Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aina Athira Maulana
Abstrak :
Kemunculan populisme meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Sebagian besar penelitian mengenai populisme di Indonesia berfokus pada tokoh politik dan masih sedikit penelitian yang dilakukan pada level pemilih. Penelitian ini melihat peran national collective narcissism dan religious collective narcissism sebagai prediktor dukungan terhadap populisme di Indonesia. Hasil analisis data terhadap 331 partisipan dengan rentang usia 19-71 tahun (M = 30, SD = 12.8) menggunakan multiple regression menunjukkan bahwa national collective narcissism dan religious collective narcissism memprediksi dukungan terhadap populisme di Indonesia. Penelitian ini juga melihat hubungan national collective narcissism dan religious collective narcissism dengan dukungan terhadap calon presiden pada Pilpres 2019. Analisis data terhadap 301 partisipan menggunakan independent samples t-test menunjukkan tingkat religious collective narcissism yang lebih tinggi pada pemilih Prabowo Subianto dibandingkan pemilih Joko Widodo. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa national collective narcissism dan religious collective narcissism memengaruhi dukungan terhadap kebijakan maupun politisi populis, dan religious collective narcissism berpotensi memengaruhi pilihan politik warga Indonesia. ......The emergence of populism has increased in recent years in Indonesia. Most research on populism in Indonesia focused on political figures, but less research had been done at the voter level. This study investigated the role of national collective narcissism and religious collective narcissism as predictors of support towards populism in Indonesia. The results of data analysis on 331 participants with an age range of 19-71 years (M = 30, SD = 12.8) using multiple regression showed that national collective narcissism and religious collective narcissism predicted support towards populism in Indonesia. This study also looked at the relationship between national collective narcissism and religious collective narcissism with support for presidential candidates in the 2019 Presidential Election. Data analysis of 301 participants using independent samples t-test showed that the level of religious collective narcissism was higher in Prabowo Subianto voters than Joko Widodo voters. The results of the study indicated that national collective narcissism and religious collective narcissism influenced support for populist policies or politicians, and religious collective narcissism has the potential to influence the political choices of Indonesian citizens.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilly Harmawan
Abstrak :
Perilaku sebagian profesional muda di Jakarta diwarnai oleh gaya hidup aktual yang berfokus pada citra-diri dan penampilan lahiriah. Gayahidup seperti ini merupakan sebuah refleksi dari sebuah fenomena yang tidak terlihat secara eksplisit. Penelitian ditujukan untuk melihat apakah ada fenomena tertentu yang mendorong dan membentuk gaya hidup seperti itu. Lasch (1979) berpendapat gaya hidup ini merupakan kebudayaan narsisisme dan dampak dari kebudayaan modern, sedangkan Lowen (1985) menyatakan bahwa fenomena narsisisme tidak sehat merupakan sebuah fenomena penyangkalan diri yang dilakukan untuk menutupi kerentanan jatidiri yang sesungguhnya. Individu dengan narsisisme tidak sehat menampilkan citra yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya untuk menutupi rasa inferioritas yang dimilikinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan eksploratif. Melibatkan keseluruhan 16 orang subjek yang terbagi ke dalam 4 subjek utama dan 12 subjek pendukung. Alat yang digunaken dalam penelitian adalah kuestioner O'Brien Multiphasic Narcissism Inventory dan Pedoman Umum wawancara yang merupakan gambaran manisfestasi narsisisme patologis dan hasil adaptasi dari teori-teori mengenai narsisisme. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa:
1. Ada ciri narsisisme tidak sehat pada sebagian profesional muda di Jakarta.
2. Narsisisme ini dilakukan untuk menutupi rasa inferioritas dan kerentanan jatidiri mereka.
3. Narsisisme terjadi ketika seseorang membesarkan aspek parsial yang dimilikinya dan menyebabkan berbagai distorsi. Distorsi-distorsi yang dimiliki menciptakan ilusi tentang diri-semu yang rentan terhadap kritik.
4. Narsisisme tidak sehat disebabkan karena: (a) tidak adanya proses pencerminan sehat (healthy mirroring) pada seseorang, (b) pola asuh yang tidak seimbang, (c) kesibukan orangtua dengan pekerjaan dan kegiatan sosialnya (d) kontribusi lingkungan (misalnya pariwara) yang mempengaruhi proses sosialisasi anak.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Yohan Wijaya
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis Sarjana ini akan mengidentifikasi apakah Donald Trump adalah seorang narsisis dan apakah Trump Organization adalah organisasi narsis . Eksplorasi isu akan banyak dilakukan melalui review dari sumber sekunder seperti massa artikel media dan literatur ilmiah . Selain itu , sumber primer dari wawancara dan survei akan dipertimbangkan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif . Dengan mengidentifikasi semua masalah , dapat disimpulkan bahwa Donald Trump dapat dikategorikan sebagai pemimpin narsis , meskipun Organisasi Trump tidak diindikasikan sebagai organisasi narsis . Tesis sarjana ini dapat diperluas untuk penelitian lebih lanjut atau studi ke kompatibilitas antara kepemimpinan dan organisasi gaya.
ABSTRACT
This Bachelor Thesis will identify whether Donald Trump is a narcissist and whether Trump Organization is a narcissistic organization. The exploration of the issues will be mostly done through a review of secondary sources such as mass media articles and scientific literature. In addition, primary resources from interviews and survey will be considered through qualitative and quantitative analysis. By identifying all the issues, it can be concluded that Donald Trump can be categorized as a narcissistic leader, although Trump Organization is not indicated as a narcissistic organization. This bachelor thesis can be expanded for further research or study into the compatibility between leadership and organization styles., This Bachelor Thesis will identify whether Donald Trump is a narcissist and whether Trump Organization is a narcissistic organization. The exploration of the issues will be mostly done through a review of secondary sources such as mass media articles and scientific literature. In addition, primary resources from interviews and survey will be considered through qualitative and quantitative analysis. By identifying all the issues, it can be concluded that Donald Trump can be categorized as a narcissistic leader, although Trump Organization is not indicated as a narcissistic organization. This bachelor thesis can be expanded for further research or study into the compatibility between leadership and organization styles.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Pricillia Hendra
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepribadian narsisme sebagai faktor penyebab flaming, dan ancaman ego sebagai variabel yang memoderasi tindak agresi Warga Negara Indonesia dalam ranah digital. Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tertutup secara daring dari tanggal 17 Mei 2023 sampai dengan tanggal 6 Juni 2023. Menggunakan teknik non-probability sampling, penelitian mengumpulkan 427 responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat korelasi antara narsisme, ancaman ego, dan flaming. Berdasarkan analisis model persamaan struktur PLS, pengaruh langsung narsisme terhadap flaming diketahui lebih besar dibanding ketika dimoderasi oleh ancaman ego. Selain itu, penelitian turut menemukan bahwa: (1) laki-laki diketahui memiliki tingkat narsisme, ancaman ego, dan kecenderungan flaming yang lebih tinggi dibanding perempuan; (2) penghasilan diketahui berkorelasi positif terhadap narsisme dan ancaman ego. Penjelasan lebih dalam mengenai implikasi telah dibahas dalam laporan penelitian. ......This research aims to understand the influence of narcissistic personality as a causing factor of flaming, and ego threats as variables that moderate Indonesian citizens’ aggression online. This study uses a positivistic paradigm with a quantitative approach through a cross-sectional survey method. Data was collected by distributing closed questionnaires online from May 17th 2023 to June 6th 2023. Using a non-probability sampling technique the research gathered 427 respondents. The study revealed correlations between narcissism, ego threats, and flaming. Based on PLS structural equation model analysis, the direct effect of narcissism on flaming is found to be greater than when it is moderated by ego threats. In addition, the research has also found that: (1) men have higher levels of narcissism, ego threats, and flaming tendencies than women; (2) income is positively correlated with narcissism and ego threat. The thorough explanation of the implications has been discussed in the research report.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Fakhri Abdurrahman
Abstrak :
Kekerasan berbasis gender terjadi secara global. Di Indonesia, sikap seksis yang ambivalen terhadap perempuan banyak membuat perempuan mengalami kekerasan namun disaat yang sama juga mengalami perlakuan spesial, seperti gerbong kereta khusus perempuan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap tersebut dengan tipe kepribadian narcissism, machiavellianism, dan psychopathy. Hal yang masih belum jelas adalah bagaimana peran ketiga tipe kepribadian tersebut sebagai dark triad personality dalam memprediksi sikap ambivalent sexism seorang laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada laki-laki di Indonesia. Dengan jumlah sampel 445, penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing komponen dark triad berkorelasi dengan ambivalent sexism dan masing-masing dimensinya. Secara umum, dark triad personality ditermukan mampu secara signifikan memprediksi ambivalent sexism (F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05). Lebih lanjut, penelitian berhasil menemukan bahwa machiavellianism menjadi faktor kunci dalam memprediksi ambivalent sexism (β = .61 F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05) dan psychopathy menjadi prediktor terlemah dalam memprediksi benevolent sexism. Penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi landasan dalam upaya mengatahui alasan dibalik sikap seksis, hubungannya dengan dark triad personality, serta mengintervensi dan mengurangi kesenjangan yang disebabkan oleh sikap seksis. ......Gender-based violence happens globally. In Indonesia ambivalent sexism towards women cause a lot of women to experience violence and discrimination but at the same time they are somehow given a special treatment, such as women-only carriages on trains. Earlier researches have shown that there is a relationship between ambivalent sexism and some personality traits such as narcissism, machiavellianism, and psychopaty. There has been various research in attempt to find what cause a person to have an ambivalent sexism. The current study investigates the relationship between the Dark Triad personality traits and ambivalent sexism among Indonesian male. With a sample of 445, this research shows how each of dark triad components can correlate to ambivalent sexism and each of its dimensions. Overall, Dark Triad personality traits was found to be significant in predicting ambivalent sexism (F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05). Furthermore, this research had come to a conclusion that machiavellianism was found to have the strongest influence in predicting ambivalent sexism (β = .61 F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05) and psychopathy was found to be the weakest in prediting benevolent sexism (β = .06 F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05). This research was done so that it can be used to be one of the foundation in our attempt to figure out the cause of sexism, how it is related to dark triad personality, and also perhaps to intervene and reduce the gender gap caused by sexism.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Nadhifa Sydra Tsany
Abstrak :
Penelitian ini melibatkan survei untuk menguji hubungan antara penggunaan Facebook dan tiga faktor psikologis, yaitu empati, narsisisme, dan tingkat penghargaan diri pengguna. Skor rata-rata 3 variabel dari sampel 852 peserta (M = 28,94, SD = 13,98) diperoleh dengan menggunakan alat ukur yang mengukur intensitas penggunaan Facebook, empati, narsisisme, dan tingkat penghargaan diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Facebook dengan ketiga sifat tersebut. Penggunaan Facebook berkaitan secara positif dengan peningkatan sifat empati, narsisisme dan penghargaan diri. ......The present study conducted a survey to examine the relationship between Facebook use and three psychological factors, such as empathy, narcissism, and self-esteem level of the users. A sample of 852 participants’ (M = 28.94, SD = 13.98) averaged scores of aforementioned variables were obtained using measures of the intensity of Facebook use, empathy, narcissism, and self-esteem. Results showed that there were significant relationships between Facebook use and the three traits. Facebook use has a positive association with the increase of empathy, narcissism, and self-esteem level
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Yohan Wijaya
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis Sarjana ini akan mengidentifikasi apakah Donald Trump adalah seorang narsisis dan apakah Trump Organization adalah organisasi narsis . Eksplorasi isu akan banyak dilakukan melalui review dari sumber sekunder seperti massa artikel media dan literatur ilmiah . Selain itu , sumber primer dari wawancara dan survei akan dipertimbangkan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif . Dengan mengidentifikasi semua masalah , dapat disimpulkan bahwa Donald Trump dapat dikategorikan sebagai pemimpin narsis , meskipun Organisasi Trump tidak diindikasikan sebagai organisasi narsis . Tesis sarjana ini dapat diperluas untuk penelitian lebih lanjut atau studi ke kompatibilitas antara kepemimpinan dan organisasi gaya.
ABSTRACT
This Bachelor Thesis will identify whether Donald Trump is a narcissist and whether Trump Organization is a narcissistic organization. The exploration of the issues will be mostly done through a review of secondary sources such as mass media articles and scientific literature. In addition, primary resources from interviews and survey will be considered through qualitative and quantitative analysis. By identifying all the issues, it can be concluded that Donald Trump can be categorized as a narcissistic leader, although Trump Organization is not indicated as a narcissistic organization. This bachelor thesis can be expanded for further research or study into the compatibility between leadership and organization styles, This Bachelor Thesis will identify whether Donald Trump is a narcissist and whether Trump Organization is a narcissistic organization. The exploration of the issues will be mostly done through a review of secondary sources such as mass media articles and scientific literature. In addition, primary resources from interviews and survey will be considered through qualitative and quantitative analysis. By identifying all the issues, it can be concluded that Donald Trump can be categorized as a narcissistic leader, although Trump Organization is not indicated as a narcissistic organization. This bachelor thesis can be expanded for further research or study into the compatibility between leadership and organization styles]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Putra Pambudhi
Abstrak :
Sebagai salah satu platform media sosial terbesar, Facebook adalah bagian integral dari pervasive media ini. Karena jangkauan dan besarnya global, tidak mengherankan bahwa Facebook memiliki pengaruh psikologis yang besar pada orang-orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara harga diri seseorang, kepuasan tubuh, dan tingkat narsisme dalam kaitannya dengan penggunaan Facebook mereka. Dengan menggunakan convenience sampling, 852 peserta mengambil bagian dalam survei online yang mengukur variabel-variabel ini. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan penggunaan Facebook untuk harga diri dan narsisme masing-masing tetapi tidak menemukan korelasi untuk kepuasan tubuh. Kesimpulannya, Facebook adalah alat yang kuat, tetapi bukan satu-satunya, dalam pengembangan identitas dan rasa diri seseorang. Dalam hal seberapa banyak itu dimasukkan ke dalam kesombongan mereka, itu dapat meningkatkan atau menurunkan rasa harga diri seseorang, kepuasan tubuh, dan bahkan narsisme. Penggunaan dan kepuasan Facebook akan bervariasi tergantung pada tingkat keterlibatan seseorang. Disarankan bahwa untuk mencapai hasil yang lebih konsisten, setiap orang menerapkan teknik sampel yang sama dengan meminta setiap siswa melaporkannya dan dengan memberikan instruksi yang lebih rinci dan tepat. ......As one of the biggest social media platforms, Facebook is an integral part of this media pervasiveness. Due to its global extent and magnitude, it is no surprise that Facebook has a major psychological influence on people. The goal of this research was to examine the relationship between people’s self-esteem, body satisfaction, and narcissism levels in relation to their Facebook use. Using convenience sampling, 852 participants took part in an online survey that measured these variabless. Results of the research has showed significant positive correlations with Facebook use for self-esteem and narcissism respectively but did not find a correlation for body satisfaction. In conclusion, Facebook is a strong tool, but it is not the only one, in the development of a person's identity and sense of self. In terms of how much it feeds into their vanity, it can either increase or decrease a person's sense of self-esteem, body satisfaction, and even narcissism. Facebook use and satisfaction will vary depending on one's level of involvement., it is suggested that to achieve a more consistent result by everyone applying the same sample technique by having each student report it and by providing more detailed and exact instructions.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara penggunaan Facebook dengan harga diri, adiksi sosial media, dan narsisme. Penelitian ini melibatkan 852 peserta (545 perempuan, 289 laki-laki, 15 nonbiner, 3 identitas lainnya) dengan rata-rata umur 29 tahun. Peserta melengkapi survei online yang terdiri dari pertanyaan demografis dan skala pengukuran (Rosenberg Self-Esteem Scale, Bergen Social Media Addiction Scale, Dirty Dozen Dark Triad Scale, Facebook Intensity Scale). Korelasi Pearson’s digunakan untuk meniliti hubungan antara penggunaan Facebook dan 3 variabel lainnya. Hasil menampilkan bahwa meningkatnya level harga diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap penggunaan Facebook, level adiksi sosial media yang tinggi menunjukkan korelasi yang positif terhadap penggunaan Facebook. Sebaliknya, narsisme tidak menunjukkan korelasi dengan penggunaan Facebook. Meskipun demikian, hasil dari variabel harga diri dan narsisme tidak sesuai dengan hipotesis dan adiksi sosial media menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis. Penelitian ini memiliki limitasi yang hanya meneliti penggunaan Facebook, sedangkan terdapat beberapa sosial media lain yang memiliki potensi untuk diteliti lebih lanjut. Karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan penelitian sosial media lain. Limitasi lainnya adalah untuk fokus ke populasi yang lebih kecil agar penelitian dapat dilakukan dengan spesifik. ......The purpose of this research study was to examine the correlation between Facebook use and self- esteem, social media addiction, and narcissism. There are 852 participants (545 female, 289 male, 15 non- binary, and 3 other-identifying) with an age range of 29 years old who completed an online survey consisting of a demographic questions and measurements scales (Rosenberg Self-Esteem Scale, Bergen Social Media Addiction Scale, Dirty Dozen Dark Triad Scale, Facebook Intensity Scale). A pearson's correlation was used to investigate thecorrelation between facebook use and the 3 variables. Results showed that increased level of self- esteem relates to statistically significant Facebook use, high levels of social media addiction is positively correlated with the use of Facebook. On the contrary, narcissism was reported having no correlation with Facebook use. However, the result of self-esteem and narcissism are not in line with the hypotheses while only social media addiction that is equivalent to the hypothesis. This research has a limitation which only examines Facebook use. Meanwhile, there are many social media platforms that can be investigated as well. Hence, future research might consider the use of other social networking platforms and narrow down the population size to make the research in more detail.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Trisusanti Annisa
Abstrak :
ABSTRAK
The Bling Ring 2013 adalah film drama yang mengangkat kisah nyata dari enam remaja Amerika yang membobol rumah selebritis Hollywood dengan menggunakan teknologi canggih untukdapat melacak rumah para selebriti tersebut. Film ini mengeksplorasi masalah yang dihadapi oleh remaja Amerika akan adanya budaya pemujaan selebriti yang menyebabkan mereka menjadi hedonis dan narsisis. Meskipun terdapat banyak ahli yang membahas film ini dari sudut pandang psikologi, tidak banyak yang menganalisis masalah ini berdasarkan sudut pandang budaya populer dalam representasi karakter. Dengan menggunakan konsep pemujaan selebriti, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana budaya populer mempengaruhi perilaku menyimpang yang ditunjukkan oleh karakter dalam film Bling Ring. Penelitian ini memberitahu bahwa perilaku ldquo;memuja rdquo; yang dilakukan oleh karakter-karakter yang ada dalam film the Bling Ring sebenarnya berbanding terbalik dengan istilah memuja yang semua orang pahami.
ABSTRACT
The Bling Ring 2013 is a drama film which elevates an actual event of six American teenagers who burglarized Hollywood celebrity house by using the advanced technology to track those celebrities rsquo; house. This movie explores the American teenagers rsquo; problem in dealing with the celebrity worshipping culture that causes them to become hedonist and narcissist. Although there are a lot of scholars who have discussed the movie from the psychological point of view, not many have analyzed the movie based on the view point of popular culture about the character rsquo;s representation. By using the concept of celebrity worshipping, this article aims to analyze how popular culture affects the misbehavior that shown in the Bling Ring movie. This article notifies that the act of ldquo;worshipping rdquo; which done by the characters in the Bling Ring movie is actually the exact opposite of the term ldquo;worshipping rdquo; that everyone knows.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>