Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dicky Prasetyo
"SNI 2847:2019 dalam Pasal 26.12.4.1 menyatakan bahwa batas penerimaan kualitas beton adalah 85% kekuatan rencana dari rata-rata 3 beton inti. Namun, saat ini belum banyak ditemukan penelitian terkait dampak penurunan kualitas beton tersebut terhadap kinerja struktur dan seismik dari bangunan. Selain itu, bagaimana syarat tersebut dapat diterima pada bangunan dengan adanya kolom miring dan kantilever juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengingat perkembangan desain arsitektur yang semakin beragam saat ini. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak penurunan mutu beton terhadap kinerja seismik gedung delapan lantai berbentang tunggal yang dirancang menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan variasi kolom miring dan kantilever. Berdasarkan pedoman ASCE 41-17, evaluasi dilakukan menggunakan metode respon spektrum berbasis linear dinamis tier 3. Penelitian meninjau dampak penurunan kualitas beton sebesar 7,5%, 15%, dan 25% terhadap kebutuhan tulangan dan kinerja seismik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kebutuhan tulangan serta kinerja seismik struktur seiring dengan terjadinya penurunan kualitas beton. Selain itu, keberadaan kolom miring dan kantilever akan memberikan dampak terhadap perilaku struktur dalam kinerja seismiknya.
SNI 2847:2019 Article 26.12.4.1 stipulates that the acceptable limit for concrete quality is 85% of the design strength based on the average of three core concrete samples. However, current studies on the impact of such reductions in concrete quality on the structural and seismic performance of buildings remain limited. Moreover, how this requirement applies to buildings featuring inclined columns and cantilevers also requires further investigation, particularly considering the increasing complexity of modern architectural designs. This study aims to evaluate the impact of reduced concrete quality on the seismic performance of an eight-story, single-span building designed using a Special Moment Resisting Frame (SMRF) system with variations in inclined columns and cantilevers. In accordance with ASCE 41-17 guidelines, the evaluation is conducted using the Tier 3 linear dynamic response spectrum method. The study examines the effects of concrete strength reductions of 7,5%, 15%, and 25% on reinforcement demand and seismic performance. The results show a significant increase in reinforcement requirements as well as changes in the structural seismic performance corresponding to the reduction in concrete quality. Furthermore, the presence of inclined columns and cantilevers significantly affects the structural behavior under seismic conditions. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Panggabean, Cindi Aulia Putri
"Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, menjadikannya wilayah dengan aktivitas seismik tinggi. Kondisi ini menuntut bangunan memiliki ketahanan gempa untuk menjamin keselamatan penghuni dan keberlanjutan fungsi bangunan. Struktur beton bertulang. Namun, mutu beton rentan menurun karena proses pengerjaan di lapangan, seperti pencampuran, pengecoran, pemadatan, dan curing, berbeda dengan baja yang diproduksi di pabrik dengan mutu lebih terjaga. Penurunan mutu beton dapat memengaruhi kinerja struktur, khususnya saat gempa. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja seismik gedung 8 lantai berdenah lengkung akibat penurunan mutu beton berdasarkan standar ASCE 41-17. Diamati perubahan gaya gempa, simpangan antar lantai, serta rasio strong column–weak beam. Hipotesis awal menyatakan bahwa penurunan mutu beton meningkatkan kebutuhan penulangan dan menurunkan kinerja seismik struktur secara keseluruhan.
Indonesia is located at the convergence of three major tectonic plates, making it a region with high seismic activity. This condition requires buildings to be earthquake-resistant to ensure occupant safety and maintain structural functionality. Reinforced concrete structures are commonly used. However, concrete quality is vulnerable to degradation due to on-site construction processes such as mixing, casting, compaction, and curing—unlike steel, which is factory-produced with more consistent quality control. A decrease in concrete quality may significantly affect structural performance, especially during earthquakes.This study aims to evaluate the seismic performance of an 8-story curved-plan building due to reduced concrete quality, based on the ASCE 41-17 standard. Additionally, changes in seismic forces, inter-story drifts, and the strong column–weak beam ratio are observed. The initial hypothesis states that reduced concrete quality increases reinforcement demand and decreases the overall seismic performance of the structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library