Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra
Abstrak :
Dalam tesis saya ini, saya akan membahas metafor. Secara lebih spesifik, saya akan membahas metafor kognitif yang diungkapkan oleh Lakoff dan Johnson. Teori metafor kognitif pada intinya menyatakan bahwa metafor tidak semata-mata merupakan bahasa kiasan, melainkan dekat dengan kehidupan sehari-hari karena merupakan kognisi dalam bahasa. Dalam mengaplikasikan teori metafor kognitif tersebut, saya menggunakan sejumlah majalah gosip terbitan Amerika, yakni In Touch Weekly, New Weekly dan US Weekly. Saya akan mengkaji sejumlah judul artikel yang mengandung metafor kognitif dalam majalah-majalah tersebut dan keterkaitannya dengan isi artikel. Pengkajian metafor yang saya lakukan ini mencakup tiga ranah linguistik, yakni semiotik, semantik kognitif dan wacana. Kajian semiotik dalam penelitian ini dimulai dari munculnya suatu tanda bahasa yang merupakan sebuah simptom, hingga disimulasikannya simptom tersebut menjadi sebuah ikon, dan akhirnya diterima sebagai sebuah simbol saat dihadirkan dalam bentuk kata-kata, serta digunakan secara metaforis guna menghasilkan sebuah metafor. Pengkajian metafor sebagai tanda bahasa dilanjutkan dan dikembangkan menjadi suatu konsep metafor melalui teori metafor kognitif. Selanjutnya, metafor kognitif yang terdapat dalam judul artikel dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya masing-masing, seperti metafor ontologis, metafor struktural dan lain sebagainya. Formulasi suatu judul artikel yang mengandung metafor kognitif tidak terlepas dari isi artikel tersebut. Hal tersebut dikarenakan formulasi suatu judul artikel dipengaruhi dan didasarkan atas isi artikel. Dengan kata lain, suatu judul artikel merupakan penggambaran singkat mengenai isi artikel tersebut. Oleh karena itu, saya mengaitkan judul artikel dengan isi berita tersebut dan menganalisis keterkaitan yang terdapat antara judul artikel dan isi artikel. Saya menemukan bahwa terdapat sejumlah kata, kalimat atau ujaran yang berperan penting dalam merumuskan sebuah judul artikel. Oleh karena alasan tersebut, penelitian saya mengenai metafor kognitif merambah pula tataran wacana. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada mereka yang mengkaji metafor, khususnya tentang metafor kognitif, sebagai bahan pembelajaran dan perbandingan. Akhirnya, saya berharap Tesis ini juga merupakan sumbangan bagi dunia linguistik Indonesia terutama di bidang penelitian metafor. ...... My thesis is concerned with metaphor. In particular, I would like to discuss cognitive metaphor by Lakoff and Johnson in my thesis. The cognitive metaphor, in short, asserts that metaphor is not merely the matter of making use of a language poetically or flourishingly. On the other hand, metaphor is closely related to our lives because it is actually the part of the language cognition. To apply the theory of the cognitive metaphor, I browse over a number of American gossip magazines entitled In Touch Weekly, New Weekly and US Weekly. I am going to analyse a number of the titles of the articles that indicate the use of cognitive metaphor from those magazines. In addition, I would like to find out the relation between the title and the content of the article in such a way that the title might end up with a formulation that suggests the cognitive metaphor. My thesis on metaphor falls under the study of three linguistic fields. They are semiotics, cognitive semantics and discourse. Metaphor, with regards to semiotics, initiates from the occurrence of a linguistic sign. The linguistic sign is to be interpreted as a symptom, which can be simulated to give rise to the occurrence of a symbol when presented in the form of words as well as used metaphorically as a metaphor. The study of metaphor as semiotics is further elaborated to construct a metaphorical concept through the cognitive metaphor. Subsequently, the cognitive metaphor within the title is grouped into its kinds such as ontological metaphor, structural metaphor and the like. The formulation of a title of an article certainly has something to do with the content of the article. It is due to the fact that the idea of formulating an article title is constructed, influenced as well as based on the content. In other words, the title of an article is a brief description of what the article is actually concerned with. Therefore, in my thesis, I analyse the relation of the title of the article to its content. I find out there are certain words, sentences and utterance that are of pivotal roles towards the formulation of the title. For that reason, my analysis of metaphor also covers the study of discourse. My expectation from writing this thesis is that this research is likely to be able to give contribution for those who study metaphor, particularly for those who take an interest in studying cognitive metaphor. They can benefit from this thesis as one of their materials, or as a comparative study. Last, I hope this thesis will contribute to the world of linguistics in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T23016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Nurfaidah
Abstrak :
Tesis ini membahas representasi maskulinitas yang terdapat dalam korpus berupa film yang berjudul Malaikat Bayangan dan Malaikat Tanpa Sayap. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian kualitatif melalui pendekatan cultural studies. Penelitian ini menggunakan beberapa teori berikut, yaitu maskulinitas Reeser dan Beynon, metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson, metafora multimodal Forceville, dan struktur film dari Boggs dan Petrie, serta Nathan Abrams, et.al. Reeser dan Beynon memandang maskulinitas sebagai satu konsep yang dinamis, cair, dan kompleks. Kedua korpus penelitian tersebut memiliki perbedaan, antara lain, dalam latar tahun produksi, genre, atau setting. Film Malaikat Bayangan mengangkat tema maskulinitas imperial dengan latar era kolonial. Sosok maskulin imperial, Thomas, mengabdikan diri sepenuhnya pada kepentingan negara tanpa mengaharapkan imbalan materi. Untuk itu maskulin imperial dituntut untuk tidak menjalin hubungan yang terlalu intim dengan lawan jenis serta memiliki kemampuan untuk menguasai diri seutuhnya. Jika dikaitkan dengan teori Reeser, sosok maskulin imperial dalam film Malaikat Bayangan tidak berkonstitusi dengan jenis maskulinitas lain. Namun, dalam sebuah penyamaran, Thomas tidak dapat menghindari untuk mengadopsi unsur-unsur dari kluster lain, seperti metroseksual dan narcissist. Sementara itu, Film Malaikat Tanpa Sayap mengangkat konsep maskulinitas breadwinner yang dapat berkonstitusi dengan jenis maskulinitas lain, yaitu new man as a nurturer dan maskulinitas imperial. Sosok maskulin yang diangkat di dalam tesis ini merupakan sosok yang dianggap sebagai malaikat (malaikat metaforis). Metafora konseptual yang muncul sebagai penguat tokoh malaikat metaforis cenderung untuk mengarah pada sikap, sifat, serta peristiwa yang dialami oleh para tokoh. Dalam film Malaikat Bayangan, sosok Thomas memenuhi kriteria sebagai malaikat karena ia mengabdi dengan sepenuh hati tanpa pernah memikirkan imbalan materi; memiliki kekuatan fisik dan batin yang prima; patuh pada aturan, dan cernat. Sementara itu, film Malaikat Tanpa Sayap menampilkan tokoh Amir sebagai sosok yang dianggap sebagai malaikat. Tokoh Amir tanpa menunjukkan kontak fisik mampu memberikan kontribusi besar bagi anaknya sendiri dan orang lain. Konsep maskulinitas tersebut didukun unsur sinematografis (teknik pengambilan gambar, penentuan ukuran gambar, teknik pencahayaan) dan unsur naratif (tema, alur, latar, dan penokohan). ......This thesis discusses the representation of masculinity in Malaikat Bayangan (1987) and Malaikat Tanpa Sayap (2012). This is a qualitative research with cultural studies approaches. There are several theories used in this study: Reeser (2010) and Beynon (2002) masculinities, Lakoff and Johnson's (2003) conceptual metaphor, Forceville's (1996) multimodal metaphor, and film structures from Boggs & Petrie (2008) and Nathan Abrams, et al (2001). Both movies have differences, especially in these points: year of production, genre, or setting. However, they were assumed to share common concepts of masculinity. Malaikat Bayangan provided representation of imperial masculinity. The imperial masculine gave his life serving the state totally without material orientation. He was not allowed to have an overly intimate relationship with women and ought to have a perfect stamina. Based on Reeser's view, the imperial masculine figure in Malaikat Bayangan can not be substituted with another type of masculinity. However, on certain occasions, the main character must be adaptive to elements of other clusters, such as metrosexual and narcissist. On the other hand, Malaikat Tanpa Sayap provided a fluid masculinity concept. The breadwinner can be subsituted with other types of masculinity, such as nurturer or imperial masculinity. The thesis focuses on masculine figures that are metaphorically regarded as angels. Conceptual metaphor application is related to their attitudes, characteristics, and experiences. In Malaikat Bayangan, Thomas gives his total commitment for the state without material reward. He has the most powerfull energy, obedient, and has good precision. Meanwhile, Malaikat Tanpa Sayap is featuring Amir as a metaforic angel in a different way. Through his own fight, without physical contact as Thomas, which is associated to the contemporary period, Amir fulfills his angelic criteria. The concept of masculinity that emerges in both movies is supported by the cinematographic elements (shooting technique, size of the image, or lighting techniques) and narrative elements (theme, plot, setting, and characterization).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerjemahan unsur metaforis bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam roman La Paste dan terjemahannya Sampar.

Masalah pokok yang diteliti ialah tepat tidaknya pengalihan amanat yang mengandung unsur metaforis BP ke dalam BI. Sehubungan dengan masalah tersebut, penelitian yang dilakukan melingkupi penerjemahan unsur metaforis BP ke dalam BI dan proses penerjemahannya ditinjau dari segi amanatnya. Di samping itu, di dalam penelitian ini akan dicari pula faktor-faktor yang menyebabkan suatu terjemahan dapat mengalihkan amanat secara tepat, sementara terjemahan yang lain tidak.

Analisis yang dilakukan didasari oleh sejumlah teori, yaitu teori-teori semantik, khususnya mengenai jenis makna serta pengertian unsur metaforis dan makna metaforis; teori-teori penerjemahan, khususnya mengenai pengertian penerjemahan yang menyangkut unsur metaforis, jenis proses penerjemahan ditinjau dari segi amanat, dan sifat terjemahan.
1990
S14480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhli Adbaka
Abstrak :

Studi ini bertujuan untuk mengungkap kemunculan emoji-emoji yang pada meme-meme yang bernarasi stereotip kulit hitam di media sosial dari kacamata linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika sosial, terutama kerangka analisis sintagmatik dan paradigmatik, bersama dengan elemen bahasa dan keterkaitan antarmodal. Tujuannya adalah untuk menggali fenomena emoji stereotip kulit hitam dan peran mereka dalam media sosial, khususnya pada platform Instagram Reels. Penelitian kualitatif ini melibatkan pengumpulan dan analisis konten video meme dengan jumlah likes lebih dari 200.000, serta komentar dan emoji terkait yang diperoleh melalui metode web scraping dari postingan Instagram Reels. Penelitian ini mengungkap empat temuan utama. Pertama, emoji selalu berada pada komentar yang mengafirmasi pesan stereotip kulit hitam dalam meme. Kedua, penggunaan elemen bahasa menjadi penghubung emoji dengan komentar dan gambar melintasi entity, occurrence, dan figure. Ketiga, hubungan yang dihasilkan oleh emoji dengan komentar meme didasarkan oleh dua pendekatan utama—simbolis dan metaforis—untuk menjembatani emoji, komentar, dan video meme. Keempat, emoji mempunyai peran ganda, yakni sebagai sebagai topeng digital yang memfasilitasi keterlibatan dalam dunia online tanpa takut akan dampak negatif dan sebagai alat untuk memasuki topik sensitif seperti stereotip kulit hitam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa emoji yang teridentifikasi memiliki peranan yang signifikan dalam menggambarkan narasi stereotip mengenai individu berkulit hitam, baik dalam konteks linguistik maupun interaksi di media sosial.


This study aims to reveal the emergence of emojis in memes narrating stereotypes about black individuals on social media from a linguistic perspective. The research adopts a social semiotics approach, utilizing syntagmatic and paradigmatic analysis alongside language elements and intermodal coupling. Its focus is to explore the phenomenon of stereotypical black emojis and their roles in social media, specifically Instagram Reels. Employing a qualitative methodology, this study collected video meme content targeting posts with over 200,000 likes, along with their associated comments and emojis. Data extraction from existing Instagram Reels posts was conducted through web scraping. This study reveals four main findings. First, emojis consistently accompany comments affirming stereotypical messages about black individuals in memes. Second, the use of language elements serves as a link between emojis, comments, and images across entity, occurrence, and figure. Third, the relationships generated by emojis with meme comments are based on two main approaches—symbolic and metaphoric—to bridge emojis, comments, and video memes. Finally, emojis play a dual role, acting as digital masks facilitating engagement in the online world without fear of negative repercussions as well as tools to broach sensitive topics such as black stereotypes. This research suggests that the identified emojis play a significant role in depicting stereotypical narratives regarding black ethnicity, both in linguistic contexts and social interactions on social media platforms.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. M. Mahendra
Abstrak :

ABSTRAK Masa pendudukan Jepang di Indonesia yang berlangsung antara tahun 1942 sampai dengan 1945 membawa perubahan besar pada tatanan sosial budaya dan ekonomi-politik masyarakat Indonesia. Pada bahasa, masa itu merupakan salah satu tonggak penting perkembangan bahasa Indonesia. Pada masa itulah bahasa Indonesia didorong penggunaannya secara lebih intensif dan ekstensif oleh pemerintah pendudukan Jepang. Bagi Jepang, tujuannya tak lain hanya untuk memperlancar proses pendudukan dan mengambil hati bangsa Indonesia. Selain upaya intensifikasi dan ekstensifikasi bahasa Indonesia, salah satu ciri yang menonjol dalam bahasa Indonesia adalah pemakaian kosa kata dan metafora yang khas masa itu. Kekhasan yang terjadi bisa dikaitkan dengan perubahan tatanan sosial-budaya dan ekonomi-politik dari masa kolonial Belanda ke masa pendudukan Jepang. Skripsi ini mendeskripsikam kemunculan kata-kata kunci dan penggunaan metafora yang khas pada teks Sumera Mitami yang dimuat pada koran Asia Raya yang terbit pada bulan Maret 1942. Kata-kata kunci yang muncul dan perluasan makna metaforisnya dapat diinterpretasikan sebagai pencerminan ideologi yang dibawa pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia melalui bahasa. Pada skripsi ini pembaca dapat melihat bagaimana kata-kata kunci dan metafora telah digunakan untuk menyampaikan ideologi masa itu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S10981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madina Nur Fitri
Abstrak :
Penelitian ini membahas fenomena alih kode yang terjadi di dalam diskusi luar kelas antarmahasiswa semester 8 Program Studi Sastra Jerman UI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis alih kode apa saja yang terjadi pada saat mahasiswa melakukan diskusi di luar kelas serta faktor dan alasan yang menyebabkan terjadinya alih kode. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan teknik penelitian berupa penelitian lapangan. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori mengenai jenis-jenis alih kode menurut J.J. Gumperz dan J.P. Blom. Hasil analisis menunjukkan bahwa, alih kode yang terjadi di dalam diskusi luar kelas mahasiswa Program Studi Sastra Jerman UI termasuk ke dalam dua jenis alih kode, yaitu alih kode metaforis dan alih kode situasional. Alih kode dilakukan secara spontan dengan alasan sulitnya untuk menemukan padanan kata yang tepat dan untuk menunjukkan kesan akrab dengan mitra tutur. Selain fenomena alih kode, terdapat pula aspek bahasa lainnya yang terjadi selama melakukan alih kode ke dalam bahasa Jerman, yaitu interferensi atau penyimpangan dari sistem bahasa Jerman. Analisis sintaksis digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan dari kaidah bahasa Jerman apa saja yang terdapat di dalam alih kode tersebut.
This research attempts to explain the phenomenon of code switching that occurs within the outside class discussion among the eighth semester students of German Literature, Universitas Indonesia. The research aims to analyze which types of code switching that happens during the discussion as well as the factors and reasons that might cause the code switching. Qualitative and quanititative methods with research technique in the form of field research was used in this research. The analysis was done based on the theory of types of code switching according to J.J. Gumperz and J.P. Blom. The results of the analysis show that code switching in the middle of the discussion between students of German Literature consist of two types of code switching, namely metaphorical code switching and situational code switching. The code switching is done directly because it rsquo s difficult to find the exact equivalent word and to show intimate impression with the speaking partner. In addition to the phenomenon of code switching, there is also another aspect of language that appears during the discussion, namely interference or deviation of German grammar rules. Interference was analyzed by using syntax analysis in order to find out the deviation of German grammar rules within the code switching.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library