Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rian Timadar
Abstrak :
Pemikiran Foucault tentang sejarah pada dasarnya ingin mengubah dua konsep sejarah yang sudah ada sebelumnya, yaitu sejarah tradisional (total history) dan sejarah yang dikembangkan oleh penganut mazhab Annales (1929" 1989). Untuk mengubah itu semua, Foucault menciptakan dua metode penulisan sejarah, yaitu arkeologi dan genealogi. Arkeologi menganalisis secara empiris atas terbentuknya diskursif historis, sedangkan genealogi menjalankan analisis kritis dan berangkai dari diskursus historis dengan melibatkan isu yang menjadi "sejarah masa kini". Metode yang diciptakan Foucault nyatanya membawa pengaruh pada praktik museum. Sejarah yang dihadirkan tidak lagi ditampilkan sebagai keseluruhan yang tetap, tidak berubah, dan telah selesai sehingga tidak mungkin dibangun kembali. Bagi Foucault, sejarah bersifat diskontinuitas dan "nonlinear". Metode Foucault memberi efek pada cara museum memperlakukan objek, yaitu tidak lagi sebagai alat memori, akan tetapi alat berpikir produktif. Museum mempunyai power untuk mempertanyakan dan mengungkap hubungan- hubungan yang secara historis telah diwariskan. Oleh karena itu, museum memiliki potensi menegakkan kekuasaan yang lebih besar melalui ilmu pengetahuan/wacana. Dengan demikian, tesis ini membahas tentang museum sejarah menurut Foucault serta bagaimana penerapannya. Objek penelitian ini adalah studi kasus Museum Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Foucault thoughts about history actually want to change two preceding historical concepts, which are the total history and the concept of history developed by Annales (1929-1989). For that reason, Foucault developed two methods in the writing of history, archaeology and genealogy. Archaeology analyses empirically the establishment of the historical discursive, while genealogy does the critical and sustainable analysis of the historical discursive by implementing the issues which become the "recent history". These methods, in fact, bring some influences to the practice of Museum. The history is no longer presented as a fixed, unchangeable and finished fullness, so that it is impossible to be reconstructed. According to Foucault, history is something discontinuitical and nonlinear. Foucault's methods affect the way of the museum in treating objects not only as a tool of memory, but also as a productive thinking instrument. The museum has power to ask and reveal the relations that historically inherited. Therefore, the museum has potency to support the greater power through science or discourse. In that intention, this thesis discusses the museum of history in Foucault's perceptions and how they are implemented. The object of this research is the case of study of the Museum of West Java People Struggle.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T43924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PUSJARAH ABRI, 1989
355.3 SEP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khozin
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas penerapan konsep museologi baru dan museum sejarah di Museum Kebangkitan Nasional. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah menjadikan Museum Kebangkitan Nasional sebagai museum sejarah ideal dan merumuskan konsep komunikasi yang tepat untuk memudahkan proses penyampaian pesan. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa Museum Kebangkitan Nasional merupakan museum sejarah yang dalam pengelolaannya belum menggunakan konsep museologi baru, karena belum menerapkan konsep komunikasi timbal balik.
ABSTRACT
The object of this research was to discuss the application of the new museology and the historical museum concepts. This research is a descriptive study which used qualitative approach. The aim of the study is to perform ?National Awakening Museum? as the ideal historical museum and formulate the appropriate communication concept to facilitate the process of delivering messages. The result of the research identified that National Awakening Museum is a historical museum which its management has not used the new museology concept, due to the fact of lacking the using of reciprocal communication concept.
2013
T35378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartum Setiawan
2010
T39930
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tawalinuddin Haris
Abstrak :
Artikel ini membahas sebuah inskripsi Mesjid bersejarah di Jawa, yakni Inskripsi Regol Masjid Demak tahun 1804. Inskripsi tersebut memuat informasi berkenaan dengan pembangunan Regol Masjid oleh bupati Demak, yaitu KRMT Arya Purbaningrat pada tahun 1292 H (1875 M). Dalam inskripsi ini disebut juga nama Mas Haji Muhammad Khasan Bashri, qadi atau imam Masjid Demak. Studi ini berkesimpulan bahwa isi prasasti koleksi Museum Masjid Agung Demak adalah tentang pembangunan regol atau pintu gerbang Masjid Demak oleh Bupati Demak, Kanjeng Raden Mas Tumenggung Arya Prabuningrat, pada tahun 1292 H (1875 M) dan pembangunan Tarub Tratag Rambat pada tahun 1308 H (1819 AJ) yang bertepatan tahun 1889 M, bukan tahun 1885 M seperti tertera pada prasastinya oleh Bupati Demak, Kanjeng Raden Tumenggung Panji Adiningrat. Menurut catatan Museum Masjid Agung Demak, kedua bangunan itu (Regol dan Tarub Tratag Rambat) dibongkar pada tahun 1966. Jika benar, maka pembongkaran bangunan itu berlangsung pada masa pemerintahan Bupati Demak Raden Indriyo Yatmo Pranoto (1958 1966). Dari hasil pembacaan inskripsi juga tidak ditemukan angka tahun 1804 dalam prasastinya. Angka tersebut (tahun 1804) diperoleh jika angka tahun 1292 H dikonversikan ke tahun Jawa, sehingga angka 1804 mengacu kepada tahun Jawa (1804 AJ). Dengan kata lain, angka 1804 yang dikaitkan dengan penamaan Prasasti Re gol Masjid tidak pernah disebut dalam prasastinya, sehingga penamaan prasasti tersebut menurut hemat penulis kurang relevan.
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arieska Martha Hasiani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti berbagai aspek suasana museum dan lingkungan fisik di sekitarnya yang dikenal sebagai "museumscape", memengaruhi niat pengunjung untuk terlibat dalam komunikasi electronic word-of-mouth tentang pengalaman berkunjung mereka di Museum Sejarah Jakarta. Studi ini menggunakan metodologi kuantitatif dan metode purposive sampling untuk mengumpulkan data dari total 126 partisipan. Responden dipilih melalui penyebaran kuesioner secara daring dan luring. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan software SPSS, menggunakan analisis statistik deskriptif dan teknik analisis regresi linier. Temuan penelitian ini menunjukkan korelasi yang kuat antara museumscape dan niat pengunjung untuk menyebarkan electronic word-of-mouth tentang kunjungan mereka ke Museum Sejarah Indonesia Jakarta. ......This study aims to examine various aspects of the atmosphere of the museum and the surrounding physical environment known as the "museumscape", that influence visitors' intentions to engage in electronic word-of-mouth communication about their visiting experiences at the Jakarta History Museum. The study employed a quantitative methodology and utilizing a purposive sampling method to gather data from a total of 126 participants. The respondents were selected through the distribution of both online and offline questionnaires. The collected data was analyzed using the SPSS software, employing descriptive statistical analysis and linear regression analysis techniques. The findings of this study show a strong correlation between the museumscape and visitors' intention to spread electronic word-of-mouth about their visit to the Jakarta Indonesia History Museum.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyni Rahmadhani
Abstrak :
Keberadaan Museum Taman Prasasti sebagai sebuah ruang publik yang merepresentasikan suatu budaya dengan cara mengkoleksi berbagai objek untuk disajikan kepada publik. Pemilihan prasasti, khususnya batu nisan, sebagai koleksi museum merupakan representasi Pemakaman Kebon Jahe Kober pada abad 18 di Batavia. Sejak ditutup sebagai pemakaman pada tahun 1975, pemerintah mulai mengadakan pengangkatan seluruh jenazah yang ada untuk dimakamkan kembali di Pemakaman Tanah Kusir, Menteng Pulo dan pemakaman lainnya yang ada di Jakarta. Langkah selanjutnya adalah mengadakan pemugaran serta penataan ulang pada batu nisan. Perubahan identitas Museum Taman Prasasti dari makam menjadi museum merupakan pertanyaan besar, bagaimana konstruksi identitas tempat dapat terjadi, apa saja yang membentuk identitas tersebut serta apa yang dapat direpresentasikan berdasarkan faktor - faktor pembentuk identitas tersebut. Dalam penulisan ini, penulis mencoba melakukan perbandingan mengenai identitas Kebon Jahe Kober namun pada zaman yang berbeda, yaitu pada masa kolonial Belanda di Batavia dan masa modern di Jakarta dengan studi literatur serta pengamatan langsung. Setelah membandingkan faktor - faktor pembentuk identitas pada lokasi yang sama berdasarkan waktu yang berbeda, maka penulis mencoba untuk menganalisa representasi yang terdapat dari kedua identitas tempat tersebut. ......The presence of Museum Taman Prasasti as a public space represents culture by collecting various objects to be presented to the public. Inscription, especially on tombstone, as museum collections represents Pemakaman Kebon Jahe Kober in the eighteenth century in Batavia. Since the closure as a cemetery in 1975, the Government of Jakarta started to had the bodies removed to some of the cemeteries for instance to Pemakaman Tanah Kusir, Menteng Pulo and other cemeteries in Jakarta. After removing the bodies, the government starts to undertake the restoration and re-settlement on tombstones. The changes of Museum Taman Prasasti's identity from a cemetery to a museum happen to be a big question, how the construction of identity of place could occur, and examples of factors that create the identity of place and what to represents from those factors. In this thesis, I try to make a comparison on the identity of Pemakaman Kebon Jahe Kober but at different times, at colonial times in Batavia and modern times in Jakarta with the study of literature as well as direct observation. And after that, I'll try to analyse the representation from those two identities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S968
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Syarifah Alwiyah
Abstrak :
R. Syarifah Alwiyah, 079403022A, Analisis pedang masa kolonial koleksi Museum Sejarah Jakarta dan Museum Negeri Sri Baduga Bandung (Di bawah bimbingan Wanny Rahardjo W. M. Hum), Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Pedang adalah salah satu contoh senjata penyerang dengan bentuk seperti pisau panjang yang bersifat universal. Pedang selain sebagai senjata sering pula diperuntukan sebagai simbol status seseorang. Sebagai peninggalan masa kolonial, beberapa pedang koleksi Museum Sejarah Jakarta dan Museum Negeri Sri Baduga Bandung cukup menunjang untuk dijadikan bahan penelitian karena memperlihatkan keanekaragaman bentuk, ukuran dan hiasan. Pada penelitian ini, upaya pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan berdasarkan ciri atributnya yang diarahkan kepada pembentukan tipe-tipe untuk kemudian di analisis. Pengungkapan masalah berdasarkan dimensi bentuk ini dikarenakan hanya aspek tersebut yang cukup lengkap terdapat pada data. Bentuk-bentuk dasar yang diperoleh dari basil pengamatan sebagai tahap awal klasifikasi adalah bilah, gagang, sarung, hiasan dan ukuran. Bentuk dasar bilah terbagi atas empat bentuk. Sedangkan bentuk gagang terdiri dari bagian grips, knuckle bow, quillon, pommel, langet dan backstrap. Penentuan atribut kuat untuk menghasilkan type-type didasarkan kepada perbedaan bentuk dasar bilah. Setelah dilakukan penganalogian dengan berbagai literatur, dapat disimpulkan suatu perkiraan mengenai kronologi data. Hal ini ditunjang oleh adanya angka tahun yang terdapat pada empat buah bilah pedang. Sedangkan berdasarkan analogi kegunaan, dapat diperoleh lima jenis kegunaan pedang yaitu pedang untuk bermain anggar, pedang eksekusioner, pedang berburu, pedang untuk berperang dan pedang sebagai pelengkap busana pria untuk acara-acara tertentu
2000
S11981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Utama
Abstrak :
Skripsi ini membahas Museum Sejarah Jakarta, khususnya Ruang Pamer Mebel dengan meninjau dari segi tata pamernya. Data yang diperoleh melalui lapangan, wawancara dan kepustakaan. Data lapangan dengan melakukan pengamatan untuk kegunaan deskripsi dan dokumentasi. Data wawancara berupa wawancara kepada pihak museum guna mengetahui pengelolaan Museum Sejarah Jakarta. Sedangkan data kepustakaan dengan menelaah sejumlah buku, jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan tata pamer museum. Data tersebut dikumpulkan dan kemudian diolah menggunakan analisis yang berdasarkan kepada kaidah tata pamer dan komunikasi museum. Hasilnya berupa model tata pamer yang lebih komunikatif di Ruang Pamer Mebel Museum Sejarah Jakarta. ......This focus discusses about Jakarta Historical Museum, particularly specified on Meubel Exhibition Room, with concentration to the aspect of the display. Research data were provided by field observation, interviews, and books. Field observation was considered for the aim of description and documentation. Interviews to the Jakarta Historical Museum's staffs was purposed to understand the management of museums. Books research along with scientific journals and researches based on the subject content of museum exhibition. Research data was continued by analysis on the essence of museum exhibition and museum communication. Result was an alternative consideration for the development of museum exhibition, which intended to built a more communicative in the specification on meubel exhibition on Jakarta Historical Museum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S293
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library