Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
WIndy Novari
"Organisasi seringkali mengeluhkan konflik yang timbul dengan para profesional yang mereka pekerjakan Beberapa organisasi berasumsi bahwa semakin kuat komitmen profesional kepada profesi mereka maka komitmen mereka terhadap organisasi yang mempekerjakannya akan semakin berkurang. Hal inilah yang menimbulkan konflik antara tuntutan profesi dengan tuntutan organisasi. Tentu saja pada akhirnya konflik ini dapat mempengaruhi produktifitas dari organisasi. Beranjak dari fenomena ini, penelitian ini berusaha untuk mencari kebenaran dari asumsi tersebut.
Penelitian ini menggunakan jaksa sebagai responden penelitian dan Kejaksaan sebagai organisasi profesi tempat mereka bekerja, Dengan menggunakan alat ukur komitmen profesi yang disusun oleh Aranya (1981) dan alat ukur Komitmen Organisasi yang disusun oleh Alen & Meyer (1991) penelitian ini berhasil menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen profesi dengan komitmen organisasi afektif.

Organization often complaining about their conflict with the professionals their employed. Some organization assumes that the increasement of professional commitment will bring the decreasement of organizational commitment. This phenomenon will lead a conflict between professional's standard with organization's standard. This conflict of course can have impact on productivity of the organization. Base on this phenomenon, the research is trying to find the truth of the assumption.
This research using prosecutors as a respondent and Kejaksaan as the prosecutor's professional organization. Using Professional Commitment Scale by Aranya (1981) and Organizational Commitment Scale by Allen & Meyer (1991), this research had successfully found a relation between professional commitment and affective organizational commitment."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Luhur Prakoso
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompensasi terhadap komitmen keorganisasian karyawan tetap non-manajerial PT. Radio Swara Rhadana Dunia. Pada penelitian ini variabel kompensasi diukur dengan menggunakan enam dimensi, sedangkan variabel komitmen keorganisasian diukur menggunakan tiga dimensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai metode pengambilan data. Kuesioner tersebut diisi oleh 45 responden yang merupakan karyawan tetap non-manajerial pada perusahaan tersebut. Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan dan pengaruh pada kedua variabel tersebut adalah regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini adalah kompensasi memiliki hubungan yang kuat dengan komitmen keorganisasian. Pengaruh kompensasi terhadap komitmen keorganisasian pada PT. Radio Swara Rhadana Dunia adalah sebesar 50,8%.

ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the influence of compensation on PT. Radio Swara Rhadana Dunia employees? organizational commitment. This research uses five dimensions and twenty three statements on the questionnaire for measuring compensation variable. As for organizational commitment variable, this research uses three dimensions and eighteen statements on the questionnaire to measure the variable. This research uses quantitative approach, and distribute the questionnaire to 45 employees to gather the data. The method that being used to examine the influence of compensation on employees? organizational commitment is regression. Result of this research is compensation has a strong relationship with PT. Radio Swara Rhadana Dunia. The amount of influence of compensation on employees? organizational commitment is 50,8%"
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sriwulan Ferindian Falatehan
"PT PQR merupakan satu-satunya perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) yang bergerak di bidang perkeretaapian di Indonesia. Meskipun memiliki kekhususan bidang kerja di bidang perkeretaapian tersebut, namun kinerja PT PQR dinilai belum memuaskan dari berbagai media. Hal ini disebabkan banyaknya kendala yang ada pada PT PQR seperti kecelakaan, dana pensiun bagi karyawan yang tidak lancar, laporan keuangan yang tidak jelas hingga demonstrasi yang dilakukan karyawannnya sendiri agar mengembalikan satusnya menjadi pegawai negeri kembali. Berbagai kendala tersebut perlu diperhatikan oleh Direksi PT PQR, salah satunya adalah dengan lebih memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja karyawan PT PQR tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal jika karyawannya tidak memiliki keikatan psikologis dengan PT PQR.
Salah satu bentuk keikatan psikologis yang seharusnya dimiliki karyawan PT PQR adalah identifikasi organisasi. Identifikasi organisasi merupakan salah satu bentuk kesatuan anggota dengan visi, misi, dan tujuan organisasinya yang terdiri dari dimensi kognitif, afektif, evaluatif, dan tingkah laku. Identifikasi organisasi penting dimiliki karyawan karena dapat menimbulkan perasaan bangga pada karyawan dengan menjadi bagian dari organisasinya tersebut. Kemenarikan perusahaan memiliki hubungan dengan identifikasi organisasi ketika berkontribusi pada self-continuity, self-distinctiveness, dan self-enhancement anggota organisasi.
Identifikasi organisasi dapat meningkatkan perilaku yang mendukung pencapaian tujuan organisasi dan membuka kesempatan bagi munculnya keikatan psikologis lainnya bagi karyawan, yaitu komitmen organisasi. Komitmen organisasi adalah keadaan psikologis yang menentukan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi yang meliputi komponen afektif, kontinuans, dan normatif.
Sebagai organisasi yang besar, apakah semua karyawan di unit kerja PT PQR memiliki hubungan identifikasi organisasi dengan komitmen organisasi yang sama? Terlebih lagi bagi unit kerja yang cakupan pekerjaan yang berbeda dan karakteristik struktural yang jaraknya berbeda terhadap PT PQR Pusat, seperti unit kerja A dan unit kerja X. Unit A bekerja untuk menjalankan suatu daerah operasi kereta api sedangkan unit X lebih pada perawatan kereta api. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus Difference dari dua koefisien korelasi yang tidak berhubungan (Guilford, 1978) ternyata terdapat perbedaan hubungan identifikasi organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan PT PQR di unit kerja A dan unit kerja X.

PT PQR is the only one company in Indonesia train services. Eventhough PT PQR has a uniqueness as a company in train services, but PT PQR performances still have a negative evaluation from media. This is bacause some obstacle helds PT PQR like a train accident, retire-fee are not clear for their employees, their economic proposal is never can be undersood, or form their employees demonstration which is strive for their status to be back in Pegawai Negeri. One way to cope with that obstacle is PT PQR must give more attention to the employee performances. Employee performances is never rise a peak level if they do not have an attachment with their company.
One of the employee attachment to their company is organizational identification. Organizational identification is one belongingness of employee with the company?s vision, mission, and golas which include dimensions of cognitive, afective, evaluatif, and behaviour. Organizational identification is important to be held by employee because it can produce a pride for them with their current organizational citizenship. Organizational attractivenss has correlated too with organizational identification as contribute to self-continuity, selfdistinctiveness, dan self-enhancement of organizational members.
Organizational identifikcation can develop the other organizational attachment like organizational commitment. Organizational commitment is psychological attachment in employee to maintance their membership in organization that include component of afective, continuans, and normative.
As a large organization, are employees of PQR in a whole level have a same correlations between organizatinal identification with organizational commitment? There are characteristic structural and role-related characteristic which influence the correlation between orgnizational identification and organizational commitment. The example is in unit A which has a nearer to PT PQR Pusat than unit X. Unit A responsible to operate one area of train in the other side unit X is responsible to take care a train healthy. Further more this papper has a goals to analyzes the differences between organizational identification and organizational commitment in PT PQR employee in unit A and unit X. Based on statistical analyzes Difference of two uncorrelated coefficient correlations from Guilford (1978) there is a differences between organizational identification and organizational commitment within PT PQR employees in unit A and unit X."
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Harjoyo
"This research is aimed at knowing the relationship between compensation and emotional intelligence with officer organizational commitment of the Supreme of Audit Board (Badan Pemeriksa Keuangan) Jakarta. Compensations is remuneration that giving by employee for their jobs that done include: salary, incentives, and allowance. Emotional Intelligence is capability to feel, understand, and actively to implement energy and power sensitively as energy resource information, relationship and human's influence based on capability indicator regarding self emotion, managing self emotion, self motivating, empathy and building relations with others. Meanwhile, organizational commitment is relative power from individual about trust to the organization goals, willingness to do efforts as good as possible for sake of organizational interest, to be member of such related organization and attractiveness to objective that include affective, normative and rational components. This research using both descriptive and correlation method involving 90 respondents randomized simply. Data collection is conducted by questioner which of validity and reliability had been tested. Validity test using Spearman Rank correlation and Reliability test by Spearmen Brown. Subsequently, the obtained data is analyzed using statistical formulation, i.e. both Spearman Rank correlation and t-test.
The result of hypothesis testing show that the compensation and emotional intelligence have positive and significant relationship with officer organizational commitment. Likewise for emotional intelligence also have positive and significant relationship with officer organizational commitment. This is mean that more good the compensation system and more high emotional intelligence, then more high organizational commitment. Otherwise more bad the compensation system and more low emotional intelligence, then more low organizational commitment. Based on this finding, then officer organizational commitment need to be improved with improving compensation system and improving emotional intelligence. The improving of compensation system that need to give priority is health allowance, special allowance for work accident, the objectivity of salary increasing, big days allowance and incentive. The compensation also need to be improved according to the spreading of feasible need. Meanwhile related to improving of emotional intelligence need to doing by giving understanding to officer about emotional intelligence autodidacly by officer or through the emotional intelligence training periodically.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompensasi dan kecerdasam emosional dengan komitmen organisasi pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Jakarta. Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan kepada pegawai atas pekerjaan yang dilakukan yang meliputi: gaji, insentif, dan tunjangan. Kecerdasan emosional merupakan kecakapan untuk merasakan, memahami, dan mengimplementasikan kepekaan tenaga dan emosional secara aktif sebagai sumber energi, informasi, hubungan dan pengaruh yang manusiawi yang dilihat berdasarkan indikator kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, dan membina hubungan dengan orang lain. Sementara komitmen organisasional adalah kekuatan bersifat relatif dari individu mengenai kepercayaan terhadap tujuan organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, yang meliputi komponen afektif, normatif dan rasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan korelasional dengan melibatkan 90 responden yang diambil secara acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Spearman Rank dan uji reliabilitas menggunakan Spearman Brown. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Spearman Rank dan t-test.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kompensasi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Demikian pula kecerdasan emosional juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Hasil ini memberikan arti bahwa semakin baik sistem kompensasi dan semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi komitmen organisasi. Sebaliknya, semakin buruk kompensasi dan semakin rendah kecerdasan emosional, maka semakin rendah komitmen organisasi pegawai. Berdasarkan temuan temuan penelitian ini, maka komitmen organisasi pegawai perlu ditingkatkan dengan cara memperbaiki sistem kompensasi dan meningkatkan kecerdasan emosional. Perbaikan sistem kompensasi yang perlu diprioritaskan adalah tunjangan kesehatan, tunjangan khusus untuk perlindungan dari kecelakaan kerja, obyektivitas kenaikan gaji bulanan, tunjangan hari besar, insentif. Pemberian kompensasi kepada pegawai juga perlu ditingkatkan sesuai perkembangan kebutuhan hidup yang layak. Sementara terkait dengan peningkatan kecerdasan emosional perlu dilakukan dengan memberikan pemahaman terhadap para pegawai mengenai hakikat kecerdasan emosional baik secara otodikdak oleh pegawai sendiri maupun melalui penyelenggaraan pelatihan kecerdasan emosional secara berkala."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26359
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Arief Akbar
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara followership dan komitmen organisasi pada karyawan. Pengukuran followership menggunakan followership questionnaire (Kelley, 1992) dan pengukuran komitmen organisasi menggunakan Commitment scale items (Allen dan Meyer, 1990). Partisipan 75 orang karyawan diperoleh dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara followership dengan komitmen organisasi pada karyawan (r = 0.413; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi followership yang dimiliki oleh seorang karyawan, maka semakin tinggi pula komitmen organisasinya. Selain itu, dimensi followership yang memiliki sumbangan paling besar, yaitu active engagement. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang karyawan perlu ditingkatkan followership-nya terutama komponen active engagement sehingga komitmen organisasinya dapat meningkat.

This research was conducted to find the correlation between followership and organizational commitment among employees. Followership was measured using an instrument named followership questionniare (Kelley, 1992) and organizational commitment was measured using an instrument named commitment scale items (Allen and Meyer, 1990). The participants of this research are 75 employees. The main results of this research show that followership correlated with organizational commitment (r = 0.413; p = 0.000, significant at L.o.S 0.05). which means, the higher followership someone?s own, showing the higher organizational commitment. Furthermore, the biggest contribution component of followership toward organizational commitment was active engagement. Based on these result employees need to improve the followership especially active engagement, as one of factor that increasing organizational commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nevi Setyasih
"ABSTRAK
Komitmen organisasi adalah keluaran yang fungsional dalam konteks kerja.
Adanya sensation seeking pada karyawan dapat menyebabkan karyawan memiliki
perilaku disfungsional di tempat kerja. Sensation seeking dapat menjadi prediktor
keluaran yang fungsional di organisasi bila diekspresikan melalui mastery. Tujuan
dari penelitian ini untuk menguji sensation seeking dalam memprediksi komitmen
organisasi bila sensation seeking diekspresikan melalui mastery. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 139 karyawan. Hasil analisis indirect effect
menunjukkan bahwa adanya mastery dapat mengekspresikan kembali sensation
seeking untuk memprediksi komitmen organisasi

ABSTRACT
Organizational commitment is a functional outcome in the workplace criteria.
Sensation seeking is known predictor of dysfunctional outcome in the workplace.
Sensation seeking is known predictor of functional outcome if re-expressed
through mastery. The aim of this study is to test sensation seeking in the
prediction of organizational commitment if re-expressed through mastery. 139
employees were participated in this study. Indirect effect analysis support that
mastery re-expressed sensation seeking to predict organizational commitment"
2016
T46488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oryza Sativa
"Komitmen organisasi saat ini menjadi salah satu fokus terpenting bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Tindakan afirmatif dapat menjadi strategi yang tepat untuk mencapai komitmen organisasi bagi karyawan. Selain itu, kerjasama tim sebagai faktor signifikan yang mampu mempengaruhi komitmen organisasi diusulkan sebagai variabel mediasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi dengan memediasi kerja tim pegawai tetap Perum LKBN Antara. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan survei, menyebarkan kuesioner kepada 582 responden sesuai kriteria sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi, dan kerja tim terhadap komitmen organisasi, serta hubungan positif yang signifikan antara tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi. Kemudian, hasil penelitian juga menyatakan bahwa kerjasama tim secara parsial memediasi pengaruh tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi pegawai tetap Perum LKBN Antara.

Organizational commitment is currently one of the most important focuses for management to achieve company goals. Affirmative action can be the right strategy to achieve organizational commitment for employees. In addition, teamwork as a significant factor capable of influencing organizational commitment is proposed as a mediating variable in this study. This study aims to analyze the effect of affirmative action on organizational commitment by mediating the teamwork of permanent employees of Perum LKBN Antara. This study uses a quantitative research approach with data collection techniques using surveys, distributing questionnaires to 582 respondents according to the sample criteria. The sampling technique used was total sampling. The results of his research indicate that there is a significant positive relationship between affirmative action on organizational commitment, and teamwork on organizational commitment, as well as a significant positive relationship between affirmative action on organizational commitment. Then, the research results also state that teamwork partially mediates the effect of affirmative action on the organizational commitment of permanent employees of Perum LKBN Antara."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisela Oktaria Efi
"Dalam penelitian ini telah dilakukan upaya untuk memeriksa pengaruh qualitative job insecurity terhadap komitmen organisasi afektif, kontinuasi, dan normatif serta peran grit sebagai variabel moderator. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur komitmen organisasi, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), dan short grit scale (Grit-S). Pengumpulan data berasal dari 755 karyawan yang terdampak kebijakan perusahaan akibat pandemi. Analisis data yang digunakan yaitu uji korelasi, uji asumsi klasik, dan analisis moderated regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan negatif antara qualitative job insecurity dengan komitmen organisasi afektif dan komitmen organisasi normatif. Selain itu, ditemukan bahwa grit tidak berperan secara signifikan sebagai moderator pada pengaruh qualitative job insecurity terhadap komitmen organisasi afektif, kontinuasi, dan normatif. Tingkat grit tidak mempengaruhi qualitative job insecurity menurunkan komitmen organisasi afektif, kontinuasi, dan normatif dalam kondisi eksternal yang tidak dapat diprediksi. Hasil penelitian menegaskan pentingnya perusahaan mengambil tindakan untuk mengurangi dampak buruk dari qualitative job insecurity.

In this study, an attempt has been made to examine the effect of qualitative job insecurity on affective, continuity, and normative organizational commitment and the role of grit as a moderating variable. This research was quantitative research by using organizational commitment measurement tools, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), and short grit scale (Grit-S). Data collection came from 755 employees who were affected by company policies due to the pandemic. The results revealed that there was a significant and negative relationship between qualitative job insecurity with affective and normative organizational commitment. In addition, it was found that grit did not play a significant role as a moderator on the effect of qualitative job insecurity on affective, continuity, and normative organizational commitment. The grit level did not affect qualitative job insecurity reducing affective, continuum, and normative organizational commitment in unpredictable external conditions. The results of this study emphasize the importance of companies taking action to reduce the adverse effects of qualitative job insecurity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>