Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
Irwansyah
"Pemimpin dan kepemimpinan merupakan diskursus antara ideologi dan budaya. Diskursus tidak hanya terjadi dalam dunia nyata tetapi juga dunia virtual seperti dalam forum komunitas online. Dengan menggunakan konsep kepemimpinan timur dan barat, dan metode netnografi dalam diskursus teks, kajian ini menemukan adanya kategorisasi level netizen dalam memberi komentar atau pendapatnya. Kepemimpinan transaksional lebih dipilih ketimbang kepemimpinan transaksional oleh netizen kaskuser. Pemimpin yang melakukan perubahan dan berorientasi bekerja dengan dilengkapi dengan aksentuasi ketimuran merupakan gambaran ideal versi komunitas forum online. Walaupun demikian harapan dan keinginan anggota forum komunitas online yang terbagi berdasarkan level netizen versi Kozinet belum tergambarkan dengan baik berdasarkan level atau kategori berdasarkan versi pengelola forum komunitas online.
Leader and leadership states between ideological and cultural discourses. These discourses are not only occurred in the real world but also in the virtual world particularly in an online communitu forum. By using East and West leadership concepts and netnography method in text discourses, this study finds that there is netizen level categorization in giving comments and opinions in the forum. Transactional leadership is prefered by Kasku~er netizen than transformational leadership. Leader who makes a change, work oriented, and has the East accent, is idealfigure of online commuity forum. Although, expectation and need offorum online community member which are decided into Kozinets netizen level, are not depicted according to level of observed online community forum."
Prodi Ilmu Komunikasi UAI, 2015
MK-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Burhan Bungin
"Netnography adalah prosedur penelitian yang saat ini sedang digemari oleh banyak kalangan, banyak bidang ilmu dan banyak kepentingan. Karena netnography adalah prosedur penelitian pada cybercommunity yaitu ruang media sosial dan semacamnya, yang saat ini sedang menjadi perhatian banyak kalangan, dan hampir belum ada metode yang mencoba memasuki area ini kecuali netnography dan nantinya cyberphenomenology.
Melalui buku ini penulis memperkenalkan prosedur baru yaitu cyberphenomenology, antara lain dan menunjukkan ada hubungan sejarah kelahirannya dengan netnography. Buku ini berkisah tentang ontology netnography,dan juga menjelaskan epistemologi netnography yang jumlahnya hampir puluhan. Kemudian penulis juga mencoba menjelaskan netnography dari posisi filosofisnya sehingga pembaca memahami landasan yang kuat dari prosedur netnography. Selain itu dalam buku ini penulis mengembangan model-model netnography"
Jakarta: Kencana, 2023
001.42 BUR n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Irwansyah
"
ABSTRAKIndonesia adalah populer di keragaman kuliner dan makanan secara etnis dan tempat. Potensi kuliner dan makanan menjadi gastronomy brand telah diusulkan sebagai bagian dari representasi merek nasional. Gastronomy brand dapat menjadi bagian dari kehidupan vital, representasi sejarah, tradisi dan budaya universal dan emosional. Penelitian ini menggunakan analisis netnografi pada kuliner kelompok masyarakat dan pecinta makanan Indonesia virtual tertentu. Komunitas mem-posting gambar dan komentar teks atau deskripsi tentang item kuliner dan makanan di google + (kelompok GOOGLEPLUS). Studi ini menemukan bahwa tipe insider dari anggota komunitas yang diamati dapat memberikan ikatan yang kuat terhadap tipe lain dari anggota komunitas tentang makanan dari Indonesia. Postingan insider juga bisa mempengaruhi loyalitas anggota lain untuk melibatkan diri dalam diskusi produk gastronomi. Insider memberikan lebih banyak data dan fakta tentang produk makanan tradisional yang bisa menjadi bagian dari gastronomy brand dari Indonesia.
ABSTRACTIndonesia is popular on diversity of culinary and food on ethnic and place basis. The potential of culinary and food become gastronomy brand has been proposed as a part of national brand representation. Gastronomy brand could be a part of vital life, history representation, tradition and culture universally and emotionally. This study used netnography analysis on specific virtual Indonesia culinary community and food lover group. The community posted pictures or images and text’s comments or descriptions about any culinary and food items on google + (googleplus group). This study found that insider type of observed community member could give strong ties to other types of community member about any food of Indonesia. The posting of insiders could also influence and affect other members’ loyalty to involve on discussion of gastronomy products. The insiders provide more data and facts about traditional food products that could become a part of gastronomy brand from Indonesia."
Medwell Journals, 2016
MK-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ardi Wilda Irawan
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas presentasi diri dalam online dating kencan daring di Setipe.com. Presentasi diri adalah salah satu elemen penting dalam kencan daring. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana presentasi diri dalam kencan daring. Untuk melihat hal tersebut, peneliti menggunakan teori dramaturgi Goffman. Selama ini presentasi diri Goffman lebih dekat dengan konteks luring, penelitian ini berusaha mendudukkannya dalam konteks daring. Penelitian ini menggunakan metode netnografi untuk mengetahui cara informan menampilkan dirinya dalam percakapan dengan calon pasangan di kencan daring. Penelitian ini akan meneliti dua pengguna kencan daring N=2 dari Setipe.com. Data yang digali adalah profil diri dan interaksi informan dengan calon-calon pasangannya melalui fitur chat di Setipe.com. Hasil penelitian ini menemukan bahwa informan melakukan presentasi diri dalam kencan daring melalui penulisan profil diri dan pesan percakapan dengan match. Sistem kencan daring juga membuat presentasi diri terjadi secara bertahap dan memudahkan informan dalam melakukan presentasi diri. Informan melakukan presentasi diri sejak mendaftar di kencan daring sampai bertukar kontak. Cara-cara yang informan tempuh untuk mempresentasikan dirinya, antara lain: menyeleksi informasi dalam mengisi profil diri, menggunakan informasi dari match untuk mendefinisikan situasi, menonjolkan topik penting untuk mengelola impression management, dan meminta kontak pribadi match agar bisa berpindah ke medium komunikasi yang lebih privat.
ABSTRACTThis research discusses the self presentation in online dating in Setipe.com. This research aims to find out how an individual present him herself in online dating. As one of the important element on online dating, the researcher uses Goffman rsquo s dramaturgy theory to observe the self presentation. Although Goffman rsquo s theory places dramaturgy in offline context, this research is trying to put dramaturgy in online context. The method used in this research is netnography. This research will observe two online dating user N 2 from setipe.com. The data are the informant rsquo s profile and interaction with the match through the chat in setipe.com. The result shows that the informant was presenting himself in online dating. The informant presented himself by shaping his profile and conversing with his match. The online dating system also makes it easy for the informant to present himself gradually. The informant was also presenting himself by exchanging contact with his match. The informant was doing the presentation of self by selecting the profile information, using the match rsquo s information to define the situation, emphasizing a certain topic as an impression management, and asking for the match rsquo s number so that they can switch into a more private communcation medium."
2017
T48783
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
R. Soufie Rosalind Saudiah
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana anggota organisasi birokrasi berinteraksi pada Whatsapp group chat berdasarkan konsep rhetorical sensitivity sensitivitas retorik, serta kaitannya dengan konteks birokrasi di Indonesia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivism dengan metode penelitian netnografi pada teks grup WhatsApp salah satu unit kerja di Kementerian Pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam berinteraksi pada grup WhatsApp, tiap-tiap individu akan menampilkan satu dari tiga gaya sensitivitas retorik rhetorical sensitive, noble self atau rhetorical reflector ketika mereka dihadapkan pada satu situasi komunikasi atau arah komunikasi organisasi tertentu Edie Paulson, 1986. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa WhatsApp group chat berpotensi mempersingkat alur komunikasi birokrasi, namun enkulturasi budaya instansi pemerintah yang sudah mengakar tidak serta merta hilang dengan hadirnya komunikasi bermediasi teknologi dalam organisasi birokrasi.
ABSTRACTThis study aims to examine how members of bureaucracy organization interact in WhatsApp group chat based on the rhetorical sensitivity concept, and how it relates to the Indonesian bureaucracy context. It observed the WhatsApp group chat of one of the working units in the Ministry of Tourism under the post positivism paradigm with netnography as the research methodology. The result shows that each members of the WhatsApp group chat tend to performs one out of three rhetorical style ndash the rhetorical sensitive, noble self or rhetorical reflector ndash when faced with particular communication situation or certain organizational communication flow Eddie Paulson, 1986. Other finding also shows that WhatsApp group chat is potential to shorten the bureaucracy communication flow however the enculturation of bureaucratic culture which have been rooted over a very long period of time within the government office would not be easily shifted with the presence of the technology mediated communication in this bureaucratic organization."
2017
T48924
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nur Rahmah Syah Ramdani
"Perkembangan e-Government telah menciptakan penyampaian layanan berbasis seluler yang dikenal dengan nama aplikasi seluler dalam layanan pemerintahan (mG-App) untuk melayani warganya dengan lebih baik. Di lingkup negara berkembang, khususnya Indonesia, penelitian mengenai adopsi teknologi ini dalam pelayanan publik masih terbatas. Penelitian ini, menghadapi tantangan penerimaan pengguna, menganalisis wacana media sosial untuk menyelidiki secara empiris faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan adopsi mG-App di Indonesia. Dengan menggunakan text mining dan netnografi media sosial, penelitian ini menguji persepsi warganet dan menyoroti faktor-faktor adopsi mG-App dari dua perspektif: pemerintah-ke-warganet dan warganet-ke-warganet. Data utama diperoleh dari ulasan publik di platform X/Twitter. Penelitian ini secara rinci menjelaskan proses pengumpulan dan analisis data, menggabungkan netnografi dan menerapkan analisis sentimen berbasis aspek untuk memproses data. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman dimensi sosial produksi bersama layanan mG-App, mengupas akuntabilitas, transparansi, kepercayaan, privasi, dan biaya. Dengan memberikan wawasan tentang bagaimana faktor-faktor dan sentimen publik memengaruhi produksi bersama layanan mG-App, penelitian ini mengisi celah penting dalam penelitian terkait pemahaman adopsi mG-App. Temuan-temuan dari penelitian ini mengungkapkan kekecewaan warganet yang luas terhadap ekspektasi kinerja dan upaya mG-App di Indonesia, dan menyoroti bagaimana konsep lingkungan sosial dari the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) memengaruhi penolakan masyarakat. Studi ini juga secara inovatif mengintegrasikan analisis netnografi dan text mining untuk mengevaluasi penerapan teknologi baru.
The development of e-Government has established mobile-enabled service delivery known as mobile applications in government services (mG-App) to serve its citizens better. Within the scope of developing countries, particularly Indonesia, study on the adoption of this technology in the public services is still limited. Given user acceptance challenges, this study analyzes social media discourse to empirically investigate the key factors contributing to the success of mG-App adoption in Indonesia. Using text mining and social media netnography, this study examines citizens’ perceptions and highlights mG-App adoption factors from two perspectives: government-to-citizens and citizens-to-citizens. Public reviews from X/Twitter serve as primary data for this investigation. This paper outlines a detailed data collection and analysis process, incorporating netnography and utilizing aspect-based sentiment analysis for data processing. This research adds to understanding the social dimensions of the co-production of mG-App services, elucidating accountability and transparency, trust, privacy, and cost. By providing insights into how these factors and public sentiments influence the co-production of mG-App services, this research addresses a crucial gap in understanding mG-App adoption. Findings reveal widespread public concerns over mG-App performance and effort expectancy in Indonesia, shedding light on how the Unified Acceptance and Use of Technology (UTAUT) social environment concept influences public resistance. The study also innovatively integrates netnographic analysis and text mining to assess the adoption of new technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Giralda Selma Audina
"Branding suatu wilayah saat ini berjalan sangat dinamis, kompetitif, dan penting. Upaya untuk memasarkan potensi sebuah tempat kepada daerah lain adalah dengan strategi membangun merek (branding). Penelitian place branding di kawasan Golf Island menjadi sangat penting karena branding diperlukan untuk membantu memperkuat dan mengelola identitas tempat agar dapat menarik pengunjung, penduduk, dan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran citra tempat yang terbentuk berdasarkan pendapat masyarakat di Kawasan Golf Island. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Netnografi. Netnografi merupakan metode yang secara khusus dirancang untuk mempelajari interaksi manusia dan komunitas online/daring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kawasan Golf Island PIK sudah memiliki logo dan slogan yang menggambarkan karakteristik wilayahnya serta dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh kawasan tersebut dengan baik. Kawasan Golf Island juga memiliki berbagai macam arsitektur ikonik yang tersebar dengan fungsionalitas dan keunikannya masing-masing. Terdapat beberapa citra tempat yang terbentuk di Kawasan Golf Island, antara lain: “Pusat Kuliner”, “Kawasan dengan Tempat/Pemandangan yang Baik”, dan “Kawasan dengan Konsep/Desain Bangunan yang Baik” sebagai citra positif. “Kawasan Ramai” dan Kawasan Panas” sebagai citra negatif. Persebaran citra positif dan citra negatif yang dimiliki Kawasan Golf Island tersebar secara merata diseluruh Kawasan Golf Island. Place branding yang ada sesuai dengan citra tempat yang terbentuk. Hal ini terbukti dengan kesesuaian tema branding yang digunakan pengembang dengan citra yang terbentuk mengenai Kawasan Golf Island oleh pengunjung.
The branding of a region is currently undergoing dynamic, competitive, and significant changes. The effort to market the potential of a place to other areas is achieved through the strategy of building a brand. Place branding research in the Golf Island Area has become crucial because branding is necessary to strengthen and manage the identity of a place in order to attract visitors, residents, and investments. This study aims to identify the perception of the place formed based on the opinions of the community in the Golf Island. This research is a qualitative study conducted using the Netnography method. Netnography is a method specifically designed to study human interactions and digital communities. The results of this study indicate that the Golf Island PIK Area already has a logo and slogan that depict the characteristics of the region and effectively convey the desired message of the area. The Golf Island region also features a variety of iconic architecture spread throughout with their respective functionality and uniqueness. Several place images have emerged in the Golf Island region, including "Culinary Center," "Area with Good Places/Scenery," and "Area with Good Building Concepts/Designs" as positive images, while "Crowded Area" and "Hot Area" as negative images. The distribution of positive and negative place images in the Golf Island region is evenly spread across the entire area. The existing place branding aligns with the formed place images, as evidenced by the consistency between the branding theme used by developers and the perception of the Golf Island region by visitors. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Atika Suri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dianggap Opinion Leaders Ahli Kesehatan sebagai disinformasi dan apa yang dilakukan untuk melawan Disinformasi online COVID-19 di masa PPKM Darurat I. Konsep Opinion Leaders di media sosial dan konsep Melawan Disinformasi pada masa pandemi menjadi pisau analisis penelitian ini. Untuk mengamati komunikasi dan budaya online di media sosial, penelitian ini menggunakan metode Netnografi dan menjaring enam Opinion Leaders sebagai subyek penelitian melalui unggahan mereka di media sosial Twitter. Perlawanan terhadap disinformasi dilakukan Ahli Kesehatan dalam 6 tema besar, yakni: percaya COVID-19 bukan flu biasa, dokter tidak mengambil untung dari COVID-19, Jalankan Protokol Efektif, Gunakan obat rekomendasi medis, bijak memilih pengobatan dan segera vaksin. Narasi konsultasi dokter-pasien memperkuat posisi mereka dalam menyampaikan rekomendasi, termasuk mampu melengkapinya dengan data di lapangan, jurnal dan referensi ilmiah terkini. Sebagai ahli kesehatan mereka juga mampu mengawal dan mengkritisi kebijakan pemerintah agar sesuai dengan rekomendasi sains. Meski begitu metode pengobatan COVID-19 yang cepat berubah, menjebak mereka dalam debat terbuka sesama ahli kesehatan yang justru memperbesar infodemi dan berpotensi disinformasi baru. Teknologi digital memungkinan informasi datang dari berbagai arah, merubah konsep komunikasi Opinion Leaders Ahli Kesehatan yang awalnya mengacu pada teori two way step menjadi multi steps.
This study aims to find out what Opinion Leaders consider as online disinformation and what they have been done to fight COVID-19 disinformation during the enforcement of Social Restrictions (PPKM Darurat) I. The concept of Opinion Leaders in social media and Combating Disinformation during a pandemic is the key analytical method of this research. To observe online communication and culture on social media, this research uses the Netnographic method to capture six Opinion Leaders as the subjects through their postings on Twitter. There are 6 major postings themes: COVID-19 exists, doctors do not gain profit from COVID-19, Effective Protocols Implementation, Medically recommended drugs usage, choosing of treatment wisely and get vaccinated immediately. The narrative angle of doctor-patient consultation has strengthen their position in relaying recommendation, including providing the latest supplementary field data, scientific journals, and academic reference. Their presence has also been able to observe and criticize government policies that are not suitable with scientific recommendations. Even so, the fast changing COVID-19 treatment methods has trapped them into a debate against each other which then amplified the infodemic and has the potential to generate new disinformation. Through digital technology, information could come from various directions, changing the communication concept of Opinion Leaders which initially referred to the two way step to multi steps theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami pola aktivisme digital yang dilakukan netizen terhadap penahanan Aleksei Navalny, salah satu figur oposisi politik di Rusia dalam bentuk video TikTok. Aksi demo atas tuntutan pembebasan Aleksei Navalny tidak hanya terjadi dengan cara turun langsung namun juga secara daring, salah satunya melalui video TikTok. Data dalam artikel diambil dari video TikTok bertema aksi demo tanggal 23 Januari sampai dengan 21 April 2021 yang menggunakan tagar #свободунавальному, #freenavalny, #митинг23января, #митинг31января, #митинг2февраля, #любовьсильнеестраха, dan #митинг21апреля yang diunggah pada Januari hingga Mei 2021. Konsep oposisi politik dan aktivisme digital digunakan sebagai dasar analisis data dan menggunakan metode Netnografi oleh Kozinets. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivisme digital dalam bentuk video TikTok bertema demo muncul dalam beragam jenis video yang didominasi video jenis rekaman saat demo, sebagian besar dibuat oleh akun pribadi di TikTok dan mendapat berbagai jenis respon dengan sebagian besar respon yang diterima dalam video berupa komentar respon positif.
The aim of this article is to identify and understand the pattern of digital activism by netizens to one of Russian political opposition, Aleksei Navalny’s detainment by making TikTok videos. Not only joined by people who took to the streets in support of Aleksei Navalny’s freedom, the demonstration was also supported by people online through TikTok videos. This article used data that were taken from TikTok videos that are related to demonstrations which happened between January 23rd until 21st April 2021 and were uploaded in January until May 2021 under some hashtags: #свободунавальному, #freenavalny, #митинг23января, #митинг31января, #митинг2февраля, #любовьсильнеестраха, dan #митинг21апреля. This article used political opposition and digital activism concepts to analyze the data by using Netnography by Kozinets as its method. The result shows that digital activism in the form of TikTok videos with demonstration-related content appear in many kinds and are dominated by footages that were taken during the protest, most of these videos were made by personal TikTok accounts, and most of mixed reactions that they got were positive comments."
[Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rizki Ramadan
"Penelitian dengan metode netnografi ini memahami eksistensi dan penggunaan media analog di era digital yang tak lepas dari konstruksi sosial terhadapnya. Begitu juga yang terjadi pada kartu pos. Fleksibilitas interpretasi kelompok sosial relevan, dalam penelitian ini adalah komunitas Card to Post, membawa penggunaan kartu pos dengan cara yang baru. Fleksibilitas interpretasi tersebut terlihat pada gambar dan ornament estetikanya; pesan tertulis; penempatan prangko; dan penyimpanannya. Lalu, penggunaan teknologi analog ini menimbulkan makna khusus pada kartu pos sebagai media komunikasi interpersonal, yaitu personalitas, sensasi fisik, kreatifitas, dan komunikasi pelan.
With netnography as a method, this research analize and understand the existence and the usage of postcard as analog media in digital era which happended because of social construction. This research find that the interpretative flexibility of the social relevant group bring new way to use and design postcard. The interpretative flexibility shown from postcard picture and aesthetic ornament; written message; stamp placement and how it stored. The usage of postcard in digital era is also emerge meaning in its users, which are authenticity, physical sensation, creativity, and as slow communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43787
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library