Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Wijayati
Abstrak :
Depresi dan persepsi diri negatif merupakan masalah yang sering ditemukan pada caregiver pasien jantung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh terapi kognitif dan latihan asertif terhadap kondisi depresi dan kemampuan mengubah persepsi diri pada caregiver pasien penyakit jantung. Desain penelitian quasi eksperimen dengan, sampel penelitian berjumlah total 105 orang yang terbagi atas 3 kelompok, yaitu kelompok yang mendapat terapi kognitif dan latihan asertif, kelompok yang mendapat terapi kognitif, dan kontrol masing-masing 35 orang. Terapi kognitif dan latihan asertif dilakukan masing-masing selama 4 sesi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan depresi caregiver secara bermakna pada kelompok yang mendapat terapi kognitif (p value < 0,05). Pada kemampuan mengubah persepsi diri terjadi peningkatan secara bermakna pada kelompok yang mendapat terapi kognitif, dan kelompok yang mendapat terapi kognitif dan latihan asertif (p value < 0,05), namun lebih bermakna pada kelompok yang mendapat terapi kognitif dan latihan asertif. Caregiver akan memperoleh manfaat terkait peningkatan kesehatan mental dan terapi kognitif dan latihan asertif ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengatasi depresi dan persepsi negatif caregiver pasien penyakit jantung.
Depression and negative self perception often found in caregiver of patient with heart disease. The purpose of this research was to investigate the influence of cognitive therapy and assertiveness training on depressed condition and ability of changing self perception by caregiver of patient with heart disease. This is a quasi experimental study, and there were 105 subjects participated (70 in experimental groups; 35 in comparison group). These psychotherapies were doing in 4 sessions of each. The subjects had a significant decrease in depressed scores after the cognitive therapy (p value < 0,05). There is a significant increase in ability of changing self perception?s scores after cognitive therapy programme and cognitive therapy and assertiveness training programmes, in spite of the cognitive therapy and assertiveness training programmes are more significant. Caregivers would have benefit of mental health improvement, and these psychotherapies could be provided as a reference to overcome depressed and negative self perception of caregiver who taking care of patient with heart disease.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Delfiana Marshella
Abstrak :
Latar Belakang: Susunan gigi anterior merupakan salah satu komponen estetika wajah yang berdampak terhadap persepsi diri anak serta mendorong anak dan orang tua untuk memeriksakan keadaan gigi mulut anak ke dokter gigi. Variasi susunan gigi anterior anak selama periode gigi bercampur, seperti adanya gigi berjejal, gigitan terbuka, posisi gigi yang miring atau rotasi, serta gigi yang cenderung terlihat maju yang dapat terkoreksi dengan sendirinya maupun yang memerlukan perawatan dini setelah penilaian oleh dokter gigi. Tujuan Penelitian: Menganalisis perbedaan antara persepsi diri dan dokter gigi terhadap susunan gigi anterior anak 9-12 tahun di SDN 01 Pademangan Barat Pagi Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi potong lintang di SDN 01 Pademangan Barat Pagi di Jakarta, bulan Desember 2023 menggunakan instrumen kuesioner yang dilengkapi oleh foto intraoral susunan gigi depan anak saat oklusi dari arah sagital, transversal, dan vertikal dalam 5 posisi. Kuesioner persepsi diri anak yang diisi oleh subjek penelitian dan kuesioner penilaian dokter gigi merupakan instrumen yang sama untuk menilai keadaan gigitan dalam, gigitan terbuka, gigi berjejal, gigi berjarak, gigi protrusif, gigitan silang, serta gigi rapi dan sejajar. Uji validasi dan reliabilitas dilakukan sebelum kueseioner digunakan dalam penelitian. Data dianalisis untuk menguji secara statistik perbedaan antara persepsi diri dan penilaian dokter gigi terhadap susunan gigi anterior anak usia 9-12 tahun Hasil: Subjek penelitian ini sejumlah 97 anak dan melibatkan penilaian dari 5 dokter gigi. Persepsi diri dan dokter gigi berbeda bermakna terhadap keadaan gigitan dalam, gigi berjejal di rahang atas, gigi berjarak di rahang atas, dan gigi rahang atas protrusif pada anak (uji Chi-Square, nilai p<0,05). Kesimpulan: Persepsi diri dengan penilaian dokter terhadap susunan gigi anterior anak usia 9-12 tahun pada penelitian ini menunjukkan perbedaan yang bermakna, terutama pada keadaan gigi depan rahang atas. ......Background: The anterior teeth alignment is one of the components of facial aesthetics that has an impact on children's self-perception and may encourages children and their parents to check their oral and dental condition by a dentist. Variations in the alignment of children's anterior teeth occur during the mixed dentition period, such as crowding, open bite, tilted or rotated tooth, and protrusive teeth which can be corrected on their own or require early treatment after dentist assessment. Objectives: To analyze differences between self-perception and dentist assessment of anterior teeth alignment in children aged 9--12 years at SDN 01 Pademangan Barat Pagi in Jakarta. Methods: This study was a cross-sectional study at SDN 01 Pademangan Barat Pagi in Jakarta, December 2023 using a questionnaire that completed with children's intraoral photos during occlusion from the sagittal, transverse and vertical dimensions in 5 positions. The children's self-perception questionnaire and dentist assessment questionnaire were identical to assess the condition of deep bite, open bite, crowding, spacing, protrusive teeth, anterior cross bite and well-aligned teeth in subjects recruited for this study. Validity and reliability tests were carried out before the questionnaire was used in the research. Data were analysed to statistically test the differences between self-perception and dentist assessment of anterior teeth alignment in children aged 9-12 years. Results: There were 97 children and 5 dentist involved in this study. Self-perception and dentist assessment were significantly different regarding the condition of deep bite, maxillary crowding, maxillary spacing and protrusive teeth in children (Chi-Square Test, p value <0,05). Conclusion: Self-perception and dentist assessment of anterior teeth alignment in children aged 9-12 years in this study showed significant differences, especially in the condition of the maxillary anterior teeth.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layalia Fatharani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan persepsi diri terhadap tingkah laku menyontek pada kelompok siswa kelas 12 berdasarkan kecenderungan orientasi tujuan berprestasi. Pengukuran persepsi siswa terhadap tingkah laku menyontek menggunakan alat ukur berupa kuesioner atau self-report yang dimodifikasi dari beberapa alat ukur (Anderman, Grissinger, dan Westerfield 1998; Bolin, 2004; deLambret dkk.; 2003; Lambret dkk., 2003). Pengukuran orientasi tujuan berprestasi siswa menggunakan alat ukur Patterns of Adaptive Learning Scale (PALS) yang dikembangkan oleh Midgley dkk. (2000). Responden penelitian ini berjumlah 88 siswa kelas 12 SMA yang berasal dari berbagai sekolah yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi diri terhadap tingkah laku menyontek pada kelompok siswa berdasarkan kecenderungan orientasi tujuan berprestasi. Skor persepsi diri terhadap tingkah laku menyontek yang rendah terdapat pada kelompok siswa dengan kecenderungan orientasi tujuan mastery. Di sisi lain, kelompok dengan orientasi tujuan performance memiliki persespsi diri terhadap tingkah laku menyontek yang tinggi. Hasil penelitian sudah sejalan dengan teori orientasi tujuan berprestasi yang menyatakan bahwa siswa dengan kecenderungan orientasi tujuan mastery akan cenderung tidak menyontek.
ABSTRACT
This study was conducted to get an idea of the difference of self-perception towards academic cheating behavior in 12th grade student groups based on achievement goal orientation tendency. The measurement of self-perception towards academic cheating using self-report questionnaire that has modified from some measurement (Anderman, Grissinger, and Westerfield 1998; Bolin, 2004; deLambret et al .; 2003; Lambret dkk., 2003). Student achievement of goal orientation were measured by Patterns of Adaptive Learning Scales (PALS) which developed by Midgley etc. (2000). This respondents were 88 high school students in 12th grade from several different schools. The results showed that there was no difference of mean of self-perception towards academic cheating on 12th grade group based on achievement goal orientation tendency. Mean of self-perception towards academic cheating are the lowest in the group of students with performance goal orientation tendencies. In the Other hand, group of student with mastery goal orientation tendencies have a high mean of self-perception towards academic cheating. The results has been consistent with the achievement goal orientation theory which states that students with mastery goal orientation tendencies will not tend to cheat.
2014
S60647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Wahansa Sugiarto
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Danang Wahansa SugiartoProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan Smoking Media Literacy dengan Status Merokok Siswa SMANegeri di Wilayah Kecamatan Purwakarta Kabupaten PurwakartaTahun 2018Pembimbing : Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHDi Indonesia, tren usia mulai merokok paling banyak ada pada remaja rentang usia 15-19 tahun, yang merupakan usia SMA. Di Kabupaten Purwakarta, jumlah proporsi perokok lebih tinggi dibanding angka provinsi. Diketahui bahwa paparan media sangat berpengaruh terhadap inisiasi remaja untuk merokok. Dikembangkanlah suatu konsep strategi pengendalian tembakau berbasis sekolah, yaitu literasi media smoking media literacy [SML] . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan SML dengan status merokok siswa SMA negeri di wilayah Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta setelah jenis kelamin, pendidikan orang tua, parenting, orang terdekat yang merokok orang tua, saudara kandung, dan teman sebaya , capaian prestasi di sekolah, depresi, self-esteem, sifat memberontak, dan sifat mencari sensasi dikendalikan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan pada April-Mei 2018 di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden yang berjumlah 310 siswa-siswi SMA negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 14,2 responden yang berstatus merokok. Nilai rata-rata skor SML responden adalah 68,94. Hasil regresi logistik ganda menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara SML dengan status merokok setelah jenis kelamin, saudara yang merokok, teman sebaya yang merokok, capaian prestasi di sekolah, dan sifat memberontak dikendalikan nilai p = 0,048; CI = 1,008-7,085 . Perlunya pendidikan dan pemahaman literasi media, promosi kesehatan dengan pendekatan media sosial, dan lebih menggalakkan upaya kesehatan dengan pendekatan keluarga dapat mengurangi penggunaan rokok pada remaja.Kata kunci: literasi media, merokok, smoking media literacy, remaja, siswa SMA
ABSTRACT
Name Danang Wahansa SugiartoStudy Program Public Health ScienceTitle Association of Smoking Media Literacy and Smoking Status of PublicHigh School Students in Purwakarta District Purwakarta Regency 2018Supervisor Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHIn Indonesia, the trend of age to start smoking is most prevalent in adolescents rsquo age range 15 19 years, which is the age of high school. In Purwakarta Regency, the number of proportion of smokers is higher than the provincial rate. It is known that media exposure is very influential factor on the initiation of adolescents to smoke. Therefore, a concept of school based tobacco control strategy was developed, namely media literacy smoking media literacy SML . The purpose of this research is to know the relation of SML with smoking status of public high school students in Purwakarta District Purwakarta Regency after controlled by sex, parent education, parenting, parents, siblings, and peers who smoke, school achievement, depression, self esteem, rebelliousness, and sensation seeking. This research used a quantitative research with cross sectional design conducted in April May 2018 in Purwakarta District Purwakarta Regency. Data were collected by self administered questionnaires with 310 students of public senior high school. The results showed that there were 14.2 of respondents who had smoking. Mean of SML score was 68.94 on a scale of 100 . The result of logistic regression showed that there is a significant correlation between SML and smoking status after controlled by sex, sibling who smoke, peers who smoke, school achievement, and rebelliousness p value 0,048 CI 1,008 7,085 . The need for education and understanding of media literacy, health promotion with media social approach, and further promoting health efforts with family approaches may reduce smoking use in adolescents.Keywords media literacy, smoking, smoking media literacy, adolescents, high schoolstudents
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library