Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qanita Fauzia
Abstrak :
Penambangan adalah salah satu industri yang paling berisiko tinggi. Penambang bawah tanah mungkin telah terpapar untuk bahaya ergonomis seperti postur canggung, kerja statis, gerakan berulang, dan kekuatan yang berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis postur kerja di bawah tanah menambang lingkungan dengan metode penilaian seluruh tubuh cepat (REBA) dan untuk tinjauan umum gangguan muskuloskeletal pada penambang bawah tanah di PT. Cibaliung Sumberdaya. Ini Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini adalah dilakukan dengan pengamatan pada seluruh proses kerja di bawah tanah dan kemudian kritis postur dianalisis menggunakan metode REBA. Kuesioner peta tubuh Nordik didistribusikan untuk penambang untuk mengetahui masalah gangguan muskuloskeletal di antara para pekerja itu sendiri. Hasil menunjukkan bahwa salah satu postur kerja memiliki skor 11+ yang artinya risiko sangat tinggi adalah ketika penambang menggunakan bor jackleg. Kemudian, enam postur kerja memiliki skor 8-10 yang berarti berisiko tinggi postur ketika penambang melakukan penskalaan, pemasangan baut batu dan kawat, chocking mekanisme ketika shotcrete hendak melakukan, mengatur tas ventilasi, dan mengoperasikan gunting mengangkat. Gangguan muskuloskeletal paling sering dikeluhkan oleh penambang bawah tanah adalah pinggang 64,15%, punggung 47,17%, leher atas 45,28%, dan bahu kanan 36,79%. Itu Peneliti menyarankan agar penambang harus diberi tahu tentang bahaya dan risiko ergonomis faktor gangguan muskuloskeletal. ......Mining is one of the most high-risk industries. Underground miners may have been exposed to ergonomic hazards such as awkward postures, static work, repetitive movements, and excessive strength. The purpose of this study is to analyze the working posture of underground mining environment with a rapid whole body assessment method (REBA) and for an overview of musculoskeletal disorders in underground miners at PT. Cibaliung Resources. This research is quantitative descriptive with cross-sectional design. This research was carried out with observations on the entire underground and then critical work processes posture was analyzed using the REBA method. The Nordic body map questionnaire was distributed to miners to find out the problem of musculoskeletal disorders among the workers themselves. The results show that one work posture has a score of 11+ which means the risk is very high when miners use jackleg drill. Then, the six work postures have a score of 8-10 which means a high risk posture when the miner scales, installing stone and wire bolts, chocking the mechanism when the shotcrete is about to do, arranging ventilation bags, and operating scissors lift. Musculoskeletal disorders are most commonly complained by underground miners waist 64.15%, back 47.17%, upper neck 45.28%, and right shoulder 36.79%. The researcher suggests that miners should be informed of the ergonomic hazards and risk factors for musculoskeletal disorders.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Agma
Abstrak :
ILO menyebutkan bahwa salah satu kategori potensi bahaya pada operator crane adalah bahaya ergonomi dan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis postur kerja operator crane di PT. XXX cabang Tanjung Priok tahun 2021. Desain penelitian adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan lembar kerja REBA Selanjutnya dianalisis kaitannya dengan keluhan gangguan otot rangka, dan interaksi dengan tempat kerja yang menimbulkan risiko ergonomi. Penelitian ini berfokus hanya pada aktivitas mengoperasikan crane. Penilaian postur kerja dilakukan pada operator crane dengan desain saat ini. kemudian dibuat dua usulan desain kabin crane. Desain ulang dilakukan dalam perangkat lunak Aplikasi SketchUp versi 2018 kemudian dilakukan evaluasi postur kerja sesuai usulan desain kabin crane. Studi ini menunjukkan bahwa intervensi ergonomi di tempat kerja mengurangi potur kerja yang tidak sesuai antara manusia dan mesin serta membuat tempat kerja nyaman untuk bekerja. ......The ILO states that one of the categories of potential hazards to crane operators is ergonomics and psychosocial hazards. This study aims to analyze the work posture of crane operators at PT. XXX Tanjung Priok branch in 2021. The research design is a descriptive study. The results of the study will be analyzed using the REBA worksheet. Furthermore, it will be analyzed in relation to complaints of skeletal muscle disorders, and interactions with the workplace that pose ergonomic risks. This research focuses only on the activity of operating a crane. Assessment of work posture is carried out on the crane operator with the current design, then two crane cabin design proposals are made. The redesign was carried out in the 2018 version of the SketchUp Application software, then an evaluation of the work posture was carried out according to the crane cabin design proposal. This study shows that ergonomics interventions in the workplace reduce the mismatch between humans and machines and also make the workplace comfortable to work.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Maya Pehulisa
Abstrak :
ABSTRAK
Pekerja di Laboratorium Aplikasi Makanan dan Minuman PT X wilayah Jakarta Pusat berpotensi terkena risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs). Hal ini dikarenakan pekerja melakukan aktivitas berulang dengan adanya penambahan beban angkut dan postur kerja yang janggal. Untuk mengurangi keluhan MSDs, peneliti melakukan analisis faktor risiko postur kerja dengan metode deskriptif analitik menggunakan instrumen Rapid Entire Body Assestment (REBA), menyebarkan kuesioner terhadap keluhan MSDs dengan Nordic Body Map (NBM), pengukuran faktor risiko individu (jenis kelamin, antropometri), pengukuran faktor lingkungan (intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban), faktor peralatan (meja kerja). Hasil pengukuran faktor lingkungan kerja (suhu, kelembaban, intensitas cahaya) tidak memenuhi syarat sehingga diperlukan adanya tindakan perbaikan. Penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling yaitu seluruh aktivitas (7 aktivitas). Untuk hasil pengukuran postur kerja menggunakan REBA menunjukkan 1 aktivitas berisiko sedang, 3 aktivitas berisiko tinggi, 3 aktivitas berisiko sangat tinggi. Keluhan MSDs pekerja selama 1 minggu dan 1 tahun terakhir, para pekerja di laboratorium aplikasi makanan dan minuman PT X mengeluhkan dibagian leher atas, bahu kiri, lutut kanan kiri, kaki kanan kiri.
ABSTRACT
Workers at the Central Jakarta Food and Beverage Application Laboratory PT X decided the risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This is related to workers who carry out repetitive activities with the burden carried and awkward work postures. To reduce MSD complaints, researchers conducted a risk factor analysis of work posture with a descriptive analytical method using the Rapid All Body Assessment (REBA) instrument, asking for a questionnaire against MSD complaints with Nordic Body Map (NBM), measuring individual risk factors (gender, anthropometry) Measurement of environmental factors (light intensity, temperature, and humidity), equipment factors (work table). The results of the measurement of work environment factors (temperature, humidity, light intensity) This study was carried out by the total sampling method, namely all activities (7 activities). For the results of the measurement of work posture using REBA showing 1 medium risk activity, 3 high-risk activities, 3 very high-risk activities. MSD complaints of workers for the past 1 week and 12 months, workers in the PT X food and beverage application laboratory complained about the upper neck, left shoulder, left right knee, right left leg.
2019
T52954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Kewa Tri Rahayu
Abstrak :
Risiko ergonomis terhadap postur kerja staf layanan kesehatan yang bertanggung jawab atas perawatan pasien, memiliki risiko lebih rentan yang dapat menyebabkan penyakit muskuloskeletal dibandingkan dengan bidang kerja lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran postur kerja dan keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan slide sheet dan manual untuk perawat di Unit Stroke Jatinegara Premier. Ini adalah penelitian observasional analitik dengan studi cross sectional, faktor independen dari faktor pekerjaan (durasi, beban, shift kerja, pegangan beban metode kerja), faktor individu (usia, masa kerja, jenis kelamin, indeks massa tubuh), menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk gambaran postur kerja dan kuesioner NBM (Nordic Body Map) untuk mendapatkan gambaran dengan menggunakan Skala Likert 4 indikator keluhan nyeri. Pengambilan sampel menggunakan rumus besar sampel untuk beda proporsi dua kelompok (satu arah) oleh Gerr et al., 2002 didapatkan besaran 14 sampel. Hasilnya dari penelitian untuk postur kerja pada penangangan pasien secara manual dengan metode REBA didapatkan postur kerja dengan risiko ergonomi tinggi dengan nilai rata-rata 8 sampai dengan 10 sedangkan dengan menggunakan slide sheet rata-rata adalah 3 sampai dengan 7 dengan kategori risiko ergonomi sedang, untuk keluhan muskuloskeletal pada penanganan pasien secara manual berdasarkan kuesioner Nordic Body Map didapatkan tingkat nyeri rata-rata 2 sampai dengan 3 yaitu sedikit ada keluhan nyeri di bagian atas leher, leher bagian bawah, bahu kiri, bahu kanan, lengan atas, di punggung dan pinggang sedangkan penanganan pasien menggunakan slide sheet tingkat nyeri rata-rata 1sampai dengan 2 yaitu tidak ada keluhan sama sekali. Berdasarkan hasil penelitian adanya hubungan signifikan antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders pada penggunaan slide sheet dan manual dengan jenis kelamin (p value <0,05) dan masa kerja (p value <0,05).Disarankan untuk rumah sakit menambah jumlah slide sheet dan melakukan evaluasi dan monitoring terhadap postur kerja ergonomis pada penanganan pasien. ......Ergonomic risk towards the work posture of health service staff responsible for patient care has more vulnerable risks that could cause musculoskeletal disorders compared to other occupational fields. The purpose of this study is to describe work posture and musculoskeletal disorders by using slide sheets and manuals for Stroke Uni nurses in premier Jatinegara Hospitalt. This is an analytical observational study with a cross sectional design. Variables of this study contain factors independent of occupational factors (duration, burden, work shift, handle of work method load), individual factors (age, years of service, gender, body mass index), by using REBA (Rapid Entire Body Assessment) to describe work posture and NBM (Nordic Body Map) questionnaire to describe pain complaints with Likert Scale 4 indicators. Sampling using the sample size formula for different proportions of two groups (one direction) by Gerr et al., 2002 quation collected 14 samples. Based on the results of this study on the work posture of patient handling calculated manually with the REBA method, it is obtained a high ergonomic risk work posture with an average value of 8 to10, while using slide sheets is the average of 3 to 7 (moderate ergonomic risk category). The average of pain level of musculoskeletal disorders on patients handling based on the NBM questionnaire is 2 to 3, there was a slight complaint of pain at the top of the neck, lower neck, left shoulder, right shoulder, upper arm, back and waist, while using slide sheets is the average of 1 to 2 (no complaints). Based on the results of this study were significantly between that work posture and musculoskeletal complaints by using slide sheet and manuals releated to gender (p value<0,05) and work periode (p value<0,05). It is suggested to hospital to add the slide sheets, evaluate and monitor the ergonomic work posture for handling patients.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Prayudhi
Abstrak :
Tenaga kesehatan memegang peran penting pada kesehatan warga Indonesia. Namun, saat ini jumlah dokter di Indonesia bisa dibilang masih kurang. Menurut ikatan dokter indonesia (IDI), jumlah dokter umum yang ada saat ini berjumlah 129.772 orang sedangkan untuk dokter spesialis hanya ada sebanyak 36.552 orang. Dengan jumlah dokter ahli bedah yang sedikit dan penduduk indonesia yang sangat banyak, menuntut dokter-dokter tersebut untuk bisa menangani pasien secepat dan sebaik mungkin dengan waktu kerja yang panjang. Sehingga tidak jarang terjadinya pegal, sakit leher, sakit punggung ataupun penyakit Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD) lainnya yang dirasakan oleh para dokter ahli bedah, apalagi jika ada beberapa operasi yang dilaksanakan secara berurutan. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Chasan Boesoirie merupakan salah satu rumah sakit di Indonesia, tepatnya rumah sakit ini berada di Maluku Utara, Ternate. Pada RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie terdapat beberapa dokter ahli, diantaranya adalah 3 dokter ahli bedah umum, 1 dokter saraf, 1 dokter ortopedi dan 1 dokter tumor. Dimana operasi yang paling sering dilakukan adalah operasi laparotomi. Diantara operasi laparotomi, operasi yang paling sering dilakukan adalah operasi apendisitis perforasi. Dokter ahli bedah di RSUD Dr. H Chasan Boesoirie memiliki risiko WMSD berdasarkan nilai analisis yang didapatkan yaitu RULA mulai dari 4 hingga 6 dan REBA mulai dari 3 hingga 5 yang menunjukkan dokter ahli bedah memiliki risiko low hingga risiko medium saat melakukan operasi dengan postur kerja yang dilakukan. Penelitian dilakukan untuk membandingkan postur tubuh sebelum dan sesudah adanya perbaikan menggunakan perekaman postur dan membuktikan bahwa pelatihan merupakan solusi efektif. ......Health workers play an important role in the health of Indonesian citizens. However, currently the number of doctors in Indonesia is arguably still lacking. According to the Indonesian Doctors Association (IDI), the current number of general practitioners is 129,772 people, while for specialist doctors there are only 36,552 people. With a small number of surgeons and a very large population of Indonesia, it requires these doctors to be able to treat patients as quickly and as well as possible with long working hours. So that it is not uncommon for surgeons to experience aches, neck pain, back pain or other Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD), especially if there are several operations that are carried out sequentially. Regional General Hospital Dr. H Chasan Boesoirie is one of the hospitals in Indonesia, precisely this hospital is located in North Maluku, Ternate. At Regional General Hospital Dr. H Chasan Boesoirie there are several specialist doctors, including 3 general surgeons, 1 neurologist, 1 orthopedic doctor and 1 tumor doctor. The most common operation is laparotomy. Among laparotomy operations, the most frequently performed operation is perforated appendicitis. Surgeon at RSUD Dr. H Chasan Boesoirie has a risk of WMSD based on the analysis values ​​obtained, namely RULA ranging from 4 to 6 and REBA ranging from 3 to 5 which indicate the surgeon has a low to medium risk when performing surgery with the work posture performed. The study was conducted to compare the body posture before and after the improvement using posture recording and prove that training is an effective solution.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Risfian Noor
Abstrak :
Aktifitas pegawai PT PLN UIP X yang berada di kantor induk adalah melakukan kegiatan administrasi proyek, dimana sebagian besar waktu kerja berada dalam ruangan dengan bekerja menggunakan komputer. Jam kerja pegawai adalah selama 8 jam sehari (dengan masa istirahat selama 1 jam) dan 5 hari dalam seminggu.. Dengan pola kerja seperti itu, apabila cara kerja (postur dan durasi kerja), peralatan kerja yang digunakan (kursi, meja, penempatan peralatan komputer), tata letak dalam ruang kerja (gedung kantor, workstation), dan lingkungan kantor (suhu, kelembaban, pencahayaan, bakteri di ruangan) yang tidak memenuhi syarat serta dipengaruhi oleh karakteristik individu pegawai (usia, jenis kelamin, masa kerja dan kebiasaan olahraga) maka berpotensi terkena dampak risiko ergonomi, yaitu musculoskeletal disorders (MSDs), stres kerja dan kelelahan. Penelitian dilakukan terhadap 52 orang responden dimana keluhan dilihat dari masing-masing karakteristik individu pegawai. Keluhan MSDs diukur menggunakan kuesioner Nordic Body Map, keluhan stress kerja diukur dengan kuesioner DASS 42 dan keluhan kelelahan diukur dengan kuesioner IFRC. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluhan MSDs merupakan keluhan terbanyak pada pegawai dengan rata-rata keluhan 17,17%, dimana bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah sakit leher atas 50%, sakit bahu kanan 42,31%, sakit pinggang 42,31%, sakit pungung 38,46%, sakit leher bagian bawah 34,62% dan sakit bahu kiri 30,77%. Dilihat dari karakteristik individu diperoleh data keluhan MSDs sebagai berikut: wanita lebih banyak mengeluh daripada laki-laki, pegawai berusia > 35 tahun lebih banyak mengeluh dari pada pegawai berusia < 35 tahun, pegawai dengan masa kerja > 10 tahun lebih banyak mengeluh dari pada masa kerja < 10 tahun, dan pegawai yang tidak berolahraga lebih banyak mengeluh dari pada pegawai yang rutin berolahraga. Sedangkan keluhan kelelahan relative kecil ratarata 6,86% dan stres hanya ada pada kategori stress ringan dengan rata-rata 11,54%.
Employees activities of PT PLN UIP X which are in the main office is conducting a project administration, where the majority of working time to be in the room to work using a computer. Working hours by employees is 8 hours a day (with a period of rest for 1 hour) and 5 days a week. With such a work pattern, if ways of working (postures and duration), work equipment used (chairs, tables, equipment placement computer), the layout of the workspace (office building, workstation), and the office environment (temperature, humidity, lighting, bacteria in the room) are not eligible and is influenced by the individual characteristics of employees (age, gender, working life and exercise habits ) then potentially affected by ergonomic risk, i.e. musculoskeletal disorders (MSDs), job stress and fatigue. Research conducted on 52 respondents where complaints seen from the individual characteristics of each employee. MSDs complaint was measured using a questionnaire Nordic Body Map, complaints of job stress was measured by a questionnaire DASS 42 and the fatigue was measured by a questionnaire IFRC. The results showed that MSDs are the biggest complaint of employees with an average of 17.17%. The most complained of part of the body is the neck pain over with value of 50%, and then the right shoulder pain 42.31%, the lumbago 42.31%, the back pain 38.46%, the neck pain lower 34.62% and the left shoulder pain 30.77%. Judging from the individual characteristics obtained complaint data MSDs as follows: women complain more than men, employees aged > 35 years more complaining than employees aged < 35 years, employees with working life > 10 years more complaining than working life <10 years, and employees who do not exercise more complaining than employees who regularly exercise. While fatigue is relatively small on average 6.86% while the stress only in the category of mild stress by an average of 11.54%.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destitha Ananda Putrisidahuruk
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang gambaran secara umum risiko postur kerja dan keluhan subjektif muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja pada kegiatan lifting dan erection baja Stasiun LRT Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan melakukan penelitian secara langsung dalam satu waktu secara bersamaan melalui metode REBA, PATH, dan Nordic Body Questionnaire (NBQ). Tingkat risiko tertinggi yaitu pada tahapan erection dalam kegiatan pengecatan dengan jangkauan jauh. Untuk mengatasinya diperlukan kontrol berupa pemberian alat kerja yang lebih baik serta berbagai program edukasi kesehatan yang digalakan oleh perusahaan, untuk meminimasi terjadinya postur janggal ......This analysis aims to explain a description of workers' postural working toward subjective musculoskeletal complaints on lifting and erection workers of LRT Jabodetabek. This analysis is a quantitative-descriptive, with the cross-sectional approach in a one time using REBA, PATH, and NBQ tools. The highest risk is on the erection session, especially on the paint with a distance. We need some controls by giving suitable working tools and also some great health education programs from the company to minimize the bad working posture application.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewi Gustiyani
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan postur kerja dan keluhan gejala musculoskletal disorders (MSDs) pada pekerja pembuat tahu. Postur kerja merupakan faktor risiko terjadinya keluhan gejala musculoskeletal. Keluhan gejala musculoskeletal merupakan gangguan pada otot, tendon, ligamen, saraf, jaringan lunak dan sendi. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Penelitian ini menggunakan lembar kerja REBA Rapid Entire Body Asessment untuk mengetahui postur kerja dari aktivitas pembuatan tahu di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu. Postur Kerja yang dinilai yaitu postur punggung, leher, kaki, lengan bagian atas, lengan bagian bawah, pergelangan tangan dan penilaian aktivitas, beban, dan coupling. Sedangkan untuk mengetahui gambaran keluhan gejala MSDs pada pekerja menggunakan kuisioner yang mengacu pada Nordic Body Map. Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk mengukur rasa sakit otot pada pekerja. Nordic Body Map berupa gambar tubuh manusia yang terdiri dari beberapa segmen tubuh. Faktor individu dinilai menggunakan kuisioner yang diberikan pada seluruh pekerja di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu.Hasil penelitian pada 11 aktivitas kerja dan 17 responden didapatkan bahwa pekerja dominan berumur ge; 25 tahun, masa kerja < 2 tahun dan IMT normal. Semua pekerja mengeluhkan gejala MSDs dalam 12 bulan terkahir 43 dan 7 hari terkahir 57 , bagian tubuh yang paling mengalami keluhan gejala MSDs adalah punggung bawah, jenis keluhan yang dirasakan adalah pegal ndash; pegal yang dirasakan dalam tingkat sedang, waktu timbul keluhan setelah bekerja dan penangan yang dilakukan dengan beristirahat. Postur kerja dengan tingkat risiko sangat tinggi terdapat pada aktivitas merendam kedelai dan mengepak tahu. Tingkat risiko dapat diturunkan dengan perbaikan desain tempat kerja, pengaturan jam kerja, penyediaan media edukasi dan melakukan peregangan otot. ......This study illustrates the work posture and complaints of symptoms of Musculoskletal Disorders MSDs in tofu maker workers. Posture is a risk factor for symptoms of musculoskeletal symptoms. Complaints of musculoskeletal symptoms are a disorder of muscles, tendons, ligaments, nerves, soft tissues and joints. This research is descriptive observational by using cross sectional approach.This research uses REBA worksheet Rapid Entire Body Asessment to find out the working posture of the activity of making tofu in Tambah Rahayu Factory. Work posture assessed is the posture of the back, neck, legs, upper arms, lower arms, wrists and assessment of activity, load, and coupling. While to know picture of symptoms MSDs symptoms on workers using questionnaires that refer to the Nordic Body Map. Nordic Body Map is one of the subjective measurement methods to measure muscle pain in workers. Nordic Body Map is a human body image consisting of several body segments. Individual factors were assessed using a questionnaire given to all workers in the Tofu Maker.The results of the study on 11 work activities and 17 respondents found that the dominant workers aged ge 25 years, working period
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Fadillah
Abstrak :
ABSTRAK
Industri tekstil dan garmen adalah salah satu industri terpenting di dunia. Di Indonesia, industri tekstil dan garmen adalah satu dari sepuluh industri yang diprioritaskan dari Rencana Induk Pengembangan Industri Naosional (RIPIN) 2015-2035. Karakteristik pekerjaan dalam industri garmen umumnya proses penanganan material dan proses yang melibatkan permesinan yang memiliki pengulangan yang tinggi pada satu jenis otot yang dapat menyebabkan Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD adalah salah satu masalah kesehatan kerja terbesar saat ini. Dalam penelitian ini, pekerja divisi sablon industri garmen UMKM PT.X yang memiliki risiko tertinggi di salah satu UMKM di Jakarta dievaluasi untuk postur kerja mereka menggunakan indeks evaluasi postur menggunakan virtual environment dalam software Jack. Pekerja divisi sablon PT. X memiliki risiko WMSD dari nilai PEI dan analisis ergonomi lainnya (LBA, OWAS, dan RULA). Nilai PEI yang didapat berkisar dari 1,12 hingga 2,7. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja memiliki risiko low dan medium to low injury dari postur kerja yang dilakukan.<
ABSTRACT
Textile and garment industry is one of the most important industries in the world. In Indonesia, textile and garment industry is one of ten industries prioritized from the 2015-2035 Nation Industrial Development Master Plan (RIPIN). Job characteristics in the garment industry ae generally material-handling processes and processes involving machinery that have high repetition that can cause Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD is one of the biggest occupational health problems nowadays. In this research, workers of screen printing division of garment industry Small Medium Enterprise (SME) PT.X which has the highest risk in one of the SME in Jakarta were evaluated for their working postures using posture evaluation index using virtual environment in Jack simulation. PT. X has a risk of WMSD from PEI values and other ergonomic analysis (LBA, OWAS, and RULA). The PEI values obtained ranged from 1.12 to 2.7. The results show that workers have a low and medium to low injury risk from the work posture performed.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Maharani Kusumaningrum
Abstrak :
Skripsi ini membahas terkait kesesuaian desain stasiun kerja, postur kerja dan gambaran keluhan pada sistem otot rangka pada pengguna komputer di kantor pusat PT X Jakarta tahun 2016. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu dilakukan dengan cara mengobservasi kesesuaian desain stasiun kerja (kursi, meja, monitor, keyboard dan mouse, dan telepon) dengan standar yang berlaku (OSHA) menggunakan alat ukur berupa checklist, observasi postur kerja dan menilai tingkat risiko ergonomi pengguna komputer menggunakan metode ROSA (Rapid Office Strain Assessment), melihat gambaran keluhan pada sistem otot rangka dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner CMDQ (Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire). Sehingga dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan tindakan perbaikan dan pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian risiko terhadap ketidaksesuaian desain stasiun kerja dan postur kerja serta masalah keluhan pada sistem otot rangka yang dialami oleh karyawan. ......This research describes about the workstation design compliance, work posture, and description of musculoskeletal system symptoms among computer users at head office of PT X Jakarta year 2016. The research was carried out by using descriptive method and cross sectional as design study, by observing the workstation design (chair, desk, monitor, keyboard and mouse, and telephone) compliance against the respective standard (OSHA) using observation checklist as measurement tool, the observation of work posture and the level of work posture risk among the computer users were conducted by using ROSA (Rapid Office Strain Assessment) method, to get brief description of musculoskeletal system symptoms was by interviewing the respondent and completing CMDQ (Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire). Therefore, from this research, it may be used as reference to determine the corrective action and control measure based on hierarchy of risk control related to nonconformity of work station design, work posture and the issue of musculoskeletal system symptoms.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>