Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ryan Pratama
Abstrak :
Konsep metaverse mulai populer sejak Meta, induk perusahaan Facebook, mengumumkan kehadiran dunia virtual tersebut. Metaverse sendiri didefinisikan sebagai suatu ruang digital yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang secara virtual untuk berinteraksi satu sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas dan keberadaan dalam metaverse menurut kacamata Heidegger. Melalui fenomenologi Heidegger, peneliti ingin memberikan pemahaman bahwa metaverse berbeda dengan dunia sosial lain meskipun imersif, namun bukan berarti hal tersebut tidak dapat dikendalikan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan paradigma studi fenomenologi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa di kemudian hari prospek perkembangan metaverse masih besar, terutama dengan didukung oleh konsep big data. Semakin berkembangnya infrastruktur teknologi dan minat peneliti di bidang metaverse, diharapkan dapat meningkatkan jumlah studi ilmiah di ranah tersebut. Oleh karena itu, cara yang tepat dilakukan untuk ‘meng-Ada’ di metaverse serta menangani fenomena Das man dan enframing melalui teori Heidegger adalah dengan menerima teknologi baru tersebut secara tenang, namun tetap harus berhati-hati agar tidak jatuh terlalu dalam pada teknologi baru tersebut. Manusia masih tetap dapat otentik walau dalam dunia nyata maupun dunia metaverse. ......The concept of metaverse has become popular since Meta, Facebook's parent company, announced the presence of the virtual world. Metaverse itself is defined as a digital space where people virtually gather to interact with one another. This study aims to determine the reality and existence in the metaverse according to Heidegger's perspective. Through Heidegger's phenomenology, the researcher wants to provide an understanding that the metaverse is different from other social worlds although it is immersive, but that does not mean it cannot be controlled. The research method used is qualitative research with a phenomenological study paradigm. This study concludes that the prospects for the development of the metaverse are still great in the future, especially with the support of the big data concept. The development of technological infrastructure and the interest of researchers in the metaverse field is expected to increase the number of scientific studies in this area. Therefore, the right way to "Exist" in the metaverse and deal with the phenomenon of Das man and enframing through Heidegger's theory is to accept the new technology calmly but still have to be careful not to fall too deep into the new technology. Humans can still be authentic even in the real world and the metaverse world.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Syauqi
Abstrak :
Perkembangan teknologi merupakan sebuah bidang yang terus menerus berkembang. Salah satu contohnya dengan adanya sebuah konsep yang memisahkan arti dari dunia nyata dan dunia maya yaitu Metaverse. Metaverse merupakan suatu wadah interaksi dan sosialisasi dengan pengguna lainnya berupa ruang virtual reality. Konsep ruang ini kemudian memiliki keterikatan kuat dengan konsep ruang heterotopia yang disebutkan oleh Michel Foucault seperti kepemilikan aturan serta kualitas yang ruang. Pengalaman ruang dan aturan tersebut kemudian dapat dimanfaatkan terhadap sistem pariwisata yang terhalang oleh adanya pandemi COVID-19 yang membatasi ruang interaksi antar manusia dan tempat. Namun, apakah berwisata pada ruang Metaverse memberikan arti dan pengalaman yang sama dengan berwisata secara konvensional? Pada penulisan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran kualitas seperti apa yang dapat diimplementasikan dalam berwisata dalam ruang Metaverse. ......Technological development is a field that is constantly evolving. One example is the existence of a concept that separates the meaning of the real world and the virtual world, namely Metaverse. Metaverse is a place for interaction and socialization with other users in the form of virtual reality space. This concept of space then has a strong connection with the concept of heterotopian space mentioned by Michel Foucault such as the creations of rules and the qualities of space. The experience of space and rules can then be utilized for the tourism system which is hindered by the COVID-19 pandemic hence limits the space for interaction between people and places. However, does experiencing tourism in the Metaverse provide the same meaning and experience as travelling conventionally? In this paper, it is hoped that it can provide an overview of what qualities can be implemented by experiencing tourism in the Metaverse.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tendean, Meriell Jade Eugenia
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang terkait dengan kepuasan penggunaan metaverse sebagai media ibadah gereja, yang belum banyak dikaji dari perspektif studi komunikasi. Studi ini menggunakan teori Media Richness dan Electronic Propinquity sebagai kerangka teori untuk mengkaji hubungan pengalaman, persepsi richness metaverse, dan rasa kedekatan pada kepuasan terhadap metaverse. Studi dilakukan dengan metode survei terhadap anggota gereja di Indonesia yang pernah menghadiri ibadah menggunakan metaverse sebelum studi. Temuan menunjukkan hubungan antara pengalaman dan kepuasan tidak bersifat langsung namun dimediasi oleh persepsi terhadap media richness dan kedekatan. Lebih lanjut media richness juga memiliki hubungan dengan kedekatan. Temuan penelitian ini berkontribusi untuk memperluas literatur tentang Media Richness dan Electronic Propinquity dengan mengevaluasi hubungan antara dua konstruk ini terhadap penggunaan metaverse untuk keperluan religi. Rekomendasi terkait studi kedepan dan implikasi praktis disarankan pada bagian akhir tesis. ......This research examines the factors contributing to user satisfaction of metaverse as a medium for church services, that has not been studied extensively from a communications study perspective. Using Media Richness and Electronic Propinquity as the theoretical framework, this study assesses the relationship between experience, richness perception of the metaverse, and propinquity on the satisfaction of metaverse. Survey was employed to collect data from Indonesian church members who have attended a metaverse service prior to the study. The findings suggest that the relationship between experience and satisfaction is mediated by the perception of media richness and propinquity. Moreover, media richness is also related to propinquity. These findings contributed to expanding research on Media Richness and Electronic Propinquity by evaluating the relationship between these constructs against the use of metaverse for religious purposes. Recommendations related to future research and practical implications are outlined at the end of the thesis.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Putri Adita
Abstrak :
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman budaya. Namun seringkali, keberagaman tersebut tidak dijadikan sebuah kekayaan, namun sebagai pemantik perpecahan. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang memiliki sikap multikultural. Perkembangan teknologi yang pesat kini memunculkan sebuah potensi dimana manusia dapat belajar menjadi individu yang lebih multikultural, yaitu dengan dikembangkannya dunia maya. Dunia ini bermula dari internet, yang di masa depan dapat sangat memfasilitasi kontak dan komunikasi antar kelompok budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku internet dengan sikap multikultural. Studi deskriptif dilakukan terhadap Warga Negara Indonesia yang berusia 18-40 tahun dan merupakan pengguna internet (N=168). Kategorisasi skor dilakukan dengan metode empirical means. Mayoritas partisipan penelitian memiliki nilai perilaku internet dan sikap multikultural yang sedang. Implikasi penelitian ini dapat mengenalkan potensi dari dunia maya untuk meningkatkan sikap multikultural masyarakat di masa depan. ......Indonesia is a country that has so many cultural diversities. However, often times those diversities are not celebrated as treasures of the country, but as a trigger for public discord. This phenomenon proves that Indonesians still lack Multicultural Attitude. The rapid development of technology now arises a new potential, where people can learn to become a more multicultural individual, that is the development of the virtual world. This virtual world roots from the internet, which in the future can facilitate the contact and communication between cultural groups even more. The purpose of this study is to see the picture of internet behavior and multicultural attitude of Indonesian citizens. A descriptive study is conducted on Indonesian citizens aged 18 to 40 years that are also users of the internet (N=168). The categorization of the scores is determined by empirical means. Results show that the majority of participants have moderate level of internet behavior and multicultural attitude. The implication of this study can introduce a potential of the virtual world for the betterment of society’s multicultural attitude in the future.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Parulian
Abstrak :
Dalam era digital yang semakin maju, konsep ketuhanan terus mengalami perubahan dan transformasi. Salah satu area yang menarik untuk dikaji adalah metaverse, sebuah realitas virtual yang semakin populer. Artikel ini akan menganalisis pemikiran ketuhanan Alfred North Whitehead dalam konteks metaverse. Pandangan Whitehead menekankan pentingnya keterhubungan dan kreativitas dalam proses penciptaan, yang kemudian akan diterapkan untuk menganalisis hubungan Tuhan dan pengalaman spiritual dalam metaverse. Dalam artikel ini penulis berargumen bahwa Tuhan akan dapat terus menjadi relevan dan tidak begitu saja kehilangan tempat dalam realitas yang sepenuhnya baru ini. Di saat yang bersamaan, penulis juga akan menunjukkan bagaimana kita dapat terus memaknai spiritualitas dalam metaverse dengan cara yang sama dari yang apa sudah dipercaya oleh masyarakat sejak dulu. ......In this increasingly advanced digital era, the concept of divinity continues to experience change and transformation. One interesting area to study is the metaverse, a virtual reality that is gaining popularity. This article will analyze Alfred North Whitehead's divine thought in the context of the metaverse. Whitehead's view emphasizes the importance of connectedness and creativity in the process of creation, which will then be applied to analyze the relationship between God and spiritual experience in the metaverse. In this article the author argues that God will be able to continue to be relevant and not simply lose his place in this entirely new reality. At the same time, the writer will also show how we can continue to interpret spirituality in the metaverse in the same way that people have believed for a long time.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Pangestu Adhitio R
Abstrak :
Dalam sisi akademis, riset mengenai metaverse saat ini masih didominasi pada konteks pendidikan. Permasalahan lainnya adalah minat masyarakat Indonesia terhadap Metaverse kian menurun dari tahun 2021-2023 padahal Metaverse merupakan salah satu ekosistem digital yang tengah dibangun oleh pemerintah Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi y dan generasi z di Indonesia dalam menggunakan Metaverse untuk kegiatan virtual event. Desain penelitian yang aplikasikan adalah cross sectional. Data penelitian didapatkan dari 167 responden yang termasuk kedalam generasi y dan generasi z, belum pernah menggunakan namun memiliki pemahaman dasar mengenai metaverse dan berdomisili di Indonesia. Technology Acceptance Model merupakan framework dalam membangun model penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 13 hipotesis tidak berpengaruh signifikan, yaitu perceived ease of use terhadap perceived usefulness dan juga perceived usefulness terhadap behavioral intention pada metaverse. Selain itu, ditemukan bahwa perceived enjoyment merupakan faktor terbesar yang dapat mempengaruhi minat penggunaan metaverse pada generasi y dan generasi z di Indonesia. Penelitian ini berkontribusi secara akademis dalam memberikan pemahaman mengenai bagaimana faktor-faktor dalam TAM mampu mempengaruhi minat masyarakat Indonesia terhadap metaverse. Selain itu penelitian ini juga mengkombinasikan 2 model penelitian terdahulu sehingga mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. ......In the academic realm, research on the metaverse is currently predominantly focused on educational contexts. Another issue is the declining interest of the Indonesian public in the metaverse from 2021 to 2023, despite it being one of the digital ecosystems being developed by the Indonesian government. This study aims to analyze the factors influencing the interest of Generation Y and Generation Z in Indonesia in using the metaverse for virtual events. The research design applied is cross-sectional. Data were collected from 167 respondents who belong to Generation Y and Generation Z, have not yet used the metaverse but have a basic understanding of it, and reside in Indonesia. The Technology Acceptance Model (TAM) serves as the framework for constructing this research model. The results indicate that 3 out of 13 hypotheses are not significantly influential, namely, perceived ease of use on perceived usefulness and perceived usefulness on behavioral intention in the metaverse. Furthermore, it was found that perceived enjoyment is the most significant factor influencing the interest in using the metaverse among Generation Y and Generation Z in Indonesia. This study academically contributes by providing an understanding of how TAM factors can influence the Indonesian public's interest in the metaverse. Additionally, this study combines two previous research models to obtain more comprehensive results.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Karimah Larasari
Abstrak :
Perkembangan teknologi yang begitu pesat berhasil menciptakan dunia virtual Metaverse Salah satu sektor yang juga merambah dunia virtual Metaverse ini adalah sektor perbankan. Luasnya transaksi yang dimungkinkan dalam dunia virtual ini juga memberikan peluang bagi para penyedia jasa keuangan untuk mengembangkan jasanya ataupun kegiatannya ke dalam Metaverse. tidak hanya bank-bank di luar Indonesia saja namun bank-bank dalam negeri di Indonesia sudah mulai mengumumkan rencananya untuk merambah dunia virtual Metaverse. Kemajuan teknologi yang tidak disertai dengan aturan dan kesiapan pengawasan dari Pemerintah berpotensi memiliki risiko yang merugikan bagi para pengguna atau nasabahnya. Penelitian ini membahas lebih lanjut terkait dengan perlindungan hukum terhadap nasabah dalam perluasan kegiatan perbankan di dunia virtual Metaverse. Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian hukum doktrinal atau penelitian normatif yang disebut juga sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan - peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada dengan didukung oleh hasil wawancara dengan informan atau narasumber terkait. Dari hasil penelitian ini, perluasan perbankan ke dunia virtual Metaverse di Indonesia masih pada tahap awal yaitu sebagai perluasan layanan perbankan digital, sehingga pengaturan terkait pendiriannya di dunia virtual Metaverse serta perlindungan hukum terhadap nasabah di Metaverse tidak diatur secara khusus dan masih mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Perlindungan hukum terhadap nasabah di Metaverse diharuskan memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan, aspek perlindungan data, aspek transparasi informasi dan edukasi, serta aspek penyelesaian sengketa. Selain itu, terkait dengan hal ini OJK memiliki peran dan kewenangan terkait dengan pelayanan penerimaan dan pemberian informasi, serta pengaduan konsumen, melakukan pembelaan hukum, bank menghentikan kegiatan dan/atau tindakan lainnya yang dianggap perlu, pengawasan terhadap pengembangan teknologi informasi yang dilakukan oleh bank. ......The rapid development of technology has succeeded in creating the Metaverse virtual world. Banking sector is one of the sectors that has also penetrated the Metaverse virtual world. With the breadth of transactions occurring in this virtual world, there are also possibilities for the financial service providers to develop their services or activities into the Metaverse. Aside from banks outside Indonesia, domestic banks in Indonesia have started to announce their plans to enter the Metaverse virtual world. On the other hand, technological advances that are not accompanied by regulations and monitoring readiness from the Government have the potential to pose a risk of harm to users or customers. This research discusses further related to legal protection for customers in expanding banking activities in the Metaverse virtual world. The type of research in this thesis includes doctrinal legal research or normative research, which is also known as library research or document study, because this research is conducted or aimed only at written regulations or other legal materials. This research method is used in legal research that is carried out by examining existing literature materials supported by the results of interviews with relevant informants or sources. The result of this study shows that the expansion of banking into the Metaverse virtual world in Indonesia is still at an early stage, namely as an expansion of digital banking services, so that regulations related to its establishment in the Metaverse virtual word and legal protection for customers in Metaverse are not specifically regulated and still refer to statutory regulations which are valid at this time. Legal protection for customers in Metaverse is required to pay attention to aspects of safety and security, aspects of data protection, aspects of information transparency and education, as well as aspects of dispute resolution. In addition, related to this, Financial Services Authority (OJK) has roles and authorities related to receiving and providing information services, as well as consumer complaints, conducting legal defense, banks stopping activities and/or other actions deemed necessary, supervising the development of information technology carried out by the banks.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Teja
Jakarta: Kompas Gramedia, 2022
302.23 TOM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Ade Putra
Abstrak :
Universitas T memiliki rencana (roadmap) untuk mengembangkan berbagai jenis Metaverse di masa depan. Namun, ada kekhawatiran bahwa roadmap yang telah dibuat mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sentimen dan pemodelan topik tentang Metaverse di media sosial guna memberikan wawasan yang penting bagi roadmap pengembangan Metaverse di Universitas T dengan memperhatikan pendapat dan sentimen masyarakat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah twit berbahasa Indonesia yang dikumpulkan dari bulan Agustus 2021 hingga April 2023. Untuk analisis, digunakan pustaka LazyPredict yang menghasilkan lima model klasifikasi, yaitu Bernoulli Naive Bayes (BernoulliNB), Nearest Centroid, Calibrated Classifier CV, Logistic Regression, dan Linear Support Vector Classification (LinearSVC). Hasil menunjukkan bahwa model BernoulliNB memiliki performa terbaik dengan nilai rata-rata F1 sebesar 0,788. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi topik-topik yang dibahas terkait dengan Metaverse menggunakan pustaka Bertopic. Temuan menunjukkan adanya topik negatif seperti ketidakpastian pengembangan Metaverse, skeptisisme terhadap teknologi baru, keterbatasan infrastruktur internet, kekhawatiran etika dan syariah, ketidakpastian legalitas, kekhawatiran privasi dan keamanan, serta skeptisisme terhadap kesiapan Indonesia dalam membangun Metaverse. Di sisi lain, topik positif meliputi peluncuran Metaverse Jagat Nusantara, potensi kripto dalam konteks Metaverse, perubahan nama Facebook menjadi Meta, konser virtual di Metaverse, kehidupan di dunia Metaverse, pengembangan teknologi Metaverse di dalam negeri, transformasi digital dan inovasi di era Metaverse, penggunaan blockchain, kripto, dan NFT dalam teknologi Metaverse, serta Manasik Haji di Metaverse. Hasil analisis sentimen dan pemodelan ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi Universitas T dalam memahami tren dan pandangan masyarakat terkait Metaverse. Hal ini akan membantu universitas dalam mengevaluasi roadmap Metaverse yang telah dibuat untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan masyarakat. ......Universitas T has a roadmap to develop various types of Metaverse in the future. However, there are concerns that the existing roadmap may not align with the needs of society. Therefore, this research aims to analyze the sentiment and topic modeling related to Metaverse on social media to provide valuable insights for the development roadmap of Metaverse at Universitas T, taking into account the opinions and sentiments of the public. The data used in this study are Indonesian tweets collected from August 2021 to April 2023. The LazyPredict library is utilized for analysis, which generates five classification models: Bernoulli Naive Bayes (BernoulliNB), Nearest Centroid, Calibrated Classifier CV, Logistic Regression, and Linear Support Vector Classification (LinearSVC). The results show that the BernoulliNB model performs the best with an F1 score of 0.788. Additionally, this research identifies various topics discussed in relation to Metaverse using Bertopic library. Findings indicate the presence of negative topics such as uncertainty in Metaverse development, skepticism towards new technologies, limitations of internet infrastructure, ethical and Sharia concerns, legal uncertainties, privacy and security concerns, as well as skepticism about Indonesia's readiness in building the Metaverse. On the other hand, positive topics include the launch of Metaverse Jagat Nusantara, the potential of cryptocurrencies in the context of Metaverse, the name change of Facebook to Meta, virtual concerts in the Metaverse, life in the Metaverse world, domestic Metaverse technology development, digital transformation and innovation in the era of Metaverse, the use of blockchain, cryptocurrencies, and NFTs in Metaverse technology, as well as Manasik of Hajj in the Metaverse. The results of sentiment analysis and topic modeling can provide valuable insights for Universitas T to understand the trends and public perspectives regarding Metaverse. This will assist the university in evaluating the existing Metaverse roadmap to ensure its alignment with the needs of society.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Kalyana Fasya
Abstrak :
Makalah ini membahas bagaimana persepsi dan adaptasi penggemar SM entertainment terhadap teknologi metaverse perusahaan. Mengingat pengalaman ini, akan bermanfaat untuk memahami strategi yang digunakan perusahaan hiburan dalam menanggapi preferensi konsumen yang berkembang dan teknik mutakhir yang mereka gunakan untuk memfasilitasi keterlibatan penggemar dengan konten pilihan mereka. Dalam hal ini, teknologi Artificial Intelligence (AI) dimasukkan ke dalam komersialisasi idola SM. Inovasi SM Entertainment, seperti konser online dan barang AI, telah membangkitkan minat yang luar biasa dalam komunitas K-Pop. Namun, konsep metaverse ini baru di industri hiburan yang baru masuk perbincangan media arus utama pada 2020). Dengan demikian, cara konsumen memahami dan beradaptasi dengan komersialisasi baru ini berbeda dari pengalaman konsumsi tradisional sebelumnya, yang menawarkan pengalaman yang lebih interaktif, personal, dan dapat diakses oleh konsumen K-pop. Pengetahuan ini memungkinkan kita untuk memahami lebih baik dan menghargai dinamika perubahan industri K-pop dan hubungannya dengan audiensnya. Memanfaatkan Teori Penggunaan dan Gratifikasi, makalah ini berfokus pada motivasi penonton dan kebutuhan untuk mengkonsumsi konser virtual SM Entertainment, dan barang-barang yang tergabung dengan AI menyiratkan konsep metaverse. ......This paper discusses how SM entertainment fans’ perception and adaptation to the company’s metaverse technology. Given these experiences, it would be advantageous to understand the strategies that entertainment companies employ in response to developing consumer preferences and the cutting-edge techniques they use to facilitate fan engagement with their preferred content. In this case, Artificial Intelligence (AI) technology was incorporated into SM’s idols' commercialisation. SM Entertainment's innovations, such as online concerts and AI goods, have generated tremendous interest within the K-Pop community. However, the metaverse concept is new to the entertainment industry, which only entered the mainstream media discussion in 2020). Thus, how consumers perceive and adapt to this new commercialisation differs from the previous traditional consuming experience, which offers a more interactive, personalised, and accessible experience for K-pop consumers. This knowledge allows us to understand better and appreciate the changing dynamics of the K-pop industry and its relationship with its audience. Utilising the Uses and Gratification Theory, this paper focuses on audience motivation and needs to consume SM Entertainment’s virtual concert, and the AI-incorporated goods imply the metaverse concept.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>