Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivian Nanny Lia Dewi
Jakarta : Salemba Medika, 2013
618.4 VIV a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2023
618.2 ASU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 2001
618.2 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Della Rosa
Abstrak :
Secara fisiologis bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah. Kemampuan transfer vitamin A dari ibu hamil ke janin sangat kecil, meskipun ibu mempuyai status gizi yang baik, bayi hanya dapat mencukupi kebutuhan vitamin A kurang dari 2 minggu. Masalah kurang vitamin A pada balita secara klinis sudah bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Namun hasil studi masalah gizi mikro di 10 kota tahun 2006, secara subklinis diketahui sebanyak 14,6% balita dengan serum retinol <20μg/dl mendekati batas ambang masalah kesehatan masyarakat sebesar 15%. Data Riskesdas 2010 presentase nasional anak umur 6-59 bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A sebesar 69.8% dan untuk propinsi Banten sebesar 69.3%. Data Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A saat melahirkan anak terakhir sebesar 52.2%, sementara untuk propinsi Banten sebesar 48.7%. Status serum vitamin A dalam darah dapat menggambarkan cadangan vitamin A ibu. Cadangan vitamin A pada ibu nifas menentukan kandungan vitamin A dalam ASI. Bila ibu nifas mempunyai status serum vitamin A rendah maka bayi akan berisiko menderita kekurangan vitamin A (KVA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan status serum vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Pandeglang (analisa data sekunder 2008) yang merupakan gambaran tidak langsung vitamin A ibu nifas yang pada akhirnya dapat memberi gambaran cadangan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI). Penelitian ini dilakukan pada Mei 2012. Disain yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 127 orang ibu nifas 0 hari yang diambil dengan menggunakan kekuatan uji (power of the test 1-β). Variabel yang dikumpulkan meliputi karakteristik sosial (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan), Konsumsi Zat Gizi (asupan protein, asupan lemak, asupan vitamin A), Status Gizi (Indeks Massa Tubuh, Kadar Haemoglobin) serta Status Kesehatan (Morbiditas) terhadap Serum vitamin A ibu nifas. Karakteristik sosial diukur dengan wawancawa, konsumsi zat gizi di ukur dengan metode recall 1x24jam. Status gizi (IMT) diukur dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan, kadar Hb diperiksa denga menggunakan HemoCue, Morbiditas dengan mengunakan wawancara dan pemeriksaan medis serta Serum vitamin A dengan menggunakan merode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat dan multivariate. Hasil analisa didapatkan sebesar 40,9% ibu nifas mempunyai status serum vitamin A normal. Persentase terbesar dari karakteristik sosial ibu nifas adalah : umur 20 tahun-30 tahun (59,8%), paritas lebih besar dari 2 kali (56,7%), pendidikan <9 tahun sekolah (61,4%), tidak bekerja (98,4%). Persentase terbesar dari konsumsi makanan ibu nifas: asupan protein <80% AKG (89,0%), asupan lemak <25% total energi (54,3%), asupan vitamin A >700 RE (66,1%). Sebanyak 70,1% ibu nifas mempunyai IMT normal, 15% IMT tergolong gemuk dan 13,4% tergolong obesitas, serta 1,6% tergolong kurus. Lebih banyak ibu nifas yang tergolong tidak anemia (65,4%). Sebanyak 85.0% ibu nifas berstatus sehat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik sosial, konsumsi zat gizi, status gizi, status kesehatan dengan serum vitamin A ibu nifas Analisis multivariat menunjukkan, tidak ada variabel yang menjadi faktor determinan serum vitamin A ibu nifas.
Physiologically babies born with low vitamin A reserves. The ability of vitamin A transfer from mother to fetus is very small, although the mother has a good nutritional status, the baby can only meet the need of vitamin A is less than 2 weeks. Problem of lack of vitamin A in infants is clinically not a public health problem. But the study results micronutrient problems in 10 cities in 2006, is known as subclinical 14.6% of infants with serum retinol <20μg/dl approaching the threshold of public health problems by 15%. Data Riskesdas 2010 the national percentage of children aged 6-59 months who received vitamin A capsules for 69.8% and 69.3% Banten province. Data partum mother who received vitamin A capsules in childbirth last at 52.2%, while for 48.7% of Banten province. Status of vitamin A in blood serum may reflect vitamin A reserves. Reserves of vitamin A in women postpartum to determine the content of vitamin A in breast milk. Childbirth if the mother had serum vitamin A status of low-risk the baby will suffer from vitamin A deficiency (VAD). This study aims to determine the determinant factors of serum vitamin A status in mothers at parturition Pandeglang (secondary data analysis of 2008) which is an indirect picture of vitamin A deficiency, which in turn can provide a backup image of vitamin A in breast milk (ASI). The research was conducted in May 2012. Cross sectional design used a sample of 127 people 0 days post partum mothers are taken by using a test power (power of the test 1-β). Variables collected include social characteristics (age, parity, education, occupation), Substance Consumption Nutrition (protein intake, fat intake, intake of vitamin A), Nutritional status (body mass index, hemoglobin levels) and health status (morbidity) of serum vitamin A deficiency. Social characteristics are measured with wawancawa, nutrient consumption measured by the method of recall 1x24jam. Nutritional status (BMI) was measured by comparing weight to height, hemoglobin concentration using the HemoCue premises inspected, Morbidity by using interviews and medical examinations and serum vitamin A by using High Performance Liquid Chromatography Metode (HPLC). Data analysis conducted univariate, bivariate and multivariate. Analysis results obtained for 40.9% of postpartum mothers had vitamin A status of normal serum. The largest percentage of the social characteristics of postpartum mothers were: age 20 years-30 years (59.8%), parity greater than 2 times (56.7%), education <9 years of school (61.4%), it does not work ( 98.4%). The largest percentage of postpartum maternal food consumption: a protein intake <80% RDA (89.0%), fat intake <25% total energy (54.3%), vitamin A intake of> 700 RE (66.1%). A total of 70.1% of postpartum mothers had normal BMI, 15% BMI classified as obese and 13.4% classified as obese, and 1.6% classified as underweight. More mothers are not classified as puerperal anemia (65.4%). A total of 85.0% of mothers postpartum health status. Bivariate analysis showed no significant relationship between social characteristics, nutrient intake, nutritional status, health status with serum vitamin A supplementation. Multivariate analysis showed that no variable is the determinant factor of serum vitamin A supplementation.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31501
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jerryn Florensi Mangiri
Abstrak :
Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap komplikasi dan penyumbang terbesar angka kematian ibu. Kepatuhan kunjungan nifas sangat penting untuk mendeteksi dini komplikasi. Namun, masih banyak ibu yang mengabaikan layanan postnatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah responden 64 ibu di puskesmas wilayah Kota Depok. Penilaian kualitas layanan PNC menggunakan kuesioner kualitas postnatal, sedangkan untuk kepatuhan dari kunjungan nifas dalam rentang 4-9 setelah pulang rawat. Hasil uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa dari semua karakteristik demografi, hanya tingkat pendidikan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas, sedangkan untuk kualitas layanan didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas. Perlu monitoring dan evaluasi terhadap layanan postnatal untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat mencegah komplikasi pada masa nifas.
Postpartum or puerperium is a very vulnerable period for complications and it is the largest contributor to maternal mortality. Adherence to postpartum visits is essential for early detection of complications. However, many mothers was neglect to postnatal care PNC services. This study aims was to determine the relationship between demographic charactheristic and quality of postnatal care with postpartum compliance level. Design of this reasearch is correlative analytic with cross sectional approach, with 64 respondents in puskesmas of Depok City area. Assessment of the quality of postnatal services using quality of postnatal questionnaires, while for adherence was assessed whether the mother came to puerperal visits in the 4 9 days range. The result of bivariate analysis test using Spearman Rank test showed that of all demographic characteristics, only education level was related to postpartum compliance level, while for service quality it was found that there was no correlation between postnatal care quality and postpartum compliance level. Based on this research, monitoring and evaluation for postnatal care is necessary to improve postnatal care quality to prevent complications during childbirth
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Naftalena
Abstrak :
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berlangsung lama sehingga mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan normal. Mengingat tingginya keadaan stunting di Indonesia, maka edukasi berkelanjutan yang dilakukan oleh perawat dapat menjadi momentum emas untuk pencegahan stunting. Penelitian ini dilaksanakan melalui tinjauan literatur dengan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta- analysis). Hasil telaah dari sepuluh artikel yang menjadi acuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa edukasi dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti pemberian informasi, diskusi interaktif, dan praktik yang dilaksanakan, baik secara online maupun offline. Materi edukasi yang disampaikan yaitu materi yang mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pemberian ASI kepada sang bayi, seperti ASI eksklusif, inisiasi menyusui dini, perawatan payudara, stunting, dan sebagainya. Berdasarkan informasi tersebut, maka perawat sebagai agen promotor kesehatan harus bisa melaksanakan edukasi berkelanjutan dimana saja dan kapan saja, mulai dari masa kehamilan ibu hingga pascapersalinan, baik secara individu melalui media sinkron dan media asinkron maupun secara kelompok melalui kunjungan langsung dan edukasi dengan media tertentu. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai rincian intervensi edukasi yang tepat dan metode edukasi yang sesuai dengan sebuah situasi. ......Stunting is a chronic nutritional problem that lasts a long time, resulting in failure to achieve normal height. Given the high prevalence of stunting in Indonesia, continuing education by nurses can be a golden momentum for stunting prevention. This research was conducted through a literature review using the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analysis) method. The ten reference articles in this study show that education can be implemented through various means, such as providing information, interactive discussions, and practice that was carried out both online and offline. The educational materials delivered are materials that are able to increase knowledge and skills of mothers in breastfeeding their babies, such as exclusive breastfeeding, early initiation of breastfeeding, breast care, stunting, and so on. Based on this information, nurses as health promoter agents must be able to carry out continuous education wherever and whenever, from the mother’s pregnancy to postpartum, both individually through synchronous or asynchronous media and in groups through direct visits or education with media. This study recommends that further studies be conducted on the details of educational interventions and educational methods that are appropriate for a given situation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pinem, Lina Herida
Abstrak :
Inkontinensia urin merupakan masalah yang umum terjadi pada periode nifas. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas ?paket latihan mandiri? terhadap pencegahan inkontinensia urin pada ibu nifas di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan rancangan pre-post test with control group. Sampel dengan tekhnik consecutive sampling, melibatkan 74 ibu pada periode nifas. Kejadian inkontinensia urin kelompok intervensi menurun dari 44,4% menjadi 16,7% setelah intervensi sedangkan pada kelompok kontrol meningkat dari 36,8% menjadi 44,7% (p= 0,02; α= 0,05). Berdasarkan hasil studi ini, direkomendasikan agar rumah sakit membuat program kelas prenatal dengan latihan mandiri sebagai salah satu komponen untuk pencegahan inkontinensia urin sejak kehamilan.
Akademi Keperawatan Mitra Keluarga Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nenda Wulandari Nurzakiah
Abstrak :
Tesis ini membahas hubungan pemeriksaan kesehatan masa nifas dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dikontrol dengan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, jumlah anak ideal, pengambilan keputusan dan keterpaparan informasi pada wanita usia subur di Indonesia dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan hasil analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian yaitu sebagian besar responden menggunakan KB jenis Non-MKJP yaitu sebesar 78,0%; responden paling banyak melakukan pemeriksaan kesehatan masa nifas pada periode late postpartum; terdapat perbedaan risiko dari variabel usia, keputusan penggunaan KB, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterpaparan informasi dengan penggunaan jenis KB; tidak terdapat perbedaan risiko dari variabel status ekonomi dan jumlah anak ideal dengan penggunaan jenis KB; pemeriksaan kesehatan masa nifas tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan jenis KB (nilai-p >0,05). Peningkatan konseling kontrasepsi secara individu sejak awal perlu dilakukan terutama pada masa perencanaan kehamilan hingga masa nifas agar meningkatnya penggunaan MKJP khususnya KB pascasalin sehingga berkurangnya unmetneed dan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan. ......The focus of this study is relationship postnatal care with long acting contraceptive methods uses among women in Indonesia controlled with covariate variable that is ages, education, profession, socioeconomic status, residential area, ideal number of children, decision-making and information exposure among women in Indonesia by analyzing secondary data DHS 2017. This research is quantitative with analysis results univariate analysis and bivariate analysis. Research result are most respondents uses Non-LACM wich is equal to 78,0%; respondents do the most postnatal care in late postpartum period; there is a difference in risk from variable ages, decision-making FP uses, profession, information exposure, education and with FP uses; there is no difference in risk from variable socioeconomic status, ideal number of children with FP uses; postnatal care have no effect FP uses (p-value >0,05). Early increase in individual contraceptive counseling necessary especially pregnancy planning period and postpartum period in order to increase the use LACM especially postpartum FP so that decrease unmetneed and unwanted pregnancy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliani Budiyarti
Abstrak :
Di Indonesia masih ditemukan tradisi dan budaya seputar pantangan dan keharusan pasca persalinan. Salah satunya pantangan dan keharusan tentang perilaku konsumsi makanan oleh ibu nifas suku Banjar di propinsi Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 'hubungan antara faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku ibu berpantang makanan selama masa nifas, dan hubungan perilaku berpantang makanan selama masa nifas dengan status gizi ibu di Banjarmasin'. Jenis penelitian analitik komparatif, dengan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (p = 0,000; OR = 0,035; 95 % CI: 0,004- 0,281), tipe keluarga (p = 0,000; OR = 0,011; 95 % CI: 0,001-0,092), pengetahuan ibu (p = 0,000; OR = 0,004; 95 % CI: 0,000-0,036), pengetahuan masyarakat (p = 0,000; OR = 0,029; 95 % CI: 0,006-0,145) dan sikap masyarakat (p = 0,000; OR = 0,025; 95 % CI: 0,003-0,204) dengan perilaku ibu berpantang makanan selama masa nifas dan adanya hubungan yang bermakna antara perilaku berpantang makanan selama masa nifas dengan status gizi ibu (p = 0,000; α= 0,05; OR= 46,75; 95 % CI: 9,04 - 241,7). ......In Indonesia, still found in the traditions and culture surrounding the taboo and mandatory post-delivery. One of these restrictions and the necessity of food consumption behavior by postpartum mothers tribe Banjar in South Kalimantan province. The purpose of this study to find out "the relationship between internal and external factors that affect maternal behavior during parturition food abstinence, and abstinence from food related behavior during postpartum with the nutritional status of mothers in Banjarmasin." Kind of a comparative analytical study, with cross sectional method. The results showed a significant correlation between level of education (p = 0,000; OR = 0,035; 95 % CI: 0,004 to 0,281), family type (p = 0,000; OR = 0,011; 95 % CI: 0,001 to 0,092), maternal knowledge (p = 0.000, OR = 0.004; 95% CI: 0.000 to 0.036), the knowledge society (p = 0.000, OR = 0.029; 95% CI: 0.006 to 0.145) and social attitude (p = 0.000, OR = 0.025; 95% CI: 0.003 to 0.204) with maternal behavior during the post partum abstinence from food and there were significant relations between the behavior during the post partum abstinence, food with nutritional status of mothers (p = 0.000, α= 0.05, OR = 46.75; 95% CI : 9.04 to 241.7)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29387
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>