Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutauruk, Yolanda Gloria
Abstrak :
Beberapa tahun belakangan ini, K-Pop menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian banyak orang. Dengan dibantu oleh keberadaan media sosial, penggemar K-Pop mengambil peran peningkatan popularitas dari K-Pop itu sendiri serta perkembangannya menjadi suatu industri yang besar. Skripsi ini membahas mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi keterlibatan audiens dari penggemar grup idola BTS remaja di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa survei daring menggunakan Survey UI. Jumlah responden penelitian ini adalah 131 responden, yang didasari oleh oleh teknik random sampling. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, didapatkan hasil bahwa keterlibatan audiens penggemar BTS remaja di media sosial dipengaruhi oleh faktor media dan faktor situasional. ......In recent years, K-Pop has become a phenomenon that has caught the attention of many people. Supported by the presence of social media, K-Pop fans play a role in increasing the popularity of K-Pop itself and its development into a large industry. This thesis discusses the factors that influence the audience involvement of youth fans of idol group BTS on social media. This research is a quantitative study with data collection methods in the form of online surveys using Survey UI. The number of respondents in this study is 131 respondents, which were based on random sampling techniques. By using multiple linear regression analysis techniques, the results show that the involvement of youth fans of BTS on social media is influenced by media and situational factors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elieser Wahyu Bagus Prakoso Priambodo
Abstrak :
Fenomena budaya K-pop menyebar ke seluruh dunia melalui berbagai saluran, salah satunya melalui Twitter. Twitter, sebagai sosial media, mendorong individu pada gagasan yang tidak terbatas dalam mengekspresikan dirinya, sehingga muncul pembentukan persona baru bagi fandom lewat penggunaan akun penggemar. Eksplorasi terhadap akun-akun penggemar K-Pop dalam Twitter dilakukan dengan menggunakan metode etnografi digital yaitu melalui observasi partisipan dan wawancara, membantu memberikan gambaran jelas mengenai identitas baik secara individu maupun kolektif. Identitas akun penggemar K-pop secara umum ditampilkan lewat penggunaan idola K-pop sebagai foto profil mereka atau ava. Tulisan ini mengambil penggemar Stray Kids, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai ‘STAY,’ yang berinteraksi secara aktif di Twitter sebagai subyek penelitian. Menelusuri identitas melalui perspektif penggemar serta penggunaan kolektif emoji mur dan baut pada akun mereka berhasil menunjukkan adanya keterkaitan antara identitas dan aktivitas sosial yang dilakukan oleh individu. ......The K-pop culture phenomena have been globalized through many channels, one of which is Twitter. Twitter, as a social media, expose individuals to a limitless idea of expressing themselves, thus creating new personas for fandoms through fan accounts. The exploration of K-Pop fans’ Twitter account utilize digital ethnographic methods of observation on participants and interview helps to give a clear view on the identity of fan accounts both individually and collectively. The identity of K-pop fan accounts are mainly represented with the usage of K-pop idols as their profile picture or ava. This literature is taking Stray Kids fans, who identify themselves as ‘STAY’, that are actively interacting on Twitter as the subject of interest. Analyzing identities through the perspective of fans and collective usage of nuts and bolts emojis on their account shows the correlation between identity and social activities done by individuals.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahadanti
Abstrak :
Kurangnya hubungan sosial di dunia nyata dapat mendorong remaja untuk membangun kedekatan dengan sosok idola atau biasa disebut relasi parasosial. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah kesepian berhubungan dengan kepemilikan relasi parasosial pada remaja penggemar K-pop. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menyasar pada sampel remaja penggemar K-Pop (N=575) yang berkewarganegaraan Indonesia dan berusia 15-19 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis Pearson Product Moment Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian tidak berhubungan dengan kepemilikan relasi parasosial pada remaja penggemar K-pop. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah sebagai sumber pengetahuan dan sarana refleksi diri terkait kesepian dan kepemilikan relasi parasosial di usia remaja. ......Lack of social relations in the real world would encourage adolescence to build closeness with idol figures through parasocial relationships. This study aims to find out whether loneliness is related to having parasocial relationships in adolescent K-pop fans. This research was conducted using a quantitative method and targeted a sample of young K-Pop fans (N=575) who are Indonesian citizens aged 15-19. The Pearson Correlation analysis technique is used to do data analysis. This study shows that loneliness is not related to parasocial relationships in adolescent K-pop fans. However, this study could be used as a source of knowledge and self-reflection related to loneliness and ownership of parasocial relations in adolescence
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Safira Widiputri
Abstrak :
Korean Pop atau K-Pop yang merupakan genre musik asal Korea Selatan memiliki peminat yang cukup besar di Indonesia, terlebih di kalangan remaja. Penelitian ini hadir untuk mengkaji mengenai hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment pada remaja yang masih sangat terbatas di Indonesia. Relasi parasosial tersebut diukur menggunakan Parasocial Interaction Scale, sedangkan peer attachment diukur menggunakan The Inventory of Peer and Parent Attachment. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-19 tahun yang merupakan penggemar dari idola K-Pop, serta tinggal di Indonesia (N = 563). Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring melalui Google Form. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis menggunakan Pearson Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (r = 0.147, p < 0.01) antara relasi parasosial (M = 30.46, SD = 4.7) dan peer attachment (M = 67.4, SD = 8.12) pada remaja penggemar K-Pop di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian mendukung hipotesis peneliti bahwa terdapat hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment. Implikasi dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment pada remaja. ......Korean Pop, or K-Pop, which is a music genre from South Korea, has a fairly large following in Indonesia, especially among teenagers. This study is present to examine the relationship between parasocial relationships and peer attachment in adolescents, who are still very limited in Indonesia. Parasocial relationships are measured using the Parasocial Interaction Scale, while peer attachment is measured using the Inventory of Peer and Parent Attachment. Participants in this study were teenagers aged 15–19 who are fans of K-Pop idols and also live in Indonesia (N = 563). The questionnaire was distributed online via Google Form. The data were analyzed using Pearson correlation. The results of this study indicate that there is a positive and significant relationship (r = 0.147, p 0.01) between parasocial relationships (M = 30.46, SD = 4.7) and peer attachment (M = 67.4, SD = 8.12) in adolescent K-Pop fans in Indonesia. The conclusion of this study is that the results support the hypothesis that there is a relationship between parasocial relationships and peer attachment. The implication of this study is to look at the relationship between parasocial relationships and peer attachment in adolescents.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrotul Mufidah Rahiyan
Abstrak :
Penggemar budaya industri K-Pop semakin banyak bermunculan dari berbagai kalangan, tidak terkecuali remaja. Fenomena terkini menunjukkan bahwa penggemar K-Pop memiliki well-being yang baik. Salah satu faktor yang memengaruhi well-being adalah self-eficacy. Self-eficacy individu dapat berbeda-beda pada setiap domain spesifik dalam kehidupan mereka, salah satunya domain sosial. Penelitian ini melihat hubungan antara social self-eficacy dan well-being menggunakan metode kuantitatif. Karakteristik partisipan penelitian ini adalah remaja berusia 15–19 tahun dan penggemar K-Pop (N = 579). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Self-Ef icacy Questionnaire for Children dan EPOCH Measure of Adolescents Well-Being. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara social self-ef icacy dan well-being (r(579) = .523). Hubungan positif yang signifikan juga ditemukan antara social self-ef icacy dan engagement (r(579) = .184), perseverance (r(579) = .368), optimism (r(579) = .325), connectedness (r(579) = .428), serta happiness (r(579) = .432). Implikasi dari penelitian ini adalah remaja dan orang dewasa di sekitarnya perlu bekerja sama untuk berpartisipasi dalam membangun self-ef icacy pada diri remaja karena semakin baik tingkat self-ef icacy pada domain sosial, maka akan semakin baik pula well-being mereka, dan sebaliknya. ......Fans of the South Korean pop music industry’s culture are increasingly emerging from various backgrounds, including teenagers. Recent phenomena show that K-Pop fans have good well-being. One of the factors that influence well-being is self-efficacy. Individual self-efficacy can vary in each specific domain in their life. This study looks at the relationship between social self-efficacy and well-being using quantitative methods. The participants in this study were adolescents aged 15–19 years and K-Pop fans (N = 579). The instruments used in this study were the Self-Efficacy Questionnaire for Children and the EPOCH Measure of Adolescents Well-Being. The results of the Pearson correlation analysis show that there is a significant positive relationship between social self-efficacy and well-being (r(579) = .523). Significant positive relationship also found between social self-efficacy and engagement (r(579) = .184), perseverance (r(579) = .368), optimism (r(579) = .325), connectedness (r(579) = .428), also happiness (r(579) = .432). The implication of this research is that adolescents and adults around them need to work together to participate in building self-efficacy in adolescents because the better the level of social self-efficacy, the better their well-being will be, and vice versa.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Qoriana Nurfadilah
Abstrak :
Penyebaran budaya K-pop melalui idol group semakin sukses di berbagai belahan dunia. Penyebaran konten K-pop tidak lepas dari pemanfaatan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Youtube. Industri hiburan Korea Selatan membuat inovasi baru dengan menciptakan beberapa aplikasi media sosial. Inovasi yang dilakukan industri hiburan Korea Selatan adalah penggemar dapat mengunggah pesan untuk idola, lalu idola akan memilih beberapa unggahan penggemar untuk diberikan komentar atau cheer. Aplikasi yang memiliki fungsi tersebut bernama Weverse. Weverse mengumumkan bahwa TREASURE menjadi artis pertama naungan YG Entertainment yang bergabung. Melalui aplikasi ini, diharapkan penggemar di seluruh dunia dapat berkomunikasi dengan TREASURE. Intensitas komunikasi yang tinggi antara idola dan penggemar dapat memunculkan hubungan parasosial. Perasaan penggemar seperti mengenal idola secara personal ketika melakukan komunikasi melalui media sosial termasuk dalam kriteria hubungan parasosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan parasosial yang terlihat dari ragam honorifik mitra tutur ketika TREASURE berinteraksi dengan penggemar. Penulis menggunakan metode analisis kualitatif terhadap data yang diperoleh dari hasil dokumentasi percakapan yang bersumber pada aplikasi Weverse. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa anggota TREASURE memperlakukan penggemar sebagai teman dekat dan akrab karena lebih sering memakai ragam honorifik mitra tutur informal. ......The spread of K-pop culture through idol groups is increasingly successful in various parts of the world. The spread of K-pop content cannot be separated from the use of social media such as Instagram, Facebook, Twitter and Youtube. The South Korean entertainment industry is making new innovations by creating several social media applications. An innovation made by the South Korean entertainment industry is that fans can upload messages for idols, then idols will select several uploaded fans to give comments or cheers. The application that has this function is called Weverse. Weverse announced that TREASURE will be the first artist under YG Entertainment to join. Through this application, it is hoped that fans around the world can communicate with TREASURE. The high intensity of communication between idols and fans can give rise to parasocial relationships. The feeling of fans like knowing idols personally when communicating through social media is included in the criteria for parasocial relationships. This study aims to explain the parasocial relationship that can be seen from the honorific variety of speech partners when TREASURE interacts with fans. The author uses a qualitative analysis method on the data obtained from the documentation of conversations originating from the Weverse application. The findings from this study indicate that TREASURE members treat fans as close and intimate friends because they more often use honorifics in informal speech partners.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Swara Hati Nurani
Abstrak :
Ketenaran K-pop yang sedang menguasai dunia menciptakan pintu terbuka yang luar biasa bagi merek-merek untuk bekerja sama dengan selebriti K-pop dalam upaya promosi mereka. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat menjangkau penggemar mereka yang terkenal sangat setia sebagai segmen pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan celebrity worship penggemar K-pop terhadap dengan Advertisement Attitude, Brand Attitude, dan Repurchase Intention. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Celebrity Attitude Scale (CAS) pada sampel yaitu 480 penggemar K-pop yang sebelumnya telah membeli produk K-pop dari merek yang didukung selebriti K-pop. Penelitian dilakukan melalui kuesioner daring menggunakan teknik snowball sampling melalui media sosial dan komunitas penggemar daring. Data dianalisis menggunakan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dimensi celebrity worship memiliki hubungan positif dengan Advertisement Attitude, Brand Attitude, dan Repurchase Intention. Dimensi Entertainment-Social dari pemujaan selebriti ditemukan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan niat pembelian kembali. Namun, jika dimediasi oleh sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan, semua dimensi celebrity worship ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan niat pembelian ulang. Hasil tesebut menunjukan bahwa menggunakan selebriti K-pop dalam usaha pemasaran adalah hal yang tepat, dan penting untuk membangun Advertisement Attitude dan Brand Attitude penggemar K-pop terlebih dahulu sehingga mereka dapat memiliki Repurchase Intention. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang berbeda harus dipertimbangkan untuk menarik perhatian para penggemar K-pop dengan apa pun tingkat pemujaan selebriti yang mereka miliki. Temuan dalam penelitian ini akan memberikan pengetahuan kepada manajer pemasaran untuk membantu mereka memutuskan strategi promosi terbaik yang akan digunakan untuk penggemar selebriti K-pop sebagai target pasar. ......K-pop's reigning worldwide fame creates a tremendous open door for brands to work with K-pop celebrities in their promotional efforts. This is done with the hope of reaching their fans who are known to be very loyal as a market segment. This study aims to determine the relationship between celebrity worship of K-pop fans with Advertisement Attitude, Brand Attitude, and Repurchase Intention. The test was conducted using the Celebrity Attitude Scale (CAS) on a sample of 480 K-pop fans who had previously purchased K-pop products from brands endorsed by K-pop celebrities. The research was conducted through an online questionnaire using a snowball sampling technique through online fan communities and social media. Data were analyzed using PLS-SEM. The results showed that the majority of celebrity worship dimensions have a positive relationship with Advertisement Attitude, Brand Attitude, and Repurchase Intention. The Entertainment-Social dimension of celebrity worship was found to have no significant relationship with Repurchase Intention. However, if mediated by attitude towards brand and attitude towards advertising, all dimensions of celebrity worship were found to have a significant relationship with Repurchase Intention. These results show that using K-pop celebrities in marketing efforts is the right thing and indicates that in order for K-pop fans to have a Repurchase Intention, it's critical to first develop their opinions toward the brand and commercials. Therefore, different marketing strategies should be considered to attract the attention of K-pop fans regardless of their level of celebrity worship. The findings in this study will provide marketing managers with knowledge to help them decide the best promotion strategy to use for K-pop celebrity fans as a target market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghassani Shabrina Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK
Aktivitas penggemar tidak lagi hanya sebatas mengkonsumsi produk budaya populer saja. Pada kenyataannya, penggemar juga menciptakan produknya sendiri, seperti yang dilakukan oleh penggemar K-Pop dengan menciptakan produk bernama fanfiction idol K-Pop. Tulisan ini berfokus kepada aktivitas yang dilakukan oleh penggemar K-Pop dalam proses menciptakan fanfiction idol K-Pop. Dengan menggunakan metode etnografi, penelitian ini menunjukkan bahwa penggemar K-Pop melakukan cultural translation untuk menciptakan fanfiction idol K-Pop. Penciptaan fanfiction idol K-Pop lalu dilihat sebagai mediated-fan practice, karena tanpa media aktivitas ini tidak dapat berlangsung. Penelitian ini juga menemukan bahwa aktivitas penggemar K-Pop dalam menciptakan fanfiction idol K-Pop tersebut dapat dilihat sebagai suatu bentuk free labor dan fan labor, dimana penggemar K-Pop tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah bentuk labor sebab mereka tidak mendapat kompensasi dari segi ekonomi, namun secara tidak langsung menguntungkan pihak-pihak kapital.
ABSTRACT
Fan activities are no longer limited to the consumption of popular culture products. In fact, fans also create their own products, like those K-pop fans do by created a product called K-Pop idol fanfiction. This research focuses on the activities carried out by K-Pop fans in the process of creating K-Pop idol fanfiction. The method used in this research is ethnography. The result of the study shows that K-Pop fans doing a cultural translation in creating K-Pop idol fanfiction. The creation of K-Pop idol fanfiction idol was then seen as mediated-fan practice, because without media, this activity cannot be held. This research also found that K-Pop fans activity in creating those K-Pop idol fanfiction can be seen as a free labor and fan labor, where the K-Pop fans are not aware that what they are doing is a form of 'labor' because they did not get compensation in terms of any economy, but indirectly they give profit to the capital parties.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Stephanie
Abstrak :
Penggemar K-pop merupakan salah satu kelompok penggemar yang paling aktif menggunakan sosial media khususnya Instagram. Dalam menggunakan layanan yang disediakan oleh Instagram, penggemar K-Pop memproduksi beragam bentuk tema foto, video, dan filter unik yang disesuaikan dengan intepretasi mereka terhadap budaya K-Pop. Kegiatan produksi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berperan sebagai konsumen semata tetapi juga produsen yang aktif menciptakan dan mendistribusikan konten-konten baru dan unik versi mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menyampaikan tentang kegiatan produksi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram sebagai bentuk budaya partisipatoris. Pada pembahasan tulisan ini, dapat dilihat bahwa penggemar K-Pop menghasilkan beragam bentuk tema kreatif seperti foto (foto fashion, meme, dan template game), video (cover video, fancam, parody video), dan game effect filter. Beragam bentuk kreasi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram merepresentasikan bentuk budaya partisipatoris yang melekat kuat pada penggemar K-Pop. ......K-Pop fan is one of the most active fan group that use social media, especially Instagram. In using the Instagram’s service, K-Pop fan produce various forms of unique photo, video, and filter themes based on their interpretation of K-Pop culture. These production activities carried out by K-Pop fans on Instagram show that they not only act as consumers but also producers who actively create and distribute their new content. This paper aims to convey the production activities carried out by K-Pop fan on Instagram as a form of participatory culture. In the discussion of this article, it can be seen that K-Pop fan produce various forms of creative themes such as photos (fashion photos, memes, and game templates), videos (video cover, fancam, parody video), and game effect filters. These creations made by K-Pop fan on Instagram represent that there is participatory culture which attached K-Pop fan strongly.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Putri Novandari
Abstrak :
K-Pop yang saat ini menjadi fenomena global tidak dapat dipisahkan dari penggemar K-Pop yang menggunakan media sosial untuk melakukan aktivitas penggemar mereka, salah satu media sosial yang menjadi tempat utama bagi penggemar K-Pop untuk melakukan aktivitas penggemar adalah Twitter. Penggemar K-Pop tidak hanya menikmati konten dari idola mereka saja di Twitter namun mereka juga berinteraksi dengan penggemar lainnya serta melakukan produksi budaya penggemar atau fan culture. Salah satu praktik yang dilakukan oleh penggemar K-Pop di Twitter adalah pembuatan fan project yang bertujuan untuk mendukung idola mereka. Data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap praktik yang dilakukan oleh penggemar K-Pop di Twitter menunjukan bahwa penggemar K-Pop melakukan banyak kegiatan produksi budaya penggemar yang dapat dilihat sebagai bentuk mediated fan-practice. Penelitian ini juga menemukan bahwa praktik fan project yang dilakukan oleh penggemar dapat dilihat sebagai bentuk fan labor dan free labor, penggemar yang menjadi subjek utama dalam penelitian ini melakukan sebuah bentuk ‘labor’ karena menghasilkan produk budaya yang menguntungkan pihak-pihak kapital namun mereka tidak mendapatkan keuntungan secara finansial dari praktik yang mereka lakukan. Dalam tulisan ini ditemukan bahwa penggemar K-Pop memiliki motivasi yang bukan merupakan keuntungan finansial dalam melakukan fan project untuk idola mereka. ......K-Pop, a current global phenomenon, is inseparable from K-Pop fans who use social media to carry out their fan activities, one of the social media that is the main place for K-Pop fans to do fan activities is Twitter. K-Pop fans not only enjoy content from their idols on Twitter but they also interact with other fans and do fan culture productions. One of the practices carried out by K-Pop fans on Twitter is the creation of a fan project that aims to support their idols. Data obtained through interviews and observations of practices carried out by K-Pop fans on Twitter shows that K-Pop fans carry out many fan culture production activities that can be seen as a form of mediated fan-practice. This research also found that fan project practices carried out by fans can be seen as a form of fan labor and free labor, fans who are the main subjects in this study do a form of 'labor' because they produce cultural products that benefit the parties of capital but they do not benefit financially from their practices. In this paper, it is found that K-Pop fans have motivations that are not financial gains in doing fan projects for their idols.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library