dari tiga orang dewasa di Indonesia merupakan penderita hipertensi. Tingginya prevalensi hipertensi menunjukkan masih kurang efektifnya upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi terutama dalam deteksi dini hipertensi dan prehipertensi. Prevalensi prehipertensi cenderung meningkat setiap tahunnya dan sudah banyak ditemukan pada usia muda termasuk kalangan mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui determinan kejadian prehipertensi pada mahasiswa FKM UI tahun 2024 menggunakan data primer. Desain penelitian adalah cross sectional, dengan populasi mahasiswa aktif program sarjana FKM UI tahun 2024 sebanyak 1.163 dan sampel sebanyak 247 responden yang dikumpulkan dengan cara purpossive sampling  dan memenuhi kriteia iklusi dan ekslusi. Data dianalisis dengan bantuan software STATA secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Proporsi prehipertensi pada mahsiswa FKM UI tahun 2024 sebesar 17,0%. Terdapat hubungan yang signifikan status obesitas dan riwayat keluarga menderita hipertensi dengan    nilai p <0,05 dan Odds Ratio (OR) gemuk 4,58 (95% CI=1,67-12,54), OR obesitas 3,59 (95% CI=1,22-10,52), OR kurus 0,11 (95% CI=0,01-0,80), dan OR riwayat keluarga menderita hipertens 2,62 (95% CI=1,24-5,52). ......Hypertension is still a major health problem in the world because 55.5% of cardiovascular deaths are related to hypertension. Four out of ten adults in the world and one in three adults in Indonesia are hypertensive sufferers. The high prevalence of hypertension shows that efforts to prevent and control hypertension are still ineffective, especially in early detection of hypertension and prehypertension. The prevalence of prehypertension tends to increase every year and is often found at young ages, including among students. The aim of this research is to determine the determinants of the incidence of prehypertension in FKM UI students in 2024 using primary data. The research design was cross sectional, from 1,163 total population (active students of the FKM UI undergraduate program in 2024) 247 respondents were obtained who were collected by purposive sampling and met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed with the help of STATA software in univariate, bivariate and multivariate ways with multiple logistic regression. The proportion of prehypertension among FKM UI students in 2024 is 17.0%. There is a significant relationship between obesity status and family history of hypertension with a nilai p <0.05 and the Odds Ratio (OR) for obesity 4.58 (95% CI=1.67-12.54), OR for obesity 3.59 (95 % CI=1.22-10.52), OR underweight 0.11 (95% CI=0.01-0.80), and OR family history of hypertension 2.62 (95% CI=1.24-5 .52).

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Muthia
Abstrak :
Menjalankan shift malam dalam waktu lama dikatakan dapat menjadi faktor risiko berkembangnya hipertensi karena terjadinya ketidakselarasan irama sirkadian. Hal ini disayangkan karena hipertensi pada perawat berpotensi berdampak pada menurunnya produktivitas kerja dan kualitas asuhan keperawatan. Shift malam tidak bisa dirubah terkait dengan pelayanan, tetapi kualitas tidur dapat dimodifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas tidur dan status prehipertensi pada perawat shift malam. Menggunakan desain penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan dari Mei hingga Juli 2020 dan diperoleh 128 perawat yang menjalani shift malam di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Responden diukur tekanan darah mereka sebelum dan setelah shift malam kemudian diminta mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian ini didapatkan sebesar 71,9 % perawat shift malam mengalami kualitas tidur yang buruk, 50,8 % perawat mengalami prehipertensi, dan 50,0 % perawat memiliki kualitas tidur buruk dan mengalami prehipertensi. Setelah dilakukan uji Chi-Square , didapatkan hasil nilai P-value sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan status prehipertensi pada perawat shift malam di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan intervensi dalam pencegahan hipertensi pada perawat yang menjalankan shift malam. ......Running a night shift for a long time is said to be a risk factor for developing hypertension due to the misalignment of circadian rhythms. This is unfortunate because hypertension in nurses has the potential to have an impact on decreasing work productivity and quality of nursing care. The night shift cannot be changed with regard to service, but sleep quality can be modified. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between sleep quality and prehypertension status in night shift nurses. Using a cross sectional research design, data collection is carried out from May to July 2020 and 128 nurses who are undergoing night shifts at the National Cardiovascular Center Harapan Kita was obtained. Respondents were measured for their blood pressure before and after the night shift then filled out the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire. The results of this study found that 71.9% of night shift nurses experienced poor sleep quality, 50.8% of nurses experienced prehypertension, and 50,0 % nurses had poor sleep quality and prehypertension. After the Chi-Square test, the P-value 0,000 was obtained, smaller than α (0.05), so it can be concluded that there is a relationship between sleep quality and prehypertension status in night shift nurses at the National Cardiovascular Center Harapan Kita. The results of this study will be useful for the development of interventions in the prevention of hypertension in nurses who run the night shift.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyasuci
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimum dan mudah diaplikasikan untuk mendeteksi prehipertensi pada siswa/i kelas 10 dan 11 SMA Insan Cendekia Madani Tahun 2017. Design penelitian adalah cross sectional dengan total sampling. Penelitian menyimpulkan bahwa pada laki-laki, RLPP cut off 0,88 (sensitivitas 66,7%, spesifisitas 66,3% ) baik sebagai ukuran pengganti mendeteksi resiko prehipertensi sistolik, persen lemak BIA cut off 21,9% (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 60,8%) cukup baik untuk prehipertensi diastolik, dan BIA cut off 21,9% (sensitivitas 63,6%, spesifisitas 62,2%) cukup baik untuk prehipertensi. Pada perempuan, RLPTB cut off 0,46 (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 53,2%) cukup baik untuk mendeteksi resiko prehipertensi diastolik dan prehipertensi. ...... This study aims to determine the validity of measurements that has optimum validity in detecting prehypertension. The study design was cross sectional with total sampling of 10th and 11th grade students SMA Insan Cendekia Madani Year 2017. This study concluded that in boys, waist to hip ratio (WHR) cut off 0.88 (sensitivity 66.7%, specificity 66.3%) is a good alternative measurement for detecting systolic prehypertension, while BIA fat percentage cut off 21.9% (sensitivity 64.3%, specificity 60.8%) is fair for diastolic prehypertension, BIA cut off 21.9% (sensitivity 63.6%, specificity 62.2%) is fair for prehypertension. In girls, waist to height ratio (WHtR) cut off 0.46 (64.3% sensitivity, specificity 53.2%) is fair for detecting diastolic prehypertension and prehypertension.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmah Fadilah Shaumi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mencari ukuran pengganti yang mudah diaplikasikan dan memiliki validitas optimum untuk mendeteksi prehipertensi pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sampel siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMA Sejahtera 1 Kota Depok yang kelasnya dipilih menggunakan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 145 orang. Berdasarkan nilai Area Under Curve (AUC), RLPTB dan IMT/U memiliki nilai prediksi paling tinggi terhadap tekanan darah siswa-siswi SMA Sejahtera 1 Kota Depok. RLPTB memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 78,1% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah laki-laki serta memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 73,7% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah perempuan. Selain itu, IMT/U juga dapat dijadikan ukuran pengganti untuk mendeteksi kenaikan tekanan darah siswa-siswi SMA Sejahtera 1 Kota Depok dengan nilai cut off 1,6 untuk memprediksi kenaikan tekanan darah laki-laki dan 1,1 untuk memprediksi kenaikan tekanan darah perempuan. IMT/U memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 76,6% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah laki-laki serta memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 63,2% dalam memprediksi peningkatan tekanan darah perempuan. IMT/U merupakan ukuran yang sangat mudah diaplikasikan yaitu dengan mengukur tinggi badan dan berat badan. ......The purpose of this study is to determine alternative measurement that easy to apply and has optimum validity to detect prehypertension in adolescents. The study design was cross sectional with 10th and 11th grade students Sejahtera 1 Senior High School of Depok as the sample which the classes were selected using simple random sampling. The study was conducted in March-May 2019 with a total sample of 145 people. This study concluded that waist to height ratio (WtHR) and body mass index (BMI) have the highest predictive value for student's blood pressure. WtHR cut off value was 0.5 to predict a rise in male and female blood pressure. WtHR has a sensitivity of 100% and a specificity of 78.1% in predicting an increase in male blood pressure and has a sensitivity of 100% and specificity of 73.7% in predicting an increase in female blood pressure. Furthermore, BMI cut off value was 1,6 to predict a rise in male blood pressure and 1,1 to predict a rise in female blood pressure. BMI has a sensitivity of 100% and a specificity of 76,6% in predicting an increase in male blood pressure and has a sensitivity of 100% and specificity of 63,2% in predicting an increase in female blood pressure. BMI is a measurement that easy to be applied by measuring body height and body weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library