Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aaron, David
Madison, Wisconsin: University of Wisconsin Press, 1985
792.01 BOR n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sanford, Anthony J.
"Narratives enable readers to vividly experience fictional and non-fictional contexts. Writers use a variety of language features to control these experiences: they direct readers in how to construct contexts, how to draw inferences and how to identify the key parts of a story. Writers can skilfully convey physical sensations, prompt emotional states, effect moral responses and even alter the readers' attitudes. Mind, Brain and Narrative examines the psychological and neuroscientific evidence for the mechanisms which underlie narrative comprehension. The authors explore the scientific developments which demonstrate the importance of attention, counterfactuals, depth of processing, perspective and embodiment in these processes. In so doing, this timely, interdisciplinary work provides an integrated account of the research which links psychological mechanisms of language comprehension to humanities work on narrative and style."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
e20394711
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Tsania
"Hingga saat ini, ketidaksetaraan terhadap perempuan masih terjadi, baik dalam tingkat global maupun dalam tingkat personal. Ketidaksetaraan juga kemudian muncul dalam media termasuk film. Namun dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu ini, fokus film mulai bergeser menjadi pemberdayaan perempuan. Film Gretel & Hansel menceritakan ulang dongeng Hänsel und Gretel oleh Grimm Bersaudara namun dengan fokus film terhadap tokoh-tokoh perempuannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka, serta teknik sinematografi untuk membahas agedan dalam film. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana film Gretel & Hansel menampilkan ketidaksetaraan terhadap perempuan dan bagaimana narasi digunakan sebagai sebuah medium untuk memberikan suara pada tokoh perempuannya menggunakan pendekatan feminisme dan personal narrative oleh Alasdair MacIntyre. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana Gretel dan Holda menggunakan narasi untuk menetapkan diri sendiri dan memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih dalam akan kehidupan mereka.

Until this day inequality against women still occurs, whether on a global scale or more on a personal level. Inequality also then appears in media, including in movies. Nonetheless, with the increasing public awareness of this issue, the focus of movies has started to shift into women empowerment. Gretel & Hansel, retells the fairytale Hänsel und Gretel by the Brothers Grimm but with the focus of the movie on its female characters. This study uses qualitative methods and literature reviews, as well as cinematography techniques to discuss the scenes on the movie. The focus of this study is to see how the movie Gretel & Hansel shows the inequality towards women and how narration is used as a medium to give voice to its female characters, using feminism and personal narrative by Alasdair MacIntyre as an approach. The result of this study shows how Gretel and Holda uses narration to establish themselves and gives a deeper knowledge and understanding about their lives. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wijayanto
"Obyek kajian dari penelitian ini adalah status pengetahuan dalam masyarakat kapitalisme lanjut atau sebuah budaya yang disebut dengan budaya postmodern. Budaya postmodern menunjuk pada kondisi dan serentetan wujud kebudayaan yang meragukan ide-ide, prinsip-prinsip, dan nilai-nilai yang modernisme.
Gejala postmodern menyebar dalam berbagai aspek kebudayaan, seperti seni, teater, arsitektur dan bahkan filsafat. Munculnya wacana postmodern dalam dunia filsafat dipelopori oleh Jean-Francois Lyotard. Melalui karyanya yang berjudul The Postmodern Condition: A Report On Knowledge, Lyotard mengangkat istilah postmodern dalam dunia filsafat dan menjelaskan dasar-dasar teoritis serta filosofis postmodernisme. Lyotard mendefinisikan postmodern sebagai ketidakpercayaan pada narasi besar modernisme.
Terdapat dua narasi besar yang cukup berpengaruh dan dipakai untuk melegitimasi ilmu pengetahuan. Dua metanarasi tersebut adalah emansipasi subyek (lebih bersifat politis) dan dialektika roh (lebih bersifat filosofis-spekulatif). Emansipasi subyek merupakan narasi yang mengatakan bahwa pengetahuan itu datang bagi subjekmanusia yang berupaya menemukan kebebasan. Sementara, dialektika roh merupakan narasi yang menganggap bahwa pengetahuan itu ada demi pengetahuan itu sendiri (ciri khas idealisme Jerman).
Era postmodern memperlihatkan bahwa dua narasi besar itu mulai kehilangan legitimasi akibat kemajuan ilmu pengetahuan (lewat teknologi) dan ekspansi kapitalisme lanjut. Sehingga narasi emansipasi subyek dan dialektika roh mulai kehilangan kredibilitasnya. Dalam era postmodern di mana problem pengetahuan dianggap semakin meningkat dan kompleks, semakin jauhlah kemungkinan adanya penjelasan tunggal tentang ilmu pengetahuan. Dewasa ini, status ilmu pengetahuan dalam masyarakat modern telah berubah. Dan ini merupakan problem serius terhadap legitimasi ilmu pengetahuan itu sendiri.
Menimbang dan mengingat berbagai kenyataan yang terdapat dalam masyarakat kapitalisme lanjut atau sebuah budaya yang disebut budaya postmodern, maka perlu diangkat dalam tesis ini sebuah pemikiran kritis yang meninjau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer, dalam hal ini pemikiran Jean Francois Lyotard. Pemikiran jean Francois Lyotard sangat penting dibahas karena mengungkapkan kondisi pengetahuan dewasa ini, atau yang disebut sebagai era postmodern.
Lyotard menganalisa bahwa dalam era postmodern ini ilmu pengetahuan telah mengalami pergeseran, dari cita-citanya yang ideal ke suatu bentuk pragmatisme. Lyotard menunjukkan bahwa telah terjadi delegitimasi ilmu pengetahuan ilmiah dan, implikasinya, ketidakpercayaan terhadap narasi besar modernisme. Narasi-narasi besar modern, menurut Lyotard, sudah mengalami keruntuhannya. Dan Lyotard menawarkan alternatif berupa paralogi, yakni pengakuan dan penghargaan terhadap pluralitas narasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina
"Artikel ini membahas afirmasi identitas dan ideologi tokoh utama dalam novel The Reluctant Fundamentalist karya Mohsin Hamid melalui analisis strategi narasi dan fokalisasi teks. Novel tersebut dianalisis dengan menggunakan teori Mieke Bal 1999 dan Shlomith Rimmon-Kenan 2003 . Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh utama, sebagai narator primer-fokalisator, menunjukkan proses perubahan kesadaran identitas dan kecenderungan ideologi oksidentalisme tokoh utama. Lewat narasi dan fokalisasinya, tokoh utama yang merupakan seorang Pakistan menunjukkan usaha untuk menghapus dominasi Amerika yang menyebabkan munculnya kompleks inferioritas, alienasi, dan perubahan kesadaran identitasnya. Kesimpulannya, narasi dan fokalisasi tunggal teks merupakan penjabaran ideologi oksidentalisme yang dapat membalik posisi tokoh utama dari objek fundamentalis ekonomi menjadi subjek fundamentalis humanis yang mampu menilai dan mengkritik Amerika Serikat.

This article discusses the affirmation of identity and ideology of the main character in Mohsin Hamid 39 s The Reluctant Fundamentalist by analyzing the strategy of narrative and focalization of the text. The novel is analyzed by using the theory of Mieke Bal 1999 and Shlomith Rimmon Kenan 2003 . The result of the analysis shows that the main character, as the primary narrator focalisator, indicates the alteration process of identity consciousness and the main character rsquo s ideological tendency of oxidentalism. Through his narration and focalization, the main character that is a Pakistani demonstrates an attempt to wipe out American domination that leads to his inferiority complex, alienation, and unconsciousness of his identity. To sum up, the narrative and single focalization of the texts is an elaboration of the ideology of oxidentalism that can reverse the position of the main character from the object of economic fundamentalist to be the subject of humanist fundamentalist who is able to assess and criticize the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eriyanto
Jakarta: Kencana, 2017
302.2 ERI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Puckett, Kent
"Kent Puckett's Narrative Theory: A Critical Introduction provides an account of a methodology increasingly central to literary studies, film studies, history, psychology and beyond. In addition to introducing readers to some of the field's major figures and their ideas, Puckett situates critical and philosophical approaches towards narrative within a longer intellectual history. The book reveals one of narrative theory's founding claims - that narratives need to be understood in terms of a formal relation between story and discourse, between what they narrate and how they narrate it - both as a necessary methodological distinction and as a problem characteristic of modern thought. Puckett thus shows that narrative theory is not only a powerful descriptive system but also a complex and sometimes ironic form of critique. Narrative Theory offers readers an introduction to the field's key figures, methods and ideas, and it also reveals that field as unexpectedly central to the history of ideas."
Cambridge: Cambridge University Press, 2016
808.036 PUC n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Harvian Tanchurya
"Sebagai bidang interdisiplin ilmu, arsitektur banyak digunakan sebagai medium pendekatan terhadap berbagai bidang pengetahuan, salah satunya narasi. Arsitektur dirasa memiliki kekuatan untuk menyampaikan sebuah narasi dengan caranya yang unik melalui pendekatan manusia dan ruang. Melalui kajian ini, penulis mencoba melakukan pembahasan tentang isu kelangkaan identitas nasional, berupa rasa nasionalisme, sebab dan akibatnya, dengan pendekatan naratif menggunakan medium perancangan arsitektur. Dalam prosesnya, arsitektur akan dilihat sebagai kendaraan narasi yang mengantarkan pembaca menemukan metode alternatif dalam membaca sebuah identitas nasional berdasar pengalaman dan pemahaman masing-masing.

As an interdisciplinary field of science, architecture is widely used as a medium of approach to various fields of knowledge, one of which is narration. Architecture is felt to have the power to convey a narrative through different approaches to human and space. Through this study, the author tries to discuss the issue of scarcity of  national identity, nationalism, its causes and effects, with a narrative approach using architectural design medium. In the process, architecture will be seen as a driving force for narration that leads readers to find alternative methods of reading a national identity based on their own experience and understanding.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratitha
"Keterlibatan aspek sensori motorik pada subyek terkait konteks spasial melahirkan interioritas; yaitu kualitas pada ruang sebagai proyeksi akan makna. Terkait dengan subyek anak usia dini, interioritas ruang menjadi hal yang esensial; merujuk pada proses tumbuh kembang terkait tujuan pembelajaran dan pembentukan diri melalui eksplorasi spasial. Pada Knowledge Age sekarang ini, pesatnya perkembangan teknologi turut menyentuh aspek arsitektural. Perkembangan teknologi menghadirkan gubahan ruang dalam bentuk representasi. Kehadiran video interaktif berupa gambar bergerak menjadi sarana yang menghadirkan konteks keruangan melalui serangkaian interaksi dan aktivitas mengalami ruang. Analisis studi kasus terhadap video interaktif Balamory, Sesame Street, dan Hi-5 dilakukan untuk menelusuri interioritas pada ruang representasi terkait proses tumbuh kembang anak hingga tahap usia prasekolah. Kualitas ruang terkait home, shelter, lokalitas—place attachment, serta identitas, menjadi nilai-nilai yang terproyeksi terkait aspek-aspek pembelajaran.

The involvement of subject's perception and motor activities in space produces interiority; a quality of space which projects spatial meanings. For preschool-age children, interiority of space becomes essential in relation to their needs for learning experience and self development through spatial exploration. In Knowledge Age, the development of technology reaches architectural aspect. It produces an arrangement of space as a representative form. Interactive video becomes one of the tools to deliver spatial context through space experiencing. The analyses of case studies—Balamory , Sesame Street, and Hi-5—was conducted to capture the interiority related to growth and development process of children until preschool age. The quality of home, shelter, place attachment, and identity were found as the projected spatial values related to early childhoord learning aspects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Asellia Putri
"ABSTRACT
Dalam sebuah pameran, terdapat komposisi solid dan void yang keduanya saling berhubungan untuk mengakomodir struktur pameran secara keseluruhan. Oleh karena itu, void merupakan elemen yang penting dalam struktur pameran. Pameran terdiri dari struktur spasial dan narasi yang masing-masing memiliki komposisi void di dalamnya. Maka dari itu, void tidak hanya dibaca dalam wujud fisik struktur spasialnya, namun lebih jauh lagi, void dapat dibaca sebagai sebuah konsep yang memiliki perluasan makna dalam struktur narasinya. Skripsi ini mempelajari lebih dalam mengenai wujud, peran, dan mekanisme void dalam pameran Dunia Komik yang diselenggarakan di Galeri Nasional. Melalui pembacaan void dalam pameran tersebut, makna void menjadi lebih luas karena memiliki wujud dan peran yang bermacam-macam.

ABSTRACT
In an exhibition, there is a relationship between the composition of solid and void that accomodate the whole exhibition structure. Therefore, void is an important element in the exhibition structure. The exhibition consists of spatial and narrative structure that each have a void composition within. Void is not only read in the physical form of spatial structure, but also can be read as a concept that has an extension of meaning in its narrative structure. This thesis examines more about forms, roles, and void mechanisms of the Dunia Komik exhibition which held at the Galeri Nasional. Through the reading of void in the exhibition, the meaning of void becomes more extensive because it has a variety of forms and roles."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>