Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Githa Ayu Hadirani
"Frekuensi peresepan obat racikan di Indonesia masih tinggi. Indonesia belum memiliki standar pembuatan obat racikan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas pelayanan kapsul racikan, keseragaman bobot, dan cemaran mikroba pada kapsul racikan. Sampel sebanyak 15 apotek diambil secara random dari total populasi apotek di Jakarta. Evaluasi kualitas pelayanan dilakukan dengan metode observasi melalui penebusan resep 30 kapsul racikan (bromheksin, klorfeniramin maleat, teofilin) pada masing-masing apotek. Parameter yang diamati adalah harga, waktu tunggu, pemberi informasi, dan informasi yang diberikan. Evaluasi keseragaman bobot kapsul racikan dilakukan berdasarkan keseragaman bobot kapsul (Farmakope Indonesia edisi III). Pengujian cemaran mikroba meliputi Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir dengan persyaratan menurut USP 30/NF 25 pada sediaan nonsteril, serta identifikasi bakteri patogen menggunakan media selektif (Cetrimide, Salmonella Shigella Agar, Eosin Methylen Blue, dan Manitol Salt Agar). Hasil evaluasi kualitas pelayanan resep kapsul racikan menunjukkan adanya variasi harga obat (Rp 34.000,- − Rp 115.000,-) dan waktu tunggu pasien (19-65 menit) antar apotek. Sebagian besar pemberian informasi bukan dilakukan oleh apoteker. Informasi obat yang diberikan masih terbatas. Kapsul racikan dari 3 apotek memenuhi syarat keseragaman bobot. Cemaran bakteri patogen tidak ditemukan pada seluruh sampel. Sebagian besar kapsul racikan memenuhi persyaratan jumlah bakteri dan kapang khamir. Kualitas pelayanan dan peracikan kapsul masih perlu ditingkatkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Awis Sekar Arum
"Obat racikan sering diresepkan di Indonesia. Namun, standar
pelayanan dan standar kualitas obat racikan belum ada. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi kualitas pelayanan resep puyer, keseragaman
sediaan, dan cemaran kimia pada puyer. Sampel sebanyak 10 apotek diambil
secara random dari total populasi apotek di Jakarta. Evaluasi kualitas
pelayanan dilakukan dengan metode observasi melalui penebusan resep
puyer amoksisilin dan resep puyer parasetamol pada masing-masing apotek.
Parameter yang diamati adalah harga, waktu tunggu, pemberi pelayanan,
dan informasi yang diberikan. Evaluasi keseragaman sediaan dilakukan
berdasarkan prosedur keragaman bobot kapsul keras (Farmakope Indonesia
IV). Analisis cemaran kimia pada puyer dilakukan dengan metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Hasil evaluasi kualitas pelayanan resep
puyer menunjukkan adanya variasi pada harga (Rp. 15.500,- - Rp. 28.200,-)
dan waktu tunggu (17-67 menit). Pemberi informasi di apotek sebagian besar
(70%) dilakukan bukan oleh apoteker. Informasi mengenai obat yang
diberikan masih terbatas. Seluruh sampel puyer amoksisilin dan parasetamol
tidak memenuhi syarat keseragaman sediaan. Cemaran parasetamol pada
puyer amoksisilin ditemukan di seluruh sampel apotek. Cemaran amoksisilin
pada puyer parasetamol ditemukan di 2 sampel apotek. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah kualitas puyer racikan dari segi keseragaman sediaan dan cemaran kimia masih kurang baik. Kualitas
pelayanan peracikan puyer masih harus ditingkatkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saori Salma Adelia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai transaksi harian berdasarkan pelayanan resep maupun non resep, serta tingkat penolakan di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi. Metode yang digunakan adalah analisis data transaksi harian selama periode tertentu dengan memperhatikan jenis pelayanan yang diberikan, baik resep maupun non resep, serta mencatat jumlah penolakan yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase yang dihasilkan dari nilai transaksi pada pelayanan tanpa resep lebih tinggi dibanding dengan resep dan nilai rata-rata basket size yaitu 2,1 perharinya yang menunjukan, minimal pembelian sebanyak 2 item pada seluruh transaksi perhariannya. Selain itu, tingkat penolakan juga memengaruhi kinerja apotek dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Penelitian ini memberikan wawasan yang berguna bagi manajemen Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi dalam meningkatkan efisiensi pelayanan dan mengoptimalkan pendapatan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap pola transaksi dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

This research aims to analyze the daily transaction value based on prescription and non-prescription services, as well as the rejection rate at Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy. The method used is analysis of daily transaction data over a certain period by paying attention to the type of service provided, both prescription and non-prescription, as well as recording the number of refusals that occur. The results of the analysis show that the resulting percentage of transaction value for non-prescription services is higher than with prescriptions and the average basket size value is 2.1 per day, which shows that there is a minimum purchase of 2 items in all daily transactions. Apart from that, the rejection rate also affects the pharmacy's performance in providing services to customers. This research provides useful insights for the management of Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy in improving service efficiency and optimizing revenue through a better understanding of transaction patterns and the factors that influence them.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library