Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Wulan
"Nama : Widya Ratna WulanProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Determinan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Tunagrahitadi Sekolah Luar Biasa Kabupaten Semarang Tahun 2018Pembimbing : Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHKehamilan tidak diinginkan dan pelecehan seksual pada remaja tunagrahita akibatperilaku seksual berisiko dilaporkan masih terjadi di Kabupaten Semarang sebesar55,6 . Sekitar 25 penduduk Kabupaten Semarang adalah remaja usia 10-24 tahundengan jenis ketunaan terbesar adalah tunagrahita sehingga mempengaruhi risikotingginya perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita.Tujuan penelitian ini adalahmengetahui determinan perilaku seksual berisiko pada remaja tunagrahita di SekolahLuar Biasa Kabupaten Semarang Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain cross sectiona lyang dilakukan di Kabupaten Semarang. Datadikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner pada 82 siswa-siswiremaja tunagrahita di 5 sekolah luar biasa tunagrahita. Data dianalisis menggunakan ujiregresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan43,9 siswa-siswi memiliki perilaku seksual berisiko tinggi dengan nilai median 80,0 skala 100 . Variabel pengetahuan p=0,001 , peran guru p=0,001 , dan self-efficacy p=0,017 dengan p-value

ABSTRACTName Widya Ratna WulanStudy Program Public Health ScienceTitle Determinant of Sexual Behavior Among Intellectual DisabilityAdolescents in Special School, Semarang Regency, 2018Counsellor Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHThe sexual behavior that leads to unwanted pregnancy and sexual abuse amongintellectual disability adolescents occured in Semarang Regency of 55.6 due to lack ofsexual health knowledge and information. Approximately 25 of Semarang Regencypopulation is adolescents aged 10 24 years with the largest intellectual disability so thataffect the high risk sexual behavior among intellectual disability adolescents. This studyaimed to determine the determinant of sexual behavior among intellectual disabilityadolescents in Special School Semarang Regency 2018. This study was a quantitativestudy with cross sectional design conducted in Semarang regency. Data were collectedby interview using questionnaires on 82 intellectual disability adolescent students in 5special schools. Data were analyzed using simple logistic regression and multiplelogistic regression test. The results found 43.9 of students who had high risk sexualbehavior with a median value of 80.0 scale 100 . The analysis result proved thatknowledge p 0,001 , teacher role p 0,001 , and self efficacy p 0,017 yieldingp value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kamilia
"ABSTRAK
Perilaku seksual berisiko bukan saja ancaman terbesar bagi kesehatan reproduksi remaja, tapi juga telah menunjukkan ketimpangan dampaknya bagi remaja perdesaan dan perkotaan. Sebagai contoh, data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja wanita di perdesaan hampir 2 kali lebih besar (16%) dibanding remaja wanita di perkotaan (9%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan determinan perilaku seksual berisiko pada remaja perdesaan di Indonesia. Penelitian ini adalah analisis data sekunder dari SDKI 2017 yang menggunakan desain potong lintang. Data dibatasi pada responden yang berusia 15-24 tahun, tinggal di perdesaan dan belum menikah (n=9,992). Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil analisis menunjukkan lebih dari seperempat (26,7%) responden pernah melakukan perilaku seksual berisiko. Ada hubungan bermakna antara faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin dengan perilaku seksual berisiko. Prevalensi perilaku seksual berisiko lebih tinggi pada kelompok usia 20-24 tahun (45,6%), jenis kelamin laki-laki (35%), tingkat pendidikan tinggi (50,7%), tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi baik (34,9%), memiliki sikap positif terhadap perilaku seks pranikah (44,9%), lebih terpapar dengan media informasi (30,5), pernah berpacaran (31,7%), pernah mengonsumsi alkohol (53,9%), tidak berkomunikasi mengenai kesehatan reproduksi dengan orang tua (28,2%), dan memiliki teman sebaya yang pernah melakukan perilaku seksual berisiko (41,2%). Program intervensi yang berbasis budaya untuk meningkatkan peran komunikasi orang tua mengenai kesehatan reproduksi remaja dan mengoptimalkan konseling tentang kesehatan reproduksi di institusi pendidikan di perdesaan sangat direkomendasikan.

ABSTRACT
Risky sexual behavior is not only the biggest threat to adolescent reproductive health, but also revealed inequality outcomes between rural and urban adolescents. Data from the 2017 Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) showed that the incidence of unwanted pregnancies among rural female adolescents were almost 2 times greater (16%) than their urban counterpart (9%). This study aimed to describe and determine the determinants of risky sexual behavior among adolescents in rural Indonesia. Data for this study came from the 2017 IDHS, a national wide cross-sectional survey, limiting to those who were 15-24 years old, lived in rural areas, and who were not married (n=9,992). Data were analyzed using the chi-square test with a significance level of 95%. The results showed that more than a quarter (26.7%) of respondents had ever engaged in risky sexual behaviors. The prevalence of risky sexual behavior was higher in the age group of 20-24 years (45.6%), among males (35%), or those with higher educational level (50.7%), have better reproductive health knowledge (34.9% ), have positive attitude towards premarital sex (44.9%), have higher exposure from information media (30.5%), have ever consumed alcohols (53.9%), have ever engaged in a romantic relationship (31.7%), have never talked about health reproductive issues with parents (28.2%), and had peers who engaged in risky sexual behaviors (41.2%). Intervention programs to improve culturally-based parental communication about reproductive health and to optimize health reproductive counselling in rural schools are recommended."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valen Fridolin Simak, examiner
"Perilaku seksual berisiko adalah merupakan masalah kesehatan remaja yang terus menerus meningkat bersamaan dengan perkembangan teknologi, sehingga perlu untuk diatasi. Intervensi keperawatan “PEKA BERAKSI” adalah merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran dan pengaruh pelaksanaan intervensi “PEKA BERAKSI” (PEndidikan kesehatan, Kontrol orang tuA, pemBERdayaAn, Keterampilan negosiaSI) terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja di SMA/SMK kelurahan Cisalak pasar. Pelaksanaan intervensi ini melibatkan 275 siswa kelas 10 dan 11 dan 10 keluarga binaan selama 16-17 kali pertemuan selama 10 minggu. Data dianalisis menggunakan uji Paired t test dengan hasil membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dan keluarga mencegah perilaku seksual berisiko sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p = 0,001). Berdasarkan hasil tersebut, perlu adanya pemantauan secara berkesinambungan terhadap tahap tumbuh kembang remaja khususnya dengan meningkatkan kompetensi kecakapan hidup remaja untuk mengatasi masalah kesehatan, sehingga remaja dapat menekan angka kejadian perilaku seksual berisiko.

Risky sexual behaviour is an adolescent health problem that continues to increase along with technological developments, so it needs to be addressed. "PEKA BERAKSI" nursing intervention is one solution to overcome this problem. The purpose of this final scientific work is to provide an overview and influence of the implementation of "PEKA BERAKSI" interventions (health education, parental monitoring, empowerment, negotiation skill) on risky sexual behaviour in adolescents in high school / vocational Cisalak pasar village. The implementation of this intervention involved 275 10th and 11th-grade students and 10 assisted families for 16-17 meetings for 10 weeks. Data were analysed using paired t-test with the results proving that there was a significant effect on the knowledge, attitudes and skills of adolescents and families to prevent risky sexual behaviour before and after the intervention (p = 0.001). Based on these results, there is a need for continuous monitoring of the stages of adolescent growth and development, primarily by increasing adolescent life skills competencies to overcome health problems, so that adolescents can reduce the incidence of risky sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Yunengsih
"Perubahan dramatis yang terjadi dalam kehidupan remaja menempatkan mereka sebagai populasi berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan. Kondisi ini diperburuk oleh berbagai faktor seperti paparan konten pornografi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan derajat keterpaparan konten pornografi dengan perilaku seksual berisiko pada siswa SMA di kabupaten Karawang. Desain penelitian ini berupa analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan melibatkan 394 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Karawang pada Juni 2020. Pengukuran terhadap riwayat paparan dan adiksi pornografi dilakukan dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Adiksi Pornografi, sedangkan perilaku seksual berisiko diukur menggunakan kuesioner Sexual Risk Survey (SRS) yang sudah dimodifikasi sesuai kondisi remaja di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama kali terpapar pornografi (p=0,013), materi pornografi yang diakses (p=0,041), dan alasan menonton pornografi (p=0,017), dengan perilaku seksual berisiko pada remaja. Semakin tinggi derajat adiksi pornografi maka semakin tinggi pula perilaku seksual berisiko pada remaja (p=0,000; r=0,241). Berdasarkan hasil temuan tersebut, diperlukan adanya upaya pencegahan dan intervensi terkait adiksi pornografi serta pengembangan berbagai rencana strategis dalam menangani masalah perilaku seksual berisiko pada remaja.

The dramatic changes in the lives of teenagers have cemented their position as the population group with the highest risk of health problems. Several factors, such as the higher exposure to pornographic contents, worsened this condition. This research aims to identify the relationship between exposure to pornographic content with unsafe sexual activities performed by high school students in Karawang Regency. This study used a cross-sectional design and stratified random sampling technique to take 394 samples from senior high school students in Karawang Regency in June 2020. This study used The Early Detection of Pornographic Addiction Instrument for measuring the history of exposure and pornographic addiction, meanwhile risky sexual behavior was measured by the Sexual Risk Survey (SRS) questionnaire that modified according to the conditions of adolescents in Indonesia. The findings showed that the tendency of the higher risky sexual behavior among students is significantly related to the age of first exposure to pornographic contents (p=0,013), pornographic material accessed (p=0,041), and the reason for watching pornography (p=0,017). Furthermore, the higher level of pornographic addiction, the higher risky sexual behavior in students (p=0,000; r=0,241). Based on these findings, a preventive act and intervention are needed to develop the strategic plans to combat pornography addiction, which in turn overcome the unsafe sexual activities problem in teenagers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Junita Irianti
"Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Cross Sectional yang menganalisis lanjut data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia tahun 2011. Lokasi penelitian di Kota Sorong dengan populasi penelitian seluruh siswa SMA/Sederajat di Kota Sorong pada tahun 2011 dan menggunakan total sampel pada survei yang berjumlah 403 orang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisiko remaja pada siswa SMA/Sederajat di Kota Sorong, Papua Barat tahun 2011dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40% remaja siswa SMU/Sederajat di Kota Sorong, Papua Barat tahun 2011 yang melakukan perilaku seksual berisiko tinggi, dimana 16.6% telah melakukan hubungan seksual melalui vagina. Pada analisis bivariat diperoleh variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko remaja di Kota Sorong tahun 2011 adalah jenis kelamin, umur dan konsumsi minumal beralkohol. Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko remaja adalah konsumsi minuman beralkohol dengan OR 6.141 (95% CI : 3.396-11.105) setelah dikontrol oleh jenis kelamin.

This study is a descriptive analytic study used a quantitative approach with crosssectional design. The analysis was performed on the secondary data obtained from the National Survey of Developments Abuse and Illicit Drugs in Senior High School Students and College Students in Indonesia in 2011. Research location in Sorong in 2011 using total sample size amounting to 403 respondents senior high school/equivalent student. The purpose of the study is to get a description of adolescent sexual behavior at risk in Sorong, West Papua in 2011 and it's affecting factors.
The results showed that 40% of respondents have high-risk sexual behavior, where 16.6% vaginal intercourse. In bivariate analyzes, derived variables related to adolescent sexual behavior at risk in Sorong in 2011 are gender, age and alcohol consumption. The most dominant factor is the consumption of alcohol beverages with OR 6, 141 (95% CI: 3, 396-11, 105) after controlled by gender.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Bachtiar Safrudin
"ABSTRAK
Perubahan terjadi pada masa remaja baik fisik maupun psikologis. Perubahan remaja menyababkan dorongan untuk melakukan aktivitas seksual. Sehingga muncul aktivitas yang dimulai pacaran sampai kontak seksual yang sangat berisiko bagi pertumbuhan remaja. Pendekatan intervensi bi-skill sebagai inovasi dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga dan sekolah. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui perubahan domain pengetahuan sikap, keterampilan dan kemandirian remaja melalui asuhan keperawatan keluarga dan setting sekolah. Metode menggunakan studi kasus dan kuasi esperimen diambil dari siswa SMP wilayah Cimanggis Depok. Setelah dilakukan intervensi bi-skill di keluarga dan sekolah menunjukkan perubahan perilaku seksual berisiko dan meningkatnya kemadirian keluarga. Sehingga intervenesi ini efektif diterapkan dalam tatanan keluarga dan setting. Saran untuk mempertahankan komunikasi asertif dan memberikan kebebasan remaja dalam koridor norma dan aturan. Bagi petugas kesehatan intervensi bi-skill menjadi acuan dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas.

ABSTRACT
Changes occur in adolescence both physically and psychologically. Teen change causes encouragement to engage in sexual activity. So it appears that the activity begins courting up sexual contacts are very risky for adolescent growth. The approach of bi skill intervention as an innovation in overcoming the problems that occur in the family and school. The purpose of this paper is to know the changing domain of knowledge attitude, skills and independence of teenagers through family nursing care and school settings. Methods using case study and quasi experiment were taken from junior high school students of Cimanggis Depok. After the bi skill intervention in the family and school showed changes in risky sexual behavior and increased family awareness. So this intervenetion is effectively applied in the family setting and setting. Suggestions for maintaining assertive communication and giving youth freedom within the corridor of norms and rules. For health workers, bi skill interventions become a reference in performing family and community nursing care.
"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Hanggit Lestari
"Perilaku seksual berisiko pada remaja dapat berdampak negatif pada kondisi fisik, psikologis, ekonomi dan sosial remaja. Intervensi yang efektif diperlukan agar remaja dapat mencegah perilaku seksual berisiko. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh Pelaksanaan Intervensi Cakupan Informasiku Kecakapan Hidup, Informasi, Motivasi Dan Perilaku sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas pada remaja. Pelaksanaan intervensi Cakupan Informasiku dilakukan di komunitas khususnya di seting sekolah dan di keluarga selama 9 bulan melibatkan 188 siswa. Hasil evaluasi intervensi Cakupan Informasiku terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja saat sebelum dan sesudah intervensi p value = 0.000. Intervensi Cakupan Informasiku efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan mengenai pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja. Intervensi ini sebaiknya dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk mengurangi aktivitas perilaku seksual remaja.

Risky sexual behavior in adolescent may cause negative impact on physical, psychological, economic and social conditions of adolescents. Effective interventions are needed for adolescents to prevent risky sexual behavior. This final paper aims to provide description and impact of the Implementation of Intervention Cakupan Informasiku Life Skills, Information, Motivation And Behavior as a community nursing intervention. Implementation of the Cakupan Informasiku intervention was carried out in the community especially at school and family settings for 9 months involving 188 students. The evaluation of interventions Cakupan Informasiku showed that there were significant differences in the knowledge, attitude and skills of adolescents before and after intervention p value = 0.001. Cakupan Informasiku Intervention was effective for improving knowledge, attitudes and skills regarding prevention of risky sexual behavior in adolescents. This intervention should be sustainable in order to reduce adolescent sexual behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Eka Pratiwi
"Skripsi ini membahas keterpaparan terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Dan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cohort retrospektif dan pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukan siswa yang perilaku seksual berisiko rendah sebanyak 99 70,7 dan perilaku seksual tinggi 41 29,3. Responden yang mempunyai perilaku seksual berisiko tinggi lebih banyak pada remaja pasien baru PKPR 29 41,4, keterpaparan program PKPR sebanyak 0 0 pada pasien baru, jenis kelamin laki-laki 48 34,3, usia remaja akhir 104 74,3, umur pubertas dini 25 17,9, pengetahuan kurang 63 45, sikap negatif 40 28,6, sikap orang tua yang negatif 66 47,1 dan sikap teman sebaya yang negatif 63 45, pernah/punya pacar 112 80, frekuensi pertemuan dengan pacar sering 62 44,3, Terdapat hubungan antara keterpaparan terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Dan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo p=0,00.

This thesis discusses the exposure of the Program Adolescent Friendly Health Services AFHS and risky sexual behavior in adolescents at Puskesmas Pasar Rebo. This study is a quantitative study with cohort retrospective research design and sampling carried out by the Simple Random Sampling.
The results showed that students 39 lowrisk sexual behavior 70,7 and sexual behavior is high 29,3 . Respondents who have high risk sexual behavior more on students who do not follow AFHS 37.1, male gender 34,3, age ge 17 years 74,3, early puberty age 17,9, lack of knowledge 45, negative attitude 28,6, and negative parents attitude 47,1 and negative peer group attitude 45, had have a girlfriend 80, the frequency of meetings with boyfriend often 44,3, There is a relationship between exposure to the Adolescent Friendly Health Services AFHS and risky sexual behavior in adolescents at Puskesmas Pasar Rebo p 0.00.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library