Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahjoe Alkasah Gunawan Soeriakartalegawa
Abstrak :
Dewasa ini, produser menghadapi persaingan yang ketat untuk memasarkan berbagai barang. Oleh karena itu, pemasaran produk sekarang lebih menekankan kepada pelayanan kebutuhan pasar. Untuk dapat memenuhi hal ini, maka pemasar / produser memerlukan data yang lebih akurat itiengenai perilaku konsumen antara lain perilaku pembelian. Dengan adanya pengetahuan yang lebih akurat mengenai perilaku membeli ini maka diharapkan produser dapat mengarahkan produknya sesuai dengan kebutuhan pasar. Loudon dan Delia Bitta (1988) mengatakan bahwa ada satu jenis perilaku pembelian yang dikenal dengan nama pembelian impulsif atau pembelian tanpa perencanaan. Hasil penelitian Dennis W Rook (1987 dalam Berkowitz. Kerin. Rudelius, 1989) menyatakan bahwa mereka mempunyai persepsi tertentu terhadap pembelian impulsif yang biasa mereka lakukan. Ada beberapa hipotesa yang telah mengulas pembelian impulsif, namun dengan melihat uraian yang diberikan Dennis terkesan bahwa hipotesa mengenai proses pembelian yang ada hubungannya dengan konsep-diri lebih sesuai untuk memperoleh jawaban sebagai hal yang berhubungan dengan pembelian impulsif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep-diri dengan pendekatan 'multiple component'. Konsep-diri ini terdiri dari konsep-diri aktual, konsep-diri sosial, konsep-diri ideal. Perilaku seseorang merupakan cerminan dari konsep-dirinya. Dari segi perkembangan, konsep-diri ini merupakan suatu aspek penting pada remaja, oleh karenanya remaja dipilih sebagai sampel penelitian. Hurlock (1984) kemudian menjelaskan bahwa di antara konsep-diri-konsep-diri ini bisa terjadi diskrepansi/kesenjangan, antara lain diskrepansi antara konsep-diri aktual dengan konsep-diri ideal serta diskrepansi antara konsep-diri aktual dengan konsep-diri ideal. Buskirk dan Buskirk (1979) menjelaskan bahwa adanya kesenjangan ini menyebabkan seseorang lebih mudah tergiur untuk membeli barangbarang. Selain itu, dari hasil 'mini focus group' yang telah diadakan sebelumnya bahwa banyak remaja melakukan pembelian pakaian secara impulsif. Oleh karenanya peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara diskrepansi konsep-diri dengan pembelian pakaian secara impulsif. Penelitian ini dilakukan terhadap 92 orang remaja yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya (Cinere, Ciputat dan sebagainya). Kepada mereka diberikan kuesioner yang terdiri dari data kontrol, alat pengukuran konsep-diri dan alat yang mengggambarkan perilaku pembelian pakaian secara impulsif. Dari hasil penelitian ternyata pada remaja di Jakarta, semakin tinggi diskrepansi konsep diri aktual dengan konsep diri ideal akan diikuti dengan bertambah tinggi pembelian pakaian secara impulsif yang mereka lakukan. Beberapa hal menarik lain yang diteraukan adalah remaja Jakarta cenderung inelakukan 'reminder impulse buying' serta 'planned impulse buying'. Selain itu kebanyakan dari mereka menganggap bahwa potongan harga, promosi di TV, penyajian yang rapih dan teratur merupakan kriteria yang dipertimbangkan untuk membeli pakaian. Beberapa hal yang menjadi bahan diskusi dan bisa dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut adalah penggunaan sampel dengan kelompok usia yang berbeda, pembuatan profil psikografis, pembuatan item-item yang standar untuk mengukur diskrepansi konsep-diri, penelitian pada jenis produk yang lebih beraneka ragam, serta melihat juga hubungan antara diskrepansi konsep-diri sosial dengan konsep-diri ideal sosial.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Febriana
Abstrak :
ABSTRAK
Dunia e-commerce lahir seiring dengan perkembangan dalam bidang bisnis yang dipadupadankan dengan kemajuan teknologi. Meningkatnya aktivitas sosial dengan menggunakan teknologi turut berperan dalam merekahnya bidang bisnis sehingga menghasilkan istilah social commerce. Suatu fenomena social commerce yang sedang terjadi diantaranya adalah situs Group Buying, yang menggunakan konsep pembelian kolektif dan keterbatasan waktu untuk mendapatkan potongan harga. Penggunaan konsep ini dinilai mampu mendorong pengguna situs untuk melakukan pembelian secara impulsif. Pembelian impulsif terjadi ketika terdapat suatu dorongan secara tiba-tiba untuk melakukan aksi pembelian yang dapat dipicu dari tindakan browsing konsumen. Inilah yang kemudian membentuk aksi impulsif. Dipandang dari kacamata kognisi dan emosi, aksi impulsif terjadi didahului dengan adanya pembentukan pola pikir yang rasional (kognisi) dan dimediasi oleh perasaan (emosi). Dalam kaitannya dengan situs online, suatu proses kognisi dibentuk dari atribut yang terdapat dalam situs tersebut yaitu merchandise attractiveness, ease of use, enjoyment, dan merchandise communicarion style. Kognisi yang terbentuk kemudian mempengaruhi emosi yang dirasakan pengguna situs baik emosi berbentuk afek positif maupun negatif, dan kemudian mempengaruhi aksi impulsif. Situs Groupon Disdus dipilih sebagai objek penelitian dalam hal merupakan pelopor situs Group Buying di Indonesia. Menggunakan aplikasi Lisrel sebagai pengolah data, atribut enjoyment memiliki pengaruh paling tinggi terhadap emosi positif pengguna situs Groupon Disdus. Emosi positif ini kemudian mempengaruh browsing yang merupakan tahap awal dalam aksi impulsif. Dengan menyajikan tampilan situs yang lebih atraktif guna menambah enjoyment pengguna situs Disdus, dapat meningkatkan emosi positif pengguna yang kemudian berdampak pada aksi impulsif. Dalam hal perbaikan penelitian, sampel penelitian kiranya dapat diperluas sehingga mengurangi bias gender dan profesi guna menghasilkan hasil yang lebih valid dan reliabel.
ABSTRACT
commerce world was born along with the development in business field and advances in technology. The significant booming on social activity using technology tools also take part for increasement in business field which then resulting the term of social commerce. The phenomenon on social commerce that happenly growing is Group Buying sites which uses the concept of collective purchases and limited time to get the discounted price. The use of this concept can influence the users to buy with impulsive act. Impulse buying occurss when there is a sudden urge to buy something that could be triggered by browsing actions. These then formed an impulse action. Viewed through the lens of the cognition and emotion theory, impulse action preceded by the formation of rational thinking (cognition) and mediated by feelings (emotions). In conjunction with the online site, a process of cognition is formed by the attributes contained in the site.There are merchandise attractiveness, ease of use, enjoyment, and merchandise communicarion style. The cognition that formed influences the emotions of site users, whether positive or negative affect, and then effect impulse action. Groupon site Disdus selected as the research object for it is the pioneer in terms of Group Buying websites in Indonesia. Using Lisrel applications as data processor, attributes enjoyment has the highest influence on positive emotions of Disdus Groupon site's users. The positive emotions then influence the browsing which is the initial stage in impulse action. By presenting more attractive appearance of the site in order to increase user?s enjoyment, Disdus site can increase positive emotions which in turn impulse action. In terms of improving the research, the sample would be expanded to reduce gender bias and the profession in order to produce results that are more valid and reliable.
2013
S46980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Ferina Debby Natashya
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh dari generasi Y dan generasi Z pada fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif dari pembeli pria. Dengan menggunakan metode multiple regression, pada penelitian ini ditemukan bahwa fashion fanship dan generasi memiliki pengaruh yang positif pada pengeluaran untuk pembelajaan fashion. Sedangkan untuk sikap terhadap fashion dan pembelanjaan impulsif tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada pengeluaran fashion. Dengan menggunakan 300 responden dari daerah Jabodetabek ditemukan hasil bahwa Generasi Y memiliki kecenderungan berbelanja yang lebih sering dibandingkan dengan Generasi Z. Sedangkan untuk fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif pada generasi Y tidak memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan generasi Z. ......This research is intended to look at the impacts of generation Y and generation Z on fashion fanship, Sikaps and impulsive buying of male shoppers. By using multiple regression method, it is revealed that fashion fanship and generation have positive impact on fashion spending. While on the other hand, Sikap and impulse buying do not have a significant effect on fashion spending. By using the responses from 300 respondents from Jabodetabek area, it is found that Y generation has purchasing tendency that is more often than Z generation. While for fashion fanship, sikap and impulse buying, the trend for Y generation is not higher than Z generation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Kristian Yudha
Abstrak :
Salah satu bentuk perilaku konsumen yang tidak terencana adalah terjadinya impulse buying. Industri ritel, terutama hypermarket, berkembang seiring dengan perubahan di masyarakat dan dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hypermarket Carrefour dipilih sebagai objek penelitian karena perkembangannya yang cukup pesat di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, dan penghasilan), tipe produk, serta store atmosphere terhadap tendensi pembelian impulsif dan frekuensi pembelian impulsif. Penelitian ini menggunakan T-Test, One-Way ANOVA, serta analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik demografis (jenis kelamin, usia, penghasilan), tipe produk, dan store atmosphere memiliki pengaruh terhadap tendensi pembelian impulsif. Karakteristik demografis (jenis kelamin, penghasilan) dan store atmosphere juga memiliki pengaruh terhadap frekuensi pembelian impulsif. ......Impulse buying is one form of unplanned consumer behavior. Retail industry, especially hypermarket, evolves with changes in society and in recent years has expanded rapidly in many parts of the world, including Indonesia. Carrefour is chosen to be the research object in term of its significant development in Indonesia. This research tried to see how is the influence of demographic (sex, income, and age), product type, and store atmosphere affect to impulse buying tendency and impulse buying frequency. This research is using TTest, One-way Annova and regression analysis. The results of this research showed that demographics (gender, age, income), product type, and store atmosphere have effect on impulse buying tendency. The results of this research also indicate that demographics (gender, income), and store atmosphere have effect on impulsive buying frequency.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Varerina Harviona
Abstrak :
Terdapat 10 Karakter Konsumen Indonesia, salah satunya adalah karakter "Tidak Terencana". Salah satu bentuk perilaku konsumen yang tidak terencana adalah terjadinya Impulse Buying. Industri ritel berkembang seiring dengan perubahan di masyarakat dan dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh orientasi kultur (individualis dan kolektivis), geografis, demografis (jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan usia), serta store atmosphere terhadap pembelian impulsif (tendensi dan frekuensi). Penelitian ini menggunakan T-test, One-way ANOVA, serta analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi kultur, demografis (pekerjaan dan penghasilan), serta store atmosphere memiliki pengaruh yang positif terhadap tendensi pembelian impulsif. Orientasi kultur, demografis (jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan usia), serta store atmosphere juga memberikan pengaruh yang positif terhadap frekuensi pembelian impulsif.. Penghasilan dan Store Atmosphere adalah variabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap pembelian impulsif.
There are 10 characters of Indonesian consumers, one of the character is "Unplanned Buyers". Impulse buying is one form of unplanned consumer behavior. Retail industry evolves with changes in society and in recent years has expanded rapidly in many parts of the world, including Indonesia. This research tried to see how is the influence of cultural orientations (individualistic and collectivist), geographic, demographic (sex, occupation, income and age), and store atmosphere affect to impulsive buying (frequency and tendency). This research is using T-test, One-way ANOVA and multiple regression analysis. The results of this research also showed that culture orientation, demographics (occupation and income), and store atmosphere have positive effect on impulsive buying tendency. The results of this research also indicate that culture orientation, demographics (gender, occupation, income, and age), and store atmosphere have significant effect on impulsive buying frequency. Income and Store Atmosphere are the most significant influence variables on impulsive buying.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumandari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kontrol-diri (K-D), persepsi ketersediaan uang (PKU), jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi (SES), dan tingkat usia terhadap perilaku pembelian impulsif (PPI) pada remaja. Responden adalah 243 laki-laki dan perempuan, berusia 12-17 tahun, masih bersekolah, menerima uang saku dari orangtua, tidak bekeija untuk mendapatkan uang, dan berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi atau rendah. Alat pengumpul data berupa alat ukur kontrol-diri hasil adaptasi dan modifikasi dari Self-Control Scale, alat ukur perilaku pembelian impulsif dan alat ukur persepsi ketersediaan uang yang dibuat dalam rangka penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kontrol-diri, persepsi ketersediaan uang, dan jenis kelamin secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif pada remaja. Hasil t-test menunjukkan: (1) Remaja perempuan memiliki K-D yang secara signifikan lebih tinggi dari pada remaja laki-laki. (2) Ada perbedaan PPI, K-D, dan PKU yang signifikan antara SES yang berbeda, Remaja SES tinggi memiliki PPI dan PKU yang lebih tinggi dari pada SES rendah, tetapi memiliki K-D yang lebih rendah. (3) Remaja awal memiliki PPI dan PKU yang lebih rendah secara signifikan dari pada remaja pertengahan, tetapi memiliki K-D yang lebih tinggi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah metode pengumpulan data dianjurkan untuk tidak hanya self-report, dan remaja akhir disertakan sebagai responden sehingga bisa mewakili remaja secara keseluruhan.
ABSTRACT
This research test influence of self-control, perceived money availability, sex, social economic status (SES), range of age to impulsive buying behavior on adolescence. Respondent are 243, consisting of boys and girls, from 12 to 17 years old, students, received pocket money from parent, didn’t work to salary, and came from high or low social economic status. Self-Control Scale, perceived money availability scale, impulsive buying behavior scale used to collect data. The result of multiple regression statistical analysis shows that self-control, perceive money availability, and sex have significant influence to impulsive buying behavior on adolescence. T- test shows: (1) Adolescence girls have self-control higher than adolescence boys, significantly. (2) Adolescence from high SES have impulsive buying behavior and perceive money availability higher than adolescence from low SES, significantly, but have lower self-control. (3) Early adolescence have impulsive buying behavior and perceive money availability lower than middle adolescence, significantly, but have higher self-control.
2008
T37651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Jane
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang merupakan konsumen toko kosmetik Sephora Plaza Indonesia. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan non-probability sampling serta teknik purposive. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan linier regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap impulse buying yaitu sebesar 51,7% dan sisanya 48,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
This study aimed to describe the effect of store atmosphere (exterior, general interior, store layout, and interior (point-of-purchase) display) on shoppers? impulse purchase behavior in Sephora Cosmetic Store at Plaza Indonesia. This study based on the quantitative research. The sample for this study comprised 100 respondent using non-probability sampling and purposive technique. The research used questionnaire as research instrument and analyzed with linear regression. The analytical results of this study indicate that store atmosphere has significant impacts on impulse buying behavior. Store atmosphere effect impulse buying equal to 51,7% and the residue equal to 48,3% affected by other factors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ruth Dwi Pratiwi
Abstrak :
Pembelian impulsif sebagai salah satu tipe pembelian sudah menjadi bagian dari perilaku konsumen Indonesia masa kini. Faktor faktor intrinsik maupun ekstrinsik sudah sejak lama dianalisis dan diuji sebagai indikator terbentuknya perilaku impulsif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kelima faktor intrinsik yaitu kepribadian budaya shopping enjoyment tendency materialism dan impulsive buying tendency terhadap pembelian impulsif. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain kuantitatif yakni konklusif deskriptif dan cross sectional design Metode pengumpulan data melalui survey dengan menyebar 220 kuesioner kepada responden yang pernah melakukan pembelian impulsif produk pakaian dalam 3 bulan terakhir Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian Extraversion kepribadian Agreeableness kepribadian Neuroticism budaya Individualism Materialism dan Impulsive Buying Tendency memiliki pengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk pakaian pada mahasiswa UI. ......Impulsive buying as one of the purchase type has been a part of Indonesia consumer Intrinsic and extrinsic factors have been analyzed and tested for many previous studies as an indicator of how an impulsive behavior established. The goal of this study is to examine the effect of five intrinsic factors namely personality culture materialism shopping enjoyment tendency and impulsive buying tendency on impulsive buying behaviour. This study is designed with consclusive descriptive design and survey method Data is collected by distributing 220 questionairre to those who have made a clothes impulsive buying on the last 3 months The findings of the study confirmed that the three personality constructs the cultural construct of Individualism shopping enjoyment tendency and materialism show a significant impact on impulsive buying among the students of University of Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Yolanda Nabasa
Abstrak :
Saat ini, semakin banyak perusahaan yang menggunakan selebritas asal Korea Selatan untuk mempromosikan produknya. Hal ini dilakukan karena selebritas asal Korea Selatan dianggap dapat menciptakan kesan kedekatan personal dengan para penggemar mereka, atau yang secara ilmiah disebut sebagai hubungan parasosial. Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa hubungan parasosial berhubungan dengan perilaku konsumen, seperti intensi pembelian dan pembelian impulsif. Pembelian impulsif juga ditemukan berhubungan dengan materialisme seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hubungan parasosial dan pembelian impulsif pada penggemar selebritas asal Korea Selatan dan apakah materialisme berperan sebagai moderator pada hubungan tersebut. Sebanyak 359 penggemar selebritas asal Korea Selatan yang berusia 20 – 25 tahun mengikuti penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan parasosial memprediksi pembelian impulsif pada penggemar selebritas asal Korea Selatan (B= 0.33, SE= 0.04, p<0.01), akan tetapi materialisme ditemukan tidak memoderasi hubungan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam merancang strategi pemasaran produk untuk meningkatkan penjualan dan di sisi lain meningkatkan literasi konsumen, termasuk penggemar selebritas asal Korea Selatan, untuk lebih sadar dan berhati-hati ketika membeli produk yang dipromosikan oleh idolanya. ......Currently, an increasing number of companies are using South Korean celebrities to promote their products. This is done because South Korean celebrities are believed to create a sense of personal closeness with their fans, known scientifically as parasocial relationships. Previous studies have found that parasocial relationships are related to consumer behavior, such as purchase intention and impulsive buying. Impulsive buying has also been found to be related to an individual's materialism. This study aims to investigate the relationship between parasocial relationships and impulsive buying among fans of South Korean celebrities, and whether materialism plays a moderating role in this relationship. A total of 359 fans of South Korean celebrities, aged 20-25, participated in this study. The research was conducted by distributing an online questionnaire. The results of the study indicate that parasocial relationships predict impulsive buying among fans of South Korean celebrities (B= 0.33, SE= 0.04, p<0.01). However, materialism was found to not moderate this relationship. The findings of this study are expected to provide insights for companies in designing marketing strategies to increase sales, while also enhancing consumer literacy, including among fans of South Korean celebrities, to be more aware and cautious when purchasing products promoted by their idols.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayushita Btariputri Pramordawardani
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh karakteristik interaksi sosial terhadap pembelian impulsif pada live streaming commerce. Atas dasar parasocial interaction dan social presence yang bisa diciptakan live streaming commerce, peneliti mengidentifikasi pengaruh karakteristik interaksi sosial konsumen berupa sense of loneliness, real-life social avoidance, empathy ability, dan mutual assistance terhadap pembelian impulsif. Data dikumpulkan dari 238 responden yang pernah menonton dan membeli produk pada live streaming commerce. Data dianalisis menggunakan metode PLS-SEM melalui perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa real-life social avoidance dan empathy ability memiliki pengaruh positif terhadap parasocial interaction, sedangkan sense of loneliness tidak signifikan. Selanjutnya, empathy ability dan mutual assistance memiliki pengaruh positif terhadap social presence. Lebih dari itu, parasocial interaction dan social presence memiliki pengaruh positif terhadap pembelian impulsif pada live streaming commerce. Hasil karakteristik interaksi sosial yang berpengaruh positif yaitu real-life social avoidance, empathy ability, dan mutual assistance juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pembelian impulsif pada live streaming commerce melalui parasocial interaction dan social presence. ......This research discusses the effect of social interaction characteristics on impulsive purchase in live streaming commerce. On the basis of parasocial interaction and social presence resulted from live streaming commerce, this research aims to identify how consumer social interaction characteristics in the form of a sense of loneliness, real-life social avoidance, empathy ability, and mutual assistance stimulates impulsive purchase. The data is collected from 238 respondents who had watched and purchased product(s) on live streaming commerce. Data were analyzed using the PLS-SEM method via SmartPLS 4 software. The results shows that real-life social avoidance and empathy ability have a positive effect on parasocial interaction, while the sense of loneliness is not significant. Furthermore, empathy ability and mutual assistance have a positive influence on social presence. Both parasocial interaction and social presence have a positive influence on impulse purchases in live streaming commerce. The results of social interaction characteristics that have a positive influence, which are real-life social avoidance, empathy ability, and mutual assistance also have an indirect effect on impulsive purchase in live streaming commerce through parasocial interaction and social presence.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>