Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad H. Haikal
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan terhadap koefisien korelasi fluktuasi nilai tukar mata uang antar negara-negara Asia Tenggara. Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa nilai tukar mata uang negaranegara Asia Tenggara mayoritas berkorelasi dengan korelasi positif. Pada saat krisis moneter tahun 1998, distribusi koefisiennya bergeser kearah kanan terhadap bidang horizontal, manandakan bahwa mayoritas korelasi mereka adalah positif dan saling menguatkan. ...... In this research have done calculation towards correlation coefficient of exchange fluctuation between two currency in South East Asia. From calculation result obtained summary that currency exchange South East Asian Countries majority have correlation with positive correlation. On crash monetary in 1998, coefficient distribution shift to right towards horizontal, sign that majority of correlation them are positive and strong each other.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Fikri
Abstrak :
ABSTRAK
Panik, itulah satu kata yang bisa kita ucapkan ketika bulan Juil 1997 dampak krisis moneter mata uang Baht Thailand mulai terasa di Indonesia. Mulal bulan itu pula, struktur dasar perekonomian Indonesia mulai tergoncang secara cepat Hal ini diawali dengan ditutupnya beberapa perusahaan perbankan, baik itu bank milik pemerintah maupun bank milik swasta secara bergiliran. Laiu kecemasan timbul dari pihak nasabah bank yang ditutup tersebut akan keamanan investasi uangnya pada bank yang selama ini mereka percaya. Lalu Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi perbankan di Indonesia, mulal tampak kewalahan akan dampak kebijakkan moneternya yang kadangkala tidak sesuai dengan yang direncanakan semula akibat berubahnya struktur dasar perekenomian Indonesia. Pada saat itu, hampir semua institusi pemerintah dan swasta serta masyarakat Umumya, menjadi panik akan keadaan ini. Sehingga ekonomi Indonesia mulai memasuki periode krisis yang kita sebut dengan krisis moneter.

Bank Sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, adalah lembaga keuangan milik pemerintah yang bertugas mengatur sistem perbankan nasional dan mengatur urusan urusan keuangan lainnya dalam bentuk kebijakkan ekonomi Bank Sentral. Biasanya fokus utama dari Bank Sentrai adalah bagaimana mempertahankan nilai tukar Rupiah terbadap mata uang asing terutama hard currency money yaitu US dollar. Lembaga ini juga sebagai pedoman perbankan nasional dalam menjalankan usahanya dimana kredibilitas dan bentuk kebijakkan yang dikeluarkan akan sangat membantu berkembangnya dunia usaha perbankan dan dunia usaha.

Indonesia sebagai negara besar yang cukup rentan dengan perubahan globalisasi ini, haruslah mernpunyai suatu pedoman informasi jangka panjang koneksititas dan variabel-variabel ekonomi moneter yang penting misalnya dari variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga, uang beredar, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, sehingga aspek prakiraan dari volatilitas dan prilaku variabel tersebut dimasa datang dapat terdeteksi oleh dunia perbankan. Karena bila informasi yang dihasilkan tidak dapat terdeteksi maka hal ini dapat menggoyahkan struktur dasar perekonomian Indonesia.

Hal yang mendasari untuk dapat memahami dan melakukan pendeteksian pergerakkan vaniabel-variabel tersebut adalah dengan melaksanakan pengamatan dan prilaku vaniabel-variabel tersebut daiam jangka panjang melalui data historis time series variabel tersebut. Dengan pengamatan tersebut dapat terlihat koridor long equilibrium yang akan dan mungkin terjadi dengan berdasarkan mekanisme prilaku jangka pendek dan variabel-variabel ekonomi tersebut. Hal ini akan menjadi bahan pelengkap dalam pengambilan keputusan penting bagi perbankan dan dunia usaha dengan adanya informasi yang tersirat dari proses kointegrasi. Ada suatu metoda yang dapat membantu pemahamam prilaku variabel tersebut yaitu proses ECM (Error Correction Mechanism).

ECM adalah model ekonometrik dari dua atau lebih data historis yang melibatkan data stasioner dan data tak stasioner didalamnya. Adanya gabungan data stasioner dan data tak stasioner secara matematis tidak dapat diterima. Oleh Engle Granger membuktikan bahwa ada kombinasi linear dari data yang tak stasioner tersebut mempunyai sifat stasioner. Dua atau lebih data historis time series yang tak stasioner tetapi mempunyal kombinasi linear yang stasioner dikatakan bahwa data historis time series tersebut terkointegrasi. Dampaknya dari pembuktian ini adalah memberikan interpretasi yang lengkap dan analisis suatu data historis time series, karena dari model ECM yang diperoleh dapat juga dilakukari interpretasi dari suatu data historis time series ke data historis time series lainnya dalam kerangka keseimbangan jangka panjang dan dinamikajangka pendeknya.

Variabel-variabel ekonomi moneter tersebut sebenarnya dalam perjalanan menuju keseimbangan jangka panjang ternyata mempunyai hubungan kointegrasi antara sesama variabel tersebut. Hubungan ini dapat dilihat nantinya sebagai koefesien variabel dalam persamaan jangka panjang kointegrasi. Pemahaman interpretasi akan arti persamaan jangka panjang tersebut akan membantu para pembuat keputusan atau kebijakkan dalam re-evaluasi keputusan masa depan secara berkala. Pemahaman interpretasi secara tak langsung dapat kita lakukan dengan memperhatikan data historis time series dari masing masing variabel tersebut. Oleh sebab itu model Error Correction Mechanism akan membantu kita dalam pemahaman interpretasi persamaan jangka panjang secara langsung sebagai pelengkap pemahaman kita sebelumnya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pemahaman interpretasi secara langsung ataupun tak langsung dan pesamaan jangka panjang kointegrasi nantinya ialah bahwa perilaku pergerakkan vaniabel ekonomi moneter jangka panjang dapat digunakan sebagai basis keputusan strategis dari ekonomi Indonesia dengan memperhatikan kendala-kendala jangka pendek dan perjalanan vaniabel tersebut untuk menuju keseimbangan jangka panjang. Model persamaan yang dihasilkan dari proses ECM ini dapat dianalisa berapa besar pengaruh vaniabel jangka pendek untuk membawa keseimbangan jangka panjang variabel itu sendiri.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parluhutan
Abstrak :
ABSTRAK Dalam berinvestasi, kerugian adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh investor. Oleh karena itu investor selalu berupaya untuk mengeliminir tingkat kerugian yang mungkin timbul dikemudian hari akibat adanya perubahan-perubahan instrumen finansial yang terjadi pasar. Salah satu metoda atau alat bantu yang digunakan dalam mengendalikan risiko yang mungkin timbul adalah metoda Value At Risk. Value At Risk adalah pengukuran risiko secan kuantitatif yang mengestimasi kerugian maksimum yang mungkin teijadi dengan suatu selang kepercayaan teitentu. Value At Risk pada dasarnya merupakan peranalan volatilitas berupa perubahan nilai negatif suatu investasi masa mendatang dengan menggunakan data perubahan perubahan masa lampau. Pada umumnya dikenal 3 (tiga) metoda dalam menghitung VAR, yakni; metoda Varian-Kovarian, metoda Historical Simulation dan metoda Monte Carlo. Metoda Varian-Kovarian dalam menghitung VAR mengasumsikan bahwa path selang waktu tertentti perubahan-perubahan nilai suatu aset yang teijadi alcan terdistribusi normal. Nilai VAR ditentukan berdasarkan estimasi volatilitas yang ditentukan berdasarkan nilai varian-kovaijan dan probabilitas yang dikendaki dalain distribusi normalnya. Estimasi volatilitas yang digunakan dalam perhitungan VAR dapat diukur dengan metoda Standar Deviasi (STD), Simple Moving Average (MA) dan Exponentially Weight Moving Average (EWMA). Masing-masing metoda estimator volatilitas dalam menghitung VAR dapat dibuat berbagai macam model dengan menggunakan jumlah data masa lampau yang berbeda sebagai basis perhitungan. Suatu model perhitungan VAR yang dibentuk agar dapat digunakan dalam implementasi perhitungan VAR perlu diuji. Metoda yang digunakan dalam menguji model-model perhitungan VAR adalah metoda Back Testing. Dari hasil penelitian terhadap model-model yang dibentuk untuk menghitung VAR, tidak ada satupun daƱ model-model tersebut dapat digunakan dalam menghitung VAR untuk mengukur risiko semua nilai tukar mata uang baik untuk aset tunggal maupun dalam bentuk portofolio. Hal tersebut tenjadi karena mata uang yang dipeijual belikan pada pasar finansial memiliki model perubahan nilai tukar yang berbeda antara satu mata uang yang satu dengan yang lain. Bahkan pada satu mata uang tertentu perubahan nilai tukarnya akan berbeda pada periode yang berbeda. Khusus untuk aset dalam bentuk portofolio, faktor lain yang mempengaruhi perhitungan adalah posisi/proporsi masing-masing aset dalam portofolionya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Berlin Victor Vyatra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor makroekonomi, yaitu pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), perubahan nilai tukar mata uang, perubahan tingkat inflasi dan faktor internal bank, yaitu pangsa pasar dan strategi kredit terhadap tingkat kredit bermasalah (non-performing loans) pada bank umum terbuka di Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi data panel model fixed effects dengan total sampel sebanyak 30 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama triwulan pertama tahun 2009 sampai dengan triwulan keempat tahun 2013. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan PDB dan pangsa pasar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kredit bermasalah, sedangkan nilai tukar mata uang dan strategi kredit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kredit bermasalah. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kredit bermasalah. ...... The aim of this research is to analyze the effects of macroeconomic factors, namely gross domestic product (GDP) growth, changes in exchange rates, changes in inflation rate and bank internal factors, namely market shares and credit strategies on non performing loans in Indonesian listed banking companies. Hypotesis-testing is done using fixed effects model of panel regression with a total sample of 30 banks listed at Indonesia Stock Exchange during the first quarter of 2009 to the fourth quarter of 2013. The finding reveal that growth of GDP, and market shares have a negative and significant impact on non-performing loans, while changes in exchange rates and credit strategies have a positive and significant impact on nonperforming loans. The result of this research shows that changes in inflation rates has no significant impact on non-performing loans.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wahyu Hestya Budianto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengukur besarnya risiko nilai tukar mata uang yang akan terjadi pada Sukuk menggunakan metode Value at Risk VaR dengan uji Exponential Weighted Moving Average EWMA . Data dalam penelitian ini menggunakan data kurs harian dimulai dari bulan September 2014 sampai dengan bulan September 2017. Sampel penelitian adalah Sukuk Global Indonesia berdenominasi mata uang USD. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat potensi risiko secara signifikan yang diakibatkan fluktuasi nilai tukar mata uang asing, khususnya USD. Hal ini menyebabkan posisi bobot kewajiban pembayaran kupon Sukuk juga membesar. Oleh karena itu, untuk menerbitkan Sukuk Global berikutnya, pemerintah harus memperkirakan besarnya risiko maksimal yang akan dihadapi dengan semakin terdepresinya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD. Di sisi lain, dengan penerbitan instrumen Sukuk Global ini, tingkat kepercayaan masyarakat internasional untuk berinvestasi semakin baik dan bisa menjadikan Indonesia negara investment grade.
ABSTRACT
This study measures the amout of exchange rate risk that will occur in the Sukuk using the Value at Risk VaR method with Exponential Weighted Moving Average EWMA test. The data in this research use daily rate data starting from September 2014 until September 2017. The sample is Global Sukuk Indonesia denominated in USD. It rsquo s concluded that there is a significant amount of risk caused by fluctuation of foreign exchange rate, especially USD. This causes the weighted position of the Sukuk coupon payment obligations to be enlarged. Therefore, to issue the next Global Sukuk, the government must estimate the maximum risk of exchange rate especially the depreciation of the Rupiah exchange rate against the USD. On the other hand, with the publication of this community rsquo s confidence level to invest is better and able to make Indonesia an investment grade country.
2018
T49308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurhayati
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis runtun waktu dapat digunakan dalam peramalan nilai tukar mata uang. Model yang biasa digunakan adalah ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Namun tidak semua data nilai tukar mata uang dapat dimodelkan dengan ARIMA, karena ARIMA hanya dapat digunakan untuk memodelkan data secara linier sedangkan pola data nilai tukar mata uang biasanya memiliki komponen linier dan nonlinier. Pemodelan nonliner dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan model ANN (Artificial Neural Network). Pada skripsi ini dibahas model hybrid ARIMA-ANN dalam peramalan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dimana dilakukan filter Moving Average (MA) terhadap data sebelum proses pemodelan. Penggunaan filter MA bertujuan untuk memisahkan data menjadi dua komponen yaitu komponen linier yang memiliki volatilitas rendah dan komponen nonlinier yang memiliki volatilitas tinggi. Penentuan panjang filter yang sesuai dibutuhkan dalam proses filter Moving Average. Data historis yang digunakan adalah data kurs jual dolar AS terhadap rupiah mulai dari 31 Maret 2015 hingga 17 Maret 2016 yang dapat diunduh dari http://m.kontan.co.id/data/kurs_bi. Terkait dengan data yang digunakan, model hybrid ARIMA (2,2,2) dan ANN (4,1,1) menghasilkan MAPE sebesar 0,2955% dan MAE 39,02916 (dalam rupiah) dalam peramalan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah pada 3 hari ke depan.
ABSTRAK
Time series analysis can be used for forecasting since exchange rate. The ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) is the model usually used. But, all data is not modeling by ARIMA, ARIMA is only modeling for linear data, however the data usually has linear and nonlinear component. The nonlinear modeling can be investigated by ANN (Artificial Neural Network) model. This skripsi discusses the hybrid model of ARIMA-ANN for forecasting exchange rate of USD to Rupiah, where the Moving Average (MA) filter will be applied previously on the data. The MA filter separates the data into two component, that is linear components which has a low volatile and nonlinear component which has a high volatile. The choosen length of MA filter is needed in MA filter processing. The historical data is selling exchange rate of USD to Rupiah, dated from March 31, 2015 to March 17, 2016, which can be downloaded from http://m.kontan.co.id/data/kurs_bi. Based on historical data, the hybrid ARIMA model (2,2,2) and the ANN model (4,1,1) give MAPE 0,2955% and MAE 39,02916 (in Rupiah) for forecasting exchange rate USD to Rupiah for the next 3 days.
2016
S64263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Pidanti N.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini meneliti hubungan nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga saham di negara ASEAN-5 pada periode 2000-2018. Korelasi diantara kedua variabel diukur menggunakan Dynamic Conditional Correlation GARCH sementara hubungan kausalitas nilai tukar mata uang dan harga saham diukur menggunakan uji kausalitas Granger. Selanjutnya arah dari hubungan kedua variabel juga diteliti untuk menentukan hubungan antara kedua variabel sesuai dengan teori flow-oriented atau rsquo;stock-oriented. Ditemukan bahwa di semua negara ASEAN-5 terdapat korelasi antara nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga saham. Indonesia, Filipina dan Singapura pada selama masa penelitian memiliki korelasi positif, sementara pada Malaysia dan Thailand kedua variabel secara umum memiliki korelasi positif walaupun terkadang terdapat korelasi negatif selama masa penelitiannya. Selanjutnya ditemukan bahwa di Indonesia pergerakan nilai tukar mata uang riil menyebabkan pergerakan harga saham riil sesuai teori flow-oriented sementara di Thailand hubungan yang terjadi adalah kebalikannya sesuai teori rsquo;stock-oriented. Pada Filipina dan Malaysia, walaupun terdapat korelasi di kedua variabel, tidak ditemukan hubungan kausalitas diantara variabel yang diteliti. Sementara itu pada Singapura ditemukan bahwa hubungan yang ada nilai tukar mata uang riil dan harga saham riil adalah hubungan bivariat. Namun, pada era unconventional monetary policy, ditemukan bahwa masing-masing negara memiliki hubungan kausal yang berbeda. Indonesia memiliki hubungan kausalitas bivariat, sementara hubungan di negara Malaysia dan Filipina sesuai dengan teori flow-oriented. Untuk negara Singapura dan Thailand ditemukan bahwa di kedua negara tersebut tidak terdapat hubungan kausalitas antara variabel.
ABSTRACT
This study examines the relationship of real exchange rate of domestic currency to US Dollar and real stock price in ASEAN 5 countries for the period 2000 2018. Correlations between the two variables were measured using the Dynamic Conditional Correlation GARCH while causality between real exchange rate and real stock prices is measured using the Granger causality test. Moreover, the direction of the relationship of the two variables is also examined to determine the relationship between the two variables in accordance with flow oriented rsquo model or stock oriented model. There is evidence of correlation between the exchange rate of the domestic currency against the US Dollar and the stock price in all ASEAN 5 countries. Indonesia, Philippines and Singapore shows positive correlation, while in Malaysia and Thailand both variables generally shows positive correlation although sometimes there are negative correlation during the study period. Furthermore, it is found that in Indonesia the real exchange rate movements cause the real stock price movement in accordance with rsquo flow oriented rsquo model while in Thailand the relationship is reversed consistent with stock oriented model. In the Philippines and Malaysia, although there is correlation in both of variable, there is no evidence of causal relationship. Meanwhile, in Singapore, the study found there is bidirectional causality between real exchange rate and real stock price. However, in the unconventional monetary policy era, each country shows a different type of causal relationship. Indonesia has bivariate causal relationship, while the relationship in Malaysia and Filipina is in accordance with rsquo flow oriented rsquo model. As for Singapura and Thailand, it is found that both of the countries have no causal relationship in the unconventional monetary policy era.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifany Apriyuliani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makro ekonomi dan komoditas terhadap Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-2017. Variabel makro ekonomi yang diuji adalah inflasi, nilai tukar mata uang asing dan suku bunga, sedangkan variabel komoditas meliputi harga minyak dan harga emas. Penelitian ini menggunakan data sekunder kuantitatif dan diuji menggunakan model regresi data time series. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tingkat inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap Jakarta Islamic Index, nilai tukar mata uang asing berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Jakarta Islamic Index, suku bunga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Jakarta Islamic Index, harga minyak berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Jakarta Islamic Index dan harga emas berpengaruh positif signifikan terhadap Jakarta Islamic Index. ......This study aims to determine the effec of macroeconomics and commodities on Jakarta Islamic Index (JII) for the period 2013-2017. The macroeconomic variables tested were inflation, foreign exchange rates and interest rates, while commodity variables were oil prices and gold prices. This study used quantitative secondary data and a time series data for regression model. The result of the research found that the inflation rate has a significant negative effect on the Jakarta Islamic Index, the exchange rate of foreign currencies has a positive and insignificant effect on the Jakarta Islamic Index, interest rates have a positive and insignificant effect on the Jakarta Islamic Index, oil prices have no significant effect on the Jakarta Islamic Index and the price of gold has a significant positive effect on the Jakarta Islamic Index.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Paramita
Abstrak :
Tesis ini membahas bagaimana pengaruh tingkat korupsi dan tingkat volatilitas nilai tukar mata uang di suatu negara mempengaruhi return dari Private equity (PE) pada negara tersebut. Penelitian dimulai dengan melihat apakah volatilitas nilai tukar mata uang memiliki pengaruh yang negatif terhadap return private. Kemudian penelitian ini dilanjutkan dengan melihat apakah corruption perception index memiliki dampak yang positif terhadap return Private equity.. Untuk menghidari bias, penelitian ini juga menggunakan beberapa variabel kontrol yang juga memiliki pengaruh terhadap return private equity, yaitu: pertumbuhan ekonomi (GDP growth), dan tingkat suku bunga (Rf), dan size investasi (ln size PE). Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel volatilitas mata uang, dan ternyata variabel index persepsi korupsi memiliki dampak yang negatif terhadap return PE. Variabel GDP growth ditemukan tidak memiliki dampak yang signifikan, serta variabel tingkat suku bunga ditemukan memiliki dampak negatif terhadap return PE. Variabel size juga ditemukan memiliki dampak negatif terhadap return PE. Penelitian ini kemudian memeriksa pengaruh dari variabel-variabel yang sama terhadap investasi PE pada tiga jenis perusahaan investee yang berbeda. Ditemukan bahwa tidak semua variabel berdampak pada performa PE dalam setiap fase. Fase seed/early stage terpengaruhi oleh risk-free rate, tahap growing/expansion dari private equity terpengaruh oleh corruption perception index dan risk-free rate. Dan tahap mature/buyout dari private equity terpengaruh oleh currency volatility index, corruption perception index, dan variabel size. ...... This thesis explores the impact of Corruption Perception Index and Currency Voltility on Private equity returns in several Asian countries. First, this study detects if the Currency Volatility Index of a country has a negative impact towards the return of Private Equities. Secondly, it also detects wether Corruption Perception Index of a country has a positive effect against private equity return. To avoid research bias, this research include several control variables, that are: economic growth (GDP growth), and risk-free rate (Rf), and investment size (size per deal). This research found that there are no significant effect of currency volatility index towards private equity returns. This research also found that the corruption perception index (CPI) has negative impacts to the private equity return, and GDP growth is found to have no significant effects on private equity returns, and risk-free rate is found to have negative impact on private equity returns. Size variable is also found to have negative impact on private equity return. This research also checks the impact of each variables for three different types of private equity investments. We found that not every variables impacts private equity performance in every investment types. The early/seed investment is highly impacted by the risk-free rate, whilst the growing/expansion investment of private equity is highly impacted by the corruption perception index and the risk-free rate. And at last the mature investment of a private equity is highly impacted by the currency volatility index, the corruption index and the size variable.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library