Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pundarika Lestari
"CloseUp merupakan pasta gigi yang dikhususkan bagi kaum muda dan telah hadir selama bertahun-tahun di Indonesia. Namun demikian, selama beberapa tahun terakhir CloseUp mengalami stagnansi dan tidak lagi menjadi merek yang dipreferensikan oleh khalayak sasarannya. Adanya kebiasaan berbagi pasta gigi dalam satu keluarga membuat khalayak sasaran CloseUp, kaum muda usia 18-25 tahun, terbiasa menggunakan pasta gigi yang sama dengan keluarganya. Hal ini disebabkan oleh adanya persepsi bahwa semua pasta gigi pada dasarnya sama dan hanya berguna untuk membersihkan gigi. Padahal, kaum muda usia 18 hingga 25 tahun telah memiliki daya beli dan preferensi tertentu terhadap suatu merek yang dianggap relevan dengan dirinya. Kini, CloseUp ingin memperkuat image­­­-nya di benak khalayak sasaran melalui suatu kampanye komunikasi yang relevan dengan nilai dan karakteristik kaum muda masa kini. Melalui hal ini, diharapkan tingkat brand preference CloseUp di kalangan khalayak sasaran bisa meningkat, sehingga CloseUp bisa muncul sebagai merek pasta gigi yang selalu dipilih dan digunakan oleh khalayak sasaran.
Untuk mencapai tujuan ini, sebuah kampanye komunikasi pemasaran berjudul ?Make Real Move? akan hadir dengan tema yang paling relevan bagi khalayak sasaran masa kini, yakni pendekatan dengan lawan jenis. Kampanye yang berjalan selama empat bulan ini akan hadir untuk mengajak khalayak sasaran berani melakukan tindakan nyata di masa-masa pendekatan, bukan hanya sebatas pendekatan melalui gadget seperti yang marak terjadi saat ini. Kampanye ini menggunakan microsite sebagai pusat aktivitas utama, didukung dengan berbagai promosi yang efektif di media above the line, below the line, dan digital. Biaya yang dibutuhkan dalam kampanye ini adalah Rp 12.948.535.000,00. Evaluasi dan monitoring juga akan dilakukan untuk menilai efektivitas dari kampanye ini.

For years, CloseUp has been widely known in Indonesia as a toothpaste brand that is specialized for young people. However, in the last few years, CloseUp's growth is stagnant and no longer preferred by its target audience, young people aged 18 - 25 years old. Sharing toothpaste in a family has become a habit in Indonesia, establishing target audience to use the same toothpaste brand as their family?s brand. They believe that all kind of toothpaste is basically same, only to clean their teeth and mouth. In fact, 18 ? 25 years young adults normally have buying power and preference to a brand that considered bringing the same value with the value they loved and believed. Now, CloseUp wants to strengthen its brand image through an integrated communication campaign that brings relevant values and characteristic to target audience. By this relevancy, CloseUp wants to transform into a brand that is preferred by the target audience, a toothpaste brand that fully understand its audience and most suitable for them.
To achieve these objectives, there will be an integrated marketing communication campaign named ?Make Real Move? that use the most suitable topic for target audience nowadays: getting closer to their significant other. This four-month campaign will invite target audience to be brave in doing real moves to get closer with their significant other, not just a movement via gadget or mobile phone as happened nowadays. This campaign use microsite as the main landing page, supported by various promotional message in above the line, below the line, and digital media. The budget needed for this campaign is Rp 12.948.535.000,00. To ensure the effectiveness of each media and the whole campaign, evaluation and monitoring will also conducted during the campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Putri
"Latar Belakang: Pasta gigi berfungsi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Propolis adalah salah satu bahan herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut. Propolis memiliki sifat anti bakteria, antifungal, anti viral, anti protozoa, anti inflamasi dan anti oksidan. Karies merupakan salah satu akibat dari terjading penurunan pH mulut yang menjadi asam. Candida albicans dapat memfermentasi glukosa dan maltosa sehingga akan menghasilkan asam dan gas. Maka dari itu Candida albicans bersifat acidogenic dan dapat membentuk biofilm dalam rongga mulut.
Tujuan: Mengetahui efek pasta gigi ekstrak propolis terhadap pembentukan biofilm Candida albicans ATCC 10231 secara in vitro.
Metode: Pemaparan pasta gigi ekstrak propolis pada biofilm Candida albicans ATCC 10231 diinkubasi selama 3 jam dan 18 jam, perlakuan dengan pasta gigi tanpa propolis dan juga kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding. Pewarnaan dengan kristal violet dilakukan untuk mengukur nilai optical density yang merefleksikan kuantitas biomassa dari Candida albicans ATCC 10231.
Hasil: Nilai absorbansi dari Candida albicans ATCC 10231 setelah pemaparan pasta gigi ekstrak propolis, pasta gigi tanpa propolis, dan kelompok kontrol dengan lama waktu inkubasi 3 jam secara berturut-turut yaitu sebesar 0,345; 0,337; 0,634. Pada inkubasi selama 18 jam yaitu sebesar 0,302; 0,243; 0,392. Persentase biomassa yang didapatkan pada lama waktu inkubasi selama 3 jam dari pasta gigi propolis, pasta gigi tanpa propolis, dan kelompok kontrol secara berturut-turut adalah 46% dan 47%. Pada waktu inkubasi selama 18 jam yaitu sebesar 23% dan 38%.
Kesimpulan: Pasta gigi ekstrak propolis mampu menurunkan biomassa dari Candida albicans ATCC 10231 seiring dengan lamanya waktu inkubasi.

Background: Toothpaste helps in maintaining the health of oral cavity. Propolis is one of the herbal ingredients which is often used to cure dental and oral health problems. Propolis has anti-bacterial, antifungal, anti-viral, anti-protozoa, anti-inflammatory and anti-oxidant properties. Caries is a result of the condition of the oral cavity that is too acidic. Candida albicans can ferment glucose and maltose which will produce acid and gas. Therefore Candida albicans is acidogenic and can make biofilms in the oral cavity.
Objective: Determined the effect of propolis extract toothpaste on biofilm formation of Candida albicans ATCC 10231.
Method: The exposure of propolis extract toothpaste on biofilm of Candida albicans ATCC 10231 incubated for 3 hours and 18 hours, the treatment with toothpaste without propolis and also the control group was used as a comparison. Crystal violet staining method is used to see the value of light absorbance or optical density so that the biomass of Candida albicans ATCC 10231 is known.
Result: The absorbance value of Candida albicans ATCC 10231 as a result of exposure to propolis extract toothpaste, toothpaste without propolis, and the control group at 3 hours of exposure time respectively is 0,345; 0.337; 0.634. At an exposure time of 18 hours which is equal to 0.302; 0.243; 0.392. The percentage of biomass obtained at 3 hours exposure from propolis toothpaste, toothpaste without propolis, and control groups was 46% and 47% respectively. At 18 hours time exposure was 23% and 38%.
Conclusion: Propolis extract toothpaste was able to reduce the biomass of Candida albicans ATCC 10231 along with the length of time of incubation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Raihanah Nurul Annisa
"Penelitian ini membahas mengenai dinamika perkembangan pasta gigi Pepsodent di Jakarta dari tahun 1969 hingga 1991. Pepsodent merupakan produk pasta gigi dari Unilever dan telah menjadi salah satu merek terkemuka di pasar pasta gigi Indonesia. Selama periode 1969-1991, Pepsodent menggunakan berbagai media untuk memasarkan produknya di Jakarta. Setiap media seperti surat kabar, majalah, dan televisi digunakan dengan strategi yang sesuai untuk mencapai audiens yang berbeda. Strategi pemasaran yang digunakan termasuk narasi iklan inovatif, promosi berhadiah, referensi budaya populer, penekanan pada manfaat kesehatan gigi dan gusi, dan edukasi kesehatan serta perubahan kebiasaan. Penelitian ini disusun dengan pendekatan sejarah, menggunakan berbagai sumber sejarah seperti koran, majalah, dan buku. Selain itu, penulis juga melakukan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha pemasaran Pepsodent membawa dampak signifikan dalam mengubah kebiasaan masyarakat terhadap perawatan gigi, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan gigi, dan memperkuat citra mereknya. Dengan demikian Pepsodent tidak hanya berhasil meningkatkan penjualannya selama periode tersebut tetapi juga meningkatkan kualitas hidup Masyarakat secara keseluruhan dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan gigi.
This research discusses of the dynamics of the development of Pepsodent toothpaste in Jakarta from 1969 to 1991. Pepsodent is a toothpaste product from Unilever and has become one of the leading brands in the Indonesian toothpaste market. From 1969-1991, Pepsodent used various media to market its products in Jakarta. Each medium such as newspapers, magazines, and television were used with appropriate strategies to reach different audiences. The marketing strategies used included innovative advertising narratives, prize promotions, popular culture references, emphasis on the health benefits of teeth and gums, and health education and habit change. This research is organized using a historical approach, using various historical sources such as newspapers, magazines, and books. In addition, the author also distributed questionnaires. The results of this study show that Pepsodent's marketing efforts had a significant impact in changing people's habits towards dental care, raising awareness of the importance of dental hygiene, and strengthening its brand image. Thus, Pepsodent not only managed to increase its sales during the period but also improved the overall quality of life of the Community by raising awareness of the importance of dental care."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jemmy
"Latar Belakang: Pasta gigi merupakan bahan semi-aqueous yang digunakan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pada umumnya, zat aktif yang dikandung dalam pasta gigi terbuat dari bahan sintetik. Namun, bahan tersebut dapat menimbulkan efek samping sehingga dibutuhkan bahan dengan efek samping yang lebih sedikit. Propolis merupakan suatu substansi resin yang memiliki sifat antibakterial dan aman terhadap tubuh sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan sintetik yang dapat meminimalkan efek samping yang terjadi.
Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh paparan pasta gigi ekstrak propolis dan pasta gigi non-propolis terhadap pertumbuhan biofilm S. mutans ATCC 25175.
Metode Penelitian: Pembentukan biofilm dilakukan dengan kultur S. mutans ATCC 25175 ke dalam well yang telah berisi pelikel. Pasta gigi ekstrak propolis dan non-propolis dimasukkan ke dalam well, serta diinkubasi selama 3 jam dan 18 jam. Uji kristal violet dan uji OpenCFU dilakukan untuk mengevaluasi total biomassa.
Hasil Penelitian: Pada inkubasi 3 jam, tidak terlihat adanya penurunan biomassa baik pada pasta gigi ekstrak propolis maupun non-propolis. Namun, penurunan biomassa terlihat pada kedua jenis pasta gigi setelah inkubasi 18 jam.
Kesimpulan: Paparan pasta gigi ekstrak propolis dalam durasi yang lama mampu menurunkan biomassa S. mutans ATCC 25175 dan menghambat pembentukan biofilm.

Background: Toothpaste was a semi-aqueous material that is used to maintain dental and oral hygiene. Commonly, the active ingredients contained in toothpastes were made from synthetic ingredients. However, these ingredients may causes several adverse effect, therefore a biocompatible ingredient is required to minimize the adverse effect. Propolis is a resin substance that has antibacterial properties and non-toxic to the body. Thus, propolis can be used as an active substance in toothpaste to minimize the adverse effects caused by synthetic toothpaste.
Aim: To analyze the effect of propolis extract and nonpropolis toothpaste exposure toward S. mutans biofilm ATCC 25175 growth.
Method: S. mutans ATCC 25175 culture was added to the well that already contained pellicle to make biofilm. Both toothpaste was added into the well and incubated for 3 h and 18 h. Crystal violet and OpenCFU method was used to measure total biomass of S. mutans ATCC 25175 biofilm.
Result: After 3 hours incubation, there was no reduction in biomass in both toothpaste. However, biomass reduction was seen in both toothpaste after incubation of 18 hours.
Conclusion: Long duration of exposure to propolis extract toothpaste may reduce biomass of S. mutans ATCC 25175 and inhibit biofilm formation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nur Husniah
"Streptococcus mutans merupakan mikroorganisme yang berkoloni pada permukaan gigi dan membentuk plak penyebab utama terjadinya karies. Salah satu bentuk upaya pencegahan karies yaitu dengan cara menggosok gigi secara teratur menggunakan pasta gigi yang mengandung lilin propolis. Lilin propolis merupakan residu dari proses pean propolis lebah madu yang memiliki kandungan antibakteri.
Tujuan: Menganalisis efektivitas pasta gigi dengan kandungan lilin propolis terhadap pertumbuhan koloni Streptococcus mutans dan pembentukan plak dan membandingkannya dengan pasta gigi yang mengandung propolis.
Metode: Sebanyak 24 subjek karies yang diinstruksikan menyikat gigi 2 kali sehari dan tidak melakukan prosedur kebersihan mulut lainnya. Plak gigi diukur menggunakan indeks plak Sillness-Loe dan sampel plak diambil dari permukaan bukal gigi insisif atas subjek karies sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi selama 7 hari, selanjutnya dibiakan pada media agar TYS20B selama 2x24 jam, kemudian dilakukan penghitungan jumlah koloni S.mutans yang dihitung dalam CFU/ml.
Hasil: Pasta gigi lilin propolis dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans dan indeks plak gigi. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara jumlah koloni S.mutans dan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian pasta gigi dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan pasta gigi yang mengandung lilin propolis dan propolis.
Kesimpulan: Pasta gigi lilin propolis berpotensi sebagai alternatif pencegahan karies gigi.

Streptococcus mutans is a microorganism that colonizes on the tooth surface and forms plaque which is the main cause of caries. One form of prevention of caries is by tooth brushing regularly with toothpaste containing propolis wax. Propolis wax is a residue from the purification process of pure honey bee propolis which has antibacterial contents.
Purpose: To analyze the effectiveness of toothpaste containing propolis wax on growth of Streptococcus mutans and dental plaque formation and compare it with toothpaste containing propolis in caries patient.
Methods: 24 caries subjects were instructed to brush their teeth twice daily refrain from any other oral hygiene procedures. The plaque was measured using the Sillness Loe plaque index and plaque samples were collected from subjects buccal surface upper incisors before and after using toothpaste for 7 days, subsequently cultured on TYS20B agar medium for 2x24 hours then counting the number of colonies of S.mutans in CFU ml.
Results: In this study toothpaste containing propolis wax can decrease the number of Streptococcus mutans colonies and dental plaque index. There is a significant difference between the amount of S.mutans colony and plaque index before and after using toothpaste.
Conclusion: The use of toothpaste containing propolis wax has the potential as an alternative to prevention of dental caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andin Rahmania Putri
"Latar Belakang: Penggabungan antara bahan aktif alami propolis sebagai agen antibakteri dan pasta gigi sebagai agen pembersih plak gigi merupakan suatu inovasi dalam upaya pengendalian kebersihan dan kesehatan gigi. Namun efek pasta gigi yang mengandung ekstrak propolis terhadap pembentukan bakteri Streptococcus sanguinis yang merupakan bakteri pionir dan berperan penting dalam kolonisasi bakteri pada proses pembentukan biofilm oral atau plak gigi masih belum diketahui.
Tujuan: Menganalisis efek pasta gigi dengan kandungan ekstrak propolis 5% terhadap biomassa Streptococcus sanguinis pada model biofilm, dibandingkan dengan pasta gigi tanpa ekstrak propolis.
Metode: Streptococcus sanguinis dalam media BHI dengan konsentrasi 1x108 dipaparkan pasta gigi yang mengandung ekstrak propolis 5% kemudian diinkubasi selama 3 dan 18 jam. Biomassa yang terbentuk diberi pewarnaan kristal violet dan dianalisis menggunakan metode spektrofotometri serta penghitungan koloni bakteri secara manual. Gambaran biomassa yang terbentuk diamati di bawah mikroskop cahaya dan diinterpretasi dengan perangkat lunak OpenCFU.
Hasil: Pasta gigi dengan kandungan ekstrak propolis 5% dapat menurunkan persentase biomassa bakteri dan dapat menekan penambahan jumlah koloni Streptococcus sanguinis dibandingkan dengan pasta gigi tanpa ekstrak propolis dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Pasta gigi dengan kandungan ekstrak propolis dapat menghambat pembentukan biofilm Streptococcus sanguinis ATCC 10566 secara in vitro.

Background: The combination of the natural active ingredients of propolis as an antibacterial agent and toothpaste as a dental plaque cleaning agent is an innovation to control dental hygiene and dental health. However, the effects of toothpaste containing propolis extract on the formation of Streptococcus sanguinis as pioneer bacteria which plays an important role in bacterial colonization in the process of oral biofilm formation or dental plaque is still remain unknown.
Aim: To analyze the effect of toothpaste containing 5% propolis extract on Streptococcus sanguinis biomass on biofilm models, compared to toothpaste without propolis extract.
Methods: Streptococcus sanguinis in BHI suspension media with 1x108 concentration was exposed to toothpaste containing 5% propolis extract and then incubated for 3 and 18 hours. The formed biomass was given crystal violet staining and analyzed using spectrophotometric methods and manual counting of bacterial colonies. Biomass visualization is carried out under a light microscope and interpreted with the OpenCFU software.
Results: Toothpaste containing 5% of propolis extract can reduce the percentage of bacterial biomass and also can reduce the addition of Streptococcus sanguinis colonies compared to toothpaste without propolis extract and control group.
Conclusion: Toothpaste containing propolis extract can inhibit the formation of Streptococcus sanguinis ATCC 10566 biofilm in vitro.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Lestari Yuwono
"Latar belakang: Penggunaan alat ortodonti dikatakan dapat mempersulit prosedur membersihkan gigi sehingga dapat menurunkan kesehatan rongga mulut. Untuk mengatasi hal tersebut, kontrol plak kimiawi lewat penggunaan obat kumur berbahan antimikroba dikatakan dapat memberikan hasil yang lebih superior. Akan tetapi mengingat minimnya penggunaan obat kumur pada masyarakat umum, pasta gigi berbahan antimikroba seperti cetylperydinium chloride (CPC) pun dikembangkan.
Tujuan: Membandingkan efektivitas penggunaan pasta gigi CPC dan kombinasi pasta gigi dan obat kumur CPC pada pasien ortodonti.
Metode: Penelitian randomized, single blind clinical trial dilakukkan dengan membagi 63 subjek penelitian menjadi kelompok pasta gigi CPC (kelompok A) dan kombinasi pasta gigi dan obat kumur CPC (kelompok B). Oral profilaksis dilakukan dua minggu sebelum pemeriksaan pertama (T0). Pemeriksaan ke dua (T1) dan ke tiga (T2) dilakukan tiga dan sembilan minggu paska penggunaan. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan klinis (indeks gingiva/GI, indeks perdarahan gingiva saat probing/BOMP, dan indeks plak/PI) dan mikrobiologis (jumlah total bakteri plak lewat RT-PCR).
Hasil: Ke dua kelompok menunjukkan tidak terdapat perbedaan baik pada T0, T1, dan T2 baik secara klinis maupun mikrobiologis.
Kesimpulan: Penggunaan pasta gigi CPC berhasil menunjukkan efektivitas yang setara dengan penggunaan kombinasi pasta gigi dan obat kumur CPC.

Background: Fixed orthodontic appliances may hinder oral hygiene procedures, leading to aggravated overall oral health. Thus, chemical plaque control through the use of mouthrinse containing antimicrobial agents may give better results. Unfortunately, the use of mouthrinse as chemical plaque control is not used as a daily oral hygiene routine in majority. Therefore, toothpaste containing antimicrobial agents, such as ceytlperydinium chloride (CPC), was developed to assist chemical plaque control.
Aims: To study and compare the effectiveness between CPC toothpaste and combination of CPC toothpaste and mouthrinse usage in orthodontic patients.
Methods: A randomized, single blind clinical trial was conducted on 63 subjects wearing orthodontic appliances, divided into CPC toothpaste group (group A) and combination of CPC toothpaste and mouthrinse group (group B). Oral prophylaxis was done two weeks prior first examination (T0). Second (T1) and third (T2) examinations were carried out after three and nine weeks of usage. Both clinical examination (gingival index/GI, bleeding on marginal probing/BOMP, and plaque index/PI) and microbiological examination (total bacterial count thorough RT-PCR) were done in each examinations.
Results: There were no statistically significant differences found between groups either at T0, T1, or T2 both clinically or microbiologically.
Conclusion: CPC toothpaste usage successfully showed an equal effectiveness compared to combination of CPC toothpaste and mouthrinse usage.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prabu Wiwaha Lambri
"Penelitian ini memaparkan analisis gaya bahasa pada slogan dalam iklan produk pasta gigi di Belanda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi apa dan bagaimana penggunaan gaya bahasa yang dominan pada slogan iklan lima merek pasta gigi yang dijual di Belanda menarik perhatian calon pembeli. Penelitian ini menggunakan lima produk pasta gigi sebagai sumber data, yaitu Prodent, Zendium, Aquafresh, Sensodyne, dan Parodontax. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang berisikan analisis mendalam terhadap gaya bahasa yang digunakan dalam setiap slogan. Gaya bahasa yang dianalisis meliputi hiperbola, elipsis, paralelisme, repetisi, imaji visual, imaji pengecapan, imaji penciuman, erotesis, dan imaji gerak. Setiap jenis gaya bahasa digunakan untuk memperkuat pesan pemasaran dan menarik perhatian konsumen. Penelitian ini memberikan deskripsi tentang perbedaan penggunaan gaya bahasa pada iklan pasta gigi dengan berfokus pada elemen linguistik yang membangkitkan daya tarik dan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk pasta gigi yang ditawarkan. Penelitian ini juga menemukan bahwa gaya bahasa elipsis, hiperbola, imaji visual (visual imagery), dan imaji pengecapan (gustatory imagery) merupakan gaya bahasa yang paling banyak dipakai dari sebelas iklan pasta gigi di Belanda.
This research presents a stylistic analysis of slogans in toothpaste product advertisements in the Netherlands. The purpose of this study is to obtain a description of what and how the use of dominant language styles in the advertising slogans of five toothpaste brands sold in the Netherlands attracts the attention of potential buyers. This study uses five toothpaste products as data sources, namely Prodent, Zendium, Aquafresh, Sensodyne, and Parodontax. The research method used is descriptive qualitative, which contains an in-depth analysis of the language styles used in each slogan. The language styles analyzed include hyperbole, ellipsis, parallelism, repetition, visual imagery, taste imagery, smell imagery, erotesis, and motion imagery. Each type of language style is used to strengthen marketing messages and attract consumer attention. This study provides a description of the different uses of language styles in toothpaste advertisements by focusing on linguistic elements that generate attractiveness and foster consumer confidence in the toothpaste products offered. This study also found that ellipsis, hyperbole, visual imagery, and gustatory imagery are the most widely used language styles in eleven toothpaste advertisements in the Netherlands."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Yunaidy
"Ulser adalah masalah yang sering ditemukan pada rongga mulut. Keluhan sakit seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya, sehingga penderita cenderung mencari pengobatan untuk menangani hal tersebut. Propolis merupakan bahan alami yang memiliki kandungan flavonoid yang dapat bertindak sebagai anti-inflamasi dalam menangani ulser. Mengetahui efektivitas pasta gigi propolis sebagai pengobatan ulserasi traumatik termal pada mukosa bukal. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan model ulser traumatik termal pada mukosa bukal 16 ekor Mus musculus (SwissWebster) yang terbagi dalam penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian menggunakan 3 kelompok dengan kelompok pasta gigi propolis, pasta gigi kontrol dan larutan saline (NaCl 0,9%). Dilakukan pemaparan trauma termal dengan ballpointed bersuhu 80oC selama 5 detik. Pengamatan dilakukan secara klinis berupa perubahan diameter ulser, pembengkakan dan kemerahan di sekitar ulser, berat badan serta persentase penyembuhan ulser, dan secara histopatologis berupa perubahan skor radang. Mus musculus kemudian dikorbankan pada hari pertama terbentuk ulser, hari puncak ulser dan hari sembuhnya ulser pada setiap kelompok. Pada pengamatan makroskopis, persentase penyembuhan kelompok pasta gigi propolis lebih cepat dibanding kelompok pasta gigi kontrol dan saline, serta rata-rata waktu penyembuhan ulser juga lebih cepat, yaitu sembuh pada hari ke-8. Pada pengamatan mikroskopis, semua kelompok perlakuan mengalami perubahan skor radang dibandingkan ketika hari pertama terbentuknya ulser. Pasta gigi propolis efektif terhadap penyembuhan ulser traumatik termal pada mukosa bukal Mus musculus (Swiss Webster).

Ulcer is a problem which is mainly found in the oral cavity. The pain resulted often causes discomfort towards the patients hence affecting their life quality. As a result, they tend to seek treatment to deal with it. Propolis is a natural ingredient that contains flavonoid which can act as an anti-inflammatory to treat the ulcer. To determine the efficacy of propolis toothpaste as a treatment for thermal traumatic ulcer of the buccal mucosa. The study was conducted in vivo by using the thermal traumatic ulcer model of the buccal mucosa of 16 Mus musculus (Swiss Webster) and divided into preliminary test and continuous test. There are 3 groups in the study, using propolis toothpaste, control toothpaste and saline (NaCl 0,9%) groups. The thermal trauma is exposed by a 80oC ballpointed for 5 seconds. Observations are made clinically (difference in ulcer diameter, swelling and redness around the ulcer, weight and percentage of ulcer healing) and histopathologically in the form of changes in inflammation score. Mus musculus was then sacrificed on the first day of ulcer formation, ulcer peak day and ulcer healing day in each group. In the macroscopic observation, the ulcer healing percentage in propolis toothpaste group was faster than the control groups, and the ulcer healing time was also faster, which was healed on the 8 day. In the microscopic observation, all treatment groups show changes in inflammation score compared to the first day of ulcer formation. Propolis toothpaste is effective towards the healing of thermal traumatic ulcer in the buccal mucosa of Mus musculus (Swiss Webster)."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Maurisa Karimah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gingivitis dapat didiagnosa berdasarkan indeks plak, gingiva, dan perdarahan papila. Etiologi utama gingivitis adalah dental plak yang berisi bakteri nonspesifik, dapat dikontrol dengan menyikat gigi. Kandungan flavonoid yang terdapat dalam propolis dilaporkan sebagai agen antibakteri dengan menghambat aktivitas enzim glukotransferase dan agen antiinflamasi dengan menghambat biosintesis prostaglandin. Tujuan: Mengetahui efek pasta gigi propolis UI terhadap indeks-indeks gingivitis serta penurunan koloni bakteri nonspesifik rongga mulut. Metode: Penelitian ini menggunakan 18 subjek yang diinstruksikan untuk menyikat gigi dan berkumur dua kali sehari menggunakan pasta gigi dan obat kumur nonpropolis selama 14 hari. Selanjutnya indeks plak, gingiva, dan perdarahan papilla subjek dievaluasi dan sampel plak diambil dari sulkus gingiva aspek bukal gigi 12 untuk analisa bakteri nonspesifik rongga mulut. Kemudian subjek diminta menggunakan pasta gigi propolis UI selama 14 hari dan dilakukan pengukuran indeks-indeks gingivitis serta pengambilan sampel kembali. Hasil: Rerata indeks sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi propolis UI adalah sebagai berikut: indeks plak (0,7 ± 0,3 vs 0,98 ± 0,58), indeks gingiva (0,2 ± 0,25 vs 0,55 ± 0,53), indeks perdarahan papila (0,18 ± 0,23 vs 0,56 ± 0,58), dan jumlah bakteri aerob (143,33 ± 96,66 vs 292,78 ± 323,31) secara statistik berbeda bermakna (p< 0,05). Sedangkan jumlah koloni bakteri anaerob sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi UI (170,67 ± 156,87 vs 237,33 ± 200,96) secara statistik tidak berbeda bermakna (p≥ 0,05). Kesimpulan: Pasta gigi propolis UI dapat menurunkan indeks plak, indeks gingiva, indeks perdarahan papila, serta jumlah koloni bakteri aerob dan anaerob nonspesifik rongga mulut.

ABSTRACT
Background: Gingivitis can be diagnosed based on the plaque index, gingival index, and papillary bleeding index. The main etiology of gingivitis is dental plaque that contains nonspecific bacteria, which can be controlled by brushing teeth. Propolis has been reported as an antimicrobial and anti-inflammatory material by containing flavonoids that inhibit glycosyltransferase enzyme activity and inhibit prostaglandin biosynthesis. Objective: To find out the effect of UI propolis toothpaste on the gingivitis index and decrease of nonspecific oral bacterial. Methods: A clinical trial developed with 18 subjects. Subjects instructed to brush their teeth and rinse twice a day using assigned toothpaste and mouthwash for 14 days. Subjects examined using plaque index, gingival index, papillary bleeding index, and plaque samples collected from gingival sulcus of buccal aspect tooth 12 to analyzed for nonspecific oral bacterial. Then subjects were instructed to use UI propolis toothpaste for 14 days. After 14 days, subjects re-examined and recollected plaque samples. Results: The main index before and after using UI propolis toothpaste is as follow: plaque index (0,7 ± 0,3 vs 0,98 ± 0,58), gingival index (0,2 ± 0,25 vs 0,55 ± 0,53), papillary bleeding index (0,18 ± 0,23 vs 0,56 ± 0,58), and aerobic bacterial colonies (143,33 ± 96,66 vs 292,78 ± 323,31) statistically there were significant differences (p< 0,05). While anaerobic bacterial colonies (170,67 ± 156,87 vs 237,33 ± 200,96) statistically there was no significant differences (p≥ 0,05). Conclusion: The UI propolis toothpaste can reduce plaque index, gingival index, papillary bleeding index, and nonspecific aerobic and anaerobic bacterial colonies of the oral cavity."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>