Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sebayang, Maya Pehulisa
Abstrak :
ABSTRAK
Pekerja di Laboratorium Aplikasi Makanan dan Minuman PT X wilayah Jakarta Pusat berpotensi terkena risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs). Hal ini dikarenakan pekerja melakukan aktivitas berulang dengan adanya penambahan beban angkut dan postur kerja yang janggal. Untuk mengurangi keluhan MSDs, peneliti melakukan analisis faktor risiko postur kerja dengan metode deskriptif analitik menggunakan instrumen Rapid Entire Body Assestment (REBA), menyebarkan kuesioner terhadap keluhan MSDs dengan Nordic Body Map (NBM), pengukuran faktor risiko individu (jenis kelamin, antropometri), pengukuran faktor lingkungan (intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban), faktor peralatan (meja kerja). Hasil pengukuran faktor lingkungan kerja (suhu, kelembaban, intensitas cahaya) tidak memenuhi syarat sehingga diperlukan adanya tindakan perbaikan. Penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling yaitu seluruh aktivitas (7 aktivitas). Untuk hasil pengukuran postur kerja menggunakan REBA menunjukkan 1 aktivitas berisiko sedang, 3 aktivitas berisiko tinggi, 3 aktivitas berisiko sangat tinggi. Keluhan MSDs pekerja selama 1 minggu dan 1 tahun terakhir, para pekerja di laboratorium aplikasi makanan dan minuman PT X mengeluhkan dibagian leher atas, bahu kiri, lutut kanan kiri, kaki kanan kiri.
ABSTRACT
Workers at the Central Jakarta Food and Beverage Application Laboratory PT X decided the risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This is related to workers who carry out repetitive activities with the burden carried and awkward work postures. To reduce MSD complaints, researchers conducted a risk factor analysis of work posture with a descriptive analytical method using the Rapid All Body Assessment (REBA) instrument, asking for a questionnaire against MSD complaints with Nordic Body Map (NBM), measuring individual risk factors (gender, anthropometry) Measurement of environmental factors (light intensity, temperature, and humidity), equipment factors (work table). The results of the measurement of work environment factors (temperature, humidity, light intensity) This study was carried out by the total sampling method, namely all activities (7 activities). For the results of the measurement of work posture using REBA showing 1 medium risk activity, 3 high-risk activities, 3 very high-risk activities. MSD complaints of workers for the past 1 week and 12 months, workers in the PT X food and beverage application laboratory complained about the upper neck, left shoulder, left right knee, right left leg.
2019
T52954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Soffiudin
Abstrak :
Latar Belakang. Berdasarkan hasil penelitian di PT.X yang dilakukan pada tahun 2018 didapatkan sebanyak 160 (59%) pekerja mekanik pernah melaporkan keluhan nyeri punggung bawah (NPB). Posisi kerja janggal (jongkok, bungkuk) dan mengangkat beban berat secara manual merupakan faktor risiko NPB pada pekerja mekanik dimana 61% bekerja dengan posisi jongkok >1 jam/hari, 49% bekerja dengan posisi membungkuk >1 jam/hari, 39% mengangkat benda berat secara manual (manual handling) >20 kg dan 18 pekerja didiagnosis positif NPB oleh dokter spesialis okupasi  yang merupakan kasus PAK. Berdasarkan data tersebut peneliti dibantu tim internal di PT.X melakukan program intervensi. Penelitian ini untuk mengetahui apakah ada penurunan keluhan NPB pada pekerja mekanik setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Metode Penelitian. Desain penelitian ini adalah quasi experimental, program intervensi dilakukan selama 1 tahun untuk mengetahui perubahan cara kerja dan perbandingan perubahan keluhan NPB pada pekerja mekanik yaitu antara lokasi kerja yang mendapatkan program intervensi perubahan perilaku berupa edukasi dengan pemasangan poster pengetahuan mengenai NPB pada kelompok kontrol dengan lokasi kerja yang mendapatkan program intervensi perubahan perilaku tambahan pelatihan ergonomic berupa peregangan otot dan senam secara teratur pada kelompok intervensi dengan masing-masing sebanyak 35 sampel. Hasil. Didapatkan perbedaan bermakna pada keluhan NPB kronis antara kelompok intervensi dan kontrol dengan nilai p 0.003. Didapatkan perbedaan bermakna pada kategori lama kerja dengan posisi jongkok dengan nilai p <0.001, posisi bungkuk dengan nilai p 0.0012. Didapatkan hubungan tidak bermakna faktor risiko individu yaitu usia, masa kerja, status merokok dan hubungan bermakna faktor risiko pekerjaan yaitu lama kerja posisi jongkok dengan keluhan NPB dengan nilai p 0.041. Kesimpulan. Program intervensi dapat menurunkan keluhan NPB secara bermakna sebesar 43%. Didapatkan perubahan cara kerja dimana terjadi penurunan bermakna pada lama kerja >1 jam pada posisi jongkok sebesar 3.6 kali dan posisi bungkuk sebesar 1.4 kali.pada posisi jongkok sebesar 3.6 kali dan posisi bungkuk sebesar 1.4 kali. Faktor risiko perancu (usia, masa kerja, status merokok) tidak terbukti dapat meningkatkan keluhan NPB, faktor risiko pekerjaan (lama kerja posisi jongkok) terbukti dapat meningkatkan keluhan NPB sebesar 32%. ......Background. Based on research results at PT.X conducted in 2018, there were 160 (59%) mechanical workers who reported low back pain (LBP) complaints. Odd working positions (squatting, bending) and lifting heavy loads manually are LBP risk factors in mechanical workers where 61% work in squatting positions> 1 hour/day and 49% work in bending positions> 1 hour/day, 39% lift heavy objects manually (manual handling) > 20 kg and 18 mechanical worker are diagnosed positively LBP by occupational medicine specialist which is a case of PAK. Based on these data the researcher was assisted by an internal team at PT.X conducting an intervention program. This research is to find out whether there is a decrease in LBP complaints in mechanical workers after intervention in the intervention and control groups. Research methods. The design of this study is quasi experimental, the intervention program is carried out for 1 year to find out the comparison of changes in LBP complaints to mechanical workers between work locations that get the intervention program in the form of education by installing poster LBP awareness in the controls group with work sites that get additional behavioral change intervention programs in the form of ergonomics training, muscle stretching and regular exercise at work in the intervention group with 35 samples each. Results. Significant differences were found in chronic LBP complaints for the intervention and control groups with a p value of 0.003. Significant differences were obtained in the long work category with squat posture with p value 0,000, hunched posture with p value 0.0012. There was no significant relationship between confounding risk factors including age, years of service, smoking status and a meaningful relationship between occupational risk factors for the length of time the squat position worked with LBP complaints with p value of 0.041. Conclusion. The intervention program can significantly reduce LBP complaints by 43%. There is change on ways of working where found significant decrease in the length of work > 1 hour in the squatting position by 3.6 times and the bending position by 1.4 times. Confounding risk factors (age, years of service, smoking status) were not proven to increase LBP complaints, occupational risk factors (length of work in squatting positions) were proven to increase LBP complaints by 32%.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Futry Dwi Fermana
Abstrak :
PT XYZ merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Dimana dalam pelaksanaan konstruksi banyak terdapat berbagai jenis hazard yang mengancam pekerja, salah satu hazard tersebut adalah ergonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif Muskuloskletal Disorders (MSDs) pada pekerjaan finishing di proyek Bogor Valley Residence & Hotel PT XYZ. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan analisa univariat. Penilain risiko ergonomi menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil penelitian mengungkapkan dari 5 jenis pekerjaan finishing tingkat risiko ergonomi yang paling tinggi ialah pada pekerjaan plester dan pengacian dengan kategori tingkat risiko very high. Dan adanya postur janggal pada leher, punggung, tangan, dan kaki menambah tingkat risiko terjadinya keluhan MSDs. Keluhan MSDs paling banyak dirasakan oleh pekerja finishing yaitu betis kiri, betis kanan,bahu kanan, pinggang dan bokong. Berdasarkan hasil analisa perlu adanya perbaikan secara administratif yaitu menyediakan adjustable scafoldng untuk pekerjaan di ketinggian, mesin spray untuk pengecatan yang cukup, dan kneeling creeper untuk pekerjaan yang berada dilantai. Secara admisnistratif, seperti pelatihan ergonomi, sosialisasi ergonomi melalui briefing sebelum bekerja. Kemudian terakhir dari segi APD adalah pengawasan dalam penggunaan APD. ......PT XYZ is a national private company engaged in construction services. Where in construction there are many kinds of hazards that threaten workers, one of them is ergonomics hazard. The purpose of this research was to determine how the level of ergonomic risk and subjective complaints Muskuloskletal Disorders (MSDs) in the finishing work on the Bogor Valley Residence & Hotel Project PT XYZ. This research used a cross-sectional study design with univariate analysis. Ergonomic risk assessment using the Rapid Entire Body Assessment (REBA). The results of the research revealed 5 types of finishing work, ergonomic risk level is the highest in the plaster work and pengacian with very high risk category. And the presence of awkward postures of the neck, back, arms, and legs increase the level of risk of MSDs complaints. MSDs grievances felt by most workers are finishing the left calf, calf right, the right hand shoulder, waist and buttocks. Based on analysis, that needs improvement administratively to provide adjustable scafoldng to work at height, spray machine to paint enough, and kneeling creeper for a job that is on the floor. In admisnistratif, such as ergonomics training, ergonomics socialization through briefings before work. And the last in terms rom PPE is supervision in the use of PPE.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Khairi Lufti
Abstrak :
Nyeri punggung bawah merupakan gangguan otot tulang dan rangka yang paling sering dialami dokter gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa profesi kedokteran gigi saat melakukan pembersihan karang gigi. Penelitian bersifat cross-sectional, berlokasi di Klinik Integrasi 1 RSKGM X pada bulan Januari 2016 dengan objek penelitian adalah kursi operator, kursi pasien dan postur. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kuri operator dan kursi pasien berdampak pada timbulnya postur janggal. Edukasi posisi ideal, prosedur pemeliharaan sarana kerja, aktivitas fisik diharapkan dapat mengurangi keluhan nyeri punggung bawah. ......Lower back pain is the most common muskulosceletal problem in dentistry. This study aims to describe the risk factors of low back pain of dentistry students who perform scaling. The study design was cross-secctional descriptive analytic, located at Klinik Integrasi 1 RSKGM X with dental stool, dental chair and work posture as the object. Data collected from questionnaires, physical examination and observation. The results showed that design of dental stool and dental chair affected awkward posture of the operator. Training of ideal position, inspection and maintenance procedures of facilities, training of physical activity are expected to reduce low back pain.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fahrinka Ufaira
Abstrak :
Pekerja kasir berisiko untuk mengalami gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada kasir. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan QEC, kombinasi kuesioner psikososial, NMQ, meteran, dan lux meter. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala gangguan otot rangka tertinggi pada bahu dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan gejala pada bahu OR: 3.575 dan pergelangan kaki OR: 2.784 , kepuasan kerja dengan gejala pada punggung bawah OR: 3.059 , tuntutan kerja dengan gejala pada punggung bawah OR: 7.650 . Salah satu saran berdasarkan penelitian ini adalah melakukan pengaturan kembali workstation kasir. ......Cashiers are at risk to develop musculoskeletal disorders. The purpose of this research is to identify risk factors of musculoskeletal symptoms. The design of this research is cross sectional. Data was collected with QEC, combination of psychosocial questionnaire, NMQ, meter tools, and lux meter. Results showed that the highest musculoskeletal symptoms prevalence was found in shoulder and there are significant association between gender and shoulder OR 3.575 ankle OR 2.784 symptoms, job satisfaction and low back symptoms OR 3.059 , effort and low back symptoms OR 7.650 . Based on results, it is recommended to adjust workstation based on anthropometry data.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library