Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Calistha Azalia Putri
Abstrak :
Video musik adalah saluran bagi para musisi untuk merepresentasikan lagu-lagu mereka kepada khalayak luas secara visual. Rammstein, s band Neue Deutsche Härte dari Jerman, terkenal karena menggunakan video musik yang megah untuk menyampaikan pesan dalam lagu-lagunya kepada publik, “Angst” adalah salah satu dari beberapa lagu yang baru-baru ini dirilis. Penelitian ini membahas tanda-tanda semiotik yang menyinggung konsumsi media yang ditemukan dalam video musik “Angst” karya Rammstein dengan menggunakan mise-en-scène. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknik semiotika dapat merepresentasikan ide dalam media populer Jerman, khususnya video musik. Temuan dari penelitian ini dapat membantu lebih memahami peran teknik semiotika dalam menyampaikan makna yang ditemukan dalam media visual dan memberikan wawasan tentang bagaimana konsumsi media direpresentasikan dan diproblematikan. ......Music videos are channels for musicians to represent their songs to a large audience visually. Rammstein, a German Neue Deutsche Härte band, is notorious for using grandiose music videos to convey messages in its songs to the public, “Angst” being one of its more recent releases. This research discusses semiotic signs that allude to media consumption found in Rammstein’s “Angst” music video using mise-en-scène. This research aims to show how semiotic techniques can represent ideas within German popular media, specifically music videos. Findings from this research can help better understand the role of semiotic techniques in conveying meanings found in visual media and provide insights into how media consumption is represented and problematized.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Martriana Ponimin Said
Abstrak :
Kekuatan sebuah media, bisa dikatakan, bersumber dari kekuatan audiensnya. Secara umum, terjadi hubungan yang menjadi saling membutuhkan, adanya ketergantungan. Penelitian ini mencoba untuk mencari hubungan yang signifikan di dalam hal tersebut. Fokus dan pendekatan digunakan kepada audiens yang mengkonsumsi media. Fenomena lain yang menjadi latar belakangnya adalah adanya stagnansi atau bahkan penurunan jumlah pembaca suatu media surat kabar. Sehingga loyalitas pembaca harus dipertanyakan dan diupayakan terus menerus oleh pelaku industri media cetak ini, agar industri ini tidak hanya mudah tumbuh namun harus berkembang dan bertahan.
Hasil dari penelitian yang menggunakan analisa pendekatan uses and gratifications ini, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel demografi individu, konsumsi media dan loyalitas merek media. Namun dengan angka koefisien korelasi yang bernilal sedang ke rendah (koefisien korelasi di bawah 0,7), menunjukkan hubungan yang terjadi kurang kuat, sehingga diperkirakan masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Beberapa hal yang dapat disarankan penulis disini adalah adanya penelitian yang lebih komprehensif mengenai gaya konsumsi bermedia dan loyalitas. audiens terhadap media dengan faktor-faktor atau variabel yang lebih valid dan reliabel dan dilakukan penelitian kepada kelompok responden yang lebih beragam. lndustri media cetak juga diharapkan banyak melakukan penelitian terhadap pasar produknya, agar dikenali kebutuhan dan keinginan konsumen.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14272
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Putri Cahyani
Abstrak :
Konsep citra tubuh terus-menerus digambarkan di media, khususnya dalam film animasi. Studi sebelumnya juga menemukan bahwa sebagian besar film animasi telah menunjukkan penggambaran citra tubuh yang negatif selama beberapa dekade. Namun, penelitian ini berpendapat bahwa penggambaran film animasi terkini lebih baik dari film-film sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk membedah penggambaran body image dalam film animasi terbaru dari tahun 2016 hingga 2019, khususnya Kung Fu Panda 3 (2016) dan How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019). Konten analisis dari kedua film tersebut dilakukan dengan kerangka Analisis Wacana Kritis Sara Mills. Temuan mengungkapkan bahwa kedua film tersebut menekankan pada penyampaian pesan positif mengenai citra tubuh, penemuan kontras dengan yang ditemukan di film-film sebelumnya. Mereka memerankan tokoh-tokoh dengan berbagai keunikan fisik dan budaya di mana penampilan fisik tidak relevan, aspek yang tidak sering ditemukan dalam film animasi. Karakter juga digambarkan puas dengan penampilan mereka, terlepas dari ukuran atau bentuknya. Kung Fu Panda 3 (2016) dan How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019) menggambarkan konsep citra tubuh secara positif.
......The concept of body image has been perceptually portrayed in children’s media, particularly in animated movies.. Previous studies also found that a majority of animated movies have shown a negative portrayal of body image for decades. However, this research argues that the portrayal of recent animated films is better than previous ones. This research aims to dissect the portrayal of body image within recent animated movies from 2016 to 2019, particularly Kung Fu Panda 3 (2016) and How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019). A content analysis of the two films was conducted using Sara Mills’ Critical Discourse Analysis (CDA) framework. The findings reveal that both movies emphasized on delivering positive body image, contrasting the ones found in previous films. They portrayed characters with various unique physiques and cultures in which physical appearances are irrelevant, aspects that are not often found in children’s movies. The characters are also depicted to be content with their appearances, regardless of size or shape. Kung Fu Panda 3 (2016) and How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019) portrayed body image in a positive manner.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library