Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiona Puspa Wijaya
"Penelitian ini bertujuan melihat kontribusi ekspresi emosi ibu dan respon ibu menghadapi emosi negatif anak secara bersama-sama terhadap pemahaman emosi anak usia 4-6 tahun. Pemahaman emosi anak diukur dengan Test Emotion Comprehension kepada 200 partisipan anak usia 4-6 tahun. Ekspresi emosi diukur dengan Self Expressiveness Within the Family Questionnaire dan respon ibu menghadapi emosi negatif anak dengan Children's Coping with Negative Emotion Scale kepada 200 partispan ibu. Penelitian ini menemukan bahwa respon supportive ibu menghadapi emosi negatif anak berkontribusi terhadap pemahaman emosi anak usia 4-6 tahun (β= 0,540, t = 8,504, p = 0,0001). Hal tersebut diduga berkaitan dengan usia anak 4-6 tahun yang masih terbatas dalam membedakan emosi.

This study examines the contribution of maternal emotional expression and maternal response to negative emotion toward emotional understanding of children aged 4-6 years. Children's emotional understanding is measured by the 200 participants who were children aged 4-6 years. The expression of emotion is measured by Self Expressiveness Within the Family Questionnaire and maternal response to children?s negative emotion is measured by Children's Coping with Negative Emotion Scale to 200 mother participant. This study found that maternal supportive response to negative emotion towards children is contributed the emotional understanding of children aged 4-6 years tahun (β= 0,540, t = 8,504, p = 0,0001). This may be related to the fact that children aged 4-6 years are still limited in differentiating emotion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordy Susanto
"Instagram merupakan salah satu media utama bagi mahasiswa Gen Z untuk mengekspresikan dirinya. Uniknya, fenomena memiliki akun kedua (second account) muncul sebagai ruang berekspresi yang lebih bebas dibandingkan akun utama. Bagi individu dengan disregulasi emosi yang tinggi, akun kedua sering dimanfaatkan sebagai ruang melampiaskan atau mengelola emosi negatif. Mengingat mahasiswa Gen Z berada dalam fase perkembangan diri yang penuh dinamika emosi, penting untuk memahami peran disregulasi emosi dalam online self-presentation. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana untuk melihat peran disregulasi emosi terhadap tiga dimensi online self-presentation, yaitu adaptable self, authentic self, dan freedom of self online. Partisipan merupakan 279 mahasiswa Gen Z yang memiliki setidaknya dua akun Instagram, dengan akun kedua digunakan sebagai ruang untuk berekspresi lebih bebas atau mencurahkan emosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disregulasi emosi berperan signifikan dalam memprediksi perilaku online self-presentation. Lebih spesifik, individu dengan disregulasi emosi tinggi cenderung menunjukkan persona yang berbeda antar akun (β = 0,351), merasa lebih bebas mengekspresikan diri (β = 0,373), namun cenderung kurang autentik (β = -0,280). Temuan ini menyoroti pentingnya kesadaran akan pengelolaan emosi di ruang digital.

Instagram is one of the primary platforms used by Gen Z college students for self-expression. Interestingly, the phenomenon of having a second Instagram account has emerged as a space for more open expression compared to the main account. For individuals with high levels of emotional dysregulation, this second account is often used as an outlet to vent or manage negative emotions. Given that Gen Z students are in a developmental phase marked by emotional dynamics and self-exploration, it is important to understand the role of emotional dysregulation in online self-presentation. This study employed a quantitative approach using simple linear regression to examine the role of emotional dysregulation in predicting three dimensions of online self-presentation: adaptable self, authentic self, and freedom of self online. The participants consisted of 279 Gen Z college students who had at least two Instagram accounts, with the second account used specifically as a space for freer self-expression or emotional release. The findings revealed that emotional dysregulation significantly predicted online self-presentation. Specifically, individuals with higher emotional dysregulation tended to display differing personas across accounts (β = 0.351), feel freer in expressing themselves (β = 0.373), but were less authentic (β = -0.280). These results highlight the importance of emotional regulation awareness in digital spaces."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library