Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Evita Marsha Steffiani Rinaldy
"Perkembangan hubungan interpersonal merupakan tugas penting di masa dewasa muda. Individu dewasa muda akan berfokus untuk membangun hubungan yang kuat dan intimate saat mereka mengalami ketegangan antara intimacy dan isolation. Apabila individu gagal mencapai intimacy, individu dapat mengalami isolation, kesepian, ketakutan terhadap hubungan, dan penyesuaian yang buruk. Salah satu hubungan paling penting yang terbentuk dalam kehidupan individu dewasa muda adalah hubungan romantis. Perbedaan individu dalam menjalani hubungan romantis dapat dijelaskan melalui adult attachment, yang terbentuk dari internal working models berdasarkan pola asuh yang dipersepsikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perceived parenting style dan adult attachment pada dewasa muda di Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 147 individu dewasa muda yang berusia 18-25 tahun, pernah tinggal dengan salah satu atau kedua orang tua, dan pernah atau sedang menjalin hubungan romantis. Pengukuran kedua variabel dilakukan dengan menggunakan alat ukur Parental Authority Questionnaire dan Experiences in Close Relationship Scale-Short Form. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi pola asuh otoriter dan anxious attachment (r = 0,287, p < 0.001). Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pola asuh otoriter yang dipersepsikan, makin tinggi pula tingkat anxious attachment yang dimiliki. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi pola asuh otoriter dan avoidant attachment. Selain itu, persepsi pola asuh otoritatif tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan anxious maupun avoidant attachment.
The development of interpersonal relationships is an important task in emerging adulthood. Emerging adults will focus on building strong, intimate relationships as they experience the tension between intimacy and isolation. If they fail to achieve intimacy, they may experience isolation, loneliness, fear of relationships, and poor adjustment. One of the most important relationships that form in an emerging adult's life is a romantic relationship. Differences in how individuals navigate romantic relationships can be explained through adult attachment, which is formed from internal working models shaped by perceived parenting styles. Therefore, this study aims to examine the relationship between perceived parenting style and adult attachment among emerging adults in Indonesia. Participants in this study consisted of 147 emerging adults aged 18-25 years who have lived with either one or both parents and have been or are currently in a romantic relationship. The measurement of the two variables was conducted using the Parental Authority Questionnaire and the Experiences in Close Relationship Scale-Short Form. The results of the correlation analysis showed a positive relationship between perceived authoritarian parenting and anxious attachment (r = 0.287, p < 0.001). In other words, the higher the perceived level of authoritarian parenting, the higher the level of anxious attachment. This study also found no significant relationship between perceived authoritarian parenting and avoidant attachment. In addition, perceptions of authoritative parenting did not have a significant relationship with anxious or avoidant attachment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rose Helena Vidia
"Tingginya tingkat stres pada mahasiswa menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk meregulasi emosi terhadap permasalahan akademik yang dialami. Perbedaan kemampuan regulasi emosi antar mahasiswa berhubungan dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada individu di masa lampau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perceived parenting style dengan emotion regulation pada mahasiswa di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 146 mahasiswa di Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parental Authority Questionnaire (PAQ) dan Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Analisis statistik korelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara perceived authoritative parenting style dengan strategi regulasi emosi cognitive reappraisal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perceived authoritative parenting style yang dipersepsikan, semakin tinggi pula kecenderungan individu untuk meregulasi emosi dengan tipe cognitive reappraisal. Hasil lainnya ditemukan bahwa perceived authoritarian parenting style tidak berhubungan dengan tipe regulasi emosi manapun. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa authoritative parenting style dapat mempromosikan penggunaan cognitive reappraisal sebagai strategi regulasi emosi yang adaptif untuk mahasiswa.
The high levels of stress among university students indicate an inability to regulate emotions in response to academic problems experienced by individuals. Differences in emotion regulation abilities among students are related to the parenting styles applied by their parents in the past. This study aims to determine whether there is a relationship between perceived parenting style and emotion regulation among university students in Indonesia. The study involved 146 students in Indonesia, aged 18-25 years. The instruments used in this study were the Parental Authority Questionnaire (PAQ) and the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Correlation statistical analysis in this study showed a significant positive relationship between perceived authoritative parenting style and the emotion regulation strategy of cognitive reappraisal. This indicates that the higher the level of perceived authoritative parenting style, the higher the tendency for individuals to regulate their emotions using cognitive reappraisal. Other findings revealed that perceived authoritarian parenting style was not related to any type of emotion regulation. This study implies that authoritative parenting style can promote the use of cognitive reappraisal as an adaptive emotion regulation strategy for university students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vicky Felisa
"Tingginya angka ketidaksesuaian karier dengan minat mahasiswa di Indonesia menunjukkan tingkat efikasi diri dalam pemilihan keputusan karier yang rendah di Indonesia. Dalam hal ini, pola asuh orang tua yang tepat dapat menjadi bekal bagi individu untuk mengembangkan efikasi diri, khususnya di bidang karier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perceived parenting style dan career decision making self-efficacy mahasiswa di Indonesia. Peneliti menggunakan dua instrumen penelitian, yakni Parental Authority Questionnaire (PAQ) dan Career Decision Making Self-Efficacy Indonesia Version (CDMSE-Ind) untuk mendapatkan data terkait variabel tersebut. Penelitian ini melibatkan 146 mahasiswa dengan rentang usia 18-25 tahun. Analisis statistik menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap pola asuh orang tua otoritatif berkorelasi positif signifikan pada CDMSE (r = 0,411, p < .001). Artinya, semakin tinggi kecenderungan pola asuh otoritatif yang dipersepsikan mahasiswa, semakin tinggi pula tingkat efikasi diri dalam pemilihan keputusan karier. Sedangkan persepsi mahasiswa terhadap pola asuh orang tua otoriter tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa penggunaan pola asuh otoritatif paling tepat untuk menumbuhkan efikasi diri dalam pemilihan keputusan karier individu.
The high rate of career misalignment with student interests in Indonesia indicates a low level of career decision making self-efficacy among Indonesians. In this case, proper parental upbringing can serve as a foundation for individuals to develop self-efficacy, especially in career-related areas. This study aims to determine whether there is a relationship between perceived parenting style and career decision making self-efficacy among university students in Indonesia. The researchers used two research instruments: the Parental Authority Questionnaire (PAQ) and the Career Decision Making Self-Efficacy Indonesia Version (CDMSE-Ind) to collect data on these variables. The study involved 146 students aged 18-25 years. Statistical analysis showed that students' perceptions of authoritative parenting style significantly and positively correlated with CDMSE (r = 0.411, p < .001). This means that the higher the tendency for authoritative parenting perceived by the students, the higher their level of self-efficacy in career decision making. In contrast, students' perceptions of authoritarian parenting style did not show a significant relationship. The study's findings imply that the use of authoritative parenting is most appropriate for fostering self-efficacy in career decision making."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library