Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendri Astuty
Abstrak :
ABSTRAK
Nitrit Oksida (NO) adalah suatu gas radikal babas yang dapat bersifat melindungi tubuh, tetapi dapat juga membahayakan tubuh bila terdapat dalam jumlah yang berlebihan. Gas radikal itu sendiri merupakan suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron tidak berpasangan; dapat berupa anion, kation atau netral. Selama ini banyak dilakukan pengamatannya pada mencit dan beberapa diantaranya pada manusia yang hasilnya masih kontroversi. Baru-baru ini dari hasil pengamatan, diduga NO dapat berperan di dalam sistem mekanisme pertahanan tubuh yang tidak spesifik.

Pada penelitian ini pengukuran kadar Nitrit Oksida (NO) digunakan untuk mengetahui peranan NO di dalam infeksi malaria, dengan cara mengukur Reactive Titrogen Intermediates (RNI) pada serum anak-anak dan orang dewasa dari penduduk desa Tipuka, kecamatan Mimika Timur, Timika - Irian Jaya. Hasil yang didapat secara kuantitatif menunjukkan bahwa kadar NO pada anak-anak golongan umur 2 - 9 tahun jauh lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa, meskipun secara kualitatif dengan tes kemaknaan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (PA,O5). Pada hasil hubungan antara NO dengan splenomegali juga tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa NO dapat berperan pada infeksi malaria.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendra Gusmawan
Abstrak :
Latar belakang: Infark miokard merupakan sindrom koroner akut yang ditandai dengan nekrosis miokardium. Inflamasi menjadi salah satu proses kunci yang terlibat pada infark miokard. Salah satu molekul yang berperan penting dalam progresi infark miokard adalah Nitrogen Oksida (NO), yang dapat diukur secara tidak langsung sebagai kadar nitrit. Sudah banyak studi tentang peran kardioprotektif ekstrak Centella asiatica, namun masih minim studi terkait perannya dalam memodulasi inflamasi infark miokard, khususnya dalam memodulasi pelepasan NO. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak daun Centella asiatica terhadap kadar nitrit pada jantung tikus dengan infark miokard akibat induksi isoproterenol. Metode: Penelitian ini menggunakan sampel jaringan jantung tikus jantan galur Wistar yang dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok kontrol negatif yang diberikan isoproterenol 85mg/kgBB, dan kelompok isoproterenol dengan ekstrak etanol-air Centella asiatica 200mg/kgBB telah diberikan oleh peneliti utama sebelumnya. Kadar nitrit diukur pada homogenat jaringan jantung tikus dengan kit uji Griess pada panjang gelombang 540nm. Kadar protein di jaringan jantung diukur dengan uji Bradford pada panjang gelombang 595nm. Hasil: Berdasarkan pengukuran kadar nitrit, rata-rata kadar nitrit tertinggi pada kelompok isoproterenol sebesar 0,082 mM, diikuti dengan kelompok isoproterenol yang diberikan ekstrak Centella asiatica sebesar 0,0707mM, dan terakhir kelompok normal sebesar 0,027mM. Terdapat perbedaan kadar nitrit yang signifikan antara kelompok jaringan jantung isoproterenol dengan kelompok normal (p=0,025). Tidak ada perbedaan kadar nitrit yang signifikan antara kelompok yang diberikan isoproterenol dan ekstrak Centella asiatica dengan kelompok normal (p=0,102). Tidak ada perbedaan kadar nitrit yang signifikan antara kelompok isoproterenol dengan kelompok isoproterenol yang diberikan ekstrak Centella asiatica (p=0,520). Adapun berdasarkan hasil pengukuran kadar protein, tidak ada perbedaan kadar protein yang signifikan antara tiga kelompok percobaan. Kesimpulan: Pemberian isoproterenol meningkatkan kadar nitrit pada jaringan jantung tikus secara signifikan dibandingkan jaringan jantung tikus normal (kontrol). Ekstrak etanol-air Centella asiatica dapat menurunkan kadar nitrit pada jaringan jantung tikus dengan infark miokard akibat induksi isoproterenol. ......Introduction: Myocardial infarction is an acute coronary syndrome with myocardium necrosis. Inflammation becomes one of the principal process in myocardial infarction. One of the molecule with prominent role in myocardial infarction progression is Nitrogen Oxide (NO), which can be measured indirectly as nitrite level. There have been many studies on cardioprotective role of Centella asiatica, but there are still few studies on its role for modulating myocardial infarct inflammation, especially modulating NO release. Therefore, this research aims to analyze the effect of Centella asiatica leave extract toward nitrite level in mouse heart with isoproterenol-induced myocardial infarction. Method: This reseach uses heart tissue samples of male wistar mouse divided into three groups, which are normal group , negative control group with 85mg/kgBB isoproterenol , and isoproterenol group with ethanol-water extract of Centella asiatica 200mg/kgBB given by the main researcher before. Nitrie level measurement of mouse heart tissue homogenate is conducted with Griess kit assay at the wavelength 540nm. Protein level measurement of heart tissue is conducted with Bradford assay at the wavelength 595nm.Result: Based on the nitrite level measurement, isoproterenol group has the highest nitrite level average, which is 0.082 mM, followed by isoproterenol with Centella asiatica group with 0.0707 mM, and control group with lowest nitrite level average of 0.027 mM. There is significant nitrite level difference between isoproterenol group and control group (p=0,025). There is not significant nitrite level difference between isoprotrenol with Centella asiatica group and control group (p=0,102). There is not significant nitrite level difference between isoproterenol group and isoprotrenol with Centella asiatica group (p=0,520). Based on the protein level measurement, there is not significant difference of protein level between all of groups. Conclusion: Isoproterenol increases nitrite level of mouse heart tissues significantly compared to the normal mouse heart tissue (control). Ethanol-water Centella asiatica extract can reduce nitrite level in mouse heart tissue with isoproterenol-induced myocardial infarction.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Syukmawati
Abstrak :
Saat ini terdapat berbagai jenis produk daging olahan dan daging segar yang dijual di pasar swalayan, yang kadang - kadang mengandung natrium nitrit sebagai pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum. Kadar natrium nitrit perlu mendapat perhatian karena nitrit dapat bereaksi dengan amin sekunder membentuk senyawa N-nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menetapkan kadar natrium nitrit pada beberapa produk daging dan daging segar. Penetapan kadar natrium nitrit dalam sampel dilakukan dengan cara menambahkan aquadest kemudian didihkan diatas penangas air, setelah itu ditambahkan larutan zink sulfat dalam suasana alkali lalu disaring. Filtrat yang diperoleh selanjutnya direaksikan dengan pereaksi Griess yang terdiri dari asam sulfanilat, naftilamin, dan natrium asetat. Panjang gelombang analisis adalah 546,0 nm. Hasil penelitian terhadap 7 sampel, didapatkan pada sampel A (produk daging), E dan G dari daging segar mengandung natrium nitrit dengan kadar secara berturut-turut 9,80 mg/kg, 026 mg/kg,sedangkan keempat sampel lainnya yaitu B,C,D,dan F tidak mengandung natrium nitrit. Nowadays there are many kind of meat products and fresh meats types sold in the supermarket contain sodium nitrite as preservative for inhibit the growth of bacterium Clostridium botulinum. Sodium nitrite rate require attention because nitrite can react with secondary amines to form N-nitrosamine compound available for causing cancer. This research was aim to identified and also determined the content of sodium nitrite in meat products and fresh meat. Sodium nitrite assay in sample done by the way of adding aquadest then boiled to water bath, then added by zinc sulphate condensation in alkali atmosphere then filtered. Filtrate which obtained hereinafter reacted with reactant Griess consist of sulfanilic acid, naftilamin, and sodium acetate. Analysis wavelength is 546,0 nm. From 7 sample there was 3 sampels contain sodium nitrite. The contents of sodium nitrite at sample A (meat product) 9,80 mg/kg, sample E 1,17 mg/kg and sampel G from fresh meat 0,26 mg/kg.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanina Salama
Abstrak :
Peningkatan penduduk dunia menyebabkan peningkatan kebutuhan air bersih dunia. Jumlah penduduk dunia pada tahun 1990 adalah 5,3 miliar. Kemudian, meningkat menjadi 6,1 miliar di tahun 2000, dan pada tahun 2017 jumlah penduduk dunia adalah 7,6 miliar (World Bank, 2017). Hanya 3% dari air dunia adalah air tawar, dan dua pertiga dari air tawar tersebut tersimpan di gletser beku atau tidak tersedia untuk digunakan (WWF, 2017). Akibatnya, sekitar 1,1 miliar orang di seluruh dunia kekurangan akses air bersih, dan total 2,7 miliar mengalami krisis air bersih setidaknya satu bulan dalam setahun (WWF, 2017). Standar air bersih telah diatur dalam Permenkes No. 32 tahun 2017 dan standar baku mutu air minum diatur dalam Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Salah satu teknologi sederhana dalam pengolahan air bersih adalah filtrasi atau penyaringan air. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas filtrasi dengan media filter pasir silika dan karbon aktif dalam penurunan sejumlah parameter kualitas air yaitu warna, TDS, nitrit dan amonia. Pemilihan parameter kualitas air dilakukan berdasarkan tingginya parameter tersebut di sumber air permukaan dan parameter tersebut dapat merugikan lingkungan ketika konsentrasinya melebihi yang seharusnya. Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menghitung efisiensi penyisihan konsetrasi warna, TDS, amonia, dan nitrit. Hasil dari penelitian ini adalah efisiensi filter dengan media karbon aktif dalam penyisihan konsentrasi amonia pada pasir silika sebesar 60%. Akan tetapi, pada penelitian ini filter tidak dapat menghilangkan konsentrasi TDS, warna, dan nitrit. Pada penelitian ini, konsentrasi parameter warna, amonia, dan nitrit efluen filter tidak memenuhi baku mutu Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dengan rata-rata warna pada efluen filter adalah 271,00 TCU dari baku mutu warna 15,00 TCU. Rata-rata konsentrasi ammonia efluen filter adalah 2,10 mg/L dari baku mutu amonia 1,50 mg/L, dan rata-rata konsentrasi nitrit fluen filter adalah 83,00 mg/L dari baku mutu nitrit 15,00 mg/L, sedangkan untuk rata-rata konsentrasi TDS efluen filter sebesar 271,80 memenuhi baku mutu TDS 500,00 mg/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah saringan pasir lambat dengan media pasir silika dan karbon aktif efektif dalam menyisihkan parameter amonia. Akan tetapi saringan pasir lambat dengan media pasir silika dan karbon aktif pada penelitian ini tidak dapat menyisihkan parameter warna, TDS, dan nitrit. Pada efluen filter, parameter TDS masih memenuhi baku mutu.
Increasing number of world population has led to an increase in the world's need for clean water. The world population in 1990 was 5.3 billion and then increased to 6.1 billion in 2000 and in 2017 the world population was 7.6 billion (World Bank, 2017). Only 3% of the world's water were fresh water, and two thirds of that fresh water was stored in frozen glaciers or not available to use (WWF, 2017). As a result, around 1.1 billion people worldwide had no access to clean water, and a total of 2.7 billion experienced a clean water crisis at least one month a year (WWF, 2017). The standard for clean water had been regulated in Permenkes No. 32 of 2017 and drinking water quality standards had been regulated in Permenkes No. 492 of 2010, concerning about Drinking Water Quality Requirements. One of the simple technologies in processing clean water was filtration or water filtration. This study aimed to determine the effectiveness of filtration with silica sand and activated carbon filter media in decreasing a number of water quality parameters, namely its color, TDS, nitrite and ammonia. The selection of water quality parameters was based on the high parameters in the surface of the water source and these parameters harmed the environment when the concentration exceeded that which should be. Data processing was done by calculating the efficiency of color concentration allowance, TDS, ammonia and nitrite. The results of this study were that filter's efficiency with active carbon media in removing ammonia concentration and silica sand was about 60%,  but in this study, the filter could not eliminate TDS, color and nitrite concentrations. In this study, the concentration of color parameters, ammonia and effluent nitrite filters did not meet the quality standard stated on Permenkes No. 492 of 2010, concerning about rrequirements of drinking quality, with an average color 0 in filter effluent was 271,00TCU compared to the 15,00 TCU color standard, the average filter effluent ammonia concentration was 2.10 mg / L compared to ammonia quality standard 1.50 mg / L, and the average filter effluent nitrite concentration was 83,00 mg / L compared to the nitrite quality standard of 15,00 mg / L, while for the average filter effluent TDS concentration of 271,80 met the TDS 500,00 mg / L quality standard. The conclusion of this study was that slow sand filters with silica sand media and activated carbon were effective in removing ammonia parameters but could not set aside color, TDS and nitrite parameters. In filter effluent, the TDS parameters still met the quality standard.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Danau Kenanga direncanakan akan menjadi salah satu sumber air baku untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang akan dibangun berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Universitas Indonesia. Namun, berdasarkan dokumen RISPAM, konsentrasi pencemar amonia dan nitrit tidak memenuhi baku mutu kelas I PP No. 22 Tahun 2021. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi sumber pencemar, menganalisis konsentrasi, menganalisis beban pencemar, menyimulasi dinamika pencemar, dan menyusun strategi intervensi guna meningkatkan kualitas air Danau Kenanga untuk parameter amonia, nitrit, dan nitrat. Parameter amonia, nitrit, dan nitrat akan diukur konsentrasinya dengan pengujian lab dan disimulasikan transpor, reaksi, dan skenario perbaikan kualitas air menggunakan metode numerik Runge-Kutta orde keempat berbasis kesetimbangan massa. Pengambilan sampel air akan dilakukan pada 4 titik untuk mendapatkan kualitas air eksisting Danau Kenanga. Sampel air diambil pada waktu pagi, siang, dan sore pada hari Minggu, Senin, dan Selasa. Berdasarkan hasil pengujian, air Danau Kenanga tidak memenuhi baku mutu kelas I PP No. 22 Tahun 2021 untuk parameter amonia dan nitrit karena memiliki konsentrasi amonia berkisar antara 0,487 – 1,013 mg/L dan konsentrasi nitrit berkisar 1 – 3,667 mg/L, sedangkan konsentrasi nitrat yang berkisar 0,667 – 2,467 mg/L memenuhi baku mutu. Hasil simulasi kondisi eksisting menunjukkan konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat memiliki tren menurun. Hasil validasi model menunjukkan bahwa model dikatakan valid untuk variabel relatif tidak terkontrol. Skenario perbaikan kualitas air dibuat sebanyak 5 buah dengan mengendalikan sumber pencemar dari inlet Danau Kenanga. Skenario 1 menggunakan constructed wetland dan pengaturan debit, Skenario 2 menggunakan fitoremediasi dan pengaturan debit, Skenario 3 merupakan gabungan Skenario 1 dan 2, Skenario 4 merupakan intervensi oleh pemerintah dengan membangun IPAL komunal, dan Skenario 5 merupakan gabungan Skenario 3 dan Skenario 4. Skenario 5 merupakan skenario terpilih karena dapat meningkatkan kualitas air Danau Kenanga dan mengurangi konsentrasi amonia dan nitrit sehingga dapat memenuhi baku mutu kelas I PP No.22 Tahun 2021. Peningkatan kualitas air pada Skenario 5 terjadi pada hari ke 5 untuk amonia dan hari ke 7 untuk nitrit. ......Kenanga Lake was planned to be one of raw water source for Water Treatment Plant (WTP) that will be build based on University of Indonesia Drinking Water Supply System Master Plan (RISPAM). However, based on RISPAM the concentration of ammonia and nitrite pollutant doesn’t meet the quality requirements of class I water standard, as stated in PP No. 22 of 2021. This study is conducted to identify pollutant sources; analyze the concentrations and loadings, simulate pollutant dynamics, and develop intervention strategies to improve Kenanga Lake water quality for ammonia, nitrite, and nitrate parameters. Ammonia, nitrite, and nitrate concentrations will be measured by laboratory testing and simulated transport, reactions, and water quality improvement scenarios using the Runge-Kutta numerical method based on mass balance. Water sampling will be carried out at 4 points to obtain the existing water quality of Kenanga Lake. Water samples were taken in the morning, afternoon, and evening on Sunday, Monday, and Tuesday. Based on the test results, Kenanga Lake water did not meet the quality requirement of class I water standard from PP No. 22 of 2021 for ammonia and nitrite because it has ammonia concentrations ranging from 0.487 – 1.013 mg/L and nitrite concentrations ranging from 1 – 3.667 mg/L, while nitrate concentrations ranging from 0.667 – 2,467 mg/L meet the quality standards. The simulation results of the existing conditions show that the concentration of ammonia, nitrite, and nitrate has a downward trend. The results of model validation indicate that the model is said to be valid for relatively uncontrolled variables. Five scenarios for improving water quality were made by controlling the pollutant sources from the Kenanga Lake inlet. Scenario 1 uses constructed wetlands and discharge regulation, Scenario 2 uses phytoremediation and discharge regulation, Scenario 3 is a combination of Scenarios 1 and 2, Scenario 4 is an intervention by the government by building a communal WWTP, and Scenario 5 is a combination of Scenario 3 and Scenario 4. Scenario 5 is the selected scenario because it can improve the water quality of Kenanga Lake and reduce the ammonia and nitrite concentrations to meet the class I from PP No.22 of 2021 water quality standard. The water quality improvement in Scenario 5 occurs on day 5 for ammonia and day 7 for nitrite.
[Depok, Depok]: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainil Masthura
Abstrak :
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah suatu kondisi kembalinya cairan lambung ke esofagus. Terapi akupunktur tanam benang telah menjadi salah satu terapi yang digunakan untuk alternatif terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar Nitrit Oksida (NO) serum setelah terapi akupunktur tanam benang dan medikamentosa. Uji acak tersamar tunggal dilakukan pada 50 responden dengan GERD yang di bagi kepada kelompok akupunktur tanam benang dan medikamentosa dibandingkan dengan kelompok akupunktur sham dan medikamentosa. Pemeriksaan kadar NO menjadi parameter yang dinilai pada saat sebelum perlakuan dan 30 hari setelah 2 kali terapi dengan durasi 15 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan terjadi kenaikan kadar NO pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok sham namun tidak ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Kesimpulan penelitian ini akupunktur tanam benang belum terbukti secara statistik mempengaruhi kadar NO pada pasien GERD. ......OksidaGastroesophageal reflux disease (GERD ) is a condition that causes the return of gastric fluid into the esophagus. Catgut embedding acupuncture has become one of the therapies used for alternative therapies. This study aimed to determine changes in serum Nitric Oxide (NO) levels after catgut embedding acupuncture therapy and conventional medicine. Single -blind randomized trials is used on 50 respondents with GERD were divided to group catgut embedding acupuncture therapy and conventional medicine compared with sham acupuncture group and medicine. The level of NO into the parameters assessed at the time before treatment and 30 days after treatment with 2 times the duration of 15 days. The results showed increased levels of NO in catgut embedding acupuncture therapy and conventional medicine group compared with sham acupuncture group and medicine but there was no significant difference between the two groups. The conclusion of this study catgut embedding acupuncture has not been proven statistically in influencing the levels of NO in patients with GERD.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bony Budiman
Abstrak :
Close Cooling Water (CCW) digunakan di Fasilitas Produksi Terapung untuk keperluan pertukaran panas. Cairan yang digunakan adalah Fresh Water yang berasal dari kegiatan reverse osmosis air laut. Sebagian besar material yang digunakan untuk perpipaan adalah baja karbon. Tidak ada rancangan penanganan resiko korosi internal sejak CCW beroperasi pada bulan Mei 2017. Hasil pemantauan laju korosi menunjukkan terjadi kenaikan yang mendekati ambang batas maksimal 3.94 mils penetration per year (mpy) sehingga dilakukan penelitian untuk mengurangi laju korosi menggunakan bahan kimia. Pada bulan Agustus 2019, bahan kimia Corrosion Inhibitor (CI) jenis nitrit ditambahkan ke dalam system CCW dan pada pemantauan berikutnya terjadi penurunan laju korosi dibawah 1 mpy. Penggunaan CI jenis nitrit perlu memperhatikan beberapa hal agar hasilnya optimum seperti pemantauan komposisi kimia dalam air, kegiatan pengurasan dan penambahan Fresh Water. ...... Close Cooling Water (CCW) is used in Floating Production Facilities for heat exchange purposes. The liquid used is Fresh Water which comes from reverse osmosis seawater activities. Most of the materials used for piping are carbon steel. There has been no plan to address internal corrosion risks since CCW began operating in May 2017. The results of monitoring the corrosion rate showed an increase approaching the threshold maximum 3.94 mils penetration per year (mpy) so research was carried out to reduce the corrosion rate using chemicals. In August 2019, the nitrite type Corrosion Inhibitor (CI) chemical was injected to the CCW system and in subsequent monitoring the corrosion rate decreased below 1 mpy. The use of nitrite type CI requires paying attention to several things so that the results are optimal, such as monitoring the chemical composition of the water, draining activities and adding fresh water.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prameswari SM
Abstrak :
ABSTRAK
Korosi baja tulangan dalam beton dewasa ini Ielah menjadi masalah utama dalam merawat struktur-struktur bangunan terutama pada jembatan dan bangunan disekitar laut. Pada kondisi ini, serangan ion khlorida dari air laut sangat herperan dalam menurunkan umur pakai dan kualitas beton. Usaha dan penelitian telah banyak dilakukan untumengendalikan korosi pada haja tulangan dalam beton, salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor nitril (dalam hal ini NaNO2) ke dalam campuran heton. Inhibitor ini sangat disarankan karena lebih efektif dan ekonomis haik untuk struktur-struktur baru maupun yang diperbaiki. Untuk mempelajari mekanisme NaNO2 dalam mengikisi korosi baja tulangan dalam helon digunakan Electrochemical Impedance Spectroscop karena dapat memberikan data yang lebih akurat untuk mempelajari prilaku koro si dan pasifitas antarmuka baja tulangan dalam beton.

Parameter kondisi beton dibuat dengan perhandingan air-semen 0.6 dengan. Variabel konsentrasi inhibitor NaN02 sebesar 5 L/m3, 15 L/m3, dan 30 L/m3, yang dicelup lie dalam air laut buatan (35 gpl Na) teknis. Pengukuran EIS dilalrukan selama 5 minggu (minggu ke-5, 6, 7, 8. dan ke-9 setelah curing) dengan membenikan polensial bolak-balik 10 mV dan selang frek uensi dari 5000 Hz sampai 0,002 Hz. Spektra impelansi hasil pengukurcan HIS dipresentasikan da/am bentuk kurva Nyquist dan Bode.
2001
S41398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rifai
Abstrak :
ABSTRAK
Beton dengan baja tulangan sebagai penguat telah digunakan sejak abad 20. Pada umumnya baja tulangan bersifat tahan korosi karena berada dalam larutan pori beton yang bersifat basa dengan kisaran pH sekitar 12,_5 - 13,8 (bergantung pada ripe semen yang digunakan. Karena berada dalam linglamgan basa, maka baja tulangan ini akan membentuk lapisan pasir protektif. Kemampuan protekin lapisan pasif ini dapat berkurang karena adanya ion-ion agresif seperti klorida sehingga mempercepat pecahnya lapisan pasif yang terbentuk.

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah korosi yang disebabkan ion klorida pada hiya tulangan dalam lamtan pori beton adalah dengan penambahan inhibitor. Inhibitor yang banyak digunakan adalah inhibitor nitrit karena sifat dan fungsinya yang dapat mestabilkan lapisan pasif dari serangan ion /florida dengan membentuk lapisan pasif 3(y-=Fe;»03). Selama ini berbagai penelitian lelah dilalaikan untuk mengetahui kelahanan baja tulangan dalam larutan pori belon yang terbatas pada laju korosi dan sifat pasivasinya. Sedangkan mekanisme inhibisi dari inhibitor NaN02 belum diketahui.

Mekanisme inhibisi dari inhibitor dalam meningkatkan ketahanan korosi baja Iulangan dapat dipelajari dengan menggunakan Eletrochemichal Impedance Spectroscopy (ELS). EIS akan memberikan nilai tahanan polarisasi yang Iebih aknrar sehingga peneriman laju korosi baja angan dapat dilenturkan lebih teliti. Dengan metoda ini sistem bcya inlangan dalam larutan pori digambarkan sebagai rangkaian listrik ekuivalen yang harga iahanan dan kapasitasinya dapat di ukur pada berbagai frekuensi (5000 sampai 0,002 Hz).

Pengukuran EIS dilakukan setiap minggu selama 5 minggn berturut-turut pada baja tulangan dalam Iarutan SPS, lamtan SPS yang mengandung 35 gp/ NaCl, larutan SPS yang mengandnng 35 gpl NaCl ditambah 20,7 gl NQN02 , larutan SPS yang mengandung 35 gp] NaCl ditambah 24,84 gp! NGNO2 dan larutan SPS yang mengandung 35 gpl NaCl ditambah 28, 95° gpl NaNO.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model rangkaian ekivalen yang terbentuk pada baja tulangan dalam larutan SPS yang mengandung NaCl dengan penambahan variasi konsentrasi NQNOQ adalah model 2 yang tidak mengalami perubahan selama 5 minggu pengukuran. Model 2 ini menunjukkan lapisan pas protek yang dibentuk oleh ion NO; belum rata Hal ini dapat dilihat dari nilai iahanan polarisasinya yang tidak stabil dengan harga malrsimum 1.10 2? ohm.cm2. Dari nilai alfa-i yang berkisar 0,91 - 1 terlihat bahwa pada awal perendaman lapisan pasif terbentuk rata yang kemudian mengalami ketidakmerataan akibat serangan ion florida pada daerah yang lunak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi yang digunakan belum efisien yang terlihat dari mudah terserangnya lapisan pasif protektif oleh ion klorida.
2001
S41397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>