Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Imparsial, 2006
363 PRA (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Iswara
"ABSTRAK
Setiap negara membutuhkan suatu lembaga yang dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib dan tentram. Di Indonesia, tugas ini diserahkan kepada lembaga kepolisian (Polri). Dalam mencapai tujuannya polisi seringkali melakukan tindakan yang bersifat represif atau penindakan, dan preventif atau pencegahan terhadap pelanggaran hukum (Kunarto, 1997). Masalah yang timbul adalah adanya perbedaan persepsi mengenai perlu atau tidaknya tindakan kekerasan seperti yang sering dilakukan oleh polisi dalam menjalankan tugasnya. Perbedaan persepsi tersebut misalnya sering terjadi antara pihak masyarakat dengan pihak polisi itu sendiri. Dengan kata lain, suatu bentuk kekerasan dalam pelaksanaan tugas yang oleh pihak polisi dianggap masih dalam batas wajar, tetapi masyarakat umum belum tentu berpendapat sama. Masyarakat melihat penggunaan kekerasan oleh polisi sebagai suatu kasus yang istimewa, yang tidak boleh menjadi sesuatu yang rutin. (Lubis, 1998). Di lain pihak di dalam kepolisian Indonesia dikenal suatu konsep yang disebut sebagai diskresi kepolisian, yakni suatu konsep legalitas yang mengijinkan polisi untuk menggunakan kekerasan sebatas tidak bertentangan dengan hukum (Faal, 1995). Perbedaan dasar pemikiran ini dapat menyebabkan suatu tindakan kekerasan yang dilakukan polisi dipersepsikan secara berbeda oleh kedua kelompok: tindakan kekerasan berlebihan (police brutality) atau tindakan yang bukan tergolong police brutality.
Atas dasar uraian di atas, peneliti kemudian tertarik untuk melihat perbedaan persepsi tentang police brutality antara polisi dan masyarakat. Peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara persepsi polisi dan persepsi masyarakat mengenai police brutality. Untuk tujuan itu dipilih 46 orang petugas polisi dari kesatuan reserse dan 47 orang mahasiswa sebagai subyek penelitian. Subyek dipilih dengan teknik accidental sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur persepsi tentang police brutality. Alai ukur ini terdiri dari delapan item yang menggambarkan situasi yang biasa dihadapi oleh polisi reserse, dan tindakan yang mereka lakukan untuk menghadapi situasi tersebut. Dalam tiap item tersebut terdapat alternatif yang berupa lima skala kepantasan atau kewajaran tindakan yang timbul tersebut. Rentang skala tersebut mulai dari wajar sampai dengan tidak wajar. Wajar di sini diartikan sebagai tindakan tersebut memang seharusnya dilakukan oleh polise reserse tersebut. Sedangkan tidak wajar dapat diartikan bahwa tindakan tersebut sudah tergolong sebagai police brutality.
Hasil penelitian dengan menggunakan metode t-test for independent samples menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam persepsi tentang police brutality antara polisi dan mahasiswa.

"
2000
S2972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Azzahra Firnanda
"Tindakan racial profiling terhadap orang Afrika-Amerika di bawah ketidaksetaraan sistemik mendorong dunia hiburan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini. Media, seperti film, telah menjadi instrumen terpenting dalam menyikapi isu-isu sosial, terutama isu-isu rasial. Untuk menyoroti peran media dalam hal tersebut, artikel ini menganalisis racial profiling dalam serial televisi Netflix When They See Us (2019) yang disutradarai oleh Ava DuVernay. Dengan menggunakan pendekatan analisis sinematik dan kerangka teori rasisme sistemik sebagai dasar penelitian, artikel ini mengkaji aspek sinematik yang menonjol dari serial tersebut mengenai representasi kehidupan pemuda kulit hitam di balik kasus kejahatan yang diduga dilakukan oleh “The Exonerated Five” di New York pada tahun 1989. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini merujuk pada argumen bahwa When They See Us (2019) menciptakan dampak yang signifikan terhadap masyarakat mengenai racial profiling di bawah ketidaksetaraan sistemik di Amerika Serikat melalui pendekatan sinematik yang berfokus pada representasi kebrutalan polisi dan stereotip media terhadap orang Afrika- Amerika.

The act of racial profiling towards African-Americans under systemic inequality prompts the entertainment world to raise awareness concerning the issue. The media, such as film, has been the most important instrument in addressing social issues, especially racial issues. To highlight the role of the media, this article analyzes racial profiling in the Netflix television series When They See Us (2019) directed by Ava DuV ernay. Using cinematic analysis approach and systemic racism framework as the bases of the research, this article examines the prominent cinematic aspects of the series regarding the representation of the lives of the Black youths behind the case of the crime allegedly committed by “The Exonerated Five” in New York in 1989. With that in mind, I argue that When They See Us (2019) creates a significant impact regarding racial profiling under systemic inequality through cinematic lens by using representations of police brutality and media stereotype towards African-Americans."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library