Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilda Elsa Putri
Abstrak :
Penelitian ini membahas kepatuhan dokter dalam pengisian formulir summary list di Instalasi Rawat Jalan, RSUP Fatmawati tahun 2015, yang merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini menghasilkan kepatuhan yang rendah, pendidikan terbanyak dokter spesialis, pengetahuan kurang baik, masa kerja yang seimbang, umur yang seimbang, persepsi sanksi kurang sesuai, persepsi insentif kurang sesuai, dan jumlah kunjungan yang sedikit. Terdapat dua variabel yang bermakna yaitu pendidikan dan sanksi, sementara variabel lain yaitu pengetahuan, umur, masa kerja, jumlah kunjungan, dan insentif menghasilkan hubungan yang tidak bermakna. ...... This undergraduate thesis discusses about doctor compliance toward writing summary list form, in outpatient department, RSUP Fatmawati 2015. This research using cross sectional design with quantitative approach, and use both primary and secondary data. The result of this research shows that doctor compliance are in a low rate, poorly knowledge, most of the education level are specialist, working periods are balance, ages are balance, inappropriate perception of sanction and insentives. There are two variables that have correlation, those are educational level and sanction. And the variables that have no correlation are knowledge, working period, and insentives.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Surya
Abstrak :
Latar belakang: Setiap tahun, lebih dari 135.000 orang di bawah usia 45 tahun didiagnosis kanker. Deteksi dan penatalaksanaan yang baik pada pasien kanker membuat angka harapan hidup meningkat. Kemajuan teknologi di bidang preservasi fungsi reproduksi menjawab permasalahan fungsi reproduksi pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter yang melayani pasien kanker mengenai preservasi fungsi reproduksi. Metode: Studi deskriptif dengan metode potong lintang dilaksanakan di RSUD tipe D di Jakarta dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sejak 1 November 2017 hingga 31 Agustus 2019. Penelitian ini melibatkan dokter yang melayani pasien kanker. Kami mengeksklusi jika kuesioner tidak lengkap atau tidak dikembalikan kepada peneliti. Penelitian ini dimulai dari translasi, validasi kuesioner, hingga pengambilan subjek penelitian. Data ditampilkan secara deskriptif. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan nomor 926/UN2.F1/ETIK/2017. Hasil: Sebagian besar dokter umum, spesialis, dan subspesialis yang berpartisipasi dalam penelitian ialah 26-30 tahun (65,4%), 31-35 tahun (70,4%), dan 31-40 tahun (53%). Dokter umum paling mengetahui fertilisasi in vitro dengan preservasi beku embrio (12,1%). Dokter spesialis paling mengetahui preservasi beku sperma (25,4%). Sementara itu, dokter subspesialis paling mengetahui fertilisasi in vitro dengan preservasi beku embrio, preservasi beku sperma, dan penanganan sebelum tatalaksana kanker (pre-treatment) dengan agonis GNRH (seperti suntikan depot leuprolide) dengan presentase 13%. Preservasi kesuburan sebagai prioritas penting pada pasien kanker yang baru didiagnosis paling banyak menunjukkan sikap positif dari dokter umum (72,0%), dokter spesialis (73,3%), dan dokter subspesialis (100%). Dokter umum paling banyak memiliki perilaku untuk merujuk pasien yang memiliki pertanyaan tentang kesuburan ke spesialis fertilitas (44,4%). Dokter spesialis (54,9%) maupun dokter subspesialis (67%) paling banyak menunjukkan perilaku untuk mediskusikan kemungkinan dampak kondisi pasien dan/ atau penanganan terhadap kesuburan mereka di masa mendatang. Kesimpulan: Preservasi fungsi reproduksi yang paling diketahui dokter umum berbeda dengan dokter spesialis maupun subspesialis. Sikap positif baik pada dokter umum, spesialis, dan subspesialis sama. Perilaku pada dokter umum berbeda dengan dokter spesialis dan subspesialis. ......Introduction: More than 135,000 people under 45 years old diagnosed cancer annually. Good detection and management of cancer patients increases the quality of life. Technology advancement in fertility preservation is the answer for cancer patients. This study aims to determine knowledge, attitude, and practice of practitioners providing health cancer patients about fertility preservation. Methods: Descriptive study with cross-sectional study was conducted in type D government hospital and Dr. Cipto Mangunkusumo hospital in Jakarta between 1st November 2017 and 31st August 2019. This study involved practitioners providing cancer patients. We excluded whether incomplete questionnaire or not submitted to author. Data were described descriptively. It has been verified by ethical committee of Medical Faculty Universitas Indonesia under 926/UN2.F1/ETIK/2017. Results: Most of general practitioners, specialists, and subspecialists participated in this study were 26-30 years old (65.4%), 31-35 years old (70.4%), and 31-40 years old (53%); respectively. General practitioners knew in vitro fertilization (IVF) with embryo cryopreservation (12.1%) at most. Specialists knew most widely sperm cryopreservation (24.5%). Meanwhile, subspecialists knew IVF with embryo cryopreservation, sperm cryopreservation, and cancer pre-pretreatment with GnRH agonist (such as leuprolide injection) with percentage of 13%. Positive attitude of fertility preservation as important priority on cancer patients was showed among general practitioners (72.0%), specialists (73.3%), and subspecialists (100%). General practitioners mostly referred patients to fertility specialist (44.4%). In the meantime, specialists (54.9%) and subspecialists (67%) discussed the possibility of patient condition and/ or treatment to fertility in future at most. Conclusion: The knowledge of fertility preservation is different among general practitioners, specialists, and subspecialists. Positive attitudes among them were similar. Practice between general practitioners and specialists also subspecialists was different.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Cahya Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas kepatuhan dokter dalam penggunaan obat yang sesuai dengan formularium nasional di RSUP Fatmawati Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini kepatuhan tinggi, informasi dan sosialisasi yang rendah, kepemimpinan yang kondusif, pengetahuan yang rendah, sikap yang baik, adanya peran KFT, pengaruh industri farmasi, serta lingkungan tempat kerja yang baik. Terdapat hubungan hubungan yang bermakna antara informasi dan sosialisasi serta pengetahuan dengan kepatuhan dokter dalam menggunakan obat sesuai formularium nasional.
ABSTRACT
This study discusses the compliance of doctors in the use of drugs in accordance with the national formulary in RSUP Fatmawati Year 2017. This research is a quantitative research with cross sectional approach using primary data and secondary data. In this study, high compliance, low information and socialization, conducive leadership, low knowledge, good attitude, the role of KFT, the influence of the pharmaceutical industry, and a good workplace environment. There is a significant relationship between information and socialization and knowledge with doctors 39 compliance in using drugs according to national formulary.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Daniel
Abstrak :
LATAR BELAKANG : Program pemerintah mengenai penggunaan obat generik sudah dicanangkan sejak tahun 1989, terapi baru sejak krisis moneter orang mulai memperhatikan obat generik. Walaupun demikian penulisan resep obat dengan nama generik yang merupakan indikator penggunaan obat generik, tahun 1994-2000 tetap berkisar 50-60% untuk pasien rawat jalan di RSUP.Fatmawati. Penulisan resep obat merupakan perilaku dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Tetapi jika ingin dilakukan intervensi dalam penulisan resep obat adalah lebih baik jika mengerti terlebih dahulu mengenai masalah perilaku yang berhubungan dengan penulisan resep obat dengan nama generik. TUJUAN: Untuk mengetahui distribusi penulisan resep obat dgn nama generik menurut poliklinik dan kelas terapi serta hubungan antara faktor-faktor perilaku dokter dengan penulisan resep obat dengan nama generik. DESAIN : Studi potong lintang yang dilaksanakan di Poliklinik pagi hari RSUP.Fatmawati dengan observasi resep selama 1 minggu untuk masing-masing poliklinik dan pengisian kuesioner mengenai faktor-faktor perilaku yang diisi oleh 122 dokter sebagai subyek penelitian . Penelitian berlangsung selama 4 bulan dari April - Juli 2001 pada 18 poliklinik di RSUP.Fatmawati-Jakarta dan analisis yang dilakukan menggunakan regresi logislik. HASIL : Proporsi penulisan resep obat dengan nama generik tertinggi pada PoIiklinik Gigi dan mulut sebesar 84,35% dan terendah pada Poliklink Malta sebesar 8,94%. Kelas tempi Diuretik menunjukkan proporsi penulisan resep obat dengan nama generik tertinggi (87,63%) dan terendah pada kelas terapi obat Lain-lain (2,17%). Dari basil analisis multivariat. menunjukkan pada dokter yang setuju dengan program obat generik kemungkinan untuk dapat menuliskan resep obat dengan nama generik hanya 0,28 kali dan dokter yang tidak setuju dengan program obat generik (95% Cl: 0,08-0,95); dan pada dokter yang bekerja di RSUP.Fatmawati < 5 tahun berkemungkinan untuk kurang patuh dalam penulisan resep obat dengan nama generik 3,89 kali lebih besar dart dokter yang telah bekerja > 16 tahun (95% Cl: 1,41-10,78) dan dokter yang bekerja di RSUP.Fatmawati 5-15 tahun berkemungkinan untuk kurang patuh dalam penulisan resep obat dengan nama generik 3,09 kali lebih besar dari dokter yang telah bekerja > 16 tahun.(95% CI: 1,14-9,86) SARAN : 1). secara rutin mengingatkan para dokter untuk melaksanakan program pemerintah penggunaan obat generik baik secara manajerial, edukasi atau regulasi. 2). data ilmiah mengenai obat generik lebih diinformasikan kepada dokter dan masyarakat.
The Relation Between Doctor's Behavior Factors With Drug Prescription in Generic Names in Out Patient at Fatmawati Hospital 2001BACKGROUND : The government program about generic drugs in government health care facilities had been conducted in 1989, but after the monetary crisis people interested in generic drugs . Nevertheless the data of drug prescription in generic names for out patient at Fatmawati Hospital from 1994 to 2000 only 50-60%. Drug prescription is a doctor's behavior . There are many factors which influence the prescribing, but if we want to intervene the prescribing we have to understand first the reasons for a problem behavior. OBJECTIVES : This study performed to find out the distribution of drug prescription in generic names according to therapeutic class and out patient clinic; and to identify the relation between doctor's behavior factors with drug prescription in generic names in out patient at Fatmawati hospital. DESIGN : Cross-sectional with total respondents 122 doctors by observing their prescriptions for 1 week for each out patient clinic and filling questionnaire about doctor's behavior factors. The study conducted for 4 months from April to July 2001 in 18 clinics at Fatmawati Hospital and the analysis were performed by logistic regression. RESULTS : The highest proportion of drug prescription in generic names has been found in Denial clinic (84,35%) and the lowest in Eyes clinic (8,94%). Diuretics has the highest proportion of drug prescription in generic names (87,63%) among the class therapy in DOEN and drugs which are not included in 29 therapeutic classes in DOEN (Others) has the lowest proportion (2,17%). The study showed there are significance relation between doctor' attitude and drug prescription in generic names and also significance relation between working e:qserience of the doctor and drug prescription in generic names .The multivariate odds ratio was 0.28 (95% CI: 0,08-0,95 ) in doctors who agree with the government program about generic drug. 3.89 (95% Cl: 1.41-10,78) in doctors who works for less than 5 years and 3,09 (95% Cl: 1,14-9.86) who works for 5 to 15 years. RECOMMENDATIONS : 1). To remind the doctors periodically to run this government program and can be characterized as managerial, educational and regulatory. 2. Giving more information about the evidence based of generic drugs to the doctors and community.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.A.N. Martasari B
Abstrak :
ABSTRAK
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu langkah dalam Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dalam program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB). Rumah sakit X telah dikenal sebagai rumah sakit yang mendukung program IMD. Ketidakseragaman pelaksanaan IMD pascapersalinan caesar oleh dokter spesialis merupakan hal penting untuk ditangani oleh manajemen RS X sebagai RSSIB. Didapatkan data bahwa kontribusi operasi caesar dalam tidak terlaksananya IMD di RS X terus meningkat, yaitu dari 58% pada tahun 2010 meningkat menjadi 72% pada tahun 2013. Oleh karena itu, analisis perilaku dokter spesialis pada pelaksanaan IMD pascapersalinan caesar perlu dilakukan karena dokter spesialis adalah penentu keputusan pelaksanaan IMD tersebut. Tujuan penelitian kualitatif ini untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku dokter spesialis pada pelaksanaan IMD pascapersalinan caesar di RS X. Pada penelitian ini digunakan modifikasi theory of planned behaviour dan teori perilaku Gibson, Informan penelitian berjumlah 18 informan yang ditentukan menggunakan prinsip adequacy dan appropriateness. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan content analysis. Dari hasil analisis dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen disimpulkan bahwa norma subjektif dokter spesialis, kepemimpinan manajemen dan sumber daya rumah sakit adalah yang paling mempengaruhi perilaku dokter spesialis. Perlu upaya untuk melakukan peninjauan lebih lanjut mengenai Standar Prosedur Operasional IMD pascapersalinan caesar agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan lebih baik, sehingga berdampak positif bagi kepuasan pasien dan juga kinerja dokter spesialis terkait pelaksanaan IMD ke depannya.
ABSTRACT
Early Initiation of Breastfeeding (EIB) is one step in the Ten Steps to Succesful Breastfeeding which is form the basis of The Mother-Baby Friendly Hospitals Initiative (MBFI). Hospital X has been known as a hospital that supports the EIB program. Variability from the implementation of EIB after cesarean procedure by specialists is important to be handled by the hospital management as MBFI. The data obtained that the contribution of caesarean procedure to the non-performance of EIB in X hospital continues to increase, from 58 % in 2010 increased to 72 % in 2013. Therefore, the analysis of the behavior of specialists in the implementation of EIB after cesarean procedure needs to be done because the specialists are the decision makers. The purpose of this qualitative study is to determine the internal and external factors that influence the behavior of specialists in the implementation of EIB after caesarean procedure in X hospital. This study used a modified theory of planned behavior and the theory of behavior Gibson. Research informants were 18 informants that determined using the principles of adequacy and appropriateness. The analysis technique used is the content analysis. From the analysis with indepth interviews, observation and document review concluded that the subjective norm of specialists, leadership of hospital management and hospital resources are influencing the behavior of specialists. Hospital needs an effort to conduct further review of the Standard Operating Procedures of the implementation of EIB, so that there will be a positive impact on patient satisfaction and also on specialists performance related to the implementation of EIB.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T36870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwanti
Abstrak :
ABSTRAK Pengisian rekam medik merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan data rekam medik sangat diperlukan untuk kepentingan manajemen rumah sakit, pasien, dan petugas kesehatan sendiri. Pengelolaan rekam medik yang dilakukan secara seksama dan lebih profesional merupakan salah satu pelayanan yang dapat menunjang pemberian pelayanan medik yang cepat, tepat, dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dokter spesialis surgical dalam kelengkapan pengisian resume medik pasien rawat inap di RSUP Fatmawati tahun 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan desain penelitiannya adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampel 73 orang dokter spesialis bedah surgical ( THT, mata, bedah, orthopedi, kebidanan ). Analisis menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara monitoring, beban kerja, pengetahuan, variabel pelatihan dan kompensasi dengan perilaku dokter spesialis pegisian resume medik di RSUP Fatmawati. Variabel kompensasi merupakan variabel paling dominan memiliki hubungan secara signifikan dengan perilaku dokter spesialis surgical dalam pengisian resume medik di RSUP Fatmawati. Pihak manajemen perlu meningkatkan pengawasan (monitoring) terhadap pengisian resume medis bekerjasama dengan tim komite medik. Kendala-kendala yang ditemukan dalam pengisian resume medis dibahas dan diselesaikan bersama dengan melibatkan seluruh dokter.
ABSTRACT Completion of medical records is an activity that is very important to provide good service top patient and medical records management is indispensable for the benefit of hospitals, patients, and health workers themselves. Management of medical records that done carefully and professionally is one of the care that can support the provision of medial services that is fast, precise, and accurate. The purpose of this study was to determine the factors that influence the behavior of the completeness of inpatient discharge summaries in Fatmawati Hospital in 2014. This research is analytic study with quantitative and qualitative approaches. While the sampla of 73 surgical surgeons (ENT, eye, surgery, orthopaedic, obstetrics). Analysis using Chi-square test and multiple logistic regression. The results of the study there was a significant correlation between monitoring, workload, knowledge, training and compensation variables with the completion behavior of discharge summary by surgeons in Fatmawati Hospital. Variable compensation is the most dominant variable has a significant correlation with the behavior of surgical specialists in medical resume completion. The management needs to improve supervision the completion of medical resume working together with a team of medical committee. Barriers found in medical resume completion discussed and solved together by all the doctor.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arma Diani
Abstrak :
Gangguan jiwa sering tidak mendapat pengobatan yang seharusnya. Dokter pada pelayanan primer merupakan kontak awal bagi pasien gangguan jiwa. Pada saat ini belum ada instrumen untuk menilai pengetahuan, sikap dan perilaku dokter Puskesmas terhadap gangguan jiwa sehingga perlu dibuat suatu instrumen dan menilai validitas serta reliabilitasnya.Sembilan puluh tujuh dokter umum yang bertugas di Puskesmas di DKI Jakarta, disertakan dalam penelitian dengan purposive sampling. Kuesioner terdiri dari sepuluh pertanyaan tentang perilaku, sepuluh pertanyaan tentang sikap dan dua puluh pertanyaan tentang pengetahuan terhadap gangguan jiwa. Hasil penghitungan denganCrohnbach?s Alpha menunjukkan instrumen ini belum memiliki construct validitydan reliabilitasyang baik (< 0,7). Di samping itu, terdapat korelasi antarbutiryang kurangkuat pada beberapa pertanyaan. Reliabilitas konsistensi internal masih belum dapat menunjukkan hasil yang baik, beberapa pertanyaan dapat memperbaiki nilai Crohnbach?s Alpha if item deleted secara signifikan.Instrumen pengetahuan, sikap dan perilaku dokter Puskesmas terhadap gangguan jiwa ini masih belum terbukti validitas dan reliabilitasnya, masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan instrumen ini.
Mental disorders are often go untreated. Primary care phyisician is the initial contact to people with mental disorders. Currently, there are no instruments which can evaluate knowledge, attitude and behavior of primary care physician towards mental disorders. It is important to make such an instrument and to test its validity and realibility.Ninety seven primary care physicians who work at the Puskesmas in DKI Jakarta were involved. Purposive sampling was used in this study. Questionnaire consist of ten questions about behavior, tenquestions about attitude, and twenty questions about knowledge toward mental disorders.The analysis using by Crohnbach Alpha?s showed that this instrumen haven?t met good construct validity and reliability (< 0,7). There are also weak inter-item correlation in some of the questions. Internal consistency reliability is still not able to show good result. Some questions may improve Crohnbach?s Alpha if some items are deleted, but still cannot reach the level of good.The instrument of knowledge, attitudes and behavior of primare care physicians toward mental disorders is still not valid and reliabel and still need further research to develop this instrument.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31434
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library