Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harianja, Apriadi Simon
Abstrak :
This thesis discusses constructs or indicators in establishing OSH costs in the low-cost apartment project. As well as indicators of latent variables that influence the size of OHS costs in the Rusunawa project such as Risk, Risk Control System or Stage, and OHS Program. The K3 cost item itself is regulated in PUPR PERMEN 21 2019. The research method is quantitative by distributing questionnaires to several respondents, expert judgment and literature studies. The results of this study are the model or pattern of significant relationships between Risk, Risk Control System or Stage, and the OHS Program to OHS Costs (Special and General) and the dominant indicators that influence each variable.
Tesis ini membahas mengenai konstruk atau indikator dalam pembentukan biaya K3 dalam proyek rusunawa. Serta indikator - indikator dari variabel laten yang mempengaruhi besar kecilnya biaya K3 dalam proyek Rusunawa seperti Risiko, Sistem atau Tahap pengendalian Risiko, dan Program K3. Item biaya K3 itu sendiri diatur dalam PERMEN PUPR 21 tahun 2019. Metode penelitian ini adalah secara kuantitatif yaitu dengan menyebar kuesioner ke beberapa responden, expert judgement dan studi literatur. Hasil penelitian ini adalah model atau pola hubungan yang signifikan antara Risiko, Sistem atau Tahap Pengendalian Risiko, dan Program K3 terhadap Biaya K3 (Khusus dan Umum) serta indikator-indikator yang dominan mempengaruhi variabel masing-masing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian Ratry
Abstrak :

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan klausul K3 pada perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan pemberi kerja. Pembatasan pembahasan pada penelitian ini adalah  mengetahui sejauh mana pemahaman bagi pekerja mengenai klausul K3 dalam substansi perjanjian kerja. Penurunan risiko terjadinya kecelakaan kerja, khususnya sektor konstruksi, dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pekerja dalam pengembangan budaya K3 pada perusahaan. Penelitian ini membahas sejauh mana penerapan budaya K3 dapat mempengaruhi pelaksanaan program K3 dalam hal kesadaran dan keterlibatan pekerja, pelaksanaan pengawasan oleh petugas K3 pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, dan memaparkan kendala yang terjadi dalam upaya perlindungan pekerja, serta penjelasan mengenai dampak bagi pekerja dan perusahaan pemberi kerja apabila sistem K3 tidak diselenggarakan dengan baik. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa upaya-upaya yang dilakukan manajemen untuk tetap menumbuhkan budaya K3 pada proyek KCJB untuk menambah keterlibatan pekerja dalam aktivitas pembinaan terkait K3 sudah sangat baik. Nampak upaya perusahaan untuk tidak hanya berhitung segala hal dikaitkan dengan efisiensi anggaran saja, namun juga melihat keterlibatan buruh sebagai faktor pendukung suksesnya pengembangan budaya K3.


Issues in this research are related to the OHS (Occupational Health and Safety) clause in employment contract between the worker and the employer. The limitation of the discussion in this research is knowing the extent of understanding for workers regarding the OHS clause in the substance of the employment contract. Reduction of the risks of work accidents, especially in the construction sector, can be done by increasing the understanding and involvement of workers in developing OHS culture in the company. This research uses analytical method approach combine between qualitative and quantitative, where quantitative methods are used as an amplifier of qualitative methods. This research discusses the extent to which the application of OHS culture can influence the implementation of the OHS program in terms of employee awareness and involvement,

the implementation of supervision by the OHS officer on the Project of Kereta Cepat Jakarta Bandung and describes the obstacles that occur in protecting the workers. The conclusion from this research that the efforts made by management to continue to foster the OHS culture in the KCJB project have been very good. The companys efforts to not only count everything are related to budget efficiency, but also to see the involvement of workers as a supporting factor for the success of OHS culture development.

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Sriastuti
Abstrak :
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kelja (K3) di Rumah Sakit adalah salah satu benluk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dad penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan keja serta bebas pencemaran Iingkungan menuju peningkatan produktifitas. Keberhasilan program K3 di Rumah Sakit tergantung pada kemampuan atau kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam melakukannya. SDM yang kompeten merupakan kunci dan pemicu (enabler) untuk keberhasilan praktek manajemen K3 Rumah Sakit. Kompetensi SDM dapat diperoleh melalui pelatihan. Salah satu faktor yang membérikan konhibusi dalam tercapainya efektifitas pelatihan adalah materi pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis isi materi pelatihan K3 Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh PT X Tahun 2008. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan Studi deskriptif analilik. Sedangkan sampel penelitian adalah materi (teori) pelatihan K3 RS yang diselenggaxakan pada tanggal 26-29 Mei 2008 di Jakarta. Pengukuran data menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun kedalarn kategori kognitifl afektif, dan psikomotor yang sudah reliabel. Pengukuran dilakukan dengan metode analisa isi (content analysis) untuk mengobservasi dan mengukur isi dari mated pelatihan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan validitas dan reliabilitas data dengan menggunakan bantuan key injbrman untuk menguji keabsahan data. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu mendeskripsikan valiabel penelitian kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, agar mudah dibaca dengan pengelompokan temuan penelitian sesuai dengan kategori-kategori. Hasil penelitian diperoleh gambaran materi pelatihan K3 RS terdiri dari 11 materi teori dan 73 tema. Uraian materi yang belum rinci adalah materi audit internal, tanggap darurat, dokumentasi sistem manajemen K3, dan Kegawatdaruratan di RS. Materi yang memiliki unsur kognitif paling tinggi adalah materi bahaya potensial di RS (l00%) dan PAK/KAK di RS (83%), sedangkan unsur kognitif paling rendah adalah materi kebijakan manajemen K3 di RS (35,29%). Materi yang memiliki unsur afektif pa!ing tinggi adalah materi peraturan pemndangan (50%), yang paling rendah adalah PAK/KAK di RS, Bahaya Potensial di RS, dan Manajemen Risiko K3 RS sebesar 0%. Materi yang memiliki unsur psikomotor paling tinggi adalah materi kebijakan manajemen K3 di RS (35,29%). Sedangkan yang paling rendah adalah materi peraturan perundangan (0%). Secara keseluruhan unsur kompetensi yang paling tinggi didalam materi pelatihan K3 RS adalah unsur kognitif (51%), sedangkan unsur afeklif dan psikomotor relatif sama. Materi yang belurn tercakup dalam persyaratan OHSAS 18001: 2007 adalah Evaluasi Pemenuhan dan Pengadaan. Saran penelitian ini berupa usulan kepada PT. X (Bagian Diklat) sebagai penyusun modul pelatihan untuk memberikan stmktur program pelatihan kepada instmktur/nara sumber pelatihan dengan menyertakan Evaluasi Pemenuhan dan Pengadaan menjadi bagian dari materl pelatihan K3 RS, sedangkan mated Audit internal, tanggap darurat, dokumentasi sistem manajemen K3 agar dapat disempumakan Iagi, sehingga tujuan pelatihan K3 RS dapat dicapai. ......Hospital occupational health and safety (OHS) program is one of etforts to create a safe workplace, health, human being, free from occupational diseases and work related disesases, free fiom environmental pollution to get increase productivity. A successful of OHS programs depend on the ability or competence of human resources in doing it. The competent human resources are a key or enabler to gain a success of Ol-IS practiced. One of contributing factors to gain training effectivity is a training material. The goals of this research are to analyze a content material of hospital OHS training that organized by PT. X 2008. The approach of this research is a qualitative with descriptive analytic study. The sample of this study is a teoritic training materials of hospital OHS on 26-29 May 2008 in Jakarta. Data measurement is using an instrument research that was constructing to cognitif, affective and psychomotor category that have been reliabeled. The measurement was done with content analysis methods to observe and measure about content of training materials based on categorization. Data validity and reliability was used with using some helping fiom key informan to data validity testing. Data analysis with using descritive statistics to describe research variables into frequency distribution tables is supposed to easy while reading with grouping results based on categorization. Result of the research that gained about review of hospital OHS training material emphasis of ll teoritical material and 73 themes. The description of material that was not cleared is intemal audits, emergency responses, OHS management system documentation, and emergency in hospital. Material with high cognitive unsure is a potcnsial hazard in hospital (l00%), and occupational diseases/work related diseases (PAK/PAHK) in hospital (83%), Material with low cognitive unsure is a OHS management in hospital (3S,29%). Material with high affective unsure is a legal role (50%), material with low affective unsure is PAK/PAHK in hospital, potensial hazard in hospital, and risk management of OHS in hospital (0%). Material with high psychomotor unsure is a managemen policy of OHS in Hospital (35,29%). Material with low psychomotor unsure is a legal role (0%). Mostly of whole material, cognitive unsure is a high competence unsure in training material of OHS in hospital. The material that was not scouped in OHSAS 1800122007 requirements is a compliance of evaluation. The researcher suggest to PT. X, especially to training divison as a arranger of training modul to give some programme structur to instmctur/trainer about compliance of evaluation being part of material of hospital OHS training. About intemal audit, emergency responses, OHS management system documentation have to be described; it is suppose to get hospital OHS training goals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbalus Zaman
Abstrak :
Penerapan management kesclamatan dan kesehatan ke1ja bagi organisasi yang mempekedakan 100 orang atau lebih di indonesia, menjadikan sistem management kcselamatan dan kesehatan kelja belsifat mandatory, tidak demikian dengan di luar Indonesia penerapan sistem management bersifat voluntary. Walaupun bersifat voluntary kesepakatan bisnis global setidalmya merubah Sesuatu yang bcrsifat voluntary menjadi sesuatu keharusan untuk di terapkan bila ingin tetap kompetiti£ GATT (General Agreement on taridk and trade) I994 menyatakan : "Negara anggota tidak boleh membuat ketentuan teknis yang menghambat masulcnya barang-barang di Negara anggota kecuali bagi hal yang menyangkut kepada masalah keselamatan kerja". Penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kelja di [ndonesia belum di imbangi dengan pemahaman yang baik mengenai esensi sistem management keselamatan dan kesehatan kelja itu sendiri. Sehingga perkembangannya sangat lambat bahkan tetap ditempat. Sistem management keselamatan dan kesehatan kelja sebagai suatu siklus haruslah dipahami oleh setiap organisasi, siklus yang berjalan kearah perbaikan terus menenls hams tetap dliaga, untuk menjalankan, mengembangkan dan menjaga performa haruslah mengetahui jenis dan karakter sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Ada pengertian yang berbeda antara sistem management dan OHSAS 18001, SMK3 DEPNAKER merupakan jenis tipe atau model sistem management keselamatan dan kesehatan ketja, tentu saja hal ini menyebabkan pengembangan keaxarah perbaikan terus menems mcnjadi bias, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter sistem management yang diterapkan. Dengan mengetahui bagaimana karakter dan tipe sistem management yang ditetapkan di organisasi tentu akan menjadi lebih mudah bagi pemegang tanggung jawab untuk melakukan tindakan tindakan kearah perbaikan. Melihat banyaknya standar standar sistem management yang harus dipenuhi oleh organisasi, Serta kulangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter suatu sistem management yang diterapkan oleh perusahaann , mendorong penulis untuk melakuknn kajian terhadap sistem management yang ada khususnya SMK3 yang diterapkan di PT X, dcngan harapan dapat memperoleh gambaran mengenai karakter dan tipe sistem management keselamatan kctja yang ada di PT X. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya, dcngan mcmanfaatkan pengctahuan , pemahan serta penerapan para karyawan dilapangan sebanyak 80 orang sebagai sample, ditanyakan berbagai pertanyaan melalui kuesioner yang disusun kedalam empat kelompok. Dari hasil pengolahan jawaban yang diperoleh dengan melakukan dua tahap perhitungan, yaitu pertama menjumlahkan nilai hasil survey, kemudian memberikan peringkat sehingga dapat diperoleh distribusi kecenderungan dari matrik yang ada dengan bantuan SPSS dan uji statistik anova dua arah serla uji signifikasi test freadman diperoleh nilai yang significant saling berhubungan. Dengan framework Gallagher tentang tipology system tipenya diperoleh gambaran keeendenlngan karakter dan system type yang diterapkan di PT X dimana diperoleh kesimpulan bahwa Struktur dan tipe Sistem management keselamatan dan kesehatan ketja di PT X adalah campuran traclisional innovative managementS Strategi pengendalian adalah .nge person, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah mclalui mix antara Sophisticated Behavioral approach dan Ummm: act minimtser. Pelaksanaan element program khusus di PT X menggunakan gaya traditional Unsajiz act minimiser dan Traditional engineering and design. ......Implementation of Occupational Health and Safety (OHS) for organization that employed 100 people or more in Indonesia, makes the OHS management system mandatory, on the contrary in the foreign country its management system Implementation is voluntary. Even though it is voluntary, the global business agreement at least changed the voluntary to be a compulsion to applied if wants to keep the competitiveness. The GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) 1994 stated: "The member state cannot make technical rules which obstruct incoming goods in the member state unless if concerning about occupational safety problems" OHS safety management implementation in Indonesia haven’t yet completed with good understanding of its OHS management system essence, it caused the improvement arc walk slowly and in fact static. OHS management system as a cycle should be comprehended by all organization, the continuous improvement should preserve, to run, enlarge and keep the performance, organization should known the adequate type and characteristic of applied OHS management system. There are different understandings between OHS management system of Labour Department (SMK3 DEPNAKER) and OI-[SAS 18001. SMK3 DEPNAKER is type and model of OHS management system, of course this is caused the expansion of continuous improvement becomes difli-action, caused by lack of understanding about type and character of implemented management system. By known how the character and type of applied management system it will be easy for thc stakeholder to do improvement actions. A large amount standard of management system which should followed by organization and lack of understanding about type and character of the applied management system by the company, encourages the researcher to study management system especially SMK3 which applied by PT. X, to obtain the description about character and management system type of occupational safety in PT. X. The researcher are using descriptive qualitative method in his research, using the knowledge, understanding, and implementation bythe field employee, as 80 persons as sample, asked by various question trough questionnaire which consist in four groups. The answers are processed with two stage of calculation; first is sums up the value of survey result, then giving rank to obtain trend of distribution fiom the existence matrix with SPSS program and two way ANOVA statistic test and also friedman significant test, the result is interaction or interrelated significant value. From Gallagher’s ii-amework about typology of its type system obtained the descriptive of character trend and applied system type by PT. X. conclude that structure and type of OHS management system in PT. X. is combination of traditional innovative management system. The control strategy is safe person, so the approach used is the mix between sophisticated behavioral approach and unsajé act minimizer. The implementation of special element program in PT.X used traditional style of unsafe ac! minimrlfer and traditional engineering and design.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34234
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tetra Firdaussyah
Abstrak :
UMKM adalah tempat kerja yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, namun seringkali dikesampingkan karena lebih berfokus pada keberlanjutan industri itu sendiri. Pengolahan kedelai beberapa proses yang memunculkan bahaya kesehatan dan keselamatan seperti permukaan panas, pengangkatan secara manual, posisi janggal, kontak dengan iritan, lingkungan kerja yang panas dan berbau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran implementasi K3 pada proses pengolahan kedelai. Aspek yang diobservasi adalah identitas UMKM, komitmen K3, kesehatan kerja, keselamatan fasilitas, alat pelindung diri, keselamatan operasional, tata graha, safety behaviour, higiene industri, ergonomi, pencegahan kebakaran, kegawat daruratan dan penanangan cemaran. Penelitian dilakukan pada 16 UMKM di Kota Depok, Kabupaten Serang, Kabupaten Bogor, Kota Jakarta Selatan dengan 24 pekerja sebagai responden. Penelitian didesain secara kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, dan wawancara terstrukur. Diperoleh bahwa tidak terdapat UMKM yang memiliki komitmen K3 secara tertulis, meskipun itikad perlindungan K3 kepada pekerja sudah terlihat. Beberapa UMKM pernah mengalami kecelakan kerja namun tidak tercatat atau dilaporkan secara formal. Dari beberapa aspek yang diamati, yang sudah diterapkan pada sebagian besar UMKM adalah keselamatan fasilitas, keselamatan operasional, pencegahan kebakaran dan penanganan limbah. Aspek yang belum diterapkan sama sekali adalah asuransi ketenagakerjaan, safety behaviour dan higiene industri. Sedang aspek K3 lainnya seperti ergonomi, tata graha, kegawatdaruratan diterapkan secara parsial. Faktor penghambat utama implementasi adalah kurangnya pengetahuan pada K3, faktor pendorong utama implementasi adalah pelatihan K3. Kedepanya, perlu untuk dilakukan pelatihan, pendampingan K3 dan evaluasi kinerja K3 di UMKM pengolahan kedelai.
There are potensial occupational health and safety risks at SMEs, however this risk are often overrided by bussiness sustainability issues. Soy beans processing involves number of activities such as soybeans stripping, washing, soaking, grinding, main process of soybeans and product packaging that creates health and safety hazards such as smoke, hot surfaces, manual handling, awkward position, irritant contact, hot temperature workplace, and smells. This study is aimed to obtain overview of OHS implementation. The study was conducted in Depok City, Serang Regency, Bogor Regency, South Jakarta City on 16 SME owners with 24 workers. The study was designed as qualitative research, data was collected through observation, and structured interviews. There are no SMEs have written OHS commitments, altough OHS protection intention been observed. Some of SME ever experienced in accidents, yet had not been formally recorded or reported. Several aspects observation shown that, facility safety, operational safety, fire prevention and waste handling has been well implemented. Several aspect such as worker insurance, safety behaviour, and industrial hygiene had not been well implemented. While other aspect such as ergonomi, houskeeping, and emergency response were implemented partially. The main obstacle factor implementing OHS in SME from this research was OHS knowledge deficient, while the main stimulant was OHS training. In the future, its required to implement training, coaching and OHS performance monitoring in soy processing SME.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Prihandoko
Abstrak :
Penelitian bertujuan menganalisis proses penyusunan K3 di PT X dengan pendekatan safety (Hollnagel, 2012b) dan model strategic management (Wheelen & Hunger, 2012), menggunakan studi kasus penerapan K3 periode 2010 - 2015 dengan metodologi penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sifat Safety I lebih dominan dan secara umum proses penerapan K3 di PT X dapat dikatakan telah mengikuti kaidah model strategic management. Merujuk pada hasil kinerja penerapan K3 periode 2010 - 2015 yang masih didominasi sifat Safety I, dirasakan masih banyak peluang untuk memperkuat kinerja K3 PT X dengan rekomendasi untuk mulai memikirkan alternatif pendekatan yang lain yaitu Safety II dan model strategic management secara lebih menyeluruh, mengingat PT X beroperasi di dalam sistem sosioteknikal yang bersifat intractable.
The research aims to analyze the OHS implementation process at PT X through safety (Hollnagel, 2012b) and strategic management model (Wheelen & Hunger, 2012) approaches using 2010 - 2015 OHS performance results as a case study and adopting qualitative descriptive methodology. The results show that Safety I is found to be more dominant in the process and the strategic management model was largely in conformity. Refering to the 2010 - 2015 OHS performance result and the propensity towards Safety I, there will be opportunities to strengthen the PT X?s OHS performance thorugh alternatively adopting other approach(es). It is recommended to consider adopting Safety II approach and applying comprehensively the strategic management model bearing in mind that PT X is in intractable sociotechnical system.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai persepsi, pengetahuan, dan sikap pimpinan FKM UI terhadap K3 di Lingkungan Kampus FKM UI tahun 2014. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah diterapkan di Lingkungan Kampus UI. Akan tetapi, tercatat dua kali kejadian yang mengancam keselamatan di lingkungan kampus FKM UI pada periode januari-april 2014. Penelitian ini dilakukan kepada Pimpinan FKM UI periode 2014-2019 dan membahas mengenai persepsi para pimpinan terhadap K3 menurut karakteristik individu serta pengetahuan dan sikap pimpinan. Penelitian dilaksanakan di Lingkungan Kampus FKM UI, berlangsung selama bulan Mei-Juni 2014. Subjek Penelitian adalah Pimpinan FKM UI dari tingkat Dekan, Manajer, Kepala Unit/Bagian, Kepala Program Studi, Kepala Departemen/ Kelompok Studi, dan Kepala Pusat Penelitian dan Kajian serta Kepala Satuan Pengaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian semi kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder. Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diambil simpulan bahwasanya persepsi, pengetahuan, dan sikap Pimpinan FKM UI terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kampus FKM UI masih dikategorikan kurang baik. Adapun karakteristik individu Pimpinan FKM UI sebagian besar adalah perempuan, berumur kurang dari 46 Tahun, berpendidikan S3, masa kerja kurang dari 20 Tahun, dan tidak pernah mengikuti pelatihan K3.
ABSTRACT
This study regarding perception, knowledge, and attitude Public Health Faculty Leaders against OHS in Environmental Campus FKM UI 2014. OHS policy has been implemented in the Environment Campus UI. However, there were two events that threaten the safety of the campus Faculty of Public Health in the period January-April 2014. Research was conducted for the period 2014-2019 Faculty of Public Health Leadership and discussed about the perceptions of the leaders of the OHS according to individual characteristics as well as the knowledge and attitude of the leadership. This study was conducted at the Environmental Campus Faculty of Public Health, takes place during the months of May-June 2014. Design of this study is semi quantitative descriptive analytic cross-sectional. Data used in the study come from the primary data and secondary data. The result showed that the perception, knowledge, and attitudes towards leadership against OHS is still considered poor. The individual characteristics of the leaders FKM UI mainly women, less than 46 year old, educated S3, working period is less than 20 years, and never got OHS training.
2014
S55918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizamarro
Abstrak :
[ABSTRAK
Audit merupakan suatu proses untuk memverifikasi sejauh mana sistem manajemen K3 suatu perusahaan telah dilaksanakan secara efektif dalam rangka mencapai kebijakan dan sasaran organisasi. Auditor sebagai komponen penting dalam pelaksanaan audit haruslah memiliki kualifikasi yang baik dari sisi perilaku personal, prinsip audit, pengetahuan dan keterampilan dan kompetensinya. Kualifikasi tersebut tertuang di dalam suatu panduan audit sistem manajemen ISO 19011:2011. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan penilaian pemenuhan kriteria kualifikasi auditor K3 PT. X berdasarkan ISO 19011:2011 dan untuk mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria tersebut. Penelitian ini menggunakan survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dari data primer yang diperoleh dari kuisioner yang diberikan kepada 30 auditee dari industri yang berbeda. Dengan mengelompokan menjadi 8 kelompok industri yang berbeda didapat hasil kepuasan rata-rata 4,20 terdapat kinerja auditor PT. X. Industri Jasa memberikan penilaian kepuasan tertinggi (4,67) sedangkan yang terendah adalah Elektronik Telekomunikasi (4,57). Kriteria yang paling memuaskan adalah terkait pemahaman terhadap Peraturan K3 & Persyaratan lain (4,37) dan pemahaman terhadap Sistem Manajemen K3 (4,35). Untuk penilaian tingkat kepentingan, maka kriteria Prinsip Audit yaitu Integritas dan Kerahasiaan merupakan kriteria yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Terdapat perbedaan penilaian dari auditee terhadap pemenuhan kriteria kualifikasi auditor PT. X antar kelompok industri dan juga perbedaan penilaian tingkat kepentingan antar kelompok industri. Beberapa saran yang diberikan untuk auditor K3 dan PT. X antara lain: meningkatkan pengetahuan teknis, sharing knowledge, kalibrasi antar auditor, rotasi auditor berkala, dan penugasan yang sesuai kualifikasi.
ABSTRACT Auditing is a process to verify the extent of occupational health and safety (OHS) management system already implemented effectively in achieving organization?s policy and objectives. Auditor is an important part in auditing process that must have qualification for some criteria including personal behaviour, auditing principles, knowledge and skills, and competency. That qualification is included in guideline for auditing management systems based on ISO 19011: 2011. The purpose of this research is to get evaluation from auditee or organization being audited related to fulfilment of qualification criteria for OHS auditor of PT. X based on ISO 19011: 2011 and to determine the level of interest of each qualification criteria. This study used a quantitative survey with descriptive approach from primary data that obtained from questionnaire to 30 auditees in different industry. With eight-group industry, the satisfaction result for OHS auditor of PT. X is 4.20. Industrial Service scored with highest score (4.67) while the lowest is from Electronic Telecommunications (4.57). The most satisfying criteria are related to the understanding of OHS regulation and other requirement (4.37) and understanding of OHS Management System (4.35). The auditees also scored that Audit Principles that covered Integrity and Confidentiality as highest level of interest. There were significant differences in evaluating of OHS auditor performance and level of interest between industry groups. Some suggestion were given to auditor and PT. X such as to improve technical knowledge, sharing knowledge, calibr, Auditing is a process to verify the extent of occupational health and safety (OHS) management system already implemented effectively in achieving organization’s policy and objectives. Auditor is an important part in auditing process that must have qualification for some criteria including personal behaviour, auditing principles, knowledge and skills, and competency. That qualification is included in guideline for auditing management systems based on ISO 19011: 2011. The purpose of this research is to get evaluation from auditee or organization being audited related to fulfilment of qualification criteria for OHS auditor of PT. X based on ISO 19011: 2011 and to determine the level of interest of each qualification criteria. This study used a quantitative survey with descriptive approach from primary data that obtained from questionnaire to 30 auditees in different industry. With eight-group industry, the satisfaction result for OHS auditor of PT. X is 4.20. Industrial Service scored with highest score (4.67) while the lowest is from Electronic Telecommunications (4.57). The most satisfying criteria are related to the understanding of OHS regulation and other requirement (4.37) and understanding of OHS Management System (4.35). The auditees also scored that Audit Principles that covered Integrity and Confidentiality as highest level of interest. There were significant differences in evaluating of OHS auditor performance and level of interest between industry groups. Some suggestion were given to auditor and PT. X such as to improve technical knowledge, sharing knowledge, calibr]
2016
T45105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Gomgom
Abstrak :
Industri migas memiliki risiko yang tinggi karena berhubungan dengan bahan yang mudah terbakar dan meledak, dipengaruhi teknologi yang terus menerus berubah, pendidikan karyawan yang bervariasi, kemampuan dan keahlian yang beragam serta lokasi proyek yang semakin terpencil sehingga mengakibatkan tingkat risikonya makin tinggi. Penelitian ini melakukan identifikasi risiko pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja SMK3 diproyek Migas di PT XYZ. SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen dalam rangka pengendalian risiko guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Metodologi yang dipergunakan manajemen risiko serta analisa data dengan analisa statistik dan metoda PLS-SEM. Hasil dari analisa ada 15 faktor risiko dominan serta 14 hubungan antar Variabel yang saling memiliki keterkaitan kuat. Hasil analisa data dari penelitian ini dapat dilakukan perbaikan penerapan SMK3 diproyek migas untuk meningkatkan kinerja keselamatan PT XYZ. ...... Oil and gas industry has a high risk because it deals with flammable and explosive materials, influenced by the constantly changing technology, education level of employees varied, diverse capabilities and expertise as well as remote project sites resulting in higher levels of risk.. This research conducted on risk identification of OHSMS implementation in oil and gas project in PT XYZ. OHSMS as a part of the management system in order to control the risk associated with work activities to create safe, efficient and productive workplace. The methodology is risk management and data analysis with statistical analysis and PLS SEM method. The results of the analysis, there are 15 dominant risk factors as well as the 14 relationships between variables that have strong linkages to each other. Results of the data analysis from this research can be carried out to improvement OHSMS Implementation in oil and gas project to improve safety performance of PT XYZ.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Swaradi Joko Budoyo
Abstrak :
Pekerjaan proyek konstruksi di fasilitas pengolahan gas alam yang sedang beroperasi (brown field) dan berada di lokasi remote merupakan aktivitas yang mempunyai risiko sangat tinggi, sehingga penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang baik menjadi syarat mutlak dalam upaya perlindungan karyawan dan asset perusahaan terhadap kecelakaan, penyakit akibat kerja dan kerusakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan SMK3 pada proyek DC1-CGPX di fasilitas pengolahan gas alam lapangan onshore PT ABC di Sumatra Selatan yang telah berhasil mencapai kecelakaan nihil sebagai best practice dan knowledge sharing implementasi SMK3 di proyek. Penelitian ini dilakukan di kantor PT. XYZ di Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah melalui : wawancara dan tinjauan dokumentasi. Teknik analisa data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek DC1-CGPX telah berhasil mencapai kecelakaan nihil melalui penerapan SMK3. Proyek ini diselesaikan selama 32 bulan dengan lebih dari 4.5 juta jam kerja. Pelaksanaan SMK3 terbagi dalam dua tahap yaitu tahap pra konstruksi dan pada saat konstruksi. Keberhasilan mencapai kecelakaan nihil ini tidak terlepas dari adanya komitmen dan kerja sama antara PT ABC sebagai klien dengan PT XYZ sebagai kontraktor utama dalam menerapkan SMK3.
Construction projects in the natural gas processing facility in operation (brown field) and is in a remote location is an activity that has a very high risk, so the implementation of good OHS Management System (OHSMS) becomes absolutely necessary to safeguard employees and company assets against accidents and occupational diseases. The purpose of this study is to analyse the application of OHSMS in the DC1-CGPX project, in the onshore natural gas processing facility PT ABC in South Sumatra in successfully achieving zero accidents as the best practices and knowledge sharing of implementation OHSMS in the project. This research was conducted in the office of PT XYZ in Jakarta. The method uses a descriptive study. Techniques of data collection is through interviews and review of documentation. The technique of data analysis is data collection, data reduction, presentation of data and conclusion. The results showed that the DC1-CGPX project has managed to achieve zero accidents through the implementation of OHSMS. This project was completed over 32 months by more than 4,5 million manhours. OHS management implementation is divided into two phases: pre-construction and during construction. The success of achieving zero accidents is not separated from the commitment and cooperation between PT ABC as a client with PT XYZ as main contractor in implementing OHSMS.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>