Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djamila Djauhari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan mengenai manfaat mendongeng, perilaku cara mendongeng, dan frekuensi mendongeng pada para ibu PAUD Al-Qoshosh. Pengetahuan mengenai manfaat mendongeng disusun berdasarkan strategi pembelajaran PAUD melalui metode mendongeng oleh Kusmiadi (2008). Cara mendongeng disusun berdasarkan kurikulum Children?s Literature and Storytelling oleh Speaker (2000). Penelitian ini menggunakan desain pelatihan one group pretest posttest design. Pelatihan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari berturut-turut, yakni pada tanggal 29 Juni 2012 hingga 1 Juli 2012. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelatihan mendongeng bagi para ibu. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi perkembangan dan masalah perilaku anak pra sekolah, manfaat mendongeng bagi anak, serta cara mendongeng yang baik. Kegiatan evaluasi kerutinan ibu mendongeng dilakukan selama 2 (dua) minggu berturut-turut setelah pelatihan diadakan. Analisis data dalam pelatihan ini merupakan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan paired sample t-test dan wawancara. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan mengenai manfaat, cara, dan frekuensi mendongeng antara sebelum dan setelah diberikan intervensi (p<0.05). Selain itu berdasarkan persepsi para ibu, telah terjadi pengurangan masalah perilaku anak setelah mereka rutin mendongengi anak. ......The aim of this study is to examine the differences in knowledge of storytelling benefits, methods of storytelling, and storytelling frequency between mothers in PAUD AL-Qoshosh. The knowledge of storytelling benefits is organized by learning strategy in early childhood education on storytelling method by Kusmiadi (2008), which declared many kinds of storytelling benefits for child cognitive and social development, especially in decreasing child behavior problems. The means of storytelling is based on Children?s Literature and Storytelling curriculum by Speaker (2000). This research study used one group pretest posttest design. The training was carried out 3 days from June 29 until July 1, 2012. The intervention of this study was a training program habituation of storytelling for mothers. The materials were child?s development and behavior problems, storytelling benefits to children, and the means of strorytelling. Evaluation process of mother?s storytelling frecuency was held 2 weeks after the end of training. Data analysis on this study were both quantitative and qualitative, using paired sample t-tests and interviews. Quantitative data on this study showed the significant difference on knowledge of benefits, means, and frequency of storytelling between before and after intervention (p<0.05). Based on the mother?s perceptions after they routinely conducted storytelling, there was a decrease in their child?s behavior problems.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31826
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudianita Kesuma
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang. Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan nyeri perut berulang pada remaja yang paling banyak terjadi. Irritable bowel syndrome pada remaja akan menimbulkan gangguan yang serius berupa masalah perilakunya. Tujuan. Menganalisis hubungan antara masalah perilaku dengan Irritable bowel syndrome pada remaja di Kota Palembang. Metode. Penelitian ini adalah studi potong lintang. Semua siswa SMA Nurul Iman dilakukan pencatatan meliputi karakteristik umum, pemeriksaan fisik berupa berat badan dan Tinggi badan. Selanjutnya dilakukan uji Rome III (Irritable bowel syndrome) dan PSC-17 (masalah perilaku). Analisis statistik yang digunakan adalah analisis bivariat dengan uji chi-square. Hasil. Dari semua siswa SMA Nurul Iman didapatkan 180 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Prevalens IBS sebanyak 58 subyek (32,2%) yang terdiri dari 22 subyek dengan IBS subtipe konstipasi, 23 subyek dengan IBS subtipe diare dan 13 subyek dengan IBS subtype campuran. Prevalens masalah perilaku sebesar 40,6% yang terdiri dari 28,9% masalah perilaku internalisasi, 2,8% masalah eksternalisasi, 0,6% masalah perilaku perhatian dan 8,4% variasi dari 3 gangguan. Faktor risiko terjadinya IBS antara lain: mengonsumsi daging olahan, teh, makan terburu-buru, serta dibully. Terdapat hubungan yang bermakna antara IBS dengan masalah perilaku (p=0,001). Nilai Odds Ratio yang diberikan sebesar 3,015 (IK95%=1,580-5,754) Simpulan. Remaja yang mengalami IBS akan mengalami masalah perilaku.
ABSTRACT Background. Irritable Bowel Syndrome (IBS) is the most common recurrent abdominal pain in adolescence, causing serious impairments on behavioral problems. To date, there have no studies on IBS and behavioral problems in Palembang. Objective. To assess for an association between IBS and behavioral problems in adolescences in Palembang. Methods. Subjects in this cross-sectional study were adolescences who attended Nurul Iman high school. Their general characteristics, developmental history and physical examination results (including weight and height) were recorded. We administered the Criteria Rome III for IBS and the Pediatric Symptom Checklist 17 (PSC 17) for behavioral problems. Data was analyzed by Chi-square test. Results. We enrolled 180 adolescences as student in Nurul Iman high school. Prevalences of IBS was 32,2%, consisting of subtype IBS constipation (37,9%), subtype IBS Diarrhea (39,7%), and subtype IBS Mixed (22,4%). The prevalence of behavioral disorders was 40,6%, consisting of internalization (28,9%), externalization (2,8%), attentive problems (0,6%) and various combinations of three problems (8,4%). A significant association was found between IBS and behavioral problems (P=0.001; OR=3.015 95%CI=1.580-5.754). Conclusion. IBS is significantly associated with behavioral problems.
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leander, Derlin Juanita
Abstrak :
Latar Belakang: Internet menjadi salah satu media pembelajaran sekaligus menjadi teknologi yang dapat disalahgunakan. Salah satu faktor risiko yang sering dikaitkan dengan penggunaan internet yang bermasalah adalah masalah perilaku. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya asosiasi antara masalah perilaku dengan penggunaan internet yang bermasalah. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan studi potong lintang yang mengikutsertakan 300 siswa-siswi SMP di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Data dikumpulkan dengan menggunakan Young's Diagnostic Questionnaire for Internet Addiction dan kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anakself-rated. Hasil: Berdasarkan uji analisis Chi Square pada data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara masalah perilaku dan penggunaan internet bermasalah dengan p=0,190 IK95 0,872-2,449. Diskusi: Masalah perilaku bukan merupakan faktor dominan yang menyebabkan terjadinya penggunaan internet bermasalah. Individu dengan masalah perilaku, namun memiliki faktor protektif seperti pembatasan akses internet oleh orang tua, relasi yang baik, dan self-regulation yang baik dapat mencegah munculnya perilaku penggunaan internet yang bermasalah. Tidak ada hubungan bermakna antara masalah perilaku dan penggunaan internet yang bermasalah menunjukkan bahwa hubungan masalah perilaku dengan penggunaan internet bermasalah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Selain itu, faktor protektif juga mencegah terjadinya penggunaan internet yang bermasalah pada anak remaja yang diduga memiliki masalah perilaku.
Introduction Internet becomes one of the learning media and at once becomes a technology which can be misused. One of the risk factors often associated with problematic internet use is conduct problems. Objective This research is done to find out association between conduct problems and problematic internet use. Methods This research was carried out with cross sectional study which includes 300 junior high school students in Pancoran Mas Sub districts Depok city. Data was collected using Young rsquo s Diagnostic Questionnaire for Internet Addiction and also Strength and Diffculties Questionnaire self rated. Results Based on Chi Square analysis test, result showed there is no significant relation between conduct problems and problematic internet use with p 0,190 CI95 0,872 2,449 . Discussion Conduct problems is not dominant factor to cause problematic internet use. Person who has conduct problems, but has protective factor as well as parents rsquo internet limitation, good relationships, and good self regulation will prevent the emerge of problematic internet use. There is no significant relation between conduct problems and problematic internet use showed that relation between conduct problems and problematic internet use is influenced by other factors, such as biological factor, psychological factor, and environment. Furthermore, protective factor also prevent problematic internet use in adolescents who are suspected to have conduct problems.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ukuh Tri Anjarsari
Abstrak :
Latar Belakang: Remaja usia 10-19 tahun merupakan 16% dari populasi dunia dan secara umum berkontribusi sebanyak 35% terhadap beban kesehatan dunia. Di Indonesia, persentase kelompok usia 15-19 tahun sebagian besar berada di tingkat Sekolah Menengah Atas, dengan proporsi disabilitas pada tahun 2018 sebesar 3,3% berupa agresivitas. Perilaku agresif pada remaja dikatakan dapat memprediksi adanya gangguan psikiatri dan sebaliknya karena usia remaja akhir merupakan masa periode peralihan dari anak-anak menuju dewasa sehingga menjadi waktu yang kritis dalam perkembangan individu dan perilakunya cenderung akan menetap di dewasa muda. Penting untuk mengetahui faktor yang terkait dengan prediksi adanya agresivitas pada remaja, karena masih memungkinkan untuk dilakukan intervensi dini mencegah risiko kriminalitas pada usia dewasa dan juga pendekatan pada kelompok usia yang lebih muda. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran masalah emosi dan perilaku serta faktor-faktor terkait perilaku agresif pada pelajar SMA di Indonesia. Metode: Penelitian dilaksanakan secara potong lintang dengan metode komparatif analitik. Sampel sebanyak 227 pelajar dari seluruh SMA di Indonesia. Pengambilan data dilakukan melalui media daring menggunakan kuesioner demografis, kuesioner Buss-Perry Agression Questionnare (BPAQ)-Versi Indonesia, dan kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ)-Versi Indonesia. Data dianalisis dengan bivariat Chi Square dan multivariat regresi logistik. Hasil: Jenis kelamin perempuan, masalah emosional, masalah perilaku, dan hiperaktivitas memiliki hubungan yang bermakna dengan indikasi perilaku agresif tinggi (p<0,05). Berdasarkan uji multivariat, faktor-faktor yang terkait indikasi perilaku agresif tinggi adalah jenis kelamin perempuan (p=0,029), masalah emosional (p=0,004), masalah perilaku (p=0,014), dan hiperaktivitas (p=0,077), dengan R2 sebesar 0,232. Simpulan: Empat faktor yang paling memprediksi terjadinya perilaku agresif pada pelajar SMA, yaitu jenis kelamin perempuan, masalah emosional, masalah perilaku, dan hiperaktivitas. ......Background: Adolescents aged 10-19 years constitute 16% of the world's population and in general contribute as much as 35% of the world's health burden. In Indonesia, the percentage of the 15-19 year age group is mostly at the high school level, with the proportion of disabilities in 2018 being 3.3% in the form of aggressiveness. Aggressive behavior in adolescents is said to be able to predict the presence of psychiatric disorders and vice versa because late adolescence is a period of transition from children to adults so that it becomes a critical time in individual development and behavior tends to settle in young adults. It is important to know the factors associated with predicting the presence of aggressiveness in adolescents, because it is still possible for early intervention to prevent the risk of crime in adulthood and also approaches in younger age groups. This study aims to describe the emotional and behavioral problems as well as factors related to aggressive behavior in high school students in Indonesia. Methods: The research was carried out in a cross-sectional manner using a comparative analytic method. The sample is 227 students from all high schools in Indonesia. Data were collected through online media using a demographic questionnaire, the Buss-Perry Aggression Questionnare (BPAQ)-Indonesian version, and the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ)-Indonesian version. Data were analyzed by Chi Square bivariate and multivariate logistic regression. Results: Female gender, emotional problems, behavioral problems, and hyperactivity had a significant relationship with high indications of aggressive behavior (p<0.05). Based on the multivariate test, the factors related to the indication of high aggressive behavior were female gender (p=0.029), emotional problems (p=0.004), behavioral problems (p=0.014), and hyperactivity (p=0.077), with R2 of 0.232. Conclusion: The four factors that most predict the occurrence of aggressive behavior in high school students are female gender, emotional problems, behavioral problems, and hyperactivity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rahmandani
Abstrak :
Perilaku kerja yang inovatif sangat penting bagi karyawan untuk dapat mendorong kinerja dan efektivitas organisasi. Salah satu variabel yang diduga mempengaruhi perilaku kerja inovatif adalah gaya pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara gaya pemecahan masalah dan perilaku kerja inovatif di antara karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil sampel PT X yang bergerak di bidang industri makanan dan sedang melakukan inovasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Perilaku Kerja Inovatif yang dikembangkan oleh Janssen (2000) dan kemudian diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk (2014). Sedangkan pengukuran gaya pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan alat Measurement of Modes of Problem Solving yang dikembangkan oleh Jabri (1991). Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik Korelasi Pearson pada 75 data partisipan yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara gaya pemecahan masalah bisosiatif dengan perilaku kerja inovatif (r = 0,39; p <0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya pemecahan masalah asosiatif dengan perilaku kerja inovatif (r = 0.15; p> 0.05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut pada topik yang sama. ......Innovative work behavior is very important for employees to be able to drive organizational performance and effectiveness. One of the variables thought to influence innovative work behavior is problem solving style. This study aims to explore the relationship between problem-solving styles and innovative work behavior among employees. This research is a quantitative study by taking a sample of PT X which is engaged in the food industry and is making innovations. The measuring instrument used in this research is the Innovative Work Behavior Scale developed by Janssen (2000) and later adapted by Etikariena and Muluk (2014). Meanwhile, the measurement of problem solving style was carried out using the Measurement of Modes of Problem Solving tool developed by Jabri (1991). The analysis was performed using the Pearson Correlation statistical analysis technique on 75 collected participant data. The results showed that there was a relationship between bisosiative problem solving styles and innovative work behavior (r = 0.39; p <0.05). This study also shows that there is no relationship between associative problem solving styles with innovative work behavior (r = 0.15; p> 0.05). The results of this study are expected to encourage further research on the same topic.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library