Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Siti Mariyam
Abstrak :
Penerimaan teman sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Inklusif merupakan hal paling dasar yang perlu untuk dikembangkan karena akan menumbuhkan interaksi sosial yang positif antara siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus sehingga tujuan pendidikan inklusif untuk menghilangkan diskriminasi dapat tercapai. Penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang dapat menumbuhkan penerimaan teman sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Inklusif. Ada 3 faktor yang diuji yaitu strategi pengajaran, teacher self-efficacy dan persepsi guru terhadap dukungan sekolah. Partisipan adalah 41 guru dan 930 siswa Madrasah Ibtidaiyah Inklusif di Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat ukur TEIP, strategi interaksi sosial, PSSIE, dan PAS. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa teacher self-efficacy dan strategi pengajaran memediasi secara serial pada hubungan persepsi guru terhadap dukungan sekolah dan penerimaan teman sebaya (a1d21b2=0.0079, LLCI=0,004, ULCI=0.0117). Meskipun demikian efek langsung dan efek tidak langsung yang terjadi tidak berbeda jauh (C=0.0782, C’=0.0778). ......Peer acceptance in Madrasah Ibtidaiyah Inclusive is the most basic thing that needs to be developed because it will foster positive social interaction between regular students and students with special needs so that the goal of inclusive education to eliminate discrimination can be achieved. This study will examine the factors that can foster peer acceptance at Madrasah Ibtidaiyah Inclusive. There are 3 factors tested, namely teaching strategies, teacher self-efficacy and teacher perceptions of school support. The participants were 41 teachers and 930 students of Inclusive Madrasah Ibtidaiyah in Indonesia. This study uses the TEIP, social interaction strategy, PSSIE, and PAS measurement tools. The results of the regression analysis showed that teacher self-efficacy and teaching strategies mediated serially the relationship between teachers' perceptions of school support and peer acceptance (a1d21b2=0.0079, LLCI=0.004, ULCI=0.0117). However, the direct and indirect effects were not much different (C=0.0782, C'=0.0778).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paula Beatrix Rusly
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan manusia Iain untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Interaksi ini dimulai sejak ia berada dalam kandungan, dan terus berlanjut sepanjang hidupnya.

Pada mula interaksi ini hanya antara individu dan kedua orang tuanya, tetapi lama kelamaan semakin meIuas. Pada mass usia sekolah interaksinya tidak hanya dengan -orang tua saja, melainkan juga dengan guru dan teman sebayanya. Pada masa ini hubungan dengan teman sebaya memegang peranan yang penting dalam perkernbangan anak, terutama dalam perkembangan sosialnya.

Bentuk hubungan dengan teman sebaya ini ada dua bentuk, yaitu persahabatan dan penerimaan oleh teman sebaya. Kedua hal ini memiliki peranan yang berbeda dalam perkembangan sosial anak. Melalui persahabatan seorang anak dapat mengembangkan rasa percaya dan kesensitifan pada orang Iain, anak juga dapat belajar mengenai hubungan timbal balik. Melalui penerimaan oleh teman sebaya anak dapat belajar mengenai kerja sama., belajar mengkoordinir aktivitasnya, dan.belajar mematuhi aturan dan norma-norma dalam suatu kelompok; [Parker dan Asher, 1993 dalam Sroufe et. al. 1996).

Adanya kesenjangan pengetahuan mengenai bagaimana hubungan antara kedua konsep ini dalam perkembangan sosial anak mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hal ini.

Penelitian ini dilakukan di suatu sekolah dasar di Jakarta pada anak usia 10- 11 tahun. Penelitian ini mecoba mencari ada tidaknya perbedaan kualitas persahabatan antara anak yang memiliki tingkat penerimaan tinggi dan anak yang memiliki tingkat penerimaan rendah. Hal ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur sebagai berikut, Sosiometri Roster-dan Rating, Sosiometri Nominasi, dan Kuesioner Kualitas Persahabatan.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling dengan teknik cluster sampling untuk pengambilan sampel siswa usia sekolah. Sampel yang diambil dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu, (1) Kelompok Tingkat Penerimaan Tinggi (TPT), 30 orang, dan (2) Kelompok Tingkat Penerimaan Rendah (TPR) 30 orang.

Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya .perbedaan kualitas persahabatan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Dari hasil analisa keenam aspek kualitas persahabatan juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut, kecuali pada aspek yang terakhir yaitu aspek konflik dan pengkhianatan.

Pada analisa lebih lanjut, yaitu dengan memisahkan kelompok TPR dan TPT berdasarkan jenis kelaminnya, ternyata ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok TPT dan TPR pada anak perempuan. Perbedaan ini muncul pada aspek pertolongan dan bimbingan, dan aspek konflik dan pengkhianatan.

Hasil yang demikian diduga disebabkan oleh peranan faktor budaya, faktor jenis kelamin, adanya social desirability. Diduga faktor-faktor ini bekerja secara simultan sehingga menimbulkan hasilkan hasil yang demikian.

Saran peneliti, untuk masa yang akan datang dapat dilakukan penelitian mengenai kualitas persahabatan pada laki-laki dan perempuan, mengenai hubungan kelekatan dengan persahabatan dan penerimaan oleh teman sebaya. Juga dapat dilakukan penelitian mengenai persahabatan dalam budaya Indonesia, untuk itu diperlukan pengembangan alat ukur kualitas persahabatan yang lebih lanjut lagi dalam budaya Indonesia.
1997
S2545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofura
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi ini membahas hubungan antara pola komunikasi keluarga, penerimaan teman, dan school connectedness dengan conduct problems pada siswa SMA di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah conduct problems, pola komunikasi keluarga, penerimaan teman pada tahun sebelumnya serta school connectednes ssecara bersama-sama memprediksi kemunculan conduct problems di tahun ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain longitudinal. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel yang dapat memprediksi kemunculan conduct problems pada siswa SMA di DKI Jakarta adalah tingkat conduct problemsdi tahun sebelumnya. Hasil yang sama ditemukan pada siswa laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menyarankan agar masalah conduct problemspada remaja ditangani langsung oleh ahli seperti psikolog sehingga dapat mencegah kemunculan kembali perilaku conduct problems dikemudian hari.
ABSTRACT
This study discusses the relationship between family communication pattern, peer acceptance, school connectedness with conduct problems in high school students in DKI Jakarta. The purpose of the study is to determine whether the conduct problems and family communication pattern and peer acceptance in the previous year and school connectedness together predict the appearance of conduct problems in this year. This research is a quantitative research with longitudinal design. The result of the research indicates that the variables that can predict the appearance of conduct problems in high school students in Jakarta are the level of conduct problems in the previous year. Similar results were found in both male and female students. This research suggests that the conduct problems in adolescents is handled directly by experts such as psychologists so as to prevent reappearance of conduct problems in the future.
[Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Azzahra
Abstrak :
Kesulitan mahasiswa tahun pertama untuk berteman atau masuk ke dalam kelompok teman sebaya di lingkungan yang baru dapat menghambat penyesuaian dirinya, terutama ketika masa pandemi COVID-19 yang membatasi interaksi sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat hubungan antara penerimaan teman sebaya dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi di masa pandemi COVID-19. Penerimaan teman sebaya diukur menggunakan Perceived Acceptance Scale (PAS) sementara penyesuaian diri mahasiswa diukur menggunakan Student Attitude and Perception Indonesia (SAPS). Responden dalam penelitian adalah 152 mahasiswa tahun pertama dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan rentang usia 18–22 tahun yang menjalani sistem pembelajaran daring dan belum pernah berkuliah sebelumnya. Teknik analisis Pearson Correlation digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penerimaan teman sebaya dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama yang berarti bahwa mahasiswa tahun pertama dengan penerimaan teman sebaya yang tinggi cenderung memiliki penyesuaian diri yang tinggi. ......The problem of making friends or joining peer groups in a new environment among first-year college students can hinder their adjustment, especially during the COVID-19 pandemic which limits social interaction. This research is a quantitative research that aims to investigate the relationship between peer acceptance and college adjustment among first year students in higher education in COVID-19 pandemic. The degree of peer acceptance is measured by Perceived Acceptance Scale (PAS) while the degree of college adjustment is measured by Student Attitude and Perception Survey (SAPS). Participants in this study were 152 first-year college students from various universities in Indonesia aged 18–22 years old, who were undergoing an online learning system and never had any experience of study in college before. Pearson Correlation analysis technique was used to answer the research problem. The result shows that there is a positive and significant correlation between peer acceptance and college adjustment in first-year college students; it means that when the peer acceptance in firstyear college students is high, the college adjustment in first-year college students will be high too.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This article is based on the result of a research toward learning difficulties students from inclusive elementary schools at Kecamatan Pauh Padang...
2008
370 JPUNP 30:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Widyasari
Abstrak :
Penerimaan teman sebaya bagi anak berkebutuhan khusus pada lingkup pendidikan inklusif dianggap penting. Hal ini dikarenakan adanya kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi bersama dengan teman teman sebaya mereka sehingga proses belajar dan bersosialisasi dapat berjalan dengan lebih baik. Penelitian ini hendak melihat bagaimana hubungan antara efikasi guru dengan penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus yang dimediasi oleh strategi pengajaran guru pada sekolah inklusif. Partisipan dari penelitian ini adalah 70 orang guru dan 596 murid dari 18 sekolah inklusi. Adapun alat ukur yang dipergunakan pada penelitian ini adalah The Teacher Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur efikasi guru, The Bender Classroom Structure Questionnaire Versi Indonesia (BCSQ VI) untuk mengukur strategi pengajaran guru, dan Peer Acceptance Scale (PAS) untuk mengukur penerimaan siswa sebaya. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh langsung (direct effect) yang signifikan antara efikasi guru terhadap penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, b 0,0145, t 0,3584, p 0,7212 dan ada pengaruh tidak langsung (indirect effect) yang signifikan antara efikasi guru terhadap penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, b 0,0311, LLCI 0,0083 dan ULCI 0,0722. Hal ini membuktikan bahwa strategi pengajaran guru memediasi penuh hubungan antara efikasi guru dan penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekiolah inklusif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 16:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradina Paramitha
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada peran mediasi strategi dan sikap guru terhadap hubungan dukungan sekolah untuk pelaksanaan pendidikan inklusif dengan penerimaan anak berkebutuhan khusus di madrasah ibtidaiyah inklusif. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 930 siswa reguler dan 42 orang wali kelas dari partisipan siswa yang berasal dari madrasah ibtidaiyah inklusif di berbagai daerah di Indonesia. Partisipan guru diberikan tiga buah kuesioner yaitu Perceived School Support for Inclusive Education (PSSIE) (Ahmmed, 2013) yang mengukur persepsi guru terkait dukungan sekolah untuk pelaksanaan pendidikan inklusif, Alat Ukur Strategi Guru untuk Interaksi Sosial (Candraresmi, 2016) dan The Multidimensional Attitudes toward Inclusive Education Versi Indonesia (MATIES_VI) (Sihombing & Kurniawati, 2014) yang mengukur sikap guru terhadap pendidikan inklusif. Sedangkan siswa reguler diberikan satu buah alat ukur Peer Acceptance Scale (PAS) (Maryam, 2016) untuk mengukur penerimaan teman sebaya. Analisa mediasi dilakukan untuk melihat apakah strategi dan sikap dapat berperan menjadi mediator dalam hubungan dukungan sekolah dan peneriman teman sebaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dan sikap guru pada komponen kognitif dapat berperan dalam memediasi hubungan dukungan sekolah untuk pelaksanaan pendidikan inklusif dengan penerimaan teman sebaya. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa diperlukan dukungan sekolah, strategi interaksi sosial, dan komponen kognitif dari sikap guru yang positif terhadap pendidikan inklusif agar tercapai kesuksesan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. ......This study focuses on the role of mediating strategies and teacher attitudes towards the relationship between school support for the implementation of inclusive education and the acceptance of children with special needs in inclusive madrasah ibtidaiyah. Participants in this study consisted of 930 regular students and 42 teachers of student participants who came from inclusive madrasah ibtidaiyah in various regions in Indonesia. Teacher participants were given three questionnaires, namely Perceived School Support for Inclusive Education (PSSIE) (Ahmmed, 2013) which measures teachers' perceptions regarding school support for implementing inclusive education, Teacher Strategy Measurement Tool for Social Interaction (Candraresmi, 2016), and The Multidimensional Attitudes toward Inclusive Education Indonesian Version (MATIES_VI) (Sihombing & Kurniawati, 2014) ) which measures teacher attitudes towards inclusive education. Meanwhile, regular students are given one measuring instrument for the Peer Acceptance Scale (PAS) (Maryam, 2016) to measure peer acceptance. Mediation analysis is carried out to see whether strategies and attitude can act as a mediator in the relationship between school support and peer acceptance. The results showed that the strategies and attitudes of teachers on the cognitive component could play a role in mediating the relationship between school support for the implementation of inclusive education and peer acceptance. The implication of this research is that school support, social interaction strategies, and cognitive components of positive teacher attitudes towards inclusive education are needed in order to achieve success in the implementation of inclusive education.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library