Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
Keraf, Gorys
Jakarta: Gramedia Widia Indonesia, 1995
808.066 GOR e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fernandes, Sujatha
New York: Oxford University Press, 2017
302.23 FER c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Tucker, James
Sydney : Angus and Robertson, 1952
823.1 TUR r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Geni Kurniati
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas subordinasi tokoh utama perempuan di dalam novel Burung-
Burung Rantau (1992) karya Y. B. Mangunwijaya dengan mencermati narasi dan
fokalisasi. Pencermatan terhadap narasi dilakukan dengan menggunakan teknik
naratif yang dikemukakan Genette (1980) dan telaah terhadap fokalisasi dilakukan
dengan pendekatan fokalisasi Kenan (2003). Narator dan fokalisator tampak
mensubordinasi tokoh utama perempuan dalam aspek tubuh dan seksualitas,
pernikahan, dan pendidikan terkait dengan isu gender. Dengan mengkaji diksi
yang digunakan fokalisator dalam pencermatannya, makna diksi ternyata juga
mensubordinasi tokoh utama.
ABSTRACT
This thesis presents the subordination of the heroine of Burung-Burung Rantau
(1992) by Y. B. Mangunwijaya by observing narration and focalization. Analysis
of the narration is done by using the narrative techniques proposed by Genette
(1980) and study of focalization is conducted by using the focalization by Kenan
(2003). Narrator and focalizator subordinate the heroine in the aspect of the body
and sexuality, marriage, and education related to gender issues. By analyzing the
diction used by focalizator in scrutinizing the heroine, diction places the heroine
in the lower position as well, This thesis presents the subordination of the heroine of Burung-Burung Rantau
(1992) by Y. B. Mangunwijaya by observing narration and focalization. Analysis
of the narration is done by using the narrative techniques proposed by Genette
(1980) and study of focalization is conducted by using the focalization by Kenan
(2003). Narrator and focalizator subordinate the heroine in the aspect of the body
and sexuality, marriage, and education related to gender issues. By analyzing the
diction used by focalizator in scrutinizing the heroine, diction places the heroine
in the lower position as well]
2015
T43680
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raden Ajeng Sanastri Nurdityaning Dewandaru
Abstrak :
Peneliti mulai mempertimbangkan bagaimana pernikahan, yang sebelumnya dipandang sebagai ritual sakral pada hampir setiap budaya, dikemas dalam narasi-narasi media sebagai komoditas yang berorientasi pada konsumsi (Engstorm, 2008). Studi ini akan fokus pada akun media sosial Instagram Bridestory dan menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat bagaimana saat ini pernikahan yang memiliki karakter sakramental dan religius (sacred) menjadi industri komersial melalui komodifikasi pernikahan yang dikemas dalam narasi media. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana Bridestory mengemas karakter sakramental dan religius pernikahan menjadi komoditas pada ranah daring. Lebih jauh, penelitian ini akan menjelaskan bagaimana komodifikasi menempatkan pernikahan dalam kontestasi antara sakral dan profan di era modern.
......Marriage is considered as sacred ritual in almost every culture, commodified through media narratives as consumption-oriented commodity (Engstorm, 2008). Social Media (Instagram) will be the focus of this study, using qualitative approach to observe how Bridestory, the biggest wedding media in Indonesia, took sacred and religious attributes of marriage, in to profane sphere as commercial industry, through its narrative. This research explores and observe, the previous act in digital sphere through social media, that argumentatively, place marriage in contestation between sacred and profane realms in modern era.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Amelia Anggraini Bakrie
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang kantor adalah aset perusahaan sebagai tempat para karyawan melakukan aktivitas. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mendorong munculnya generasi pekerja baru yang disebut sebagai knowledge workers. Keberadaan generasi baru pekerja dapat menjadi basis perancangan office space masa kini. Seiring kompetitifnya dunia bisnis, perusahaan kini juga melakukan workplace branding untuk mengkomunikasikan identitas brand-nya. Maka dari itu, mengetahui bagaimana cara menerapkan translasi dari sebuah brand ke dalam ruang office space yang dirancang untuk knowledge workers menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Tulisan ini akan membahas translasi brand dengan menggunakan metode brandscaping dan narrative branding. Elemen ruang interior dan objek di dalamnya menjadi media untuk membaca translasi yang terjadi.
ABSTRACT
Office space is an asset for a company as a place where its employees drive their activities. Advancement on information and communication technology has resulted in a new generation of employees called as knowledge workers. The existence of this new generation may become the base of office space planning. In accordance to competitive business, companies are doing workplace branding to communicate their brand identity. Therefore, to know how a brand can be translated into an office space by seeing the existence of knowledge workers become a compelling issue. This paper will confer on brand translation using brandscaping and narrative branding methods. Interior space elements and its filling objects are used as a media to read the translation.
2017
S67542
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arie Ardiningrum
Abstrak :
Konteks masa depan dengan berbagai perkembangan dan kemajuan teknologi turut mempengaruhi berkurangnya interioritas dalam pembentukkan ruang arsitektur. Crafting memiliki potensi untuk memberikan jiwa ke dalam arsitektur dengan kedalaman yang dimilikinya. Tugas akhir ini membahas tentang metode crafting seperti apa yang dapat menghasilkan desain yang tetap memiliki interioritas walaupun berada dalam konteks masa depan yang serba modern dan cepat. Apakah konfigurasi dalam crafting musik dan lukis dapat menghasilkan kualitas ruang yang memiliki kedalaman dalam mempertahankan interioritas suatu ruang. Berdasarkan studi crafting yang dilakukan dalam tugas akhir ini, didapatkan bahwa kedalaman dalam crafting didapatkan melalui proses pembuatannya dan proses menemukan teknik yang tepat untuk menghasilkan crafting yang baik. Narasi menjadi alat untuk menciptakan alur dalam crafting sehingga crafting tersebut memiliki kedalaman yang dapat menghisap siapapun yang mengalaminya. Metode baru ini mampu menghasilkan ruang relaksasi yang memiliki kedalaman tanpa kehilangan interioritasnya.
......Technologies development in the future context also gives effects in interiority decreasing of the formation of architectural space. Crafting has potencies to give a soul into architectural space with its depth. This final project discusses how the crafting method could produce a design that still has its interiority in the future context that so modern and fast. Wether configuration in music and painting crafting could produce a space that has a depth inside and still keep its interiority. According to some crafting studies on this final project, found that the depth in crafting method is produced in the making process and inside the process of finding the best method to produce the best craft. Narrative becomes the tools to create a crafting plot so it has a depth that could sucks people into it. This new method could produce a relaxation space that has a depth and still keep its interiority.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amalianisa Kushartanti
Abstrak :
Studi ini mengeksplorasi bagaimana scanning sebagai aktivitas visual sangat penting dalam pengalaman lingkungan yang imersif. Lingkungan seperti itu semakin relevan dengan produksi ruang arsitektur virtual yang terus meningkat, menggunakan teknologi layar dan proyeksi gambar. Scanning mengkonstruksi rasa imersivitas atau perasaan realitas sebagai narasi utama dari lingkungan tersebut. Ini memungkinkan detection, estimation, and assembly batas dimensi ruang, yang mengarah ke berbagai kemungkinan occupation scenarios di ruang tersebut. Studi ini memetakan pengalaman scanning di pameran lukisan imersif Affandi dan Van Gogh. Ini menyoroti bagaimana gambar yang di-scan menjadi elemen naratif yang membangun imersivitas di lingkungan tersebut. Proses pemetaan dari gambar yang di-scan ini menunjukkan berbagai aspek yang membentuk pengalaman imersivitas. Aspek-aspek tersebut terdiri dari pentingnya kontras untuk mendeteksi tepi spasial, perlunya perspective blur untuk menciptakan citra dengan kejelasan yang berbeda, dan adanya spasi linier untuk membangun batas spasial secara berlapis.
......The study explores how scanning as a visual activity is critical in the experience of an immersive environment. Such environment is increasingly relevant with growing production of virtual architectural spaces, using screen technologies and image projections. Scanning constructs the sense of immersivity or the feeling of reality as the main narrative of such environment. It enables detection, estimation, and assembly of dimensional boundaries of the space, leading to different possibilities of occupation scenarios in such space. The study maps scanning experience in Affandi and Van Gogh immersive painting exhibitions. It highlights how the scanned images become the narrative elements that construct immersivity in such environment. The mapping process of these scanned images demonstrate multiple aspects that shape the experience of immersivity. Such aspects consist of the importance of contrast to detect spatial edges, the need for a perspective blur to create images with different clarity, and the existence of linear spacing to construct the spatial boundaries in a layered way.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fera Azrita Khairnura
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8278
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Isma Ghani
Abstrak :
Berkembangnya tren film dengan genre superhero beberapa tahun terkahir ini menyebabkan tumbuhnya ketertarikan terhadap tokoh superhero dari barat yang muncul pada film-film tersebut. Bagi orang awam, mungkin film-film tersebut dilihat sebagai sumber awal dari munculnya para superhero tersebut, namun pada kenyataannya para superhero tersebut sudah muncul dari beberapa decade yang lalu melalui media komik. Tugas akhir ini menjadikan buku komik sebagai subjek utama, lebih spesifiknya adalah buku comic DC Comics untuk dilihat berbagai komponennya yang menjadi daya tarik sebagai sebuah media kreatif. Pendalaman dari buku komik ini kemudian akan dibawa ke dalam sebuah arsitektur yang dibangun dari segala aspek yang ada dari komik itu sendiri.
The spread of trend with the superhero genre-based movies in recent years triggered the curiousity for these specific superhero characters that appeared on those movies. For a newcomers, these movies might be seen as the origin of the appeared characters, while in fact that they have been around for centuries in a form of a comic books. This final project take comic book, DC Comic comic book specifically, as a main subject to be explored further for every components that it consists of, that appealing as a form of creative media. As a research materials, these will be brought to the architecture domain that are built based on every details that comic book has to offer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library