Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Depok: Universitas Indonesia, 2019
613 KESMAS 13:3 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Enggar Purnaningsih
"
ABSTRAK Nama : Enggar PurnaningsihProgram Studi : Magister KeperawatanJudul : Hubungan Efikasi Diri Dan Stigma Dengan Kepatuhan Pasien Multidrug Resistant Tuberculosis Dalam Menjalani Pengobatan Fase Lanjutan Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan Multidrug Resistant Tuberculosis TB MDR adalah kepatuhan menjalani pengobatan, termasuk pada fase lanjutan. Efikasi diri dan stigma berperan dalam kepatuhan menjalani pengobatan TB MDR fase lanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan stigma dengan kepatuhan pasien TB MDR dalam menjalani pengobatan fase lanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 80 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif bermakna antara efikasi diri r = 0.470; p < 0.001 dan stigma r = 0.602; p < 0.001 dengan kepatuhan menjalani pengobatan TB MDR fase lanjutan. Hasil analisis multivariat didapatkan efikasi diri dan stigma menjadi prediktor kepatuhan menjalani pengobatan TB MDR fase lanjutan. setelah dikontrol akses ke fasilitas layanan kesehatan. Perawat dapat meningkatkan kepatuhan pasien TB MDR dalam menjalani pengobatan fase lanjutan dengan meningkatkan efikasi diri, menurunkan stigma dan meningkatkan keterjangkauan akses ke fasilitas layanan kesehatan.Kata kunci : efikasi diri, fase lanjutan, kepatuhan pengobatan, Multidrug Resistant Tuberculosis, stigma
ABSTRACTName Enggar PurnaningsihStudy Program Master of NursingTitle Correlation between self efficacy, stigma and patient adherence to continuation Multidrug Resistant Tuberculosis treatment phase In the continuation phase of treatment, patient adherence is one contributing factor to achieve a successful treatment in patients with Multidrug Resistant Tuberculosis MDR TB . Self efficacy and stigma have an important role in adherence to continuation MDR TB treatment phase. This study aimed to investigate the correlation between self efficacy, stigma and patient adherence to continuation MDR TB treatment phase. A cross sectional study was conducted with 80 participated patients with MDR TB. The results revealed that there was a positive significant relationship between self efficacy r 0.470 p 0.001 , stigma r 0.602 p 0.001 and patient adherence to continuation MDR TB treatment phase. Additionally, multivariate analysis showed that self efficacy and stigma were the predictor of patient adherence, in which patients were controlled to access healthcare facilities. This study results indicate that nurses can improve patient adherence to continuation MDR TB treatment phase by increasing self efficacy reducing stigma and improving access to healthcare facilities.Keywords adherence, continuation treatment phase, Multidrug Resistant Tuberculosis, self efficacy, stigma"
2017
T46934
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ezra Pradipta Hafidh
"
ABSTRAKTuberculosis TB masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan di dunia. Masalah penyakit TB menjadi lebih rumit karena munculnya penyakit Multidrug Resistant Tuberculosis MDR-TB . Masalah kontrol optimal pada pengontrolan penyebaran penyakit TB dan MDR-TB dilakukan dengan memberikan intervensi berupa pemberian vaksin BCG u1 , pengobatan OAT lini pertama u2 , dan pengobatan OAT lini kedua u3 . Tujuan dari masalah kontrol optimal pada skripsi ini adalah untuk meminimalkan jumlah individu terinfeksi sekaligus meminimalkan biaya dari setiap intervensi kesehatan yang diberikan. Kontrol optimal diperoleh dengan menerapkan prinsip minimum Pontryagin, kemudian diselesaikan secara numerik dengan metode gradient descent. Dilakukan simulasi numerik untuk beberapa skenario. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa kombinasi dari ketiga intervensi yang diberikan dapat mengurangi jumlah individu terinfeksi serta meminimumkan biaya intervensi yang diberikan pada semua skenario.
ABSTRACTTuberculosis TB remains one of top world rsquo s health problem. Problem of TB becomes more complicated because of the presence of Multidrug Resistant Tuberculosis MDR TB . Optimal control problem on controlling TB and MDR TB transmission with giving intervention, namely BCG vaccination u1 , treatment with first line anti TB drug u2 , and treatment with second line anti TB drug u3 . Optimal control problem aims to minimize the number of infected individuals also minimize cost of the interventions that given. Optimal control derived using Pontryagin minimum principle and then solved numerically using the gradient descent method. Numerical simulations are performed for some scenarios. The results from numerical simulation show that the combination of the three interventions given can reduce the number of infected individuals and minimize the cost of the interventions given in all of scenarios."
2017
S70140
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maria Lucia Fitri
"Kasus multidrug-resistant tuberkulosis (MDR-TB) paru di Indonesia semakin meningkat dan berdasarkan WHO Global Tuberculosis Report 2018, Indonesia merupakan satu dari 20 negara yang memiliki kasus MDR-TB terbanyak di dunia dengan tingkat keberhasilan terapi 47%. Beberapa penelitian didapatkan bahwa pada pasien TB paru terjadi peningkatan kadar malondialdehida (MDA) dan radikal bebas lainnya, selain itu juga terdapat penurunan kadar antioksidan di dalam tubuh, salah satunya adalah vitamin E. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan vitamin E serum dengan kualitas hidup yang dimediasi oleh MDA pada penyandang MDR-TB paru. Pada penelitian ini didapatkan 91 penyandang MDR-TB yang masih dalam terapi fase intensive dengan usia di antara18-59 tahun. Dalam penelitian ini akan dinilai kadar vitamin E dan MDA dalam serum, serta kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner short form-36 (SF-36). Data didapatkan dari wawancara, rekam medis, pengukuran antropometri, penilaian asupan makanan (food recall 1x24jam dan FFQ semikuantitatif), dan pemeriksaan laboratorium. Analisis variabel mediasi menggunakan metode kausal step menurut Baron dan Kenny. Hasil dari penelitian ini tidak didapatkan korelasi antara kadar vitamin E dengan total skor kualitas hidup, physicall component summary (PCS), dan mental component summary (MCS). Selain itu juga MDA bukan merupakan variabel mediasi antara kadar vitamin E dengan kualitas hidup pada penyandang MDR-TB paru. Hasil lain yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif rendah signifikan antara asupan vitamin E dengan total skor kualitas hidup. Serta terdapat korelasi negatif rendah signifikan antara kadar MDA dengan total skor kualitas hidup, PCS, dan MCS.
Pulmonary multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) in Indonesia has increased and WHO Global Tuberculosis Report data in 2018 showed that Indonesia is one of 20 countries with the most common cases of MDR-TB in the world with 47% therapeutic success rate. Several studies conducted in pulmonary TB patients showed an increase in the level of malondialdehyde (MDA) and other free radicals and a decrease in the level of antioxidants in the body, including vitamin E. The purpose of this study is to find out the correlation of serum Vitamin E with quality of life mediated by MDA in pulmonary MDR-TB. This study involved ninety-one MDR-TB patients that were still in the intensive phase treatment process with age ranged from 18 to 59 years old. In this study, we examined the levels of serum vitamin E and MDA, and also quality of life using short form-36 (SF-36) questionnaire. Data were collected from interviews, medical records, anthropometric measurements, dietary assessments (24-hours food recall and semi-quantitative FFQ), and laboratory tests. The mediation variable analysis was tested using the causal step method according to Baron and Kenny. The results of this study didn't find a correlation between vitamin E levels with total quality of life scores, physicall component summary (PCS), and mental component summary (MCS). It was also found that MDA wasn't a mediation variable between vitamin E levels and quality of life in pulmonary MDR-TB patients. Another result obtained from this study was that there were a significant low positive correlation between vitamin E intake and total quality of life scores. There were also a significant low negative correlation between MDA levels and total quality of life scores, PCS and MCS."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58913
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Napitupulu, Lewis Agnes
"Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menjadi beban global karena tingginya angka kematian. Terapi antibiotik 6 bulan menyebabkan kemungkinan adanya resistansi terhadap antibiotik lini pertama (rifampisin dan isoniazid) yang disebut sebagai Multidrug-Resistant TB (MDR-TB). Kasus MDR-TB paling banyak disebabkan oleh mutasi spontan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada gen rpoB, gen katG, dan promotor mabA-inhA. Deteksi cepat MDR-TB bisa dilakukan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan pemilihan primer yang akurat untuk mendeteksi mutasi gen Mycobacterium tuberculosis Spesifitas tiga primer yang telah didesain diuji menggunakan kontrol positif DNA dan pengujian in-silico dengan BLAST. Hasil pengujian secara in-silico dan visualisasi gel elektroforesis menunjukkan primer rpoB, katG, dan inhA spesifik mendeteksi gen target dengan nilai E-value BLAST pada rentang 10-40–10-59. Pengujian limit deteksi primer inhA menunjukkan spesifitas primer bisa mendeteksi bakteri hingga konsentrasi 1 bakteri/mL. Hasil penelitian menyimpulkan primer rpoB, katG, dan inhA spesifik terhadap gen target mutasi dan dapat digunakan sebagai primer deteksi dini PCR.
Tuberculosis is a disease caused by infection with the bacterium Mycobacterium tuberculosis and poses a global burden due to its high mortality rate. The six-month antibiotic therapy increases the possibility of resistance to first-line antibiotics (rifampicin and isoniazid), known as Multidrug-Resistant TB (MDR-TB). Most cases of MDR-TB are caused by spontaneous mutations in Mycobacterium tuberculosis in the rpoB gene, the katG gene, and the mabA-inhA promoter. Rapid detection of MDR-TB can be done using the Polymerase Chain Reaction (PCR) method with accurately selected primers to detect mutations in Mycobacterium tuberculosis genes. The specificity of the three designed primers was tested using positive DNA controls and in-silico testing with BLAST. The results of in-silico testing and gel electrophoresis visualization showed that the rpoB, katG, and inhA primers specifically detected the target genes with BLAST E-values ranging from 10-40 to 10-59. The limit of detection testing for the inhA primer showed that the primer specificity could detect bacteria at concentrations as low as 1 bacterium/mL. The study concluded that the rpoB, katG, and inhA primers are specific to the target mutation genes and can be used as early detection primers for PCR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dzikrie Za`iemullah
"TB resistan obat (MDR-TB) sampai saat ini masih menjadi permasalahan kompleks dengan pengobatan lebih sulit, efek samping obat, dan tingkat kematian yang tinggi dibandingkan TB sensitif obat. Infeksi TB-MDR dapat terjadi pada pasien TB setelah selesai pengobatan OAT yang dikenal sebagai kasus TB-MDR relaps/kambuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya TB-MDR relaps di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah subjek 80 pasien di Poli Paru dan TB-MDR RSUP Persahabatan. Data diambil dengan menggunakan rekam medis dan wawancara langsung dengan pasien. Berdasarkan karakteristik, pasien didominasi oleh laki-laki, usia 36-55 tahun, pendidikan terakhir SMA, tingkat pendapatan per bulan rendah (Rp1.825.000,00-Rp3.299.999,00/bulan), menjalani pengobatan dengan patuh, bukan perokok, tidak ada komorbid diabetes melitus (DM) maupun koinfeksi HIV.
Melalui analisis bivariat didapatkan kepatuhan berobat p= 0,002 bermakna terhadap kejadian TB-MDR relaps. Sementara itu, hasil analisis multivariat dengan metode regresi logistik hasil signifikan didapatkan variabel pendapatan per bulan sangat rendah (
Nowadays, multidrug-resistant TB (MDR-TB) still faces many problems including harder treatment with more toxic drugs and higher mortalities among patients compared than drug-sensitive TB infection. MDR-TB can occur in patients who have already been cured or completed their previous TB treatment, known as MDR-TB relapse cases. The aims of this research to identified risk factors among MDR-TB relapse patients in Persahabatan Central General Hospital in 2016-2018. This study used cross-sectional design and involved 80 patients at Poli Paru and MDR-TB in Persahabatan Hospital. Data were collected using medical records and direct interview with patients. Among them, most of were dominated by male, age 36-55 years old, senior high-school education, lower income (Rp1,825,000.00-3,299,999.99/month), good adherence during previous treatment, non-smoker, and without the presence of diabetes mellitus (DM) and HIV-infection. Bivariate analysis showed only adherence to previous treatment (p = 0,002) to be statistically significant. Meanwhile, after adjusted other factors through multivariate analysis, it was found very low monthly income ("
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library