Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Buku ini merupakan buku pegangan untuk terapi pada pasangan
Canada: John Wiley & Sons, 2005
616.891 HAN (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Damanhuri
Bandung: Mandar Maju, 2007
346.016 DAM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2005
616.891 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Muhardeni
Abstrak :
ABSTRACT
The objectives of the study was to examine the role of communication intensity, trust and social support on marital happiness among soldiers wives whose long distance marriageData were collected by asking participants to fill a set of questionnaires that includes marital happiness scale, intensity of marital communication scale, marital trust scale and social support scale. Participants of presents study were 80 wives of the soldiers who are staying at the dormitory of Batalyon. The technique of data analysis applied in this study is multiple linier regression. Based on the result of the multiple Iinier regression technique, it is concluded: ( 1) there was a significant influence of communication intensity, trust, and social support on marital happiness among the wives of out of town duty soldiers (F=54.564, p=0.000); (2) there is a very significant influence of communication intensity toward marital happiness among the wives of out of town duty soldiers, t=5.057, p=0. 000 (p>0.05); (3) there was a very significant influence of trust toward marital happiness among the wives of out of town duty soldiers, it is obtained t=3.869, p=0. 000 (p<0. 05) (4) there was no significant influence of social support toward marital happiness among the wives of out of town duty soldiers, it is obtained t=1.959, p=0.054 (p<0. 05 )
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita Chairunnisa
Abstrak :
ABSTRAK Studi sebelumnya menemukan bahwa karakteristik perkawinan pada individu yang menikah terbukti berkorelasi dengan kepuasan perkawinan. Terdapat karakteristik perkawinan yang lebih dianggap penting oleh individu terhadap kepuasan perkawinannya. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara karakteristik perkawinan dengan kepuasan perkawinan pada pernikahan berdasarkan agama (ta aruf). Partisipan pada penelitian merupakan 200 individu yang menikah melalui pernikahan berdasarkan agama (ta aruf) dengan usia perkawinan 1-5 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui google forms. Karakteristik perkawinan diukur dengan CHARISMA dan kepuasan perkawinan diukur dengan CSI yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara karakteristik perkawinan dengan kepuasan perkawinan (r = 0,381, p<0.01, 2-tailed) pada individu yang menikah melalui ta aruf dengan usia perkawinan 1-5 tahun. Hasil penelitian ini memberikan temuan baru mengenai karakteristik perkawinan apa yang berhubungan dengan kepuasan perkawinan pada individu yang menikah, khususnya perkawinan melalui perjodohan (taaruf) di Indonesia.
ABSTRACT Previous study has found that the marita characteristics has correlation with marital satisfaction. There is a characteristics of marriage which is considered more important by married individual on their marriage life. This research is aiming to see the correlation between characteristics and satisfaction of a marriage that has occurred based on religion (ta aruf). Respondents are 200 persons who have been married through an arranged based marriage process (ta aruf) with age of marriage between 1 to 5 years. Data collection was done by distributing questionnaire online with google forms. The characteristics is measured by CHARISMA and marital satisfaction with CSI which have been translated into Indonesian. The result is showing there is a significant positive correlation between marital characteristics and marital satisfaction (r=0,381, p<0.01, 2-tailed) on a person who is married through an arranged-based marriage, aged from 1 to 5 years old. This also bringing new point related to marital satisfaction on an individual that is doing marriage, especially on a marriage through an arranged-based marriage in Indonesia (ta aruf).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fath Fatheya
Abstrak :
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Dalam proses menuju pernikahan yang islami, biasanya individu yang religius melalui proses ta?aruf. Ta?aruf merupakan perkenalan antar calon pasangan yang diniatkan untuk menuju pernikahan, dengan cara yang sesuai dengan syariat-syariat agama Islam seperti, laki-laki dan perempuan tidak boleh bertemu hanya berdua saja, tidak diperbolehkan adanya kontak fisik sebelum menikah, dan adanya batasan durasi perkenalan. Individu yang menikah secara ta?aruf, diasumsikan memiliki religiositas yang tinggi. Pada penelitian mengenai individu yang memiliki religiositas yang tinggi di Amerika, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara stabilitas pernikahan dan komitmen pernikahan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian komitmen pernikahan dan stabilitas pernikahan dalam konteks pernikahan ta?aruf. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan komitmen pernikahan (personal, moral, dan struktural) dan stabilitas pernikahan. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif pada 100 individu yang menikah secara ta?aruf dengan usia pernikahan minimal 3 tahun di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara stabilitas pernikahan dengan komitmen personal (r= -0,266, p < 0,01, one-tailed) dan komitmen moral (r= -0,195, p < 0,05, one-tailed). Selain itu, tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara stabilitas pernikahan dengan komitmen struktural (r= 0,043, p > 0,05, one-tailed
Indonesia is a country which major citizens are Muslim. In the process through islamic marriage, occassionally religious individual pass through ta?aruf process. Ta?aruf is an introduction stage between the candidate couple which is inteded to be married, where the etiquettes are based on Islamic laws such as, man and women are not allowed to meet alone, physically contact before marriage is forbidden, and there is time limitation on the introduction process. Individuals who have married through ta?aruf process are assumed having high religiosity. In a research which samples are highly religious people at Unites States, shows that there is a relationship between marital stability and marital commitment. Researcher is interested to study marital commitment and marital stability in ta?aruf marriage context. This study aims to see the relationship between marital commitment (personal, moral, and structural) and marital stability. This study is conducted quantitatively to 100 Indonesian people who have married through ta?aruf at least 3 years. The results showed there is positively significant relationship between marital stability and personal commitment (r= -0,266, p < 0,01, one-tailed) and moral commitment (r= -0,195, p < 0,05, one-tailed). Moreover, there is no negatively significant relationship between marital stability and structural commitment (r= 0,043, p > 0,05, one-tailed).
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastin Melur Maharti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan pernikahan, komitmen beragama, dan komitmen pernikahan secara global dan menurut tipenya, komitmen personal, moral, dan struktural. Partisipan penelitian ini adalah berjumlah 315 orang, berusia 20 hingga 58 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepuasan pernikahan dan komitmen pernikahan, komitmen beragama dan komitmen pernikahan, kepuasan pernikahan bersama dengan komitmen beragama dan komitmen pernikahan. Juga diketahui bahwa kepuasan pernikahan memiliki pengaruh terhadap komitmen personal dan komitmen moral. Sementara komitmen beragama memiliki pengaruh terhadap komitmen personal, komitmen moral, dan komitmen struktural. ...... This research is aimed to discover the interrelation between marital satisfaction, religious commitment and marital commitment globally and based on its types, personal, moral, and structural. The sampling of the research is 315 persons, with age 20 until 58 years old. The result of the research shows there is a significant correlation between marital satisfaction and marital commitment, religious commitment and marital commitment, marital satisfaction together with religious commitment and marital commitment. It is also discovers that marital commitment influences personal commitment and moral commitment, while religious commitment influences personal commitment, moral commitment, and structural commitment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jelsy Triwidya Cristiar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kualitas perkawinan dengan usia perkawinan pada individu yang menikah melalui proses ta?aruf. Variabel kualitas perkawinan diukur menggunakan Quality Of Marriage Index (Norton, 1983), sedangkan usia perkawinan diukur secara kontinuum dalam urutan tahun. Penelitian ini melibatkan 99 responden (laki-laki 26 orang dan perempuan 73 orang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor total kualitas perkawinan dengan lamanya usia perkawinan r(99)= -0,109, p> 0,05. Namun terdapat perbedaan skor kualitas perkawinan yang signifikan antara individu yang mengenal pasangannya sebelum ta?aruf dengan individu yang tidak mengenal. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas perkawinan dengan jenis kelamin, dan antara kualitas perkawinan dengan tingkat pendidikan.
The objective of this research was to investigate the relationship between marital quality and marital duration with arranged (ta?aruf) married individuals. Marital quality was measured using Quality of Marriage Index by Norton (1983). Marital duration was obtained continuumly based on years of marriage. The respondents of this research were 99 married individuals (26 male and 73 female). The result of this research shows that total score of marital quality and marital duration toward arranged (ta?aruf) married inividuals were not significantly correlated, r(99)= -0,109, p> 0,05. While there was difference score of marital quality between individual who had known their spouse before ta?aruf and who had not. This research also shows that between total score of marital quality and educational level, also total score of marital quality and gender were not significantly correlated.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Johannes Marchellino Partohap
Abstrak :
Komitmen perkawinan berperan untuk menjaga keutuhan dari suatu perkawinan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perilaku memelihara hubungan dan juga kepuasan perkawinan. Penelitian ini meneliti peran kepuasan perkawinan sebagai mediator antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen perkawinan. Partisipan pada penelitian ini merupakan WNI yang sudah menikah pada pernikahan pertama, yang terdiri dari 121 perempuan dan 96 laki-laki dengan rata-rata usia 43 tahun. Partisipan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, LINE, dan Twitter. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dari Hayes (2022) menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen personal, memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen moral, dan tidak memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen struktural. ......Marital commitment plays a role in maintaining the integrity of a marriage, which is influenced by several factors such as relationship maintenance behavior and marital satisfaction. This study examines the role of marital satisfaction as a mediator between relationship maintenance behavior and marital commitment. Participants in this study were Indonesian citizens who were married in their first marriage, consisting of 121 women and 96 men with an average age of 43 years. Participants were obtained by distributing online questionnaires through social media such as WhatsApp, Instagram, LINE, and Twitter. The results of the mediation analysis using PROCESS from Hayes (2022) show that marital satisfaction mediates the relationship between relationship maintenance behavior and personal commitment, mediates the relationship between relationship maintenance behavior and moral commitment, and does not mediate the relationship between relationship maintenance behavior and structural commitment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephany Marisa Endianita
Abstrak :
Harta bersama dalam perkawinan adalah harta yang diperoleh selama perkawinan berlangsung tanpa mempermasalahkan darimana harta tersebut berasal. Jika salah satu pihak ingin mengalihkan harta bersama maka hams mendapat persetujuan dari pasangannya. Hal ini tidak menjadi masalah apabila perkawinan berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan dari perkawinan yaitu membentuk suatu mmah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun dalam kenyataanya perkawinan terkadang tidak berjalan dengan baik sehingga berakhir dengan perceraian. Salah satu akibat dari perceraian yang sering menjadi masalah adalah mengenai pembagian harta bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengaturan harta bersama dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan akibat hukum dari harta bersama yang tidak dibagi apabila setelah terjadi perceraian salah satu pihak mengalihkan harta bersama tersebut pada putusan Mahkamah Agung Nomor 2301 KlPdtJ2007 dan putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 552IPdt.G/2013lPn.Dps. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder, diantaranya peraturan perundang-undangan dan buku yang berkaitan dengan perkawinan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dalam hal terjadi perceraian mengenai harta bersama diatur menurut hukum yang berlaku pada saat suami istri melangsungkan perkawinan. Jika pembagian harta bersama diajukan ke pengadilan maka Majelis Hakim yang memutus perkara mendasarkan pertimbangan hukumnya pada Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia karena dalam UU No. 111974 maupun peraturan pelaksanaannya tidak mengatur lebih lanjut mengenai pembagian harta bersama. Akibat dari harta bersama yang tidak dibagi setelah terjadi perceraian dan harta bersama tersebut dialihkan kepada pihak lain tanpa persetujuan pasangannya maka hakim diberikan kewenangan untuk dapat memberikan putusan yang waj ar dan adil. ......Marital property is everything earned or acquired by either spouse during marriage regardless of who paid for it. Property jointly owned by husband and wife cannot be diverted nor sold by one without the consent of the other. In this case, marital property would not be a problem at the beginning because the purpose of getting married is to live happily and the love that each other and to the almighty god. But in the event that the marriage has come to an end, the problems after that is who owns what during the marriage. The objective of this research is to dig deeper about the regulations of marital property in Law Nomor 1 of 1974 concerning Marriage and the consequential damages if the marital property is not properly divided or diverting the status of the property (analyzing Decision of Mahkamah Agung Nomor 2301K1Pdtl2007 and Decision Court Of Denpasar Nomor 552IPdt.G/2013lPn.Dps. This research is using a yuridis normative research method using secondary data, data for this research were collected and obtained by looking through regulations and books about marriage. On the basis of the result of this research, it can be concluded that if the marriage ends in divorce, the problems about marital property should be solved according to the laws where the marriage took place. However, if either spouse file for marital property distribution the court will decide and considerate, based on the Supreme Court of Republic of Indonesia Juresprudence. Because neither in Law Nomor 1 of 1974 concerning Marriage nor the implementing regulations states on how the marital property should be divided. Therefore, the judge is given the authority to give a fair and acceptable verdict concerning the marital property due to divorce and diverted to other parties without the consent of the other.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T43977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>