Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmi Soraya
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan antara perilaku komunikasi pengajar terhadap peserta pelatihan pengadaan barang/jasa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 186 orang pegawai Aparatur Sipil Negara (36-45 tahun) yang merupakan peserta pelatihan pengadaan barang/jasa di Balai Pengembangan Kompetensi PUPR. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang menggunakan kuesioner (skala Likert) sebagai instrumennya. Data kuesioner yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan uji Pearson Korelasi. Dengan meminjam kerangka berpikir dari riset Mazer (2013), penelitian ini menggunakan lima variabel dalam kuesioner, antara lain penjelasan pengajar (teacher clarity), kedekatan nonverbal pengajar (teacher nonverbal immediacy), minat kognitif (cognitive interest), minat emosional (emotional interest), dan keterlibatan peserta pelatihan (student engagement). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebab-akibat atau korelasi yang positif antara kelima variabel tersebut. Penelitian ini mengonfirmasi bahwa minat emosional peserta, minat kognitif peserta, dan keterlibatan peserta dalam pelatihan tersebut dipengaruhi oleh bagaimana pengajar mampu menjelaskan pengajaran dan membangun kedekatan secara nonverbal kepada pesertanya. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan dukungan empiris terhadap pentingnya kelima variabel tersebut dalam meningkatkan keterlibatan peserta di proses pembelajaran. Implikasi dari penelitian ini dapat memberikan panduan praktis bagi pengajar dan perancang kurikulum untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi di dalam pelatihan. ......This research aims to identify the relationship between instructor communication behavior and participants' interest in procurement training. The sample consists of 186 civil servants (aged 36-45) participating in procurement training at the Center for Competency Development of the Ministry of Public Works and Housing. This quantitative study utilizes a questionnaire (Likert scale) as an instrument, and the collected questionnaire data are analyzed descriptively using Pearson Correlation test. Borrowing the framework from Mazer's (2013) research, this study incorporates five variables in the questionnaire: teacher clarity variable, teacher nonverbal immediacy variable, cognitive interest variable, emotional interest variable, and student engagement variable. The results show a positive cause-and-effect relationship or correlation among these five variables. The study confirms that participants' emotional interest, cognitive interest, and engagement in the training are influenced by how instructors explain the teaching and build nonverbal closeness with the participants. Overall, this research provides empirical support for the importance of these five variables in enhancing participant engagement in the learning process. The implications of this study can offer practical guidance for instructors and curriculum designers to improve communication and interaction effectiveness in training.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji dan menjelaskan bagaimana pengunjung memaknai pariwisata pulau Kemaro dan mengetahui bagaimana perilaku komunikasi pengunjung pariwisata pulau Kemaro. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian terdiri dari enam orang informan yang terdiri dari 3 orang pelancong budaya dan 3 orang pelancong religi yang diambil secara purposive. Hasil dari penelitian menunjukkan, pengunjung pariwisata pulau Kemaro yang merupakan informan pada penelitian ini memberikan pemaknaan terhadap pariwisata pulau Kemaro berdasarkan pandangan subjektif. Sehingga informan dalam penelitian memberikan pemaknaan yang beragam terhadap Pariwisata Pulau Kemaro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi mewarnai semua aspek yang ingin diketahui, baik dari segi pandangan, pengalaman, dan motif pada setiap pengunjung. Pengunjung memberikan pandangan terhadap Pariwisata Pulau Kemaro sebagai tempat bersejarah, tempat yang nyaman, dan juga tempat untuk sembahyang. Pengalaman yang dirasakan pelancong selama berada di pulau Kemaro berkaitan dengan kegiatan festival budaya, perayaan 17 Agustusan, perjalanan menuju Pulau Kemaro, sembahyang, sampai dengan pengalaman mengenai penyembuhan penyakit. Sedangkan motif yang dimiliki pelancong, yaitu untuk mencari ketenangan dan kesenangan, ajakan dari orang terdekat (orangtua ataupun teman), untuk melakukan kegiatan keagamaan, ketertarikan pelancong pada sejarah pariwisata pulau Kemaro, serta motif untuk berkumpul bersama anggota keluarga. Perilaku komunikasi yang terjadi yaitu dalam bentuk interaksi diantara pengunjung serta pengunjung dengan pelaku wisata yang menggunakan komunikasi verbal. Kesimpulan dari penelitian tentang makna pariwisata pulau Kemaro menurut pengunjung yaitu sebagai tempat warga Tionghoa untuk sembahyang, dan salah satu tempat wisata yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan nyaman yang ada di kota Palembang.
384 JKKOM 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wenita Indrasari
Abstrak :
Perilaku defensif menghambat tim atau kelompok untuk mengambil keputusan secara optimal, sehingga perilaku ini merugikan organisasi dan perlu dikurangi. Perilaku defensif dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal terdiri dari pribadi otoritarian, self-esteem, dan keterampilan antar pribadi, sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari struktur organisasi, kepemimpinan, iklim komunikasi, perubahan/intervensi kelompok, dan anggota kelompok yang berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan perilaku defensif. Faktor internal diwakili oleh self-esteem, sedangkan faktor eksternal diwakili oleh iklim komunikasi. Iklim komunikasi terdiri dari iklim komunikasi dengan atasan dan dengan rekan sejawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim komunikasi dengan atasan memiliki hubungan dengan perilaku defensif.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Veronika Rintar
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini mempertanyakan permasalahan: Bagaimanakah perilaku komunikasi antar mahasiswa berbeda agama Skripsi ini hendak menggambarkan bagaimana keanggotaan seseorang dalam organisasi keagamaan mempengaruhi perilaku komunikasinya dengan mahasiswa berbeda agama. Gambaran tersebut diperoleh dengan melakukan studi pada sejumlah mahasiswa Islam dan Kristen di FISIP FKG dan FE Universitas Indonesia dengan membedakan aktivis organisasi atau ke1ompok keagamaan dari nonaktivis Dari hasil penelitian, tampak bahwa pada umumnya interaksi antar mahasiswa Kristen dan Islam banyak terdorong o1eh alasan-alasan positif seperti persahabatan dan berbagai kepentingan lainnya, tetapi perbedaan ni1ai mengganggu harmoni tersebut. Para aktivis organisasi keagamaan cenderung tidak menyukai aktivis agama lain, tetapi cenderung menyukai nonaktivisnya. Para nonaktivis cenderung tidak menyukai aktivis organisasi agama lain dan cenderung menyukai nonaktivisnya. Seperti afeksi terhadap mahasiswa yang berbeda agama, komunikasi dengan aktivis organisasi cenderung kurang leluasa. Kenyataan ini mungkin disebabkan oleh sikap curiga, hati-hati dan persaingan antar aktivis. Latar belakang sejarah dan pengalaman negatif menyebabkan mahasiswa Islam cenderung bersikap hati-hati dan menghindari relasi dengan mahasiswa Kristen. Sementara itu mahasiswa Kristen nampak lebih banyak mendapatkan manfaat pergaulannya dengan mahasiswa Islam dan lebih banyak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Keakraban mahasiswa kedua agama ini paling banyak terjadi di FE, sementara di. FKG cenderung. netral dan di FISIP terdapat beberapa pertentangan. Skripsi ini menyimpulkan bahwa dengan tidak menjadi aktivis organisasi keagamaan responden mempunyai lebih banyak . sikap-sikap dan mendapat pengalaman yang lebih positif dari pad a responden aktivis. Karena itu saling pengertian perlu lebih banyak diusahakan untuk menjembatani aktivis lslam dengan aktivis Kristen misalnya dengan menekan kepentingan kelompok dan mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan menambah informasi dalam relasi itu dengan mengandalkan per an pemimpin informal pada tiap organisasi atau kelompok keagamaan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library