Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiwana, Amrit
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 2000
658.403 8 TIW k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 2001
658.403 KNO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Safrina Irawati
Abstrak :
Knowledge management merupakan hal baru dari sebuah model bisnis di mana ruang lingkup knowledge terfokus pada organisasi. Ini berakar pada berbagai disiplin ilmu. Termasuk bisnis, ekonomi, psikologi, dan manajemen informasi. Pada saat ini knowledge management merupakan sesuatu yang bermanfaat dalam persaingan antar perusahaan (Awad & Ghaziri, 2004). Knowledge management mengandung unsur manusia, teknologi dan proses yang masing-masing saling berhubungan (Awad & Ghaziri, 2004). Why should organizations manage knowledge? Knowledge tidak seluruhnya disimpan dalam sistem, tapi ada juga yang tersimpan dalam kognisi manusia. Banyak organisasi menginvestasikan dananya dengan merekrut orang-orang yang memiliki knowledge, baik dalam bentuk kuantitas maupun kedalaman guna meningkatkan investasi dengan pelatihan. Ini merupakan cara organisasi untuk memelihara knowledge dan information yang mereka miliki. Artinya knowledge dan manusia tak mungkin saling melepaskan diri. Ini merupakan masalah bagi organisasi bila tidak mengatur knowledge secara efektif (Hansen & von Oetinger, 2001). Keuntungan knowledge management bagi organisasi atau perusahaan yang belum berbasis knowledge management, dapat dimulai dengan meninjau kesiapan organisasi itu sendiri yang disebut knowledge management readiness (Tiwana, 2000). Hal ini dapat dimulai dengan tiga pertanyaan yaitu (1) Apakah organisasi atau perusahaan mengerti fungsi dari lingkungan kerjanya?, (2) Apakah mengumpulkan informasi dari luar organisasi atau perusahaan?, (3) Apakah ada kesadaran dalam internal organisasi atau perusahaan terhadap kompetitor? (Tiwana, 2000). Berawal dari adanya keluhan seorang pegawai di PT. XX Indonesia yang berkantor di Bekasi, maka penulis melakukan wawancara untuk mengetahui lebih jauh tentang hal yang dianggap sebagai masalah. Melalui pembicaraan awal, penulis menyimpulkan bahwa knowledge management readiness sebagai langkah awal untuk membantu tata cara pengelolaan di PT. XX Indonesia. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana kesiapan PT. XX Indonesia agar dapat menerapkan knowledge management, dan bagaimana penulis dapat memberikan rekomendasi demi kemajuan perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa PT. XX Indonesia berada di tahap ke-2 (knowledge-aware) yang memiliki karakteristik (I) awareness of KM need, (2) some KM process, (3) technology process, dan (4) sharing information an issue. Penulis merekomendasikan agar PT. XX Indonesia dapat mencapai tahap ke-3 (knowledge-enabled) yang memiliki karakteristik (1) benefits of KM clear, (2) standards adopted, (3) issues relating to culture and technology. Dalam kesempatan ini penulis sangat menyadari bahwa penulisan ini akan lebih baik bila wawancara dilakukan lebih dari satu kali, agar informasi yang dibutuhkan dapat lebih mendalam dan terfokus. Hasil penulisan ini memberi gambaran sejauhmana kesiapan PT. XX Indonesia untuk menerapkan knowledge management dan cara pengelolaan perusahaan dalam melakukan perubahan. Hal ini seharusnya merupakan tanggung jawab bersama bagi seluruh pegawai di PT. XX Indonesia.
Knowledge management (KM) is a newly emerging, interdisciplinary business model that has knowledge within framework of an organization as its focus. It is rooted in many disciplines, including business, economics, psychology, and information management. It is the ultimate competitive advantage for today's firm. Knowledge management involves people, technology, and processes in overlapping parts (Awad & Ghaziri, 2004, page 2). Why should organizations manage knowledge? Knowledge is not all held in data capture systems; much of it is held within people. Many organizations invest in their knowledge assets by recruiting knowledgeable people in the first instance, and then enhancing this investment by training them. The challenge for organizations is how to retain the knowledge and information they have invested in. This means that knowledge and people are inextricably linked, posing problems for organizations that do not manage knowledge effectively (Hansen & von Oetinger, 2001, page 3). A number of facilitating are required for any knowledge management effort to succeed. You will notice that most successful adopters share many of these underlying facilitators that indicate their readiness for knowledge management. Three simple questions can help you determine if such a scanning imperative exists in your own company (1) does your company truly understand the environment in which it functions? (2) Does it gather information about practices and conditions outside the organization? (3) Is there awareness about how your company's internal operations compare with those of your competitors? (Tiwana, 2000, page 92-93). Begin with grumble of an employee in XX Indonesia, Inc. who works in Bekasi, then the writer conduct an interview, to know what is considered as a problem. Pass through the initial talk, writer conclude that knowledge management readiness be the first step to know the condition in XX Indonesia, Inc. The aim of this paper is to get a clear picture about the readiness of XX Indonesia, Inc. to apply knowledge management and how the writer can recommend for the sake of company. Based on the analysis it conclude that XX Indonesia, Inc. be the 21 stage with characteristics (1) awareness of KM need (2) some KM process (3) technology process (4) sharing information an issue (Evans, 2003, page 21). Writer recommended that XX Indonesia, Inc can achieve the stage (knowledge-enabled) which have characteristics as follow (1) benefits of KM clear (2) standard adopted (3) issues relating to culture and technology (Evans, 2003, page 21). In this occasion the writer realize that this paper could be better if the interview is conducted more than one time, in order to gain more focus and deeper information. The result gives the description about the readiness of XX Indonesia, Inc. to apply knowledge management and how they manage to change as a responsibility of all of employee of XX Indonesia, Inc.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmed, Pervaiz K.
Oxford: Butterworth-Heinemann, 2002
658.403 8 AHM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Audi Prathama
Abstrak :
Penerapan Knowledge Management di perusahaan nampaknya sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada era globalisasi ini. Kurangnya pengelolaan pengetahuan di divisi Medical Representative PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk dapat menghambat proses pemerataan kompetensi karyawan. Hal ini terjadi karena terbawanya pengetahuan yang unik seiring dengan karyawan yang pensiun atau pindah ke perusahaan lain, sehingga dibutuhkan suatu solusi untuk menyimpan dan menyebarkan pengetahuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model yang sesuai untuk sistem manajemen pengetahuan di perusahaan. Penelitian dilakukan pada divisi Medical Representative PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk dimana lokasi setiap pegawai tersebar di seluruh Indonesia. Penelitian ini menggunakan metodologi contingency factor dari Sabherwal & Fernandez karena cocok diterapkan pada perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan empat proses manajemen pengetahuan, yaitu externalization, routines, socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing. Berdasarkan proses-proses yang dianalisis, maka didapatkan lima teknologi, yaitu document management, article management, online library, forum discussion, dan chatting. Semua proses dan teknologi tersebut dijadikan dasar untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan. ......Application of Knowledge Management in the company seems to have become a basic necessity in this era of globalization. Lack of knowledge management in the division Medical Representative PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk can hinder the process of equalization competence of employees. This happens because the entrainment unique knowledge as employees retire or move to another company, so company need a solution to store and disseminate such knowledge. This study aims to obtain an appropriate model for the knowledge management system in the company. The study was conducted at the Medical Representative division of PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk where the location of each employee throughout Indonesia. This study uses a methodology contingency factor of Sabherwal and Fernandez as compatible to the company. Based on research conducted found four knowledge management process, namely externalization, routines, socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing. Based processes are analyzed, it obtained five technologies, namely document management, article management, online library, discussion forums, and chat. All the processes and the technology is used as the basis for the development of knowledge management systems.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Hiksas
Abstrak :
Kolaborasi antara dua kultur yang berbeda tidak hanya pada bahasa tetapi juga pada etos kerja merupakan sebuah penyatuan yang memerlukan proses penyamaan visi, transfer pengetahuan dan juga prilaku kerja. PT. Wing Indonesia, sebuah perusahaan yang dimiliki secara penuh oieh Jepang, namun mempunyai karyawan seluruhnya orang Indonesia telah menerapkan sebuah konsep manajemen "The Knowledge Creating? dalam kesehariaan manajemennya. Penerapan ini diharap dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi produktivitas kerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan pada akhirnya kesejahteraan karyawannya. Konsep yang mengutamakan bentuk partisipatif karyawan terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan telah berhasil dengan baik dilakukan pada PT. Wing Indonesia. Tesis mengkhususkan penelitiannya pada periode 1999 - 2002, dengan responder yang diambil secara keseluruhan dari satu divisi produk yang bernama divisi "East Wing Production". Penelitian yang dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang berada pada konsep "The Knowledge Creating", yang meliputi proses konversi pengetahuan, adaptasi manajemen "middle-up-down", interaksi komunikasi yang berlangsung, fungsionalisasi organisasi hypertext dan jaringan kerja yang dimiliki. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data pendukung yaitu berupa data produksi yang dihasilkan dan umpan balik dari konsumen. Dari hasil penelitian ini, penulis memperoieh beberapa kesimpulan bahwa penerapan konsep manajemen knowledge creating company pada PT. Wing Indonesia berjalan baik. Dari beberapa indikator yang digunakan dalam penelitian ini, secara keseluruhan menunjukan tingkat pencapaian penerapan yang baik. Salah satu hal yang dapat dilihat secara nyata adalah tingkat produksi inovasi molding yang semakin meningkat dan tingkat kesalahan serta keluhan dari konsumen yang semakin menipis (mendekati angka nol). Dalam era yang lebih kompetitif dan trend globalisasi yang berlangsung, PT. Wing Indonesia telah mempersiapkan sumber daya manusianya melalui proses pembelajaran dan sosialisasi kultur etos kerja yang positif, inovasi-inovasi produk telah berjalan, hal ini dapat dilihat pada perkembangan produksi dua tahun terakhir ini. Ini merupakan tujuan antara yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan, sehingga akan memberikan implikasi pada kesejahteraan karyawan. Studi penelitian, ini merekomendasikan bahwa penerapan sebuah konsep tidak selalu harus berangkat dari dunia barat, tetapi dapat juga dilakukan dari lingkungan Asia sendiri. Penerapan konsep "Knowledge creating company' pada PT. Wing Indonesia membuktikan bahwa konsep ini dapat berjalan dengan baik dan juga memberikan, implikasi yang sangat baik pada peningkatan produktivitas perusahaan. Penerapan konsep "Knowledge creating" tidak harus selalu dilakukan pada perusahaan multi nasional saja, tetapi juga dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan lokal, sehingga dapat mendorong daya saing dan kompetisi perusahaan tokal pada era pasar global saat ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Susanti
Abstrak :
Tesis ini membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran karyawan unggul dalam melakukan konversi pengetahuan, terutama yang terkait dengan upaya perbaikan untuk mendukung strategi efisiensi, tanpa mengorbankan standar operasi dan keselamatan yang tinggi yang telah dijalankan saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus karyawan unggul di Premier Oil yang dipilih berdasarkan kriteria Berger dan Berger (2003). Hasil analisis menunjukkan masih perlunya peningkatan faktor team trust dan faktor ketersediaan ba untuk mendukung peran karyawan unggul dalam proses konversi pengetahuan. Bentuk intervensi yang disarankan untuk dijalankan adalah process consultation dan pembuatan knowledge portal. Process Consultation dilakukan untuk perbaikan interaksi di dalam tim untuk memperbaiki team trust yang mampu meningkatkan peran karyawan unggul dalam proses konversi pengetahuan. Sementara knowledge portal akan didesain agar pengetahuan yang masih berupa tacit ataupun tersembunyi bisa diartikulasikan sehingga bisa menjadi milik organisasi ......This thesis is focused on identifying talented employees’ behavior in knowledge conversion process that supports the implementation of operational excellence and efficiency strategy. This qualitative research refers to Premier Oil study case. Respondents were selected based on Berger and Berger (2003) criteria. Having been studied carefully, it was found that team trust and availability are factors that need to be improved in Premier Oil. This research suggests consultation process as the intervention to boost team trust through improved team interaction. Talented employees role in knowledge conversion is expected to reach at the optimal level once the team trust level is increased. The ‘ba’ availability factors should be improved through knowledge portal which is particularly designed to convert tacit knowledge to become organizational explicit knowledge.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Dwitama Wibisono
Abstrak :
Meningkatkan kematangan penerapan manajemen pengetahuan dianggap sebagai pendekatan menjanjikan yang dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan meningkatkan daya saing perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan tingkat penerapan manajemen pengetahuan pada perusahaan fabrikator baja di Indonesia dengan menggunakan metodologi yang diterbitkan oleh Asian Productivity Organization pada tahun 2020. Evaluasi dilakukan terhadap 7 perusahaan fabrikator baja di Indonesia dengan metode pengambilan sampel kuota judgemental acak dengan menyebarkan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat kematangan penerapan manajemen pengetahuan pada pabrikator baja di Indonesia berada pada tingkat ekspansi, dimana manajemen pengetahuan sudah diterapkan namun belum dilakukan secara menyeluruh di organisasi. Analisis juga menemukan bahwa kategori yang perlu ditingkatkan adalah “Pembelajaran dan Inovasi”, “Proses Pengetahuan” dan “Manusia” dan faktor berpengaruh untuk mendorong meningkatkan penerapan adalah budaya bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dan Pemimpin di perusahaan memberikan contoh penerapan manajemen pengetahuan. ......Improving the maturity of knowledge management implementation is considered a promising approach that can help companies to gain competitive advantage and increase corporate competitiveness. This research was conducted to develop the level of application of knowledge management in steel fabricator companies in Indonesia using a methodology published by the Asian Productivity Organization in 2020. The evaluation was carried out on 7 steel fabricator companies in Indonesia using a random judgmental quota sampling method by distributing questionnaires. Based on the results of the analysis, it is known that the level of maturity in the application of knowledge management in steel fabricators in Indonesia is at the expansion level, where knowledge management has been implemented but has not been carried out comprehensively in the organization. The analysis also found that the categories that need to be improved are "Learning and Innovation", "Knowledge Process" and "People" and the influential factors to encourage increased implementation are a culture of collaboration in solving problems and leaders in the company providing examples of implementing knowledge management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Yulianti
Abstrak :
Di awal abad 21, pemsahaan-perusahaan di dunia menghadapi era reformasi, dimana pengetahuan menjadi modal utama untuk bertahan dan berkembang. Oieh karena itu, pcrusahaan perlu mengelola pengetahuan (knowledge management )yang dimilikinya. Dalarn bzowledge management, bcrbagi pengetahuan (knowledge sharing) menjadi isu utamanya., namun tentu saja perlu didukung oleh manajemen puncak. Manajemen puncak berfungsi untuk menciptakan teknologi, lingkungpn yang kondusif dan meningkatkan kemauan serta kemampuan pegawai untuk belajar. PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA juga menyadari bahwa pengetahuan harus dikelola dengan baik, sehingga para pegawai memiliki pcngelahuan yang sama dalam hal memberi informasi umum dan pelayanan kepada pclanggan. Meskipun bcberapa upaya telah dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan, tetapi temyata sampai sekarang masih terbatas pada upaya meningkatkan kemampuan diri sendiri dan belum berhasil mentransfemya kcpada orang Iain. Oleh kanena im, perlu diupayakan suatu Cara agar para pepwai dan perusahaan memiliki kesiapan dan kesadaran untuk mau saling bcrbagi pengetahuan melalui pelatihan. Pelatihan ini bertujuan memberikan infonnasi kepada pcgawai mengcnai pcntingnya saling berbagi pengetahuan dan mengenalkan metode-metode berbagi pcngetahuan. Dengan mengetahui kedua hal itu, diharapkan pegawai mampu merencanakan dan menerapkan program berbagi pengetahuan di lingkungan pekexjaan meneka. Berdasarkan uraian diatas, Tugas Akhir ini mencoba mcrancang suatu program untuk meningkatkan kwiapan berbagi pengetahuan melalui pelatihan yang disesuaikan dengan kcbutuhan dan situasi di PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA. ......In the beginning of 21th century, companies at world face an era that called information era, where does knowledge be an important capital for company to survive and develop. Titus, company necessary to manage knowledge. In knowledge management, knowledge sharing become the main issue, but it should be supported by company management. Company management’s function are to create technology, environtment that can support knowledge sharing activities, also increasing employees willingness and ability to leam. PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA also realize that knowledge must be managed well, so all employee has a equal knowledge to give a general information and service to customer. Although several effort has been done by this company to develop knowledge, but it still to increase his I her ownself ability and failed to transfer it to another person. Therefor, it’s necessary to seek a way to increase cognizance and readiness to share knowledge through training. This training purpose is giving an infomation to employee about the importance of sharing knowledge and introduce some methods in sharing knowledge. By giving those, hopefully .they can make plan and apply knowledge sharing program at their work. Based on the explanation above, this Final Task try to design readiness knowledge through training which fit with need and situation at PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34039
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah Afriani
Abstrak :
ABSTRAK
Kaki diabetikum merupakan salah satu komplikasi serius yang tanpa disadari oleh penyandang diabetes melitus. Kaki diabetikum disebabkan oleh neuropati dan kelainan vaskular. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang manajemen kaki diabetikum. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan deksriptif analitik dengan potong lintang (cross- sectional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat berusia remaja akhir sebesar 65,2%, mayoritas perawat berjenis kelamin perempuan sebesar 68,5%, perawat dengan tingkat pendidikan diploma 3 keperawatan lebih banyak sebesar 65,2%, perawat dengan masa kerja baru (< 3tahun) sebesar 59,6% dengan mayoritas perawat tidak memiliki pengalaman pelatihan luka sebesar 80,9%. Hasil penelitian pada tingkat pengetahuan perawat tentang manajemen kaki diabetikum menunjukkan tingkat pengetahuan perawat baik sebesar 56,2%. Hasil ini merekomendasikan perawat diberikan pelatihan terkait manajemen kaki diabetikum untuk meningkatkan pengetahuannya.
ABSTRACT
Diabetic foot is one serious complication that is unnoticed by people with diabetes mellitus. Diabetic foot is caused by neuropathy and vascular abnormalities. The study aims to describe the level of knowledge of nurses about diabetic foot management. This research uses quantitative methods with research design using cross-sectional analytic descriptive. The results showed that the majority of nurses aged late adolescents were 65.2%, the majority of female nurses were 68.5%, nurses with more nursing diploma level 3 were 65.2%, nurses with new years of service (<3 years) by 59.6% with the majority of nurses not having a wound training experience of 80.9%. The results of the study on the level of knowledge of nurses about diabetic foot management showed that the level of knowledge of good nurses was 56.2%. These results recommend that nurses be given training in diabetic foot management to improve their knowledge.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>