Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aninditya Nafianti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan pola interaksi dapat
meningkatkan kompetensi pengasuh dalam mengembangkan kosakata anak pada
usia 18-30 bulan. Usia 18-30 bulan adalah masa terbaik untuk memperkenalkan
banyak kosakata. Pengasuh adalah salah satu orang terdekat anak yang sangat
potensial dalam menstimulasi kosakata anak pada saat ibu bekerja. Melalui
penerapan pola interaksi yang tepat, diharapkan bahwa kosakata anak dapat lebih
berkembang. Pola interaksi merupakan cara praktis untuk meningkatkan
perkembangan kosakata anak. Desain penelitian ini adalah before and after
design. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah program pelatihan
pola interaksi. Alat ukur yang disusun berdasarkan pola interaksi Otto 2010. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
program sebelum dan sesudah intervensi (p <0,05). Hal itu menunjukkan bahwa
pelatihan pola interaksi efektif untuk meningkatkan kompetensi pengasuh dalam
menstimulasi perkembangan kosakata anak usia 18 sampai 30 bulan.

Abstract
This research is aimed to find out whether training of interaction pattern can
increase caregiver?s competences in developing child?s vocabulary at the age of
18-30 months. The age of 18-30 months is a best period of to introduce many
vocabularies. Caregiver is a one of people closest to the child who is very
potential in stimulating child?s vocabulary at the time mother goes out to work.
Through the application of appropriate interaction patern, it is expected that
childs vocabulary can be better develop. The interaction pattern is a practical
way to increase the child?s vocabulary development. The design of this research is
before and after design. The intervention which has been applied in this research
is the training program of interaction pattern. The data is gathered through
behavioral check list which is desgined based on interaction pattern Otto 2010.
The result shows that there is a significant different between pre and post
intervention program (p<0.05). It indicates that the training of interaction pattern
is effective to increase caregiver?s competence of developing child?s vocabulary
at the age of 18 to 30 months."
2012
T31117
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Jayasaputra
"Dewasa ini terdapat berbagai macam alat tes diagnostik. Alat-alat tes diagnostik tersebut sangat membantu para psikolog untuk melakukan pemeriksaan psikologis bagi individu yang membutuhkan jasa profesi psikologi. Dari berbagai macam alat tes diagnostik yang telah ada, penulis tertarik untuk mendalami dan mengembangkan salah satu diantata alat tes diagnostik tersebut, adalah Hand Test. Salah satu fenomena yang menarik bagi penulis adalah keberadaan individu berbakat intelektual. Selama ini keberadaannya masih jarang menjadi kajian bagi profesi psikologi klinis Sebagaimana individu pada kelompok lain, mereka juga memiliki masalah, hambatan dan konflik-konf1ik yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari Karena kemampuan intelektualnya yang unggul tersebut maka permasalahan yang munculpun bisa saja berbeda. Tapi mungkin juga walaupun masalah yang harus dihadapi sama, namun penanganan dan pendekatan yang dilakukan terhadap masalah oleh individu berbakat intelektual dan kreatif sangat boleh jadi berheda dengan individu lainnya. Jadi remaja berbakat intelektual dapat memiliki konsep diri yang baik dan hidup bahagia atau sebaliknya mereka juga tidak lepas dari masalah sosial, cemas dan depresi. Remaja berbakat intelektual memiliki suatu kondisi yang berbeda dengan kelompok remaja lainnya baik secara kognitif, afektif maupun psikomotoriknya Perbedaan ini dapat melahirkan suatu kepribadian yang khas dan unik Karena remaja berbakat dan kreatif tidak hanya hidup sendiri dan tentunya mereka menempati posisi dalam lingkungan kehidupannya, maka dengan menggunakan Hand Test penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pola interaksi yang dikembangkan oleh remaja berbakat intelektual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk dapat menganalisis dan mengolah data. Peneliti membandingkan jumlah respon Hand Test pada kelompok remaja berbakat intelektual dan mereka yang tidak diidentifikasi sebagai remaja berbakat intelektual. Subyek penelitian yang digunakan adalah 60 siswa SMUN 8 dan Labschool Jakarta. Hasil pengolahan dan analisis data secara statistik, didapat bahwa jumlah total respon, respon affection, communication, direction, acquisition, active, tension, dan fear pada remaja berbakat intelektual lebih banyak dari mereka yang selama ini tidak diidentifikasi sebagai remaja berbakat inteiektual Selain itu karena remaja berbakat intelektual telah mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya maka respon crippled tidak cukup menonjol jika dibandingkan dengan mereka yang selama ini tidak diidentifikasikan sebagai remaja berbakat intelektual. Begitu pula dengan kecenderungan remaja berbakat intelektual yang memilili gagasan-gagasan yang berbeda dengan lingkungannya masih berada dalam batas-balas realita yang ada sehingga tidak memunculkan respon bizarre. Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-saran kepada penelitian selanjutnya agar ada penelitian lain tentang Hand Test pada remaja berbakat intelektual yang dikaitkan dengan variabel Iainnya dan juga diharapkan ada penelitian lain tentang Hana test pada kelompok individu normal lainnya yang memiliki ciri khusus."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilatar belakangi adanya fenomena menarik dan unik Pura Lingsar Lombok pada setiap purnamaning sasih keenam berlangsung dua upacara berbeda di tempat yang sama yang dilakukan oleh dua kelompok masyarakat berbeda, yakni masyarakat Sasak melaksanakan upacara perang topat dan masyarakat Bali melakukan upacara Pujawali di Pura Lingsar."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erline Fitridiah Pitaloka
"Daerah Aliran Sungai Citarum ditetapkan sebagai DAS prioritas oleh Kementrian Lingkugan Hidup dan Kehutanan, yang berdasarkan kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan kebijakan pembangunan wilayah perlu diberikan prioritas dalam penanganannya. Kurangnya koordinasi antar sektor dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia tercermin dalam kasus pengelolaan DAS Citarum. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis pola interaksi para pihak, perencanaan dan realisasi anggaran; penutupan hutan; dan pola interaksi para pihak yang berkelanjutan. Metode riset yang digunakan adalah analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), analisis sosial kelembagaan menggunakan Actor Network Theory (ANT), dan analisis deskriptif. Hasil riset menunjukkan bahwa pola interaksi membentuk jaringan aktor yang lemah dengan nilai Betweenness Centrality 7,02%; perencanaan dan realisasi anggaran belum optimal; penutupan hutan pada tahun 2019 sebesar 24,51% yang artinya belum mencapai syarat keberlanjutan DAS. Kesimpulan riset ini adalah Gubernur, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Perum Perhutani sebagai aktor kunci perlu menyediakan wadah untuk menyatukan gagasan dan anggaran dari semua pihak, guna menambah hubungan antar aktor sehingga sentralitas pada jaringan menjadi kuat dan kebutuhan dana dapat tercukupi. Pola interaksi para pihak dalam pengelolaan penutupan hutan yang berkelanjutan mendukung penambahan penutupan hutan yang meningkatkan daya tampung dan daya dukung DAS, melindungi keanekaragaman hayati, dan mendukung keberlanjutan hulu DAS Citarum.

The Citarum Watershed is designated as a priority watershed by the Ministry of Environment and Forestry, based on environmental, social, economic and regional development policies that need to be given priority of the management. The lack of coordination between sectors in environmental management in Indonesia is reflected in the case of Citarum Watershed Management. The purpose of this research is to analyze the pattern of stakeholder interaction; planning and budget realization; forest coverage; and the sustainable pattern of stakeholder interaction. The research method used are spatial analysis using Geographic Information Systems (GIS), institutional social analysis using Actor Network Theory (ANT), and descriptive analysis. The results showed that the pattern of stakeholder formed a weak actor network with a value of 7.02% Betweenness Centrality; budget planning and realization is not yet optimal; forest coverage in 2019 was 24.51%, which means that the sustainale of the watershed has not been achieved. The conclusion of this study is the Governor, Ministry of Environment and Forestry, Perum Perhutani as key actors who need to provides a platform for bringing together ideas and budgets from all stakeholders, increase the relationship between actors so that centrality in the network becomes strong and funding needs can be fulfilled. The sustainable pattern of stakeholder interaction in forest coverage supports increasing forest coverage that increases the carrying capacity of the watershed, protects biodiversity, and supports sustainability of the upper Citarum Watershed."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library