Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
"tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis ubi jalar dan campuran ubi jalar : kacang hijau terhadap kualitas nasi ubi jalar instan yang disukai konsumen."
631 BLI 48:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kusyati Agustin
"ABSTRAK
A study on microbiological quality of Nasi Rames was carried out ifrom December 1996 to January 1997. One hundred and two samples of Nasi Rames were collected and 102 food handler were interviewed.
The microbiological contamination was assessed by using the method of enumeration of Indicator organisms (Aerobic Plate Count, Coliforms, and Escherichia coli) in PetrifilmTM at SEAMEO TROPMED Laboratory, Jakarta.
High microbial counts were found in food samples. More than 21 % of food samples contained APC higher than 106 CFUIg food. Coliform counts higher than 102 CFUIg was found in 75.5% of Nasi Rames and 42.2% of the samples were contaminated with E. coll.
The study did not find geographical pattern of microbiological contamination in studied area or any significant differences between districts as well as environment. Statistical analysis showed there was significant difference in microbial counts between vendor 1 and vendor 2.
Further statistical analysis on risk factors contribute to microbial contamination showed that water source was associated with high counts of APC (p=0.016) and that the manner of waste disposal was associated with E. coli contamination (p=0.025).
The study has suggested that the basic facilities were essential in the street vending operation. Considering that street food cater for numerous people, there are urgent needs to improve the microbiological quality of street foods. Actions should be taken to provide basic facilities and introduce the knowledge on food hygiene to street food vendors as well as the consumer."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muttiara Lisaanie
"ABSTRAK
Penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam puisi Nunmur-ui jumeokbap karya Koh Jung-Hee dengan melihat kaitannya dengan tragedi Pemberontakan Kwangju 1980. Penulisan jurnal ini menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penulisan jurnal ini menunjukkan bahwa puisi Nunmur-ui jumeokbap karya Koh Jung-Hee memiliki makna mendalam yang menggambarkan suasana ketika pemberontakan Kwangju 1980 terjadi. Puisi ini diterbitkan tahun 1990 dalam buku kumpulan puisi Koh Jung-Hee yang berjudul Kwangju-ui nunmulbi, dalam buku kumpulan puisi tersebut, puisi-puisinya menceritakan tentang tragedi pemberontakan Kwangju, bagaimana kondisi masyarakat pada saat itu. Kata kunci jumeokbap atau dalam bahasa Indonesia berarti ldquo;nasi kepal rdquo; juga memiliki peran penting dalam peristiwa yang menjadi pintu gerbang demokrasi di Korea tersebut. Jumeok sendiri dapat diartikan sebagai kepalan yang menandakan kekuatan dan semangat juang masyarakat Kwangju pada masa itu. Puisi Nunmur-ui Jumeokbap karya Koh Jung-Hee ini menggambarkan tragedi pemberontakan Kwangju 1980 melalui larik-larik puisinya dan makna yang terkandung di dalamnya.

<ABSTRACT
This study aims to know the meaning contained in the poem Nunmur ui jumeokbap by Koh Jung Hee by looking at the connection with the 1980 Kwangju uprising tragedy. This study using qualitative analysis methods. The results of this journal show that the Nunmur ui jumeokbap poetry by Koh Jung Hee has a profound meaning that describes the atmosphere and situation when the 1980 Kwangju uprising occurred. This poem was published in 1990 in Koh Jung Hee 39 s poetry book entitled Kwangju ui nunmulbi, in the collection of poems, her poems recounting the tragedy of the Kwangju rebellion, the condition of society at the time. Keyword jumeokbap or in Indonesian means ldquo nasi kepal rdquo also has an important role in the event that became the gate of democracy in Korea. Jumeok itself can be interpreted as a fist that denotes the fighting spirit of Kwangju society at that time. Koh Jung Hee as a writer from Kwangju made the tragedy her inspiration for writing poetry. Nunmur ui Jumeokbap by Koh Jung Hee illustrates the tragedy of the Kwangju 1980 revolt through its poetry lines and the meaning that contained in this poetry.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, John B.
"Artikel ini berbincang tentang gagasan perusahaan masakan Nasi Padang yang berpotensi untuk menginovasikan diri menawarkan makanan cepat saji ala fast-food McDonald. Perusahaan makanan McDonald didirikan di San Bernardino, Californiapada tahun 1940 sebagai suatu usaha restoran barbeku kecil. Kemudian pada tahun 1948 merubah dirinya menjadi suatu usaha makanan hamburger, lalu selanjutnya membuat inovasi dengan menawarkan masakan cepat saji unik, berbeda dari cara makan Amerika yang biasa. Inovasi ini mendapatkan sambutan yang tidak terduga-duga hangatnya dari dunia konsumen dan kemudian sukses besar terjadi menjadikan dirinya the world largest fastfood company. Pengalaman ini semestinya menjadi pembangkit semangat bagi industri makanan Indonesia, khususnya nasi Padang yang menghadapi market yang begitu besar karena penduduk Indonesia yang jumlahnya sangat besar 280 juta."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2025
330 ASCSM 68 (2025)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ariffa Sjarkawi
"Latar Belakang: Cara pemberian makanan pada balita sedikit banyak dipengaruhi oleh tradisi budaya di suatu daerah tertentu. diantaranya adalah tradisi nasi papah atau seringkali juga disebut nasi papak yang masih banyak dilakukan oleh para ibu di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya di kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tradisi nasi papah adalah nasi yang telah dikunyah dan dilumatkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada balita. Dari segi kesehatan terutama kesehatan mulut, hal ini berisiko terhadap terjadinya Early Childhood Caries(ECC). Perilaku tersebut dapat menyebabkan transmisi mikroorganisme S.mutans dari mulut ibu ke mulut anak.
Tujuan: Untuk mengetahui kontribusi tradisi nasi papah terhadap risiko terjadinya Early Childhood Caries.
Metode :Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah total sampel subyek penelitian sebanyak 186 anak berusia 6 - 60 bulan yang didampingi oleh ibunya, yang bertempat tinggal di Desa Senyiur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pemeriksaan Intra Oral dilakukan untuk mengukur karies gigi ibu dan anak dengan menggunakan indeks DMFT/deft dan untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku dan pengetahuan kesehatan mulut ibu dan anak dilakukan wawancara pada ibu dengan menggunakan kuesioner. Semua data yang terkumpul dianalisa menggunakan uji Chi Square dan uji regresi logistik.
Hasil: Risiko perilaku nasi papah terhadap ECC adalah 5,46 (OR 5,46;CI 95% 4,24-36,55, p<0,001) dengan kontribusi terhadap risiko ECC sebesar 41,8%.
Kesimpulan: Tradisi nasi papah berkontribusi terhadap risiko terjadinya ECC.

Background: The infant feeding practices usually affected by cultural tradition especially in rural areas in Indonesia. One of that tradition is Nasi Papah or sometimes called Nasi Papak, which one of that were done by mothers at East Lombok regency , West Nusa Tenggara Province. Nasi papah is define as feeding practice between mother to their infant through pre chewed rice by mother before the food given to their child. For oral health, this behaviour is one of risk factors for ECC, where vertical transmission frequently transmitted S.mutans from mother to child through salivary contact.
Aim: To analyzing the contribution of nasi papah tradition towards occurence risk of Early Childhood Caries.
Materials and Methods: This study using cross sectional design with total sampels are consists of 186 children between 6 - 60 months old accompanied by his/her mother, whose living at Senyiur village, East Lombok regency, West Nusa Tenggara Province. The intra oral examination had been done for valued caries experience through DMFT/deft index and informations about oral health behaviour and mother knowledges related to oral health derived from mothers through questionnare and data analyzed by Chi Square and logistic regression tests.
Results: Risk of nasi papah tradition towards ECC has OR 5,46 (CI 95% 4,24-36,55. P<0,001)) and the contribution of this behaviour to ECC was 41,8%.
Conclusion: Nasi papah tradition contributes towards the occurence risk of Early Childhood Caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffi Sonia
"Pendinginan nasi dipercaya masyarakat dapat menurunkan respons glikemik. Pendinginan diketahui menyebabkan terjadinya retrogradasi pati yang meningkatkan kandungan pati resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendinginan nasi putih terhadap kandungan pati resisten dan respons glikemik pada subjek sehat. Kandungan pati resisten diperiksa pada nasi putih baru matang (nasi kontrol), nasi putih yang didinginkan 10 jam pada suhu ruang (nasi uji I), dan nasi putih yang didinginkan 24 jam pada suhu 4°C kemudian dihangatkan kembali (nasi uji II). Nasi kontrol dan satu jenis nasi uji yang memiliki kandungan pati resisten lebih tinggi digunakan dalam penelitian eksperimen dengan desain crossover acak pada 15 subjek sehat untuk menentukan adanya perbedaan respons glikemik.
Hasil menunjukkan bahwa kandungan pati resisten dalam nasi kontrol, nasi uji I, dan nasi uji II berturut-turut sebesar 0,64 g/100 g, 1,30 g/100 g, dan 1,65 g/100 g. Nasi uji II menurunkan respons glikemik secara signifikan dibandingkan dengan nasi kontrol (berturut-turut 2256,5 ± 902,1 mg.menit/dL dan 2730,0 ± 870,2 mg.menit/dL, p = 0,047). Penelitian ini menunjukkan bahwa pendinginan meningkatkan kandungan pati resisten nasi putih. Nasi putih yang telah didinginkan 24 jam pada suhu 4°C kemudian dihangatkan kembali menurunkan respons glikemik dibandingkan dengan nasi putih baru matang.

Cooling cooked rice is believed to lower glycemic response. Cooling is known to cause starch retrogradation which increases resistant starch (RS) content. This study aimed to determine the effect of cooling of cooked white rice on RS content and glycemic response in healthy subjects. RS contents were analyzed on freshly cooked white rice (control rice), cooked white rice cooled for 10 hours at room temperature (test rice I), and cooked white rice cooled for 24 hours at 4°C then reheated (test rice II). Control rice and one type of test rice with higher RS content were used in the clinical study with randomized crossover design in 15 healthy subjects to determine a difference in glycemic response.
The results showed that RS contents in control rice, test rice I, and test rice II were 0.64 g/100 g, 1.30 g/100 g, and 1.65 g/100 g, respectively. Test rice II significantly lowered glycemic response compared with control rice (2256.5 ± 902.1 mg.min/dL vs 2730.0 ± 870.2 mg.min/dL, respectively; p = 0.047). In conclusion, cooling cooked white rice significantly increased RS content. Cooked white rice cooled for 24 hours at 4°C then reheated lowered glycemic response compared with freshly cooked white rice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Regar
"Latar Belakang: Akses yang baik ke sakus lakrimal sangat penting dalam prosedur DCR endoskopik pada kasus obstruksi duktus nasolakrimal. Struktur ini dapat terhalangi oleh keberadaan agger nasi, yang juga dapat mempersulit prosedur operasi dan meningkatkan angka kegagalan.
Tujuan: Untuk menentukan variasi anatomi agger nasi dalam hubungannya dengan sakus lakrimal menggunakan CT scan dan membandingkannya dengan pembukaannya. Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan pada 11 subjek yang didiagnosis dengan sumbatan saluran air mata hidung terperoleh primer. Subjek menjalani CT scan untuk menilai keberadaan agger nasi dan penempatannya terhadap sakus lakrimal. Subjek kemudian menjalani dakriosistorinostomi endoskopik, dan operator menilai apakah agger nasi perlu dibuka atau tidak untuk mengakses sakus lakrimal. Analisis statistik menggunakan Cohen's Kappa dilakukan untuk mengevaluasi kesepakatan antara kedua temuan tersebut.
Hasil: Dari 13 subjek, 12 adalah perempuan. Agger nasi ditemukan pada 12 dari 13 subjek. Pada pemeriksaan radiologi, 8 dari 12 subjek menunjukkan penempatan sakus lakrimal dengan agger nasi. Pada intraoperatif, agger nasi dibuka pada 9 subjek. Terdapat kesepakatan yang substansial dengan κ = 0,800; p = 0,005. Satu pasien tidak menunjukkan penempatan, namun agger nasi dibuka karena kesulitan mengakses sakus lakrimal yang disebabkan oleh sudut proses frontal maksila.
Kesimpulan: Evaluasi aposisi agger nasi terhadap sakus lakrimal dapat dilakukan secara rutin. Terdapat kesepakatan yang substansial antara pemeriksaan radiologi dan temuan intraoperatif mengenai pembukaan agger nasi.

Background: Proper access to the lacrimal sac is crucial in endoscopic DCR procedures in nasolacrimal duct obstruction. This structure can be obstructed by the presence of the agger nasi, which may complicate the surgery and increasing failure rate.
Objectives: To determine the anatomical variations of the agger nasi in relation to the lacrimal sac using CT scan and comparing it with its opening.
Methods: This study is a cross-sectional study conducted on 11 subjects diagnosed with primary acquired nasolacrimal duct obstruction. The subjects underwent CT to assess the presence of the agger nasi and its apposition to the lacrimal sac. Endoscopic dacryocystorhinostomy was performed, and the operator assessed whether the agger nasi needed to be opened or not to access the lacrimal sac. Statistical analysis using Cohen's Kappa was conducted to evaluate the agreement between the two findings.
Results: Out of the 13 subjects, 12 out of 13 were female. Agger nasi was found in 12 out of 13 subjects. In radiological examination, 8 out of 12 subjects showed apposition of the lacrimal sac with the agger nasi. Intraoperatively, the agger nasi was opened in 9 subjects. There was substantial agreement with a κ = .800; p = .005. One patient did not show apposition, however agger nasi was opened due to difficulty in accessing the lacrimal sac caused by the angulation of the frontal process of the maxilla.
Conclusion: Evaluation of the apposition of the agger nasi to the lacrimal sac can be routinely performed. There is substantial agreement between radiological examination and intraoperative findings regarding the opening of the agger nasi.
"
2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>