Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stefani Emanuella
Abstrak :
Mahasiswa generasi millennial menghadapi tantangan krisis empati di dalam lingkungan dimana teknologi berkembang pesat, ketersediaan informasi begitu kaya, dan berbagai media digital mengelilingi generasi ini. Hal ini menjadikan generasi ini rentan terhadap berbagai tekanan psikologis yang muncul dari pertarungan eksistensi diri intragenerasi dan prasangka dari generasi sebelumnya. Tekanan tersebut dapat dihindarkan dengan membangun individu yang memiliki empati yang baik. Musik memiliki kapasitas untuk memaparkan pendengarnya dengan berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Individu dengan preferensi musik eklektik mdash; mereka yang tidak memiliki preferensi yang kuat pada jenis musik manapun, melainkan, menunjukkan fleksibilitas dalam mendengarkan musik mdash;merupakan jenis pendengar yang empatik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara preferensi musik eklektik dan empati pada mahasiswa generasi millennial. Penelitian ini dilakukan pada 356 partisipan. Preferensi musik diukur menggunakan Short Test of Music Preferences STOMP oleh Rentfrow dan Gosling 2013 yang dimodifikasi, sedangkan Interpersonal Reactivity Index IRI milik Davis 1980 digunakan untuk mengukur empati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara preferensi musik eklektik dan empati r= 0,164; p= 0.002, signifikan pada L.o.S 0.01 . Penelitian selanjutnya diharapkan memerhatikan karakteristik seperti pengalaman dan kemampuan bermusik responden, metode pengambilan data yang digunakan, serta melakukan elisitasi yang lebih mendalam mengenai budaya musik yang sedang berkembang pada masanya.
College students of millennial generation are challenged with empathy crisis in an environment with vast development of technology, rich availableness of information, and digital medias surrounding this generation. This circumstances make this generation prone to many psychological pressures which emerge from the battle of self existance among millennials themselves and prejudice from the previous generations. This pressure can be escaped by equipping each individual with empathy. Music has a capacity to expose its listeners with diverse pespectives. The ones who has an eclectic music preference mdash whom does not have strong preference to any music cathegory, but showing the flexibility in listening to diverse kind of musics mdash are the empathetic individuals. This research aims to find the correlation between eclectic music preference and empathy in college students of millennial generation. This research was conducted to 356 participants. Respondents rsquo music preference was measured by a modified version of Short Test of Music Preferences STOMP from Rentfrow and Gosling 2013 , and Interpersonal Reactivity Index IRI by Davis 1980 was used to measure respondents rsquo empathy. The result of this research showed that there is a significant correlation between eclectic music preference and empathy r 0,164 p 0.002, significant at L.o.S 0.01 . Suggestions for further research is to notice respondents rsquo characteristics, such as respondents rsquo background at music education or performing, consider other measurement method, and carry out deeper elicitation about the developing music culture at the current time.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Miftahul Akhyar
Abstrak :
Makalah ini mengupas peran strategis generasi muda milenial dalam pergerakan demokrasi sebuah negara. Di indonesia, akhir-akhir ini ini peran generasi milenial di pemerintahan makin signifikan dengan diangkatnya mantan CEO Gojek Nadeem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipilihnya tujuh staf presiden berusia milenial. Usia mereka masih sangat muda, tapi prestasi mereka sudah mumpuni. Karya dan nama mereka membesar seiring dengan pemanfaatan teknologi digital secara kreatif dan aktif. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di manca negara. Isu yang menarik untuk dibahas adalah, apakah peran mereka di ranah demokrasi akan mampu membawa perubahan yang signifikan bagi bagi negaranya? Atau mereka hanya dijadikan 'alat' bagi kekusasaan untuk mengambil hati dan suara kaum milenial untuk kepentingan penguasa? Apapun motifnya, satu hal yang bisa menjadi pelajaran penting. Media sosial memiliki kekuatan politik sangat powerful hingga mampu menumbangkan rezim-rezim dan kini menjadi salah satu penentu keberhasilan demokrasi sebuah negara.
Jakarta: The Ary Suta Center, 2020
330 ASCSM 48 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Paradigma merupakan pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subyek matter) dari suatu cabang ilmu. Paradigma perpustakaan saat ini telah bergeser ke arah generasi millennial. Millennial adalah nama pendek dari generasi Y, yaitu sebuah generasi dimana pemustaka berperilaku sebagai seseorang yang haus akan ilmu pengetahuan. Paradigma perpustakaan generasi millennial ini dicirikan adanya masyarakat pembelajar yang selalu berinteraksi dengan internet dimanapun dan kapanpun membutuhkan informasi. Jadi layanan perpustakaan yang masih "jadul" harus berbenah dan harus mampu mengakomodasi perubahan perilaku masyarakat dalam akses informasi. Adanya kemajuan iptek, maka perpustakaan harus selalu mencari jalan dengan pemanfaatan inovasi teknologi informasi terbaru agar kualitas layanan menjadi semakin terus meningkat. Pemustaka yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan peralatan teknologi sering diistilahkan dengan generasi gadget.
020 VIS 12:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sugiharto
Abstrak :
ABSTRAK
Stalking menjadi fenomena yang terjadi di media sosial. Stalking mengalami peningkatan seiring dengan mudahnya memperoleh akses internet dan juga pengguna handphone smartphone yang dimiliki. Aktivitas stalking juga dilakukkan keepada rekan kerja, teman, pacar dan mantan pacar. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengidentifikasi aktivitas stalking di media sosial pada generasi milenial. Kedua untuk menganalisis aktivitas stalking pada generasi milenial di media sosial. Metode dalam penelitian ini menggunakan mix methode dengan strategi eksploratoris sekuensial. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitiana dalah teori komunikasi interpersonal, konsep kepemudaan, teori ketahanan nasional dan konsep ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini adalah aktivitas stalking juga mempunyai dampak pada ketahanan nasional kerena menurut Catastrope the last information itu sangat penting, karena berkaitan dengan aktivitas stalking yang berlanjut disebarkan secara bertubi-tubi melalui media online dan media sosial, akan menimbulkan ketidakstabilan, ketidaknyamanan, dan ketidakseimbangan. Dan dalam sistem ketahanan nasional dibutuhkan faktor kontrol, di media sosial faktor kontrolnya adalah aturan (etika).
ABSTRACT
Stalking becomes a phenomenon that occurs in social media. Stalking has increased as it has easy access to internet and smartphone smartphone users. Stalking activity is also done keepada co-workers, friends, boyfriend and ex-boyfriend. The purpose of this first study is to understand the utilization of social media by millenial generation. Second, to analyze stalking phenomenon done by millenial generation in social media. Method in this research use mix methode with sequential exploratory strategy. While the theories used in the study dalah interpersonal communication theory, the concept of youth, the theory of national resilience and the concept of family resilience. The result of this research is that stalking activity also has an impact on national resilience because according to Catastrope the last information it is very important, as it is related to continuous stalking activity spread through the media online and social media, will cause instability, discomfort, and imbalance. And in the national defense system required the control factor, in social media the control factor is the rule (ethics).
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T50287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This research aims to explore the social construction of mobile phone as a form of new media. It was conducted under constructionist perspective, employing Giddens' structuration theory to analyze the interplay between the use of mobile phone as a form of new medium, and the communication culture of millennial teenagers. Qualitative method and phenomenological research tradition are applied in this research based on the perspective of the millenniah teengers. This research concluds that even though mobile telepohone is a technological device, the use of mobile phone is a social construction, that in turn will construct values and communication culture of its users.
Thesis: Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi, V (3) September-Desember 2006: 111-132, 2006
TJPI-V-3-SeptDes 2006-111
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Gita Gloria
Abstrak :
Seturut dengan semakin maraknya pemberitaan isu global, perkembangan konsep sustainabilitas dalam rangka membantu menanggulangi kerusakan bumi masuk kedalam sektor finansial terwujud dalam bentuk indeks saham ESG. Milenial sebagai generasi yang sangat awam akan fenomena tersebut memikul beban tanggung jawab untuk turut memperbaiki dan mengikuti konsep sustainabilitas. Selain itu, milenial sebagai generasi terbesar yang juga mendominasi populasi investor di Indonesia memiliki pengaruh penting terhadap kemajuan sektor finansial. Keterkaitan keinginan generasi milenial berkontribusi dalam menjalankan sustainabilitas serta aktif dalam sektor finansial khususnya investasi menjadi benang merah bagi regulator investasi. Namun untuk lebih menarik minat investor milenial, regulator perlu mengetahui kriteria yang saat ini paling diminati oleh investor milenial di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan tabulasi silang untuk mencari kriteria ESG yang paling diminati oleh generasi milenial kemudian diolah dengan regresi logistik multinomial untuk mencari variabel yang memiliki signifikansi pengaruh terbesar terhadap pemilihan kriteria ESG. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa saat ini investor milenial Indonesia sangat meminati kriteria tata kelola perusahaan serta pengaruh rekan memiliki peran besar terhadap peminatan para investor. ......The development of the idea of sustainability to aid in reversing environmental harm has entered the financial industry as a result of the rising prevalence of global challenges in the form of the ESG stock index. The burden of obligation to advance and uphold the notion of sustainability falls on the millennial generation, which is quite unaccustomed to this problem. Additionally, millennials have a significant impact on the development of the financial industry being the largest generation and the majority of investors in Indonesia. For investment regulators, there is a connection between the millennial generation's willingness to participate in sustainability initiatives and their involvement in the financial industry, particularly in investing. Regulators must be aware of the requirements that millennial investors in Indonesia are now looking for, though, if they want to draw in more of them. Cross tabulation was used in this study to identify the ESG criteria that the millennial generation is most interested in, followed by multinomial logistic regression to identify the factors that significantly affect the choice of ESG criterion. The findings of this study also demonstrate that millennial investors in Indonesia are now extremely interested in corporate governance standards, and peer influence plays a significant role in investor interest.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhira Shabira
Abstrak :
Perkembangan dan kepopuleran media sosial Instagram menghadirkan selebritas baru yang disebut dengan Influencer. Mudahnya akses ke media sosial dan ramainya fenomena Influencer memberikan kesempatan generasi milenial untuk mendapatkan berbagai terpaan informasi termasuk gaya parenting dari Influencer. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pembentukan pengetahuan pola pengasuhan anak pada orang tua milenial melalui konten pola asuh anak milik Influencer. Ditinjau melalui tiga unsur dialektika dari teori konstruksi sosial realitas yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivis. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan melakukan wawancara dan observasi pada orang tua usia milenial. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya konstruksi sosial realitas pengetahuan pola pengasuhan anak yang terbentuk pada orang tua usia milenial dari pengamatan konten media sosial Influencer. Proses pembentukan pengetahuan tersebut terjadi lewat dialektika eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi dilihat dari bagaimana kesadaran orang tua usia milenial terhadap pola asuh orang tuanya terdahulu, stigma sosial pola asuh anak, dan kemudahan akses informasi. Objektivasi ditinjau dari 3 hal yaitu alasan dalam memilih Influencer, aktualisasi abstrak, dan aktualisasi konkret. Internalisasi dinilai dari pengaruh eksternal, pola asuh yang diinternalisasi, motivasi internal, dan pencapaian internalisasi. ......The growth and popularity of Instagram social media, there are also new famous figures called Influencers. Easy access to social media and the hectic Influencer phenomenon provides the millennial generation the opportunity to get various exposures to information, including the parenting style of Influencers. This study wanted to find out how the process of forming knowledge of parenting patterns in millennial parents from Influencer parenting content. Judging through the three dialectical elements of the theory of social construction of reality, namely externalization, objectification and internalization. The paradigm used in this research is constructivist. This study uses a case study by conducting interviews and observations on millennial parents. The results showed that the social construction of the reality of parenting knowledge was formed in millennial parents from observasing Influencer social media content. The construction of knowledge occurs through the dialectic of externalization, objectivation, and internalization. Externalization is seen from how millennial parents are aware of their previous parenting patterns, social stigma, and easy access to information. Objectivation is viewed from selctive Influencers, abstract actualization, and concrete actualization. Internalization is assessed from external influences, internalized parenting patterns, internal motivation, and goals to be achieve
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Shahnaz Virginia
Abstrak :
Meningkatnya fenomena kelelahan emosional yang dialami karyawan milenial di situasi pandemi Covid-19, mayoritas disebabkan oleh penyesuaian sistem kerja yang dilakukan organisasi. Penyesuaian ini berdampak pada peningkatan jam dan beban kerja yang signifikan. Penelitian korelasional ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja kuantitatif dengan kelelahan emosional yang dimediasi oleh keseimbangan kerja dan kehidupan. Partisipan penelitian merupakan karyawan milenial yang berdomisili di Indonesia dan telah bekerja di suatu perusahaan selama minimal enam bulan. Diperoleh sebanyak 185 data partisipan yang dianalisis menggunakan teknik analisis regresi dengan metode Hayes PROCESS Macro Model 4. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh langsung beban kerja terhadap kelelahan emosional yang dimediasi oleh keseimbangan kerja dan kehidupan, b = 0,26, p < 0,05, BCa CI [0,40, 1,10]. Ditemukan juga pengaruh tidak langsung dalam model mediasi, b = 0,13, BCa CI [0,17, 0,55], dengan 40% varians kelelahan emosional dapat dijelaskan oleh variabel prediktor dan mediator. Terakhir, ditemukan pengaruh total dari beban kerja terhadap kelelahan emosional, b = 0,39, p < 0,05, BCa CI [0,72, 1,44]. Berdasarkan temuan tersebut, maka hipotesis penelitian diterima. Artinya, semakin tinggi beban kerja yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah kepuasan penerapan keseimbangan kerja dan kehidupan yang berdampak pada meningkatnya kelelahan emosional. ......The increasing phenomenon of emotional exhaustion experienced by millennial employees during Covid-19 pandemic situation mostly caused by new work system adjusted by organization. This adjustment resulted in a significantly increased working hour and workload. This correlational study conducted to analyze the relationship between workload and exhaustion mediated by work-life balance. Study participants are millennial employees who lived in Indonesia and have worked at current company for at least six months. Total of 185 participants data obtained and analyzed using regression analysis technique with Hayes PROCESS Macro Model 4. The results showed direct effect of workload on emotional exhaustion mediated by work-life balance, b = 0,26, p < 0,05, BCa CI [0,40, 1,10]. An indirect effect also found in this mediation model, b = 0,13, BCa CI [0,17, 0,55], with 40% variance of emotional exhaustion explained by predictor and mediator. Finally, the total effect of workload on emotional exhaustion also found, b = 0,39, p < 0,05, BCa CI [0,72, 1,44]. Based on these findings, the study hypothesis was accepted. Employee with higher workload will have lower satisfaction of work-life balance and affecting to higher level of emotional exhaustion.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Askar Muhammad
Abstrak :
ABSTRAK
Turunnya keterlibatan masyarakat dan minat terhadap kegiatan agama di Indonesia menimbulkan satu pertanyaan besar terhadap budaya gotong royong yang seringkali didengung-dengungkan sebagai budaya Indonesia. Budaya gotong royong sendiri merupakan hasil dari campur tangan dakwah islam sejak dulu. Sementara itu, perubahan struktur demografi Indonesia yang kini didominasi oleh penduduk generasi millennial memiliki kemungkinan sebagai salah satu penyebab turunnya keterlibatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah relijiusitas islam mempengaruhi keputusan seorang muslim untuk terlibat di masyarakat dan apakah terdapat perbedaan perilaku antara generasi millennial dan generasi non-millenial dalam keterlibatannya di masyarakat. Dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey gelombang ke 5, Peneliti menggunakan penilaian relijiusitas islam diri, kedekatan dengan tradisi islam, dan sholat sebagai variabel relijiusitas islam. Kemudian, peneliti menggunakan frekuensi mengikuti pengajian warga dan persepsi untuk membantu tetangganya sebagai proksi tindakan membantu tetangga. Kedua variabel tersebut peneliti jadikan variabel dependen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah model ordered probit untuk melihat preferensi dan peningkatan kepuasan seorang muslim dalam pilihannya untuk terlibat di masyarakat. Peneliti menemukan bahwa relijiusitas islam signifikan mempengaruhi keputusan seorang muslim untuk terlibat di masyarakat dan terdapat perbedaan perilaku antara generasi millennial dan non millennial. Seorang muslim yang lebih relijius cederung akan lebih terlibat di masyarakat dan seorang muslim yang tergolong generasi millennial cenderung memiliki keterlibatan di masyarakat yang lebih rendah dibandingkan seorang muslim yang bukan generasi millennial. Penelitian ini memiliki implikasi berupa bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam kebijakannya untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat yang dibutuhkan untuk pembangunan.
ABSTRACT
The decline of civic engagement and interest in religious activities in Indonesia raises a big question about the culture of mutual cooperation or in indonesian, lsquo gotong royong, which is often considered as Indonesian culture. The culture of lsquo gotong royong rsquo itself is the result of islamic da rsquo wa rsquo s influence throughout the history. Meanwhile, the changing demographic structure of Indonesia which is now dominated by millennials has the possibility of being one of the causes of the decline in the civic engagement. This study aims to determine whether the islamic religiosity influences a muslim 39 s decision to engage in a society and whether there is different behavior between millennials and non millenials engaging in the society. Using the 5th Indonesian Family Life Survey data, the researchers used the self religiosity assessment, proximity to islamic tradition, and salah as the variable of islamic religiosity. Then, researchers used the frequency of one joining a societies religious preaching activities or in indonesian, pengajian warga rsquo and perceptions to help their neighbors as a proxy for helping neighbors. Both variables are the dependent variable. In this study, the method used is ordered probit model to see the preferences and increase of satisfaction of a muslim in his choice to engage in the society. Researchers found that the religiosity of Islam significantly influenced a muslim 39 s decision to engage more in the society and there is differences in behavior between millennials and non millennials. A more religiously tedious Muslim will be more involved in society and a muslim millenials tends to have a lower civic engagement than the non millennials counterpart. This study has the implications of being the consideration for the government in its policy to increase the participation and civic engagement needed for development.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairani Rizki Prasetya
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara jenis sumber informasi parenting dan parenting knowledge pada ibu generasi Millennial yang memiliki satu anak berusia 0 ndash; 24 bulan. Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan sampel ibu usia 18 - 35 tahun yang memiliki satu anak berusia 0 - 24 bulan dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu minimal menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III n = 155. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Knowledge of Infant Development Inventory KIDI dan Maternal Sources of Information Questionnaire MSIQ. Hasil analisis korelasi dengan Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting knowledge dan jenis sumber informasi r = 0,211, p < 0,01 . Dengan demikian, semakin tinggi tingkat keakuratan pengetahuan parenting ibu, diikuti dengan tingginya tingkat penggunaan dan pembelajaran yang didapat ibu dari sumber informasi parenting. ......The purpose of this study was to find out whether there was a relationship between the type of parenting information and parenting knowledge on Millennial generation mothers who have one child 0 24 months old. This is a correlational study by using a sample of mother age 18 35 years old who have one child 0 24 month with a level of higher education that is minimum Diploma III education level n 155. Instruments used in this study are Knowledge of Baby Inventory Development KIDI and Sources of Mother Information Questionnaire MSIQ. The results of the study with Pearson has shown that there is a significant positive relationship between parenting knowledge and the type of parenting information r .211.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>