Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kerr, George H.
Tokyo: Charles E. Tuttle Company, 1960
952.29 KER o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita
Abstrak :
Tesis ini akan membahas gerakan sosial ( 社会運動/shakai undō) yang dilakukan masyarakat Okinawa terkait keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat yang ada di Okinawa. Penelitian akan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan dukungan data kuantitatif. Gerakan masyarakat Okinawa yang sudah dilakukan sejak pangkalan militer A.S. dibangun di sana tersebut memiliki tuntutan yang senantiasa bergeser. Namun tuntutan utamanya adalah memindahkan seluruh pangkalan militer A.S. ke luar Okinawa. Tuntutan ini menjadi sesuatu yang rumit karena keberadaan pangkalan militer A.S. memberi keuntungan sekaligus menimbulkan kerugian, sehingga selalu memicu pro dan kontra. Analisis lebih banyak dilakukan setelah tahun 2006, yaitu setelah pemerintah Jepang dan A.S. menyepakati pemindahan pangkalan militer yang dianggap paling berbahaya bagi penduduk sekitar di kota Ginowan. ...... This thesis will discuss social movements ( 社会運動/shakai undō) by Okinawans related to the existence of the United States Military Bases in Okinawa. This research will use qualitative descriptive method, with quantitative data to support it. Okinawans? movement that has been carried out since the U.S. bases were constructed for the first time there has ever-shifting demands. However, the main demand has been ruling out the whole U.S. bases outside of Okinawa. This demand has been complex because the bases give advantages and disadvantages at the same time, always triggering pros and cons. The analysis in this thesis is mostly carried out after 2006, in other words at the time when Japan and the U.S. governments agreed to move part of a base which is considered dangerous for residents around Ginowan city.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhimantoro
Abstrak :
Penelaahan mengenai serangan unit pasukan tempUr berani mati Jepang dalam pertempuran di Okinawa tahun 1945 pada masa Perang PasiFik, Yaitu Pasukan Khusus Kamikaze (1944-1945). Tujuannya adalah untuk mengetahui operasi serangan pasukan Kamikaze dalam mempertahankan pulau Okinawa dan pengaruh pasukan Kamikaze tersebut bagi Jepang dalam pertempuran di Okinawa khususnya dan Perang PasiFik pada umumnya. Penelitian dilakukan melalui metode kepustakaan} dengan mengumpUlkan data dari sejumlah buku. Sulitnya penulis mendapatkan buku acuan berbahasa Jepang membuat sebagian besar didasarkan pada buku--buku acuan berbahasa Inggris. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa Pasukan Khusus Kamikaze merupakan unit pasukan yang penting bagI Jepang pada masa akhir Perang PasiFik. Keberhasilan Jepang mempertahankan pulau Okinawa dari serbuan Sekutu dan menghindarkan Jepang dari kekalahan dalam Perang Pasifik ditentukan oleh keberhasilan operasi serangan pasukan Kamikaze terhadap armada kapal penyerbu Sekutu di Okinawa. Operasi serangan pasukan Kamikaze dalam pertempuran di Okinawa merupakan suatu serangan bunUh diri yang melibatkan satuan Kamikaze terbesar yang pernah digunakan Pasukan Udara Jepang menjelang berakhirnya Perang Pasifik dan membutuhkan pengorbanan jiwa dan material yang sangat besar Serta bersifat untung-untungan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbertus Nuranto
Abstrak :
ABSTRAK
Kepulauan Okinawa merupakan kepulauan terbesar dari gugusan Kepulauan Ryukyu, disebelah selatan Jepang dan ter_letak di antara 26_ Lintang Utara - 27_ Lintang Utara, dan 127_ 30' Bujur Timur - 128_ 30' Bujur Timur. Kepulauan Ryu_kyu sendiri terdiri dari tiga kepulauan: Okinawa,Miyako dan Yaeyama, terletak di antara 249 Lintang Utara - 27_ Lintang Utara dan 123_ Bujur Timur - 129_ Bujur Timur. Letak geografis tersebut mengakibatkan kepulauan Oki_nawa dalam pandangan geopolitis dikatakan menempati posisi panting dalam kaitannya dengan pertahanan Jepang dan kepen_tingan strategis militer Amerika di kawasan Asia Timur. Ru_dolf Kjellen mengungkapkan pengertian geopolitis sebagai berikut:Hal-hal yang menggambarkan kondisi-kondisi dan per_masalahan suatu negara yang bersumber pada karakter_istik geografisnya (Georg Andren, IESS 1972 jilid 8: 414.Dalam kaitannya dengan konsep politis, geopolitik me_miliki dimensi-dimensi tertentu, antara lain: lokasi, jarak, luas daerah, distribusi penduduk, teknologi, dan fenomena...
1986
S13744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Tri Hidayati
Abstrak :
Keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa menuai pro dan kontra pada tingkat domestik ataupun internasional. Relokasi Marine Corps Air Station atau MCAS Futenma dari kota Ginowan ke kota Nago di Henoko. Relokasi MCAS Futenma yang telah disepakati sejak tahun 1996 oleh Jepang dan Amerika Serikat hingga kini masih belum sepenuhnya disetujui oleh masyarakat Okinawa. Masyarakat Okinawa tidak ingin pangkalan militer tersebut direlokasi ke kota Nago, karena mereka ingin agar pangkalan militer Amerika Serikat dapat dipindahkan sepenuhnya dari Okinawa. Penelitian ini akan menganalisis mengenai kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam menangani isu relokasi pangkalan militer AS di Okinawa MCAS Futenma . Dalam menjawab pertanyaan penelitian, penulis akan menggunakan teori proses pengambilan keputusan decision making process yang dikemukakan oleh William D. Coplin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe tetap melanjutkan usaha-usaha untuk merelokasi pangkalan militer AS di Okinawa, yaitu MCAS Futenma ke Henoko dengan melihat berbagai faktor-faktor penentu kebijakan. Faktor-faktor yang melahirkan strategi kebijakan yang dikeluarkan oleh Shinzo Abe ialah faktor domestik Jepang, kapabilitas ekonomi dan militer, dan konteks internasional.Kata kunci: MCAS Futenma; Okinawa; Relokasi; Shinzo Abe. ......The existence of US military bases in Okinawa reaped pros and cons at the domestic and international level to relocate Marine Corps Air Station or MCAS Futenma from Ginowan city to Nago city in Henoko. The relocation of MCAS Futenma that has been agreed since 1996 by Japan and the United States was still not fully approved by Okinawa people. The Okinawa people do not want the military base to be relocated to Nago city, because they wanted the US military base to be completely removed from Okinawa. This research will analyze the policy of Prime Minister Shinzo Abe in addressing the issue of relocation of US military base in Okinawa MCAS Futenma . This research used theory of decision making process proposed by William D. Coplin. The results of this study indicated that Prime Minister Shinzo Abe continue efforts to relocate the US military base in Okinawa, namely MCAS Futenma to Henoko by looking at various policy determinants. The factors that boost Shinzo Abe 39 s policy were Japanese domestic factors, economic and military capabilities,including the international context.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Christine Permatasari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pcnguasaan sonkeigo dan kenjougo dalam kehidupan sehari-hari di kalangan mahasiswa Universitas Ryukyu dan hubungannva dengan jenis kelamin responden, yaitu laki-laki dan perempuan.

Metode Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan pengumpulan dara menggunakan kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sample, yang merupakan bagian dari nonprobability sampling.

Dan analisa penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden tidak menguasai penggunaan sonkeigo, secara tidak langsung mereka juga tidak menguasai kenjougo dan teineigo. Responden yang tidak tahu atau salah menggunakan sonkeigo biasanya salah mengekspresikan rasa hormat dengan kenjougo atau hanya dengan teineigo saja. Kemudianditemukan kecenderungan mengubah bentuk hormat yang sudah ada ke bentuk RARERU dan penggunaan ekspresi hormatat sonkeigo dan kenjougo dimana rasa hormat cukup hanya dengan teineigo saja (berlebihan, tidak ada hubungannya dengan pembicara).

Dan hasil penghitungan statistik didapat hasil bahwa kalimat no 3,6,7 dan 10 mempunyai hubungan dengan jcnis kelamin responden. Artinya responden laki-laki dan perempuan menpunvai peluang yang berbeda untuk menjawab kalimat angket yang ada.
2001
S13517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ayu Wulansari
Abstrak :
Mengacu kepada konsep jender yang menganalisa kedudukan wanita dari dua segi, yaitu segi konstruksi simbolik dan segi peran sosial, terungkap adanya suatu kontradiksi dalam pemahaman kedudukan wanita dalam masyarakat Okinawa. Dari segi konstruksi simbolik, wanita Okinawa memiliki kedudukan yang kuat dan mulia, karena dalam konteks kebudayaan Okinawa, khususnya yang berkenaan dengan nilai-nilai simbolik dalam mitologi dan konsep-konsep keagamaan, wanita Okinawa digambarkan sebagai mahluk yang memiliki muatan nilai-nilai kesucian dan kemuliaan karena wanita dianggap memiliki sifat-sifat utama para dewa yang dapat melahirkan, membesarkan dan melindungi manusia. Wanita Okinawa secara simbolik juga ditampilkan sebagai mahluk yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Dengan kekuatan spiritual yang dimilikinya ini, wanita Okinawa dianggap mempunyai kemampuan untuk menjaga dan melindungi manusia serta mampu menghubungkan manusia dengan dewa maupun roh nenek moyang. Oleh karena itu, wanita memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan keagamaan di Okinawa, di mana hanya wanita yang dapat menduduki status sebagai pendeta wanita (nuru) maupun sebagai dukun wanita (yuta).

Namun hal ini tidak berarti bahwa wanita Okinawa selalu mempunyai kedudukan yang kuat dan mulia dalam semua segi kehidupan. Dari segi peran sosial, wanita Okinawa justeru ditempatkan pada posisi yang lemah dan tidak jarang mendapat perlakuan yang diskriminatif. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam sistem kekerabatan Okinawa yang bersifat patrilineal dengan kelompok kekerabatannya yang disebut munchu, maupun dalam sistem pewarisan altar pemujaan nenek moyang (tootoomee). Dalam sistem kekerabatan Okinawa yang berpusat pada munchu, konsep yang diutamakan adalah konsep shiji, yaitu konsep hubungan darah melalui garis keturunan pria. Konsep ini menekankan bahwa yang dapat menjadi penerus dalam suatu keluarga adalah anak laki-laki pertama dan orang yang tidak mempunyai hubungan darah melalui kerabat pria tidak bisa dijadikan anak angkat dan menjadi penerus suatu keluarga. Dengan demikian, sistem kekerabatan yang mengutamakan garis keturunan pria ini sangat menomor-duakan posisi wanita, karena secara tegas menutup kemungkinan seorang wanita untuk menjadi penerus keluarga.

Dalam sistem pewarisan altar pemujaan nenek moyang (tootoomee) yang juga berarti pewarisan rumah tempat tinggal berikut harta benda lainnya, wanita Okinawa kembali mendapat perlakuan yang diskriminatif. Menurut kepercayaan orang Okinawa, altar pemujaan nenek moyang tersebut hanya dapat diwariskan kepada anak laki-laki, terutama anak laki-laki tertua. Tradisi seperti ini jelas-jelas menomor-duakan posisi wanita, karena wanita tidak diberikan hak yang sama dengan pria untuk mewarisi tootoomee. Akibat negatif yang dirasakan oleh wanita bukan saja dalam hal pewarisan harta, tetapi juga dalam melahirkan anak, karena seorang istri yang belum melahirkan anak laki-laki diharapkan melahirkan anak terus sampai mendapatkan anak laki-laki. Dengan demikian, pengutamaan kaum wanita dalam mitologi dan kehidupan keagamaan di Okinawa sangat berkontradiksi dengan pengutamaan kaum pria dalam kehidupan sosial. Secara teoritis, nilai-nilai positif yang diberikan kepada wanita Okinawa dalam dimensi simbolik tidak begitu saja akan terwujud dalam peran dan hubungan sosial yang nyata.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S13686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wazna Zainal
Abstrak :
ABSTRAK
Kepulauan Okinawa terletak di antara pulau Kyushu (pulau selatan Jepang) dan Taiwan yang biasanya disebut Nansei Shoto (pulau Barat Daya) dari tanah daratan Jepang.

Okinawa merupakan pulau yang terbesar dari untaian pulau-pulau tersebut. Kepualauan ini memiliki posisi yang sangat strategis, memiliki jarak yang relatif dekat dengan Korea, China, Taiwan, dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Kepulauan Okinawa ini resmi bergabung dengan Jepang pada tahun 1871. Karena kepulauan ini memiliki posisi yang sangat strategis, pada perang Pasifik pulau ini menjadi basis pertahanan terakhir Jepang. Pada awal perang Pasifik Jepang berhasil menang, tetapi pada tahun 1944 setelah kekalahan Jepang di Saipan yang berada di gugusan kepulauan Mariana lautan Pasifik, Jepang mulai mengalami kekalahan secara terus menerus. Pada saat akan berakhirnya perang Pasifik, kepulauan Okinawa telah di kuasai pihak sekutu. Setalah Jepang menyerah kalah dari pihak sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, dan secara resmi penyerahan tanpa syarat pada tanggal 12 September 1945. Dan pada masa itu Jepang resmi di bawah pendudukan sekutu termasuk Okinawa. Selama masa pendudukan sekutu yang lebih di dominasi Amerika, Amerika meletakkan pasukannya di kepulauan Okinawa dan Bonin serta mengambil alih mandat kepulauan tersebut. Sampai pada saat Jepang kembali memperoleh kedaulatannya dari sekutu pada tahun 1952, Okinawa tetap berada dibawah pendudukan Amerika. Amerika berusaha menjadi penguasa tunggal di Okinawa. Hal ini disebabkan letak posisi Okinawa yang strategis dan perubahan situasi di Asia yaitu pecahnya perang Korea serta perang dingin yang makin mendalam antara Amerika dan Rusia. Berdasarkan perjanjian San Fransisco pasal 3 menerangkan status Okinawa secara resmi berada di bawah perwalian Amerika. Dan pada perjanjian keamanan antara Jepang-Amerika, Okinawa akan digunakan sebagai pangkalan militer Amerika.

Sewaktu Okinawa di bawah pendudukan Amerika, pemerintah Jepang berusaha mendapatkan kembali Okinawa. Hal ini banyak menimbulkan perundingan antara pihak militer Amerika yang berusaha terus mempertahankan Okinawa sebagai pangkalan militer dengan pihak Jepang yang berusaha mendapatkan kedaulatannya atas Okinawa. Pendudukan Amerika atas Okinawa ini berlangsung selama 27 tahun. Dengan semakin berkembangnya perekonomian dan politik Jepang, akhirnya masalah Okinawa menjadi topik utama pembicaraan antara kedua pemimpin negara ini. Pada bulan November 1987 Perdana Menteri Sato Eisaku dan Presiden Lyndon B. Johnson menyetujui pengembalian Okinawa dengan jangka waktu 3 th. Dan pada tanggal 15 Mei 1972 Okinawa resmi kembali ke Jepang.
1995
S13899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Dwi Jayanti
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang ambiguitas identitas etnis yang terjadi di kalangan generasi muda Okinawa yang tinggal atau pernah tinggal di Jepang.Penulisan skripsi ini menggunakan metode analisis deskriptif. Melalui skripsi ini akan terlihat bagaimana perbedaan sejarah, budaya, politik-ekonomi, adanya stereotip tertentu telah memunculkan suatu perasaan ?berbeda? di dalam diri generasi muda Okinawa. Pada akhirnya ambiguitas identitas ini dimanifestasikan secara nyata dalam pengalaman hidup generasi muda Okinawa dalam interaksinya dengan orang Jepang, khususnya generasi muda Jepang.
This thesis discusses the ambiguities of ethnic identity that occurs among young people of Okinawa who live or once lived in Japan.This research applies descriptive-analytical method. In this research, we will be seen how differences in historical, cultural, political-economy, the existence of certain stereotypes have led to a feeling "different" within the young generation of Okinawa. Finally, the ambiguity of identity is manifested in real life experience of young people in Okinawa in interaction with Japanese people, especially the younger generation of Japanese.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S16
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Annisa Maulidya
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas dinamika eisa sebagai bon odori khas Okinawa yang belakangan ini menjadi suatu fenomena di Jepang bahkan di luar Jepang. Eisa awalnya hanya merupakan suatu ornamen dalam pelaksanaan obon, namun seiring dengan perkembangannya, eisa kemudian dijadikan suatu kebudayaan khas Okinawa yang populer di Jepang dan dijadikan matsuri tersendiri yaitu eisa matsuri. Penulisan ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Dari analisis skripsi ini, terlihat kedinamisan suatu budaya yaitu eisa, terutama dalam eisa matsuri, sebagai ritual keagamaan sekaligus sebagai budaya populer yang tentu saja, layaknya suatu fenomena, mendatangkan prokontra dari masyarakat di seluruh Jepang.
Abstract
The focus of this study is about eisa as an Okinawan bon odori that recently, became a phenomenon in Japan and even outside Japan. In early time, eisa is just one of the ornament that people do in obon, however as its vast and wide development occur, eisa later known as one of Okinawan folk culture that go through with popularity in Japan, and eisa was changed the form itself becoming its own matsuri, called eisa matsuri. This study applies descriptive-analytical method. From the analysis, we can find out the dynamics of a culture, that presented by eisa, especially on eisa matsuri, as a religious rite in one side and as a popular culture in other side which of course, as a newborn phenomenon, this term was emerged many pro-contra responses from the people all over Japan.
2010
S13524
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>