Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Nurpagi
Abstrak :
Latar Belakang: Jumlah kasus HIV yang dilaporkan hingga Juni 2019 terdapat 349.882 kasus, sedangkan untuk laporan kasus AIDS sebesar 116.977 kasus. Stigma dan diskriminasi menjadi penghambat ODHA dalam mencari pengobatan khususnya di kalangan dokter gigi. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui berbagai hambatan yang dialami Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut. Tujuan: Untuk mengetahui hambatan yang dialami Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut. Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 106 ODHA di sekitar Depok yang menggunakan kuesioner yang sudah diadaptasi lintas budaya dan diuji validitas dan reliabilitasnya Hasil Penelitian: Didapatkan jumlah responden laki-laki sebesar 61% dengan kelompok usia dewasa awal (26-35 tahun) sebesar 40%. Hambatan internal ODHA mendapatkan perawatan gigi dan mulut ialah ketakutan yang dipikirkan oleh dokter gigi tentang status HIV mereka sebesar 80,7% dan hambatan eksternal ODHA yang belum ataupun sudah terdiagnosis HIV yaitu, hambatan biaya sebesar 44,9% dan 40,8%. Kesimpulan: Pada penelitian ini kelompok usia didominasi dewasa awal (25-36 tahun), tingkat pendidikan SMA, pendapatan kurang Rp3.800.000,00, faktor penularan HIV melalui hubungan seks bebas. Hambatan internal ODHA dalam mendapatkan perawatan gigi dan mulut ialah ketakutan yang dipikirkan oleh dokter gigi tentang status HIV mereka dan hambatan eksternalnya yaitu, hambatan biaya.
Background: The number of HIV cases reported up to June 2019 there were 349,882 cases, while for AIDS case reports were 116,977 cases. Stigma and discrimination become obstacles to PLWHA in seeking treatment, especially among dentists. Thus, researchers want to know the various obstacles experienced by people with HIV/AIDS (PLWHA) to get dental and oral care. Objective: To determine the barriers experienced PLWHA to get dental care. Method: A cross-sectional descriptive study of 106 PLWHA around Depok using a questionnaire that was adapted across cultures and tested for validity and reliability. Results: The number of male respondents was 61% with an early adult age group (26-35 years) of 40%. Internal barriers to PLWHA getting dental and oral care are the fear that dentists think about their HIV status by 80.7% and external barriers to PLWHA who have not yet been diagnosed with HIV, namely, cost constraints of 44.9% and 40.8%. Coclusion: In this study the age group is dominated by early adulthood (25-36 years), high school education level, income less than IDR 3,800,000.00, HIV transmission factors through free sex. Internal barriers to PLWHA in obtaining dental and oral care are the fears that dentists think about their HIV status and their external barriers namely cost constraints.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Akbar Saputra
Abstrak :
Stigma dan sikap diskriminatif terhadap ODHA merupakan sikap negatif masyarakat yang bersifat merendahkan dan menghambat kehidupan ODHA. Diperlukan pengurangan stigma dan sikap diskriminatif di masyarakat agar pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS dapat berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian stigma dan sikap diskriminatif terhadap ODHA pada masyarakat berstatus kawin dan hidup bersama. Pendekatan potong-lintang dilakukan dengan menggunakan data SDKI 2017 pada 34.950 responden. Nilai asosiasi pemberian stigma dan sikap diskriminatif menggunakan prevalence ratio (PR) dan 95% confidence interval (CI). Dari seluruh responden didapatkan 22.419 (64,1%) memiliki stigma dan sikap diskriminatif terhadap ODHA. Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan stigma dan sikap diskriminatif terhadap ODHA yaitu usia (POR: 1,08; 95% CI: 1,048 – 1,112), tingkat pendidikan (POR: 1,037; 95% CI: 1,004 – 1,07), pengetahuan komprehensif HIV/AIDS (POR: 1,26; 95% CI: 1,23 – 1,3), keterpaparan informasi HIV/AIDS (POR: 1,07; 95% CI: 1,04 – 1,1), pengaruh pasangan terkait HIV/AIDS (POR: 1,03; 95% CI: 1 – 1,06), dan pengaruh emosional terkait HIV/AIDS (POR: 1,5; 95% CI: 1,42 – 1,57). Dibutuhkan pendekatan komprehensif dari segala pihak untuk mengurangi stigma dan sikap diskriminatif terhadap ODHA berupa edukasi dan penyebaran informasi yang merata mengenai HIV/AIDS serta pemberdayaan bagi ODHA. ......Stigma and discriminatory attitude towards PLWHA is a negative attitude of society that degrading and inhibits life of PLWHA. It is necessary to reduce stigma and discriminatory attitude in community to run HIV/AIDS prevention and control optimally. This study aims to identify factors that influence stigma and discriminatory attitudes towards PLWHA among married society and living together. The cross-sectional approach was carried out using the IDHS 2017 data with 34,950 respondents. Association between stigma and discriminatory attitudes was estimated through the prevalence ratio (PR) and 95% confidence interval (CI). From all respondents, 22,419 (64.1%) have stigma and discriminatory attitude towards PLWHA. Factors associated with stigma and discriminatory attitudes towards PLWHA are age (POR: 1.08; 95% CI: 1.048 – 1.112), education level (POR: 1.03; 95% CI: 1.004 – 1.07), comprehensive knowledge of HIV/AIDS (POR: 1.26; 95% CI: 1.23 – 1.3), exposure to HIV/AIDS information (POR: 1.07; 95% CI: 1.04 – 1.1), partner influence related to HIV/AIDS (POR: 1.03; 95% CI: 1 – 1.06), and emotional influence related to HIV/AIDS (POR: 1.5; 95% CI: 1.42 – 1.57). There should be a comprehensive approach from all parties to reduce the stigma and discriminatory attitudes towards PLWHA such as educational and equitable information dissemination of HIV/AIDS and empowerment for PLWHA.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diani Nurcahyawati
Abstrak :
Latar belakang: Kesehatan mulut merupakan komponen penting dari status kesehatan secara keseluruhan pada infeksi HIV. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sebaiknya memiliki literasi yang cukup mengenai kesehatan rongga mulut karena dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Oral Health Literacy (OH Literacy) yang baik sangat diperlukan untuk mencapai kesehatan rongga mulut yang baik. Instrumen untuk mengukur tingkat OH Literacy pada populasi Indonesia memang sudah beberapa kali digunakan, tetapi penelitian menggunakan instrumen tersebut belum pernah dilakukan pada populasi ODHA di Indonesia. Salah satu alasan penelitian dilakukan di Jakarta adalah karena DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah kelompok paling berisiko tertular HIV tertinggi. Tujuan: Menganalisis OH Literacy (HeLD-ID) pada Orang dengan HIV/AIDS di Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, menggambarkan skor OH Literacy (HeLD-ID) terkait karakteristik sosiodemografi ODHA di DKI Jakarta. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner HeLD-ID oleh responden. Tes skrining MMSE dilakukan sebelum pengisian kuesioner, untuk mengetahui kondisi kognitif responden. Hasil: Penelitian dilakukan pada 141 responden ODHA di Jakarta dengan rerata usia 39,86 ± 6,53. Skor total HeLD-ID adalah 2,89 ± 0,74. Skor tertinggi pada domain understanding, dan skor terendah pada domain economic barrier. Terdapat hubungan bermakna antara skor OH Literacy (HeLD-ID) dengan tingkat pendidikan dan waktu mulai terdiagnosis HIV/AIDS (p < 0,05). Selain itu juga terdapat perbedaan skor OH Literacy (HeLD-ID) dengan karakteristik sosiodemografi tingkat pendidikan, riwayat kunjungan ke dokter, dan waktu mulai terdiagnosis HIV/AIDS (p < 0,05). Kesimpulan: Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara skor OH Literacy (HeLD-ID) dengan tingkat pendidikan dan waktu mulai terdiagnosis HIV/AIDS. Tingkat pendidikan, riwayat kunjungan ke dokter, dan waktu mulai terdiagnosis HIV/AIDS membedakan skor OH Literacy (HeLD-ID) pada ODHA di Jakarta. ......Background: Oral health is an important component of overall health status in HIV infection. People living with HIV/AIDS (PLWHA) should have sufficient literacy regarding oral health because it can affect their quality of life. Good Oral Health Literacy (OH Literacy) is very necessary to achieve good oral health. Instruments to measure the level of OH Literacy in the Indonesian population have been used several times, but research using these instruments has never been done on the PLWHA population in Indonesia. One of the reasons the research was conducted in Jakarta is because DKI Jakarta is the province with the highest number of groups most at risk of contracting HIV. Objective: Analyzing OH Literacy (HeLD-ID) in People with HIV/AIDS in Jakarta. Methods: This study used a cross-sectional study design, describing OH Literacy (HeLD-ID) scores related to the sociodemographic characteristics of PLWHA in DKI Jakarta. The selection of respondents was carried out using consecutive sampling techniques. Data collection was carried out by filling out the HeLD-ID questionnaire by respondents. The MMSE screening test was carried out before filling out the questionnaire, to determine the cognitive condition of the respondents. Results: The study was conducted on 141 respondents living with HIV in Jakarta with an average age of 39.86 ± 6.53. The total HeLD-ID score was 2.89 ± 0.74. The highest score is in the understanding domain, and the lowest score is in the economic barrier domain. There was a significant relationship between the OH Literacy score (HeLD-ID) and the level of education and the time when HIV/AIDS was diagnosed (p <0.05). In addition, there were also differences in the OH Literacy score (HeLD-ID) with sociodemographic characteristics of education level, history of visits to doctors, and time when HIV/AIDS was diagnosed (p <0.05). Conclusion: It was concluded that there was a relationship between the OH Literacy score (HeLD-ID) and the level of education in people with HIV/AIDS. Level of education, history of visits to doctors, and time when HIV/AIDS differentiated OH Literacy (HeLD-ID) scores among PLWHA in Jakarta.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Regina
Abstrak :
Praktik spesialis keperawatan medikal medikal merupakan bagian penting dari pendidikan profesi yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan berbasis bukti kepada pasien dengan kondisi medikal dan bedah, baik akut dan kronis. Dalam proses residensi ini teori yang digunakan adalah Teori Kebutuhan Virginia Henderson untuk pasien rawat inap dan Teori Sosial Kognitif Bandura untuk pasien rawat jalan, baik di Rumah Sakit Fatmawati maupun di Rumah Sakit Persahabatan. Menjadi ners spesialis keperawatan medikal bedah harus memenuhi kompetensi yang meliputi tiga hal, yakni pemberi asuhan keperawatan pada pasien kelolaan utama dan resume, kemudian menerapkan Evidence Based Nursing (EBN) dan membuat proyek inovasi terkait kebutuhan pasien dan ruangan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan pada pasien kelolaan utama, residen telah memberikan asuhan keperawatan pada saru kasus kelolaan utama dan tiga puluh kasus resume pasien dengan berbagai diagnosis. Sebagai peneliti, residensi telah mengaplikasi penerapan Intervensi Motivational Interviewing untuk meningkatkan HIV Self Management dan hasil dari evidence based nursing ini menunjukkan bahwa Intervensi Motivational Interviewing dapat meningkatkan HIV Self Management. Sedangkan sebagai innovator, residen telah melakukan inovasi terkait pemberian dukungan sebaya dan hasil penerapan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan kepatuhan ART pada ODHA. ......Medical nursing specialty practice is an important part of professional education that aims to develop the skills and knowledge of nurses to provide evidence-based nursing care to patients with medical and surgical conditions, both acute and chronic. In this residency process, the theories used are Virginia Henderson's Theory of Needs for inpatients and Bandura's Social Cognitive Theory for outpatients, both at Fatmawati Hospital and at Persahabatan Hospital. Becoming a specialist medical surgical nurse must fulfill competencies which include three things, namely providing nursing care to primary care patients and resumes, then implementing Evidence Based Nursing (EBN) and creating innovation projects related to patient and room needs. As a provider of nursing care to primary management patients, the resident has provided nursing care to one primary management case and thirty resume cases of patients with various diagnoses. As a researcher, the residency has applied the Motivational Interviewing Intervention to improve HIV Self Management and the results of this evidence based nursing show that the Motivational Interviewing Intervention can improve HIV Self Management. Meanwhile, as innovators, residents have made innovations related to providing peer support and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing ART compliance among PLWHA.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edis Mari Eko
Abstrak :
Praktik Keperawatan Spesialis merupakan suatu proses yang penting untuk pendidikan profesi dalam rangka penerapan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Praktek ini dilakukan serta dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Pendekatan Teori yang dipakai dalam praktek ini menggunakan Teori Keperawatan Henderson dan Teori Sosial Kognitif Bandura yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktik residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Keperawatan Henderson, melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan bukti ilmiah (Evidence Based Nursing), dan melaksanakan proyek inovasi keperawatan yang bermanfaat bagi Rumah Sakit Persahabatan. Mahasiswa Ners Residensi Keperawatan telah memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan Teori Henderson pada satu kasus utama yang ditangani beserta 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunistik. Sebagai peneliti, Mahasiswa Residensi telah menerapkan Teknik Relaksasi Benson dalam upaya penurunan kelelahan pada pasien HIV/AIDS. Sedangkan sebagai inovator telah dilakukannya pendidikan kesehatan dengan media yang inovatif yaitu melalui akses barcode video edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien SLE. Pelaksanaan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan yang akan  meningkatkan efikasi diri pada pasien SLE. ......Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various studies. Henderson Theory Approach and Bandura's Cognitive Social Theory at Persahabatan Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing practice based on scientific evidence (evidence-based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency is practiced. As nursing care providers, residency students have provided nursing care using Henderson Theory approach in 1 main managed case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the Benson Relaxation o Technique to HIV/AIDS patients. Meanwhile, as an innovator, innovative knowledge education has been carried out related to improve knowlwdge the other immune case with SLE patient in which educational media has also been formed to be barcoded and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in improve self efficacy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Putri Azzahra
Abstrak :
Berdasarkan analisis dari UNAIDS Tahun 2012, salah satu penyebab tingginya kejadian HIV di dunia adalah stigma dan diskriminasi. Selain dari lingkungan sekitar, masih banyak stigma yang diterima Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dari tenaga kesehatan. Salah satu faktor yang berperan dalam terbentuknya stigma khususnya pasa tenaga kesehatan adalah tingkat pengetahuan. Selain itu, hubungan keluarga sebagai faktor eksternal juga akan diteliti hubungannya dengan stigma terhadap ODHA. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dan hubungan keluarga dengan stigma terhadap ODHA pada mahasiswa kesehatan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 283 responden yang diambil dengan metode non random sampling dengan teknik quota sampling. Hasil analisis uji chi-square mendapatkan hasil bahwa secara statistik terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan stigma terhadap ODHA (p = 0,001). Sedangkan pada hubungan keluarga, hasil secara statisik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara hubungan keluarga dengan stigma terhadap ODHA (p = 0,097). Diharapkan penelitian selanjutnya berfokus kepada faktor lain yang menghubungkan antara hubungan keluarga dan stigma terhadap ODHA. ......Based on analysis from UNAIDS in 2012, one of the causes of the high incidence of HIV in the world is stigma and discrimination. Apart from the surrounding environment, there is still a lot of stigma that people living with HIV/AIDS (PLWHA) receive from health workers. One of the factors that plays a role in the formation of stigma, especially among health workers, is the level of knowledge. Apart from that, family relationships as an external factor will also be examined in relation to stigma towards PLWHA. This study aims to examine the relationship between the level of knowledge about HIV/AIDS and family relationships with stigma towards PLWHA among health students. The research design used was cross sectional on 283 respondents taken using a non-random sampling method with a quota sampling technique. The results of the chi-square test analysis showed that statistically there was a significant relationship between the level of knowledge and stigma towards PLWHA (p = 0.001). Meanwhile, regarding family relationships, the results statistically show that there is no relationship between family relationships and stigma towards PLWHA (p = 0.097). It is hoped that future research will focus on other factors that link family relationships and stigma against PLWHA.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Nyoman Ardi Supartha
Abstrak :
Setiap individu tidak terkecuali ODHA memiliki kebutuhan dasar yang salah satunya adalah kebutuhan fisiologis seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengalaman ODHA dalam pemenuhan kebutuhan seksual dan respon pasangan mereka terhadap pemenuhan kebutuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam terhadap empat belas orang yang terdiagnosa HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta, Denpasar. Melalui analisis tematik dengan prosedur Colaizzi ditemukan lima tema yang menggambarkan pengalaman seksual ODHA. Tema-tema tersebut yaitu lain 1 Pemenuhan kebutuhan seksual ODHA, 2 Peran pasangan dalam kehidupan ODHA, 3 Berbagai rangsangan yang dipersepsikan dapat meningkatkan keinginan seksual, 4 Faktor-faktor yang dipersepsikan dapat menurunkan kemampuan dan kualitas seksual, 5 Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas seksual. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi perawat untuk menyusun program penyuluhan terkait hubungan seksual dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kepuasan seksual pada ODHA. Selanjutnya direkomendasikan bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum mata ajar keperawatan medikal bedah terkait konseling hubungan seksual pada ODHA.
Every single person including people living with HIV AIDS PLWHA has basic needs that one of them is sexual physiological needs. The purpose of this study is to explore PLWHA rsquo s experience in fulfilling their sexual needs and partner rsquo s respond toward this fulfillment. The method of this study is qualitative descriptive phenomenology, which colleting data through depth interviews from fourteen PLWHA in Paramacitta Spirit Foundation, Denpasar. Through thematic analysis procedures, we found five themes that describe sexual experiences of PLWHA. These themes namely 1 Sexual fulfillment of PLWHA, 2 Partner rsquo s role in PLWHA rsquo s life, 3 Various stimuli that are perceived can increase sexual desire, 4 Factors that are perceived can decrease ability and sexual satisfaction, 5 Efforts that are perceived can improve ability and sexual satisfaction. As a conclusion, nurses have to prepare programs regarding sexual education and intervention to improve the ability and sexual satisfaction of people living with HIV. Further recommendation for educational need is to develop a curriculum for teaching medical surgical nursing related sexual needs.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Luthfi Adillah
Abstrak :
Praktek Spesialis Keperawatan merupakan sebuah proses penting dari pendidikan profesi dalam rangka mengaplikasikan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan. Praktek ini dilakukan dan dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Model Adaptasi Roy dan Teori Sosial Kognitif Bandura di RSUP Fatmawati Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktek residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori keperawatan, menerapkan implementasi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah (evidence based nursing practice), dan melakukan proyek inovasi keperawatan yang berguna bagi lahan yang menjadi tempat praktek residensi. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, mahasiswa residensi telah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori adaptasi Roy pada 1 kasus kelolaan utama dan 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunitis. Sebagai peneliti, mahasiswa residensi telah mengaplikasi penerapan permainan Kartu Inovatif Stop Stigma (KISS) dan hasil dari evidence based nursing ini menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan menurunkan self stigma pada pasien HIV. Sedangkan sebagai innovator, telah dilakukan inovasi edukasi pengetahuan terkait pencegahan infeksi oportunistik yang mana media edukasi juga dibetuk dapat barcode dan hasil penerapan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan dalam melakukan pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA. ......Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various research. Roy's Adaptation Model and Bandura's Social Cognitive Theory at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing implementation based on scientific evidence (evidence based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency practice takes place. As providers of nursing care, residency students have provided nursing care using Roy's adaptation theory approach to 1 primary management case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the Innovative Stop Stigma (KISS) Card game and the results of this evidence-based nursing show increased knowledge about HIV/AIDS and reduced self-stigma in HIV patients. Meanwhile, as an innovator, we have carried out knowledge education innovations related to the prevention of opportunistic infections in which the educational media is also made of barcodes and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in preventing opportunistic infections in PLWHA.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risyda Zakiyah Hanim
Abstrak :
Praktek Spesialis Keperawatan merupakan sebuah proses penting dari pendidikan profesi dalam rangka mengaplikasikan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan. Praktek ini dilakukan dan dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Model Adaptasi Roy dan Teori Sosial Kognitif Bandura di RSUP Fatmawati Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktek residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori keperawatan, menerapkan implementasi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah (evidence based nursing practice), dan melakukan proyek inovasi keperawatan yang berguna bagi lahan yang menjadi tempat praktek residensi. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, mahasiswa residensi telah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori adaptasi Roy pada 1 kasus kelolaan utama dan 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunitis. Sebagai peneliti, mahasiswa residensi telah mengaplikasi penerapan skrining malnutrisi pada pasien HIV/AIDS menggunakan Modiffied Subjective Global Asessessment dan hasil dari evidence based nursing ini menunjukkan bahwa kuisioner MSGA-HIV akurat dan reliable untuk menilai status resiko malnutrisi khusus pada pasien HIV. Sedangkan sebagai innovator, telah dilakukan inovasi edukasi pengetahuan terkait pencegahan infeksi oportunistik yang mana media edukasi juga dibetuk dapat barcode dan hasil penerapan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan dalam melakukan pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA. ......Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various studies. Roy's Adaptation Model and Bandura's Cognitive Social Theory at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing practice based on scientific evidence (evidence-based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency is practiced. As nursing care providers, residency students have provided nursing care using Roy's adaptation theory approach in 1 main managed case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the application of malnutrition screening to HIV/AIDS patients using the modified Subjective Global Assessment and the results of this evidence- based nursing show that the Modified SGA HIV questionnaire is accurate and reliable for assessing the risk status of specific malnutrition in HIV patients. Meanwhile, as an innovator, innovative knowledge education has been carried out related to the prevention of opportunistic infections in which educational media has also been formed to be barcoded and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in preventing opportunistic infections in PLHIV.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Kurniawan
Abstrak :
Praktek Spesialis Keperawatan merupakan sebuah proses penting dari Pendidikan profesi dalam rangka mengaplikasikan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan. Praktik ini dilakukan dan dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi melalui berbagai penelitian. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktik residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori keperawatan, menerapkan implementasi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah (evidence based practice) dan melakukan proyek inovasi keperawatan yang berguna bagi pelayanan keperawatan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, mahasiswa residensi telah memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan Teori Adaptasi Roy pada 1 kasus kelolaan utama dan 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunistik. Sebagai peneliti, mahasiswa residensi telah mengaplikasikan penerapan tindakan keperawatan yang berbasis bukti ilmiah “Pemberian buah pisang gepok hijau (green banana) pada motilitas usus pasien dengan Diare di RSUP Fatmawati”. Sedangkan sebagai peran inovator, telah dilakukan proyek “VOSIL SPARTAN” berupa pemberian edukasi pencegahan infeksi oportunistik pada ODHIV dengan hasil peningkatan pengetahuan dan sikap ODHIV guna pencegahan munculnya infeksi oportunistik. ......Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various studies. Three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing evidence-based nursing practice and conducting nursing innovation projects that are useful for nursing services. As a nursing care provider, residency students have provided nursing care using the Roy Adaptation Theory approach in 1 main management case and 30 resume cases of HIV/ AIDS patients with various opportunistic infections. As a researcher, residency students have applied the application of scientific evidence-based nursing actions "Giving green banana to the intestinal motility of patients with diarrhea at Fatmawati General Hospital". While as an innovator role, the "VOSIL SPARTAN" project has been carried out in the form of providing education on the prevention of opportunistic infections in ODHIV with the result of increasing the knowledge and attitude of ODHIV to prevent the emergence of opportunistic infections.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library