Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisna Andriani
Abstrak :
ABSTRAK
Apoteker memiliki peran penting di apotek. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Safa bertujuan agar mahasiswa memahami tugas dan tanggung jawab apoteker, melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang ndash; undangan dan etika yang berlaku, mendapatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis, mendapatkan gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi untuk pengembangan praktek kefarmasian. Tugas khusus yang diberikan berjudul Rekomendasi Pengadaan Obat di Apotek Safa berdasarkan Data Penolakan Obat Bulan Agustus Tahun 2016. Tujuan penyusunan tugas khusus ini untuk membuat rekomendasi pengadaan obat di Apotek Safa berdasarkan data penolakan obat bulan Agustus tahun 2016.
ABSTRACT
Pharmacists have important roles in pharmacy. Internship at Apotek Safa aims to make students understand the responsibilities of pharmacists, practice pharmaceutical care according to the laws and ethics, improve practical knowledge and skills, get a description of the problem to practice pharmaceutical care and learn strategies to develop it. The specific assignment is Recommendations for Drug Procurement in Apotek Safa based on Drug Sale Rejection on August 2016. The aim of this specific assignment to give recommendations for drug procurement in Safa based on drug sale rejection on August 2016.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Reforma Yunita Masri
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi merupakan salah satu kegiatan operational PBF. PBF wajib menerapkan prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik. Pelakasanaan operasional PBF dimulai dengan mengkualifikasikan pemasok untuk pengadaan, selanjutnya barang yang diadakan dilakukan penerimaan, penyimpanan, dan distribusi kepada pelanggan yang memenuhi kualifikasi. Semua proses yang berjalan di KFTD mengikuti standar operasional yang dibuat oleh perusahaan, dan disesuaikan dengan petunjuk pelaksanaan teknis CDOB. ......Pharmaceutical Wholesalers are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute medicines and/or medicinal substances in large quantities in accordance with the provisions of statutory regulations. Procurement, receipt, storage and distribution are one of PBF's operational activities. PBF is obliged to apply the principles of Good Medicine Distribution Methods. Implementation of PBF operations begins with qualifying suppliers for procurement, then the goods procured are received, stored and distributed to customers who meet the qualifications. All processes running at KFTD follow operational standards created by the company, and are adapted to GMDM technical implementation instructions.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Hanunah Ulfa
Abstrak :
Pelayanan kefarmasian terbagi dalam dua kegiatan yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Perencanaan obat yang tidak tepat, belum efektif dan kurang efisien dapat berakibat kepada tidak terpenuhinya kebutuhan obat atau kelebihan obat (pemborosan obat). Analisis ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian hasil pengadaan obat periode 2022 dengan data perencanaannya, serta mengevaluasi faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian realisasi pengadaan dengan perencanaannya. Analisis dilakukan dengan metode cross sectional. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan staff farmasi dan pengambilan data tertulis berupa Rencana Kerja Operasional (RKO) untuk perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas Kecamatan Matraman periode 2022. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengadaan obat di Puskesmas Kecamatan Matraman per Agustus 2022 belum sesuai dengan data perencanaannya. Ketidaksesuaian realisasi pengadaan obat mencapai lebih dari 50%. Faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian realisasi pengadaan antara lain kendala dari penyedia seperti keterlambatan pengiriman ataupun kekosongan stok, pemilihan metode pengadaan obat yang berpengaruh terhadap kesesuaian harga obat pada perencanaan, dan perubahan pola morbiditas. ......Pharmaceutical services are divided into two activities, namely management of pharmaceutical preparations and clinical pharmacy services. Inappropriate, ineffective and inefficient drug planning can result in unfulfilled drug needs or drug excess (drug wastage). This analysis aims to analyze the suitability of the drug procurement results for the period 2022 with the planning data, as well as evaluate the factors that influence the discrepancy between actual procurement and planning. The analysis was carried out by cross sectional method. Data was collected through interviews with pharmacy staff and written data collection in the form of an Operational Work Plan (RKO) for drug planning and procurement at the Matraman District Health Center for the period 2022. The results of the analysis show that the procurement of drugs at the Matraman District Health Center as of August 2022 is not in accordance with the planning data. The discrepancy in the realization of drug procurement reached more than 50%. Factors that influence the discrepancy in the realization of procurement include provider constraints such as late delivery or stock emptiness, selection of drug procurement methods that affect the suitability of drug prices in planning, and changes in morbidity patterns.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Hadiqotul Aini
Abstrak :
Kegiatan pengadaan yang merupkan bagian dari pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di puskesmas merupakan salah satu hal yang krusial karena berhubungan dengan perealisasian perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis pakai di puskesmas. Adapun, pengadaan di puskesmas dapat dilakukan dengan permintaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota maupun secara mandiri dengan pembelian. Pengadaan berdasarkan katalog elektronik dapat dilakukan melalui e-Purchasing dan secara manual. E-katalog dinilai dapat meningkatkan efisiensi pengadaan obat, namun pada prakteknya masih mengalami hambatan. Pada saat Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Matraman, dilakukan analisa terkait efektifitas pengadaan obat secara E-katalog di Puskesmas dan diketahui bahwa pengadaan obat melalui E-katalog masih belum berjalan secara efektif. ...... Activities related to the acquisition of pharmaceuticals, medical equipment, and disposable medical materials play a crucial role in managing stock at community health centers, directly impacting the implementation of resource planning at these facilities. Procuring necessary supplies at community health centers can be facilitated through requests or independently through direct purchasing. Procurement can be executed via e-Purchasing or manual methods. Despite expectations that e-Catalogs would improve the efficiency of drug procurement, practical challenges persist. As part of Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) at Puskesmas Matraman, an analysis was conducted on the effectiveness of drug procurement via e-Catalogs, revealing that e-Catalog-based procurement has not yet been effectively implemented.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanifa Dianmurdedi
Abstrak :
BPJS Kesehatan merupakan salah satu lembaga sosial yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan yang disebut dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada setiap orang. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan salah satu rumah sakit yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai penyedia Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FPKTL). Pengadaan obat pada fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dilakukan dengan menggunakan fasilitas terbaru yang disebut dengan Apotek Online BPJS Kesehatan. Apotek Online BPJS Kesehatan menjual obat dengan harga yang telah disesuaikan dengan e-catalogue sehingga harga obat lebih terjangkau. Tugas khusus praktik kerja di Rumah Sakit Universitas Indonesia ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan harga obat yang tersedia di Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan harga obat di Apotek Online BPJS Kesehatan sehingga rumah sakit dapat menghindari kerugian ketika akan melakukan pengadaan obat pada periode berikutnya. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data pembelian obat terakhir di RSUI. Data yang dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harga obat yang terdaftar di Apotek Online BPJS Kesehatan dan diketahui terdapat 112 jenis obat yang memiliki selisih harga. Dari 112 jenis obat, 31 jenis obat yang dibeli melalui distributor farmasi memiliki harga lebih mahal sehingga diperlukan peran rumah sakit dalam memilih distributor yang menjual obat dengan harga yang sesuai dengan harga obat di Apotek Online BPJS Kesehatan dan dibutuhkannya kontrak payung antara industri farmasi dengan rumah sakit dalam proses pengadaan obat sehingga industri dapat menjamin ketersediaan obat dan kestabilan harga obat. ...... BPJS Kesehatan is a social institution that was formed to organize a health insurance program called Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), which is a government program that aims to provide protection in the form of health care benefits given to everyone. University of Indonesia Hospital (RSUI) is one of the hospitals that has collaborated with BPJS Kesehatan as a provider of Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FPKTL). Procurement of medicines at health facilities that have collaborated with BPJS Health is carried out by using the newest facility called the Apotek Online BPJS Kesehatan. Apotek Online BPJS Kesehatan sells medicines at prices that have been adjusted to the e-catalogue so that medicine prices are more affordable. This internship assignment at the University of Indonesia Hospital aims to analyze the comparison of drug prices available at the University of Indonesia Hospital with drug prices at the Apotek Online BPJS Kesehatan so that the hospital can avoid losses when procuring drugs in the following period. Data analysis was carried out by collecting data on recent drug purchases at RSUI. The data collected then compared to the prices of drugs registered at the Apotek Online BPJS Kesehatan and it was discovered that there were 112 types of drugs that had price differences. Of the 112 types of medicines, 31 types of medicines that was purchased through pharmaceutical distributors have higher prices so the role of hospitals is needed in choosing distributors who sell medicines at prices that match the price of medicines at the Apotek Online BPJS Kesehatan and the need for a contract between the pharmaceutical industry and hospital in the drug procurement process so that the industry can guarantee drug availability and drug price stability.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Dwiaji
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu komponen pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional JKN adalah obat-obatan, pada kenyataannya masih banyak ditemukan pasien yang belum mendapat obat dengan jumlah dan jenis yang tepat. Selama ini penentuan pemenang lelang didasarkan pada penawaran harga terendah oleh pemasok di setiap provinsi. Namun harga bukan faktor terpenting dalam pemilihan pemasok obat, sehingga diperlukan pengembangan sistem penilaian kualitas pengadaan obat. Penelitian dilaksanakan pada perwakilan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP , industri farmasi, dan rumah sakit menggunakan pendekatan mixed method untuk mengetahui gambaran pengadaan obat e-Catalogue dan bobot kriteria kualitas pemasok. Dari hasil analisis perhitungan bobot dihasilkan bobot kriteria kondisi produk 18 , akurasi 28 , pemenuhan kontrak 38 , dan pelayanan 16 . Dari analisis kebutuhan sistem ditemukan bahwa rancangan e-CataloQ yang dikembangkan seharusnya memenuhi kebutuhan waktu respon cepat, informasi akurat, kerahasiaan dan keamanan informasi terjaga, dapat diakses semua pengguna, dan mudah digunakan. Prototipe e-CataloQ memiliki kelebihan berupa masukan tentang kriteria dalam seleksi pemasok obat, dapat diakses dengan mudah melalui sambungan internet dan mudah diadaptasi untuk digunakan. Sedangkan kekurangannya antara lain tidak dapat diakses tanpa sambungan internet serta memerlukan komitmen dan kontribusi satuan kerja untuk memberikan penilaian pada transaksi yang sudah diselesaikan.
ABSTRACT
Drug is an essential part of National Health Coverage service, however patients often not getting the needed type and amount of drugs. The determination of auction winner has always been based on the lowest offering price in each province from suppliers. Therefore a system of drug procurement quality measurement needs to be developed. Research was carried out on representatives from National Public Procurement Agency, pharmaceutical industry, and hospital using mixed method approach to understand better about drug procurement in e Catalogue and weighting criteria of supplier quality. From Analytical Hierarchy Process was found product condition weighted 18 , time accuracy 28 , contract fulfillment 38 , and service 16 . System needs analysis found that e CataloQ prototype should fulfill criteria such as quick response and throughput time information accuracy, confidentiality, and security accessible and user friendly.e CataloQ prototyping has advantages such as suggestion on criteria in drug supplier selection, accessible through internet connection, and easily adapted to be used. Meanwhile the downsides are inaccessible without internet connection and needing contribution and commitment from work unit to give assessment for drug supplier after the transaction is completed.
2017
T48543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiani Dianingtyas
Abstrak :
Sejak tahun 2014, proses perencanaan dan pengadaan obat di seluruh fasyankes baik institusi pemerintah maupun swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus berdasarkan katalog elektronik pemerintah. Ini merupakan upaya untuk membentuk sistem pengadaan sediaan farmasi yang lebih transparan, efektif dan efisien. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode studi kualitatif melalui cara mengumpulkan data dengan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling. Masih banyak hambatan teknis yang dihadapi saat tahap persiapan dan pengadaan obat melalui e-catalogue. Meskipun kesesuaian peresepan obat dengan FORNAS sudah tinggi, namun sebanyak 21% jenis obat FORNAS tersebut tidak dapat diadakan melalui e-catalogue. Masih perlunya peningkatan jumlah jenis obat yang tersedia di e-catalogue, serta peningkatan kualitas informasi dan kualitas sistem khususnya dalam kemudahan penggunaan dan keandalannya untuk dapat meningkatkan efektivitas penggunaan infrastruktur yang telah ada. ......Since 2014, the process of planning and procuring drugs in all health facilities, both government and private institutions in collaboration with BPJS Health, must be based on the government's electronic catalog. This is an effort to establish a pharmaceutical preparation procurement system that is more transparent, effective and efficient. The research method used is a qualitative study method by collecting data by observation, in- depth interviews, and document review. Determination of informants is done by purposive sampling. There are still many technical obstacles faced during the preparation and procurement stages of drugs through e-catalogue. Even though the suitability of drug prescriptions with FORNAS is already high, as many as 21% of FORNAS types of drugs cannot be procured through e-catalogue. It is still necessary to increase the number of types of drugs available in the e-catalogue, as well as to improve the quality of information and the quality of the system, especially in terms of ease of use and reliability, in order to increase the effectiveness of use of the existing infrastructure.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Melati
Abstrak :
Salah satu Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang ada di Indonesia yaitu PT SamMarie Tramedifa. Peran penting seorang Apoteker di PBF yaitu menjadi penanggung jawab sebuah PBF yang tugasnya melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF tersebut mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi. Manajemen pengelolaan sediaan farmasi yang kurang baik dapat menyebabkan beberapa permasalahan diantaranya pemborosan dalam penganggaran, pembengkakan biaya pengadaan dan penyimpanan, serta tidak tersalurnya sediaan farmasi sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan kadaluwarsa. Pengelolaan persediaan obat yang optimal memberikan penghematan biaya pengadaan obat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan analisis pengendalian obat khususnya obat golongan pareto C yang mengalami penumpukkan stok yang melebihi stok maksimum berdasarkan data konsumsi per 25 Mei 2022 agar pada periode selanjutnya dalam lebih dikendalikan dalam kegiatan pengadaan sediaan farmasi sehingga lebih efesien dan efektif. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu metode cross sectional retroospektif. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan terdapat 42 item sediaan farmasi dalam kategori Pareto C yang memiliki jumlah stok di Gudang MDC melebihi batas stok maksimum yang ditetapkan, dengan persentase jumlah sebesar 12% dari jumlah obat dalam kategori pareto C. Dari jumlah tersebut disimpulkan total kelebihan harta dari dampak adanya stok berlebih dari sediaan farmasi khususnya yang masuk dalam pareto kategori C sebanyak Rp 61,865,739. Berdasrakan kesimpulan tersebut langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan pengendalian pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan terkait ROP dan stok maksimum sesuai yang telah ditetapkan di PT SamMarie Tramedifa dan dilakukan pengecekan berkala jumlah stok obat agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak terjual kecuali terdapat permintaan dari outlet. ......One of the Major Pharmaceutical Supplier (PBF) in Indonesia, namely PT SamMarie Tramedifa. The important role of a Pharmacist in PBF is to be in charge of a PBF whose job is to carry out pharmaceutical preparation management activities at PBF starting from planning, procurement, storage to distribution of pharmaceutical preparations. Poor management of pharmaceutical preparations can cause several problems including waste in budgeting, swelling of procurement and storage costs, and non- distribution of pharmaceutical preparations which can cause damage and expiration. Optimal drug inventory management provides savings in drug procurement costs. Based on this background, an analysis of drug control will be carried out, especially for pareto C class drugs which have stockpiles that exceed the maximum stock based on consumption data as of May 25, 2022 so that in the next period the procurement activities of pharmaceutical preparations are more controlled so that they are more efficient and effective. The data collection method used was a retrospective cross- sectional method. Based on the results of the study conducted, there were 42 items of pharmaceutical preparations in the Pareto C category that had stock in the MDC Warehouse that exceeded the maximum stock limit, with a total percentage of 12% of the number of drugs in the Pareto C category. From this amount it was concluded that the total excess assets from the impact of excess stocks of pharmaceutical preparations, especially those included in pareto category C as much as IDR 61,865,739. Based on these conclusions, it is necessary to pay attention to the steps that can be taken in controlling the procurement of pharmaceutical preparations related to the ROP and maximum stock according to what has been set at PT SamMarie Tramedifa and to periodically check the amount of drug stock so that there is no accumulation of unsold goods unless there is a request from an outlet.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erinna Putri Damayanti
Abstrak :
Dalam menjalankan kewajibannya, PBF harus mematuhi prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM). Apoteker bertanggung jawab dalam mengawasi distribusi obat dan memastikan prinsip CDOB di PBF telah diimplementasikan dengan baik. Apoteker juga memiliki peranan penting dalam setiap tahapan manajemen perbekalan farmasi salah satunya adalah tahap perencanaan dan pengadaan (BPOM RI, 2022). Perencanaan dan pengadaan obat di PBF merupakan tahapan kritis dalam manajemen perbekalan farmasi. Perencanaan dan pengadaan yang akurat membantu PBF untuk mempertahankan tingkat persediaan obat dengan tepat. Ketersediaan obat yang berlebih akan membebani modal dan ruang penyimpanan yang ada, tetapi ketersediaan obat yang terbatas dapat menyebabkan kekosongan produk dan kehilangan penjualan. Dalam mengatasi kondisi tersebut, pengkajian kembali terhadap data pemesanan produk obat dari setiap pemasok menjadi solusi dalam pengadaan obat. Pemilihan pemasok dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip Pareto yang menyatakan bahwa "sekitar 80% hasil atau efek berasal dari 20% penyebab atau input." (Emin & Maria, 2023). Dari hasil kajian distributor, direkomendasikan 7 nama distributor yang diprioritaskan dalam pengadaan produk obat yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Kallista Prima, PT Bina San Prima, PT Merapi Utama Pharma, PT Sapta Saritama, PT Millennium Pharmacon International Tbk, PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Pengkajian tersebut ditinjau dari jumlah dan kategori Pareto pada produk obat yang dipesan dan dipilih berdasarkan prinsip Pareto. ...... In carrying out its obligations, PBF must comply with the principles of Good Drug Distribution Methods (CDOB) set by the Food and Drug Monitoring Agent (BPOM). Pharmacists are responsible for overseeing drug distribution and ensuring that the CDOB principles in PBF are properly implemented. Pharmacists also have an important role in every stage of pharmaceutical supply management, one of which is the planning and procurement stage (BPOM RI, 2022). Drug planning and procurement in PBF is a critical stage in pharmaceutical supply management. Accurate planning and procurement help PBF to maintain appropriate drug inventory levels. Excessive drug availability will burden existing capital and storage space, but limited drug availability can lead to product vacancies and lost sales. In overcoming these conditions, a review of drug product order data from each supplier is a solution in drug procurement. Supplier selection can be done by applying the Pareto principle which states that "about 80% of the results or effects come from 20% of the causes or inputs." (Emin & Maria, 2023). From the results of the distributor review, it is recommended that 7 distributor names are prioritized in the procurement of medicinal products, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Kallista Prima, PT Bina San Prima, PT Merapi Utama Pharma, PT Sapta Saritama, PT Millennium Pharmacon International Tbk, PT Enseval Putera Megatrading Tbk. The assessment is reviewed from the number and Pareto category of drug products ordered and selected based on the Pareto principle.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Theresia
Abstrak :
Biaya obat yang besar memerlukan pengelolaan yang tepat. Proses pengelolaanobat yang paling mengganggu dalam siklus pengelolaan obat di Instalasi FarmasiRSU Sari Mutiara Medan adalah proses pengadaan/pembelian obat. Obat Tingkatpemakaian dan pembelian obat kronis yang tinggi mewakili tingkat pemakaiandan pembelian obat secara keseluruhan. Peningkatan efisiensi pada prosespengadaan/pembelian obat kronis dapat memberikan gambaran peningkatanefisiensi pengelolaan obat secara keseluruhan. Penelitian dengan metode kualitatifini mengobservasi waktu yang digunakan selama proses pembelian obat darimulai pemesanan hingga obat diap didistribusikan, dan bertujuan untukmeningkatkan efisiensi pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RSU Sari MutiaraMedan dengan menggunakan metode lean. Hasil penelitian dapat merumuskankegiatan pembelian obat yang beragam menjadi satu alur proses pembelian obat,dalam desain usulan perbaikan tampak pengurangan waktu tunggu, peningkatanpresentasi kegiatan value added dan reduksi presentasi kegiatan non value added.Dengan meningkatnya efisiensi proses pembelian/pengadaan obat diharapkanadanya domino effect pada proses pengelolaan obat lainnya. Dalam penelitian inidicapai kendali biaya dan kendali mutu melalui usulan perbaikan jangka pendekperencanaan kebutuhan obat dengan menggunakan analisis pareto dan VEN, sertametode error proofing dalam evaluasi akhir setiap proses pembelian obat.Penerapan kaizen merupakan usulan jangka panjang yang akan selalu diterapkandalam setiap analisis proses menggunakan metode lean. ......High cost of drugs need a proper management. Procurement purchase of thedrugs is the most disturbing management process in the drug cycle managementin the pharmacy unit of Sari Mutiara Medan Public Hospital. The highconsumption and purchase level of chronic drugs represent the high consumptionand purchase the whole drugs. Efficiency increasing of chronic drugsprocurement purchase is expected to represent the efficiency increasing of drugmanagement in generally. This qualitative research, using the lean method,observed the time spent from when the drug was ordered until the drug was readyto distribute, with the aim to increase the efficiency of drug management in thepharmacy unit of Sari Mutiara Medan Public Hospital. The results formulatevariation of purchasing flow to be one standard future state mapping, and itshows improvement in waiting time, increasing value added activity and reductionnon value added activity. Efficiency increasing of drugs procurement purchase isexpected to have a domino effect for the continuous drug management process.Cost and quality control in this research are obtained through the proposedshort term fixes using pareto and VEN in drugs demand planning and usingerror proofing method in every end evaluation of drugs procurement purchase.Kaizen is applied for the proposed long term fixes and for every flow analysisusing lean method.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library