Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Susilowati
Abstrak :
Tesis ini tentang asimilasi berdasarkan sistem pemasyarakatan. Fokus utama tesis ini adalah pelaksanaan asimilasi yang memerlukan komitmen dan kepedulian para petugas dan pembuat kebijakan. Dalam kajian tesis ini pelaksanaan asimilasi sebagai bentuk pembinaan merupakan tahapan dalam proses pemasyarakatan. Tahapan pembinaan narapidana seharusnya dilakukan secara berkesinambungan berdasarkan sistem pemasyarakatan. Tesis ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tehnik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan studi dokumen untuk mengungkapkan pelaksanaan asimilasi yang dilakukan para petugas di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para petugas dan pembuat kebijakan belum peduli dan belum memiliki komitmen dalam pelaksanaan asimilasi di Lapas Terbuka Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan masih ada ketakutan akan terjadi kegagalan dalam pelaksanaan sehingga lebih mengedepankan pengamanan dari pada pembinaan. Para pembuat kebijakan belum membuat prosedur tetap pelaksanaan asimilasi di lapas terbuka. Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan asimilasi yang berasal dari lapas tertutup sebagai pengirim narapidana dan lapas terbuka yang menerima. Yang berasal dari lapas tertutup, yaitu proses asimilasi belum sesuai tahapan pembinaan, para petugas takut narapidana akan kabur, ada biaya yang dibebankan kepada narapidana bila pindah ke Lapas Terbuka Jakarta, narapidana enggan dipindah, kualitas petugas sebagai pembina masih minim dan fasilitas latihan ketrampilan belum sesuai dengan narapidana yang ada. Sedangkan yang berasal dari lapas terbuka, yaitu keterbatasan petugas pembina narapidana, sarana pembinaan, struktur organisasi lapas terbuka, proesedur tetap pelaksanaan asimilasi di Lapas Terbuka Jakarta. Implikasi dari tesis ini adalah perlu komitmen dan kepedulian para petugas dan pembuat kebijakan dalam pelaksanaan asimilasi di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta, agar semua narapidana yang telah menjalani setengah masa pidananya dapat dibina di lembaga pemasyarakatan terbuka. Komitmen dan kepedulian para petugas ditunjukkan dengan pembuatan protap, sarana dan prasarana pembinaan narapidana di lapas terbuka, perekrutan petugas sebagai pembina narapidana sebelum kembali ke masyarakat serta diperlukan pengawasan pelaksanaan asimilasi agar tidak terjadi pungutan yang membebani narapidana. Peran serta masyarakat juga diperlukan dalam membina narapidana. Dalam pelaksanaan asimilasi, keterlibatan masyarakat sangat berarti bagi narapidana terutama untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Kepercayaan terhadap diri sendiri karena dapat diterima kembali di masyarakat, dapat menghilangkan stigma penjahat bagi narapidana sehingga dapat menjadi warga negara yang berguna bagi bangsanya. ......This study is about the assimilation process based on Sistem Pemasyarakatan. The main focus of this study is the implementation of assimilation which needs commitment and careness of the officiais and policy makers. In this study, the implementation of assimilation as the fonn of character building is a step in the process of socialization. The character building of inmates should be done continually based on Sistem Pemasyarakatan. This study used qualitative approach with observation, guided interview, and document review as the data collection technique in order to describe the implementation of assimilation in Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta. The result of this study shows that the officiais and policy makers do not care yet and do not have the commitment in assimilation implementation in Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta. This is showed by the anxiety a fail in implementing the system, so that the officiais and policy makers prefer to use the security system instead of character building of inmates. Policy makers of Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta have not constructed the Standard operating procedures for the implementation of assimilation. Besides, there are factors which influenced the implementation of assimilation, which is from the close correctional institution as the sender of inmates and Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta as the receiver of inmates. The factors that comes from the close correctional institution of Jakarta are the inappropriate assimilation process which is based on character building, the anxiety of officiais that inmates will escape, the charge that inmates are required to pay if they want to move to Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta so that inmates are unwilling to move to Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta, the lack of official’s quality and facility that are not in line with the number of inmates. The factors that come from Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta are lack of officiais, facility, structure organization of Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta, and Standard operating procedure of the implementation of assimilation in Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta. The conclusion of this study is that commitment and careness of the officiais and policy makers are needed in doing the assimilation system in Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta so that the inmates who have carried out hal f of their punishmaent can move to Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta to follow the assimilation process. Commitment and careness of officiais and policy makers should be shown by constructing a Standard operating procedure, establishing facilities in Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta, recruiting of officials as the mentor of inmate before they go back to the society, and also the supervision of the implementation of assimilation so that inmates are not required to pay for the transfer. The role of society is needed in building the charaeter of the inmates, establishing the confidence of inmates that they can be accepted in society, leaving out the stigma that inmates are criminals so that they can also becomc good citizens and can give good contribution to the nation.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26815
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Handoyo Wibowo
Yogyakarta: Komunitas Sastra Indonesia, 2000
808.81 HAN n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Yetti Malawat
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
P-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Nuril Rahmatika
Abstrak :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan remaja. Dari data tingkat pemenuhan SN-PKPR bulan Mei-Juni 2020, terdapat 34 Puskesmas yang melakukan evaluasi diri. Terdapat 5 Puskesmas yang telah mencapai tingkat pemenuhan SN-PKPR paripurna (Skor > 80%), 4 Puskesmas memiliki tingkat pemenuhan SN-PKPR optimal (Skor 60-79,9%), dan 25 Puskesmas memiliki tingkat pemenuhan SN-PKPR minimal (Skor < 60%). Tujuan penelitian ini ialah untuk melakukan analisis implementasi PKPR di Puskesmas Kota Depok dengan studi kasus pada Puskesmas Cinere (Tingkat pemenuhan SN-PKPR optimal) dan Puskesmas Cisalak Pasar (Tingkat pemenuhan SN-PKPR minimal). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Triangulasi yang dilakukan ialah trangulasi sumber, metode, dan data. Penyelenggaraan PKPR di Puskesmas Cinere didukung tim PKPR dimana Penanggung Jawab programnya telah mendapatkan pelatihan, jumlah Kader Kesehatan Remaja yang mencukupi, terdapatnya ruang untuk konsultasi, adanya pedoman, dan dana. Telah ada proses perencanaan PKPR hingga evaluasi PKPR. Berdasarkan 2 format laporan PKPR Puskesmas Cinere, jumlah kunjungan remaja bulan April 2020-Juni 2020 relatif lebih rendah daripada bulan-bulan sebelumnya. Pada data salah satu laporan, yaitu data kunjungan kasus remaja, terlihat penurunan kunjungan pada April 2020 (161 remaja) dibandingkan Maret 2020 (467 remaja). Permasalahan yang ditemukan terkait dengan belum ada pelatihan PKPR rutin, kurangnya sosialisasi, remaja merasa kurang dilibatkan, belum ada tempat menyimpan rekam medik remaja, kegiatan PKPR sudah tidak rutin serta belum ada target PKPR. Penyelenggaraan PKPR di Puskesmas Cisalak Pasar didukung tim PKPR yang Penanggung Jawab programnya juga telah mendapatkan pelatihan dan ketersediaan pedoman. Proses perencanaan PKPR hingga evaluasi juga telah berjalan. Dari data kunjungan kasus Puskesmas Cisalak Pasar, kunjungan remaja cenderung menurun sejak tahun 2019. Terdapat penurunan pemanfaatan PKPR yang jelas terlihat pada bulan April 2020 (7 remaja) dibandingkan Maret 2020 (32 remaja). Permasalahan yang ditemukan terkait dengan belum rutinnya pelatihan PKPR, kurangnya koordinasi dengan remaja, tidak ada ruang untuk konsultasi dan penyimpanan rekam medik remaja, tidak ada penggunaan dana untuk PKPR, kegiatan PKPR sudah tidak rutin sejak 2019, kurang lengkapnya pengisian format pencatatan dan pelaporan, target PKPR belum ditentukan, dan kurangnya dukungan lintas sektor. Penurunan pemanfaatan PKPR dapat terkait dengan permasalahan pada masing-masing Puskesmas. Penanggung Jawab program PKPR berserta tim PKPR perlu mengambil langkah yang tepat untuk memperbaikinya. Diperlukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga terkait untuk menyusun kebijakan perbaikan penyelenggaraan PKPR. ......Adolescent Friendly Health Services (AFHS) is a health services to meet adolescent health needs. From SN-PKPR level of fulfillment data in May–June 2020, there were 34 Public Health Centre which had completed self assessment. There were 5 Public Health Centre that had perfect SN-PKPR level of fulfillment (Score > 80%), 4 Public Health Centre that had optimal SN-PKPR level of fulfillment (Score 60 – 79,9 %), and 25 Public Health Centre that had minimal SN-PKPR level of fulfillment (Score < 60%) The aim of this study was to analyze AFHS implementation in Depok City Public Health Centre with case studies at Cinere (Optimal SN-PKPR level of fulfillment) and Cisalak Pasar (Minimal SN-PKPR level of fulfillment) Public Health Centre. This qualitative study was conducted by indepth interview and document review. Triangulation for this study are source, method, and data triangulation. The implementation of AFHS at Cinere Public Health Centre has been supported by AFHS team which the program implementer had received training, sufficient number of adolescent health cadres, availability of consultation room, availability of guidelines, and fund. AFHS planning to evaluation has been carried out. Based on 2 Cinere Public Health Centre AFHS report formats, the number of adolescent visits in April 2020 – June 2020 was relatively lower than in the previous months. From one of the reports, adolescent case visit data, there were a decrease of adolescent visit in April 2020 (161 adolescent) than in March 2020 (467 adolescent). The problems found were no routine AFHS training, lack of socialization, lack of adolescent participation from adolescent perspective, no place to save adolescent medical record, no routine AFHS activities, and no AFHS target. The implementation of AFHS at Cisalak Pasar Public Health Centre has been supported by AFHS team which the program implementer also had received training and availability of guidelines. AFHS planning to evaluation also has been carried out. Based on Cisalak Pasar Public Health Centre adolescent case visit data, the number of adolescent visit has tended to decline since 2019. There was a decrease in utilization of AFHS that was clearly visible in April 2020 (7 adolescent) than in March 2020 (32 adolescent). The problems found were no routine AFHS training, lack of coordination with adolescent, no room to give consultation and no place to keep adolescent medical records, no AFHS fund, no routine AFHS activities, incomplete filling of recording and reporting formats, no AFHS target, and lack of support from related sectors. Decreased utilization of AFHS could be related to the problems which were found at both Public Health Centre. The program implementer with their team need to take appropriate step to fix it. Coordination and cooperation with related sectors are required to formulate policy for the improvement of AFHS.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Nurul Husna
Abstrak :
Penelitian tentang pengelolaan sampah ini dilakukan pada siswa/i Sekolah Islam Terpadu Insantama Kota Bogor khususnya siswa/i kelas 5, 8 dan 11. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku siswa/i Sekoah Islam Terpadu Insantama Kota Bogor terhadap pengelolaan sampah di sekolah. Metode penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat Quasi-Eksperimental dengan menggunakan rancangan One Group Pre Test and Post Test Design. Pada penelitian ini dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang pengelolaan sampah dan melaksanakan program pembentukan komunitas peduli sampah di sekolah. Populasi penelitian ini sebanyak 216 siswa/i dengan sampel 72 siswa/i dari 3 tingkatan sekolah yaitu, SDIT, SMPIT, dan SMAIT dengan menggunakan lembar kuesioner. Hasil pengukuran analisis univariat menunjukkan adanya peningkatan rata-rata pengetahuan, sikap dan perilaku responden antara sebelum dan setelah dilakukannya intervensi. Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara sebelum dan setelah intervensi dengan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku. Selain itu berdasarkan hasil pembentukan dan pembinaan komunitas peduli sampah dapat disimpulkan bahwa seluruh agent peduli sampah yang terlibat sangat antusias  dalam melaksanakan kegiatan yang telah dilakukan dengan harapan program komunitas peduli sampah ini dapat menjadi salah satu kegiatan berkelanjutan di sekolah. ......Research on waste management is carried out for students in the Insantama Integrated Islamic School in Bogor, especially students in grades 5, 8 and 11. This study aims to determine the knowledge, attitudes and behavior of Insantama Islamic University of Bogor City students on waste management in schools. The method of this research is quantitative that is Quasi-Experimental using the design of the One Group Pre Test and Post Test Design. In this study an intervention was carried out in the form of counseling on waste management and implementing a community formation program to care about waste in schools. The population of this study were 216 students with a sample of 72 students from 3 levels of school namely, SDIT, SMPIT, and SMAIT using a questionnaire sheet. The results of the measurement of univariate analysis showed an increase in the average knowledge, attitudes and behavior of respondents between before and after the intervention. The statistical test results showed a significant increase between before and after the intervention with the level of knowledge, attitudes and behavior. In addition, based on the results of the formation and guidance of the community concerned with waste, it can be concluded that all waste-caring agents involved are very enthusiastic in carrying out activities that have been carried out with the hope that this community program to care for waste can be one of the sustainable activities in the school.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Kadarwati
Abstrak :
ABSTRAK
Masih rendahnya perilaku peduli lingkungan pada masyarakat Indonesia merupakan suatu sebab mengapa Indonesia mengalami krisis ekologis yang cukup mengkhawatirkan dan kian bertambah patah dari tahun ke tahun. Berbagai permasalahan lingkungan seperti kebakaran hutan yang hampir terjadi setiap tahun, bahaya banjir, tanah longsor, punahnya berbagai spesies, sampai pada masalah pencemaran lingkungan terjadi di Indonesia. Demi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, manusia rela mengorbankan alam. Mereka tidak menyadari bahwa perilaku yang cenderung eksploitatif terhadap alam dapat membahayakan bagi kelangsungan hidup dibumi, orang lain, bahkan dirinya sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah merubah perilaku baik individu maupun masyarakat terhadap lingkungan. Hal ini karena dengan perilakunya itulah manusia berinteraksi dengan alam. Baik buruknya hubungan manusia dengan alam tergantung dari tingkah laku manusia. Penelitian ini mencoba untuk melihat hubungan antara sistem nilai individu dengan perilaku peduli lingkungan. Nilai dianggap sebagai suatu keyakinan, dasar dari dilakukannya tingkah laku, dan standar untuk menilai apakah tingkah laku itu dapt diterima atau tidak. Hampir seluruh bentuk perilaku didasari oleh nilai-nilai yang dianut individu. Dengan demikian nilai-nilai yang dianut oleh individu dapat menentukan bagaimana perilaku mereka terhadap alam. Penelitian yang dilakukan menggunakan Schwartr Value Survey, suatu skala nilai yang dibuat oleh Schwartr (1992) yang telah terbukti memiliki kemampuan prediktif untuk menentukan apakah seseorang akan berperilaku peduli lingkungan atau tidak. Penelitian ini dilakukan pada sampel remaja berusia 14-18 tahun. Hal ini karena remaja merupakan generasi penerus yang akan menjadi penentu kebijakan lingkungan dimasa yang akan datang. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah Occidental sampling. Jumlah subyek dalam penelitian ini berjumlah 163 orang yang merupakan siswa SMA 14 Jakarta. Untuk menguji hubungan antara sistem nilai dengan dengan perilaku peduli lingkungan dilakukan dengan metode korelasi parsial. Hasilnya adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara sistem nilai Sel f Transcendence/Openness to Change dengan perilaku peduli lingkungan secara umum dan perilaku Warga negara yang baik. Sistem nilai Self EnhancementConservation juga memiliki hubungan dengan perilaku tersebut tetapi dengan arah yang berlawanan. Hasil / tesi yang dilakukan menunjukkan bahwa subyek yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah atas lebih berperilaku peduli lingkungan dibanding tingkat sosial ekonomi menengah bawah. Pada jenis perilaku Aktivis, laki-laki terbukti lebih berperilaku peduli lingkungan perempuan. Salah satu yang mungkin perlu diperbaiki dalam penelitian ini adalah masalah social desirability pada alat. Pada alat nilai mungkin perlu dikembangkan cara lain selain metode rating untuk mengukur nilai-nilai individu. Pada alat yang mengukur perilaku peduli lingkungan, penggunaan analisa faktor akan lebih memperbaiki hasil penelitian. Pada perilaku yang sifatnya normatif, disarankan untuk mengikutsertakan perilaku yang didasarkan pada injunctive norms, yaitu perilaku normatif yang seharusnya dilakukan dan bukan yang umumnya dilakukan. Saran praktis dari penelitian ini adalah perlunya partisipasi dari seluruh komponen masyarakat, termasuk remaja, dalam mengatasi pemasalahan lingkungan. Penanaman nilai-nilai dan sikap cinta lingkungan harus dilakukan sejak anak masih kecil baik melalui pendidikan formal maupun non formal agar nilai-nilai cinta lingkungan tersebut dapat tertanam dengan kuat.
2001
S3017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Jakarta: Indonesia Against Injustice, 2010
340.114 KAL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anuar Tahir
2013
808.81 ANU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tisa Aulia Putri
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Muhammad Aby Dujana
Abstrak :
Berkembangnya industri menyebabkan timbulnya dampak negatif pada lingkungan, salah satunya adalah kerusakan alam. Salah satu penyebab dampak negatif tersebut dikarenakan terdapat perilaku yang tidak peduli akan lingkungan seperti pemilahan sampah yang tidak tepat, pengelolaan limbah B3 yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan lingkungan, sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan karyawan PT. X, tujuan selanjutnya yaitu menguji hubungan pengetahuan lingkungan, sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan karyawan PT. X, dan untuk mengembangkan strategi peningkatan perilaku peduli lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang sangat rendah antara pengetahuan lingkungan, sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan karyawan PT. X. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan maka didapatkan strategi untuk peningkatan perilaku peduli lingkungan yaitu meliputi; penetapan perilaku peduli lingkungan yang spesifik, pembuatan infrastruktur, pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan program-program lingkungan secara berkelanjutan, program punishment dan reward yang konsisten. ......Industrial development has had detrimental impacts on environmental, including environmental damage. One contributing factor to these negative impacts is the lack of environmental concern, such as improper waste sorting and inadequate hazardous waste management. Therefore, this study aims to determine the levels of environmental knowledge, pro-environmental attitudes, and pro-environmental behavior among employees at PT. X. This study also aims to examine the correlations between these variables and develop strategies to promote pro-environmental behavior. A combination of qualitative and quantitative methods was employed to achieve these objectives. The results showed a significantly weak correlation between environmental knowledge, pro-environmental attitudes, and pro-environmental behavior among PT. X employees. Based on the SWOT analysis, strategies for enhancing pro-environmental behavior include establishing specific pro-environmental behavior, infrastructure development, and implementing training, as well as sustainable environmental, punishment, and reward programs.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>