Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Osaka: the National Museum of Ethnology, 1991
R 305.80074 GUI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Includes images of objects held in the museum's collections, divided into galleries. Besides images, users can access videos by museum curators introducing the galleries, textual background and interpretive information about the objects, the music chosen as background for each gallery, a chronological table, and information about the museum. Users can also search for objects by period, material, or keyword.
Seoul: Cultural Foundation of National Museum of Korea, 2009
709NATN002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Includes images of objects held in the museum's collections, divided into galleries. Besides images, users can access videos by museum curators introducing the galleries, textual background and interpretive information about the objects, the music chosen as background for each gallery, a chronological table, and information about the museum. Users can also search for objects by period, material, or keyword.
Seoul: Cultural Foundation of National Museum of Korea, 2009
068NATN001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddatul Khusna Rizqika
Abstrak :
Tesis ini memuat model manajemen kuratorial berdasarkan paradigma museologi baru dengan studi kasus di Museum Nasional. Tesis ini memaparkan aspek-aspek dalam manajemen kuratorial meliputi definisi dan fungsi museum, tugas museum, fungsi sosial, partisipasi masyarakat, definisi koleksi, definisi kurator, pengkajian, pengadaan koleksi, inventarisasi, peminjaman koleksi, penghapusan koleksi, serta pembinaan dan pengawasan. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian di antara aspek-aspek tersebut dalam konsep museologi baru, regulasi, dan praktik kuratorial. Berdasarkan hasil kajian tersebut kemudian disusun strategi berupa model manajemen kuratorial dengan menggunakan analisis TOWS dan pengujiannya menggunakan analisis SWOT. Selain itu untuk mendapatkan gambaran praktik kuratorial di museum yang tidak sebesar Museum Nasional, maka dilakukan pengamatan di Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga.
This thesis contains a model of curatorial management based on new museology paradigm with case study at National Museum. This thesis explains aspects of curatorial management, include museum definition and function, museum task, social function, civil society participation, collection definition, curator definition, research, collection acquisition, inventory, collection loan, collection deaccession, and development and supervision. Research result shows that there are compabilities and incompatibilities amongst the aspects of the concept of new museology, regulation, and curatorial practice. Based on the result of the research can be arranged a model of curatorial management use TOWS analysis and be examined use SWOT analysis. Futhermore, to get description about curatorial practice in museum that is not as complex as National Museum, accordingly observation were made at Education and Toys Museum "Kolong Tangga".
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang ekshibisi sebagai bagian dari fungsi museum. Kajian yang digunakan adalah Museum Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta 12, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang diawali dengan gambaran mengenai Museum Nasional Indonesia saat ini. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penentuan tema dan narasi yangnsesuai dengan visi dan misi Museum Nasional Indonesia. Penentuan temabdilakukan berdasarkan konsep identitas. Selanjutnya, berdasarkan tema yangnditentukan, dibuat sebuah teknik presentasi dan desain alur pameran. Dalam ekshibisi tersebut terdapat pesan yang akan disampaikan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika: Kebhinnekaan pada gedung A dan Ketunggalikaan pada gedung B. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan ekshibisi yang lebih efektif dalam menyampaikan identitas nasional. ......The focus of the theses is about exhibition as a part of museum?s function. National Museum of Indonesia which located on Jalan Medan Merdeka Barat 12, Jakarta is the case study for this research. The study uses qualitative research which descriptive design started with description of recent condition of the museum. Base on the condition, it?s needed to determine a more direct theme and narration correspond to the museum?s vision and mission. The theme is determined using identity concept. Furthermore, the theme implemented to a presentation technique and storyline exhibition?s design. The exhibition has a message, Bhinneka Tunggal Ika (Diversity and Unity); Diversity in old building and Unity in new building. Those matters are intent on creating effective exhibition to communicated national identity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Brinkgreve, Francine
Abstrak :
Among the more than 130,000 objects from Indonesia in the Dutch National Museum of World Cultures, many once belonged to or were used by the Chinese poplation of Indonesia. In the article, the author provide an overview of these collections by presenting their collecting histories from the earliest acquisitions to the most recent collections and by highlighting a number of object, which in their materials, techniques, motifs, colurs or function show a combination of elements from both Chinese and Indonesain cultures. The authors pay particular attention to objects which play a role in the Chinese-Indonesian wedding ceremony.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desmalina Ramadanti
Abstrak :
Museum merupakan daya tarik wisata budaya yang memiliki potensi besar untuk mendatangkan wisatawan, tetapi rendahnya antusias masyarakat untuk mengunjungi museum sebagai tempat wisata budaya membuat museum seringkali dianggap sebagai tempat yang hanya menyimpan barang-barang kuno dan membosankan. Untuk mengubah citra museum yang kuno, diperlukan upaya untuk mengubah persepsi publik terhadap museum sebagai lembaga yang ketinggalan zaman. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai langkah seperti memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi yang efektif. Dalam hal ini, saya terlibat secara langsung dalam pengelolaan media sosial Museum Nasional. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah autoetnografi. Tulisan ini menjabarkan hasil pengamatan dan refleksi pengalaman magang saya untuk menjelaskan pemanfaatan media sosial oleh Humas Museum Nasional dalam upaya memperkenalkan Museum Nasional kepada publik melalui kerangka perspektif antropologi. Hasilnya menunjukkan bahwa pengelolaan media sosial memiliki peran penting dalam memperkenalkan Museum Nasional kepada publik. Dengan memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube, museum mampu memperluas jangkauan komunikasi dan membangun interaksi yang lebih personal dengan pengunjung. Melalui konten yang menarik dan informatif, pemanfaatan media sosial dapat meningkatkan kesadaran publik tentang koleksi, acara, dan kegiatan museum. ...... Museums are cultural attractions with great potential to attract tourists. However, the low interest of the public in making museums a tourist destination often leads to the perception that museums are places that merely store old and boring artifacts. To change this outdated image of museums, efforts are needed to alter the public's perception of museums as outdated institutions. One effective approach is to utilize social media as a promotional tool. In this context, I was directly involved in managing the social media of the National Museum. The methodology used in this paper is autoethnography. This paper describes the observations and reflections from my internship experience, focusing on the utilization of social media by the Public Relations Department of the National Museum to introduce the museum to the public through an anthropological perspective. The results highlight the significant role of social media management in introducing the National Museum to the public. By leveraging platforms such as Instagram, Facebook, Twitter, and YouTube, museums can expand their communication reach and establish more personal interactions with visitors. Through engaging and informative content, the utilization of social media can enhance public awareness of the museum's collections, events, and activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ekowati Sundari
Abstrak :
Keramik sebagai benda kuno banyak temukan di Indonesia, yang antara lain berasal dari Cina, Vietnam, Thailand, Jepang, Myanmar, Eropa, dan Timur Tengah. Pertanggalannya yang paling tua dari 206 Sebelum Masehi dan yang termuda sampai awal abad ke-20 Masehi. Dibuat dari tanah liat (earthenware), batuan (stoneware), dan porselin (porcelain). Keramik tersebut ada yang satu warna (monochrome) dan beberapa warna (polychrome), Sifatnya tidak mudah pecah atau rusak, karena bahan dan prosesnya yang baik. Dari kerarnik dapat diketahui pertanggalan dan tempal asal pembuatannya dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada. Temuan keramik di dalam penelitian arkeologi adalah dapat membantu menentukan pertanggalan relatif, misalnya sebuah situs. Dalam pembahasan di sini, adalah mengkaji koleksi keramik Museum Nasional Jakarta, yang berasal dari Cina dari masa dinasti Ming (1368-1644), yang dibuat dari porselin dan termasuk polychrome. yaitu berwarna biru-putih. Warna biru yang dilukiskan pada latar porselin putih. Lukisannya berwarna biru yang berupa ragam hias yang bersumber dari kepercayaan. Ragam hias yang dilukis merupakan gambar-gambar perlambangan yang mempunyai banyak arti. Hasil pengolahan data terdapat ragam hias tanaman, binatang, binatang mitos, figur, kepercayaan (agama), gejala alam, huruf, dan struktur. Data keramiknya berjumlah 111 koleksi. Bentuk yang terbanyak adalah piring, yang berjumlah 41 koleksi dan ragam hias terbanyak adalah binatang mitos naga, kilin, dan burung hong, yang berjumlah atau terdapat pada 31 koleksi. Salah satu contoh adalah naga yang antara lain merupakan lambang kesuburan atau dilarnbangkan sebagai pria. Sejak masa dinasti Han (206-220 SM), naga menjadi lambang dari kaisar sebagai anak dari surga dan naga bercakar lima hanya boleh dipakai oleh raja. Konsep kepercayaan awal di Cina yang berkembahg sejak masa dinasti Shang (1766-1401 SM), yaitu sejak ditemukan aksara untuk pertamakalinya dan menjadi dasar pemikiran mereka hingga sekarang. Gagasan dasar yang membimbing bangsa Cina untuk mengembangkan tradisi seni adalah ajaran dari kepercayaan tersebut, antara lain adalah alam gaib, nenek moyang, dewa tertinggi, para dewa lain di bawahnya Kemudian menjadi dasar dalam perkembangan selanjutnya yaitu munculnya ajaran Konghucu (abad ke-4-5 SM) yang menekankan hubungan antar manusia (humanisme) dan ajaran Tao (abad ke-G SM) yang menekankan keseimbangan alam semesta (naturalisme). Media dari kepercayaan tersebut dapat berupa logam, keramik, lukisan, kesusasteraan, arsitektural, area, tekstil, dan sebagainya. Kebudayaan Cina sepanjang sejarah, dapat berjalan terus dan bertahan walaupun dalam kondisi sulit, seperti peperangan, pergantian dinasti, alam yang tidak ramah, dan pembangunan kanal, istana, serta tembok besar. Mempelajari materi kebudayaan Cina, berarti mempelajari kepercayaan mereka.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Wahab Darajat
Abstrak :
Salah satu lembaga yang berperan penting dalam pemajuan kebudayaan adalah museum. Ironisnya, saat ini tarif tiket Museum Nasional relatif rendah jika dibandingkan dengan harga pokok produksi maupun harga tiket museum di negara lain. Salah satu cara menambah pendapatan yaitu dengan melakukan penyesuaian tarif tanpa membebani masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan analisis terhadap kesediaan membayar tiket Museum Nasional untuk mengetahui besarnya tarif yang aspiratif dengan kemauan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengestimasi besaran kesediaan membayar (WTP) tiket Museum Nasional dan faktor-faktor yang berpengaruh. Metode yang dipakai adalah Contingent Valuation Method melalui pendekatan double bounded dichotomous choice dan regresi logistik. Data diperoleh melalui survei secara daring kepada masyarakat di provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kesediaan membayar berada pada rentang median dan jarak interkuatil sebesar Rp25.000-Rp35.000 per orang. Frekuensi mengonsumsi konten sejarah, arkeologi, etnografi bukan melalui kunjungan museum tapi melalui media seperti koran, radio, televisi atau internet (off-site consumption), pendidikan tinggi dan nilai penawaran awal yang diajukan merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi probabilitas kesediaan membayar. Penelitian ini merekomendasikan kepada Museum Nasional agar mengusulkan penyesuaian tarif tiket sekitar Rp25.000-Rp35.000 per orang. Selain perbaikan layanan, Museum Nasional dapat melakukan upaya dalam rangka meningkatkan off-site consumption masyarakat agar dapat mendorong WTP masyarakat maupun jumlah kunjungan ke Museum Nasional (on-site consumption). ......Museum plays an important role in the promotion of culture. Ironically, the National Museum  ticket rates are relatively low when compared to the cost of production and museum ticket prices in other countries. One way to increase income is to make tariff adjustments without burdening the community. Therefore we need an analysis of the willingness to pay for the national museum ticket to find out the amount of aspirational tariffs with the will of the community.This study aims to estimate the amount of willingness to pay (WTP) of the entrance ticket at National Museum  and the factors that influence it. The method used is the Contingent Valuation Method through a double bounded dichotomous choice approach and logistic regression. The data was obtained through a survey of people in the provinces of DKI Jakarta, West Java and Banten. The results showed that the willingness to pay was in the range between median and interquatile distance was Rp25,000-Rp35,000 per person. The frequency of consuming historical, archeological, ethnographic content not through museum visits but through media such as newspapers, radio, television or internet (off-site consumption), higher education and the value of the initial bid are significant variables in the probability of WTP. This study recommends to the National Museum  to adjust the fixed exhibition rate around Rp. 25,000-Rp. 35,000 per person. In addition, the National Museum  can make efforts in order to increase off-site consumption in order to encourage public WTP as well as the number of visits to the National Museum  (on-site consumption).
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>