Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Risetiyawan Dimas Sutejo
Abstrak :
Di era modern saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi kebutuhan strategis dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pada akhir tahun 2014 divisi TI FIF telah melakukan assessment IT Governance menggunakan COBIT 5 ? Process Assessment Model (PAM). Hasil assessment tersebut menunjukan terjadi beberapa masalah di dalam penerapan manajemen proyek TI di FIF. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek di FIF dan memberikan rekomendasi kepada divisi TI FIF terkait kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat kematangan manajemen proyek yang diharapkan sesuai dengan target IT Governance. Model kematangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Project Management Maturity Model (PMMM) yang dikembangkan oleh PM Solutions yang disesuaikan dengan Project Management Body of Knowledge (PMBoK) dari Project Management Insititute (PMI) yang kemudian akan dipetakan ke dalam COBIT 5. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di divisi TI FIF saat ini masih berada pada level 2. Hal ini menjadi kesenjangan di mana target organisasi berada pada level 3. Terdapat 39 proses manajemen proyek yang ditargetkan FIF, namun 24 proses tidak mencapai target kematangan. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi perbaikan terhadap penerapan manajemen proyek di FIF berdasarkan 24 proses tersebut, yang kemudian dikelompokan ke dalam empat aspek, yaitu: aspek teknologi, aspek kebijakan, aspek work product, dan aspek sumber daya manusia, dengan tujuan mendukung pencapaian target IT Governance organisasi.
Currently, it can?t be denied that the use of Information Technology (IT) has become a strategic necessity in improving the company's competitive advantage. Regarding to fulfill this need, in the end of 2014, FIF IT division has conducted an assessment of IT Governance using COBIT 5 - Process Assessment Model (PAM). The assessment results indicated there was some problem about the implementation of IT project management at FIF. This study was conducted to determine the level of IT project management maturity at FIF and provide recommendations to FIF IT division related anything of needs that shall be provided in order to achieve project management maturity level expectation. The Maturity model of study is Project Management Maturity Model (PMMM) developed by PM Solutions which is tailored with Project Management Body of Knowledge (PMBOK) from the Project Management Institute (PMI) then mapped to COBIT 5. The results of this research showed that the maturity level of project management implementation at FIF IT division still at level 2. This has become a gap since the target organization are at level 3. There are 39 project management processes that are targeted by FIF, but 24 process does not reach the maturity target. This research also gives recommendations for improvement of the implementation of project management in FIF, in which grouped into four aspects, namely: technology aspects, policy aspects, work product aspects , and human resources aspects. This recommendations are expected to increase the maturity level of project management implementation in FIF as expected by organization.
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Eliot
Abstrak :
Project management has been generally known and increasingly used by many organizations to gain competitive advantage. In this context, many studies have proposed maturity models to evaluate how project management knowledge has been deployed effectively and efficiently in organization. As a developing country, Indonesia needs many development projects managed by government and private companies in different industries. Here, a study to assess project management maturity level in Indonesian businesses may bring insight about current business practices, which is important to speed up country development and business sustainability. Adapting the Project Management Maturity Model (ProMMM), a survey instrument has been developed and applied to professionals from Jakarta and surrounding area. The result of analysis shows that construction and primary industry have a higher maturity level compare to manufacturing and services. It is to be noted, however, that the level of project management understanding is low across industries. This indicates that more quality project management training or certification is required to improve overall project management knowledge in Indonesia.
Prasetiya Mulya Business School, 2013
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Dwitama Wibisono
Abstrak :
Meningkatkan kematangan penerapan manajemen pengetahuan dianggap sebagai pendekatan menjanjikan yang dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan meningkatkan daya saing perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan tingkat penerapan manajemen pengetahuan pada perusahaan fabrikator baja di Indonesia dengan menggunakan metodologi yang diterbitkan oleh Asian Productivity Organization pada tahun 2020. Evaluasi dilakukan terhadap 7 perusahaan fabrikator baja di Indonesia dengan metode pengambilan sampel kuota judgemental acak dengan menyebarkan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat kematangan penerapan manajemen pengetahuan pada pabrikator baja di Indonesia berada pada tingkat ekspansi, dimana manajemen pengetahuan sudah diterapkan namun belum dilakukan secara menyeluruh di organisasi. Analisis juga menemukan bahwa kategori yang perlu ditingkatkan adalah “Pembelajaran dan Inovasi”, “Proses Pengetahuan” dan “Manusia” dan faktor berpengaruh untuk mendorong meningkatkan penerapan adalah budaya bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dan Pemimpin di perusahaan memberikan contoh penerapan manajemen pengetahuan. ......Improving the maturity of knowledge management implementation is considered a promising approach that can help companies to gain competitive advantage and increase corporate competitiveness. This research was conducted to develop the level of application of knowledge management in steel fabricator companies in Indonesia using a methodology published by the Asian Productivity Organization in 2020. The evaluation was carried out on 7 steel fabricator companies in Indonesia using a random judgmental quota sampling method by distributing questionnaires. Based on the results of the analysis, it is known that the level of maturity in the application of knowledge management in steel fabricators in Indonesia is at the expansion level, where knowledge management has been implemented but has not been carried out comprehensively in the organization. The analysis also found that the categories that need to be improved are "Learning and Innovation", "Knowledge Process" and "People" and the influential factors to encourage increased implementation are a culture of collaboration in solving problems and leaders in the company providing examples of implementing knowledge management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Yusuf
Abstrak :
Dewasa ini pemanfaatan teknologi informasi (TI) pada sebuah lembaga pendidikan tinggi telah menjadi suatu keharusan. Lembaga pendidikan tinggi seperti perguruan-perguruan tinggi umumya di Indonesia secara normatif telah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dengan efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi ini pada akhirnya dapat menjadi daya saing tersendiri. Saat ini ada semacam kecenderungan yang meningkat akan ketergantungan terhadap dukungan TI di semua bentuk organisasi dan ini tidak terkecuali di perguruan tinggi. Laporan ini mencoba menelaah seperti apa perguruan tinggi di Indonesia menjawab kebutuhan terhadap pemanfaatan TI untuk mendukung kinerja organisasinya dan dalam hal ini Universitas Mercu Buana (UMB) akan digunakan sebagai studi kasus. Penelaahan dilakukan dengan tools framework dari COBIT versi 4, dimana evaluasi terhadap pemanfaatan ini dilakukan dengan mengukur kematangan menggunakan maturity model dari COBIT, meliputi Plan and Organize, Acquire and Implement, Deliver and Support, dan Monitor and Evaluate. Nilai total penilaian untuk UMB ialah 71 dari 165 atau sekitar 43%.
The use of InformationTechnology for higher-level educational institution is becoming a necessity recntly. Such institution in Indonesia, normatively oblige to hold the process of education, holdindg researches and providing exellent services to the students in an effective and efficient way. At some point, the efficiency and effectiveness contribute a comptitive advantage for the institution itself. These days, all forms of organizations not to mention from education trend to have an increased significant value for the IT support. Related to this point, the author in this report tries to examine how for the educational instituions in Indonesia cope with the needs of IT Support in complying with the organizational needs. The author held the research in Mercu Buanan University (UMB) for the study case. The examination is held utilizing the framework tools form COBIT version 4. For the evaluation on the IT prenetration is carried out by measuring the IT maturity in the organization by utilizing the maturity model from COBIT. The measurement covers Plan and Organize, Acquire and Implement, Deliver and Support and Monitor and Evaluate. Total score for UMB in this measurements is 71 out of 165 or about 43% in percentage.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Widyani Dwi Astuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi proses manajemen risiko pada lembaga pemerintah XYZ. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis dokumen dan wawancara. Setiap organisasi akan menghadapi beberapa risiko dalam pencapaian tujuan. Studi kasus pada lembaga pemerintah XYZ dilakukan karena dihadapkan pada ancaman dan risiko yang sangat besar, baik eksternal maupun internal, sehingga diperlukan manajemen risiko organisasi. Oleh karena itu, lembaga pemerintah XYZ membutuhkan suatu manajemen risiko yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil pengukuran tingkat maturitas menggunakan kriteria atribut ERM Process Management pada RIMS RMM menunjukkan bahwa lembaga pemerintah XYZ berada pada tingkat “initial” dalam menerapkan proses manajemen risiko organisasi. Selain itu, penelitian ini memberikan rekomendasi yang relevan dalam penerapan proses manajemen risiko organisasi sekaligus sebagai peta jalan dalam meningkatkan tingkat maturitas proses manajemen risiko pada lembaga pemerintah XYZ. ......This study aims to analyze and implement the risk management process at the XYZ government agency. The type of research used in this research is descriptive qualitative research with a case study approach. This research data collection techniques using document analysis and interviews. Every organization will face some risks in achieving its goals. The case study at the XYZ government agency was carried out as they are faced with huge threats and risks, both external and internal so the organizational risk management was needed. Therefore, government agency XYZ requires effective risk management to achieve organizational goals. The results of measuring the maturity level using the ERM Process Management attribute criteria at RIMS RMM indicate that XYZ agency is at the "initial" level in implementing the organizational risk management process. In addition, this study provides relevant recommendations in the application of organizational management processes as well as a roadmap in increasing the level of maturity of the risk management process in XYZ government agencies.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Permana
Abstrak :
Keterlambatan dalam pengerjaan suatu proyek masih sering dialami oleh perusahaan berbasis proyek sehingga menyebabkan kerugian seperti keterbatasan dalam alokasi sumberdaya, biaya operasional yang meningkat dan keterlambatan waktu pembayaran. PT Kairos Utama Indonesia merupakan perusahaan berbasis proyek yang bergerak di bidang Teknologi Informasi, spesifik dalam pembuatan perangkat lunak, perancangan dan pemeliharaan infrastruktur. Perusahaan ini juga mengalami keterlambatan dalam pengerjaan proyek sebesar 66 dari total proyek yang ada pada tahun 2015. Tingkat kesiapan dalam perencanaan dan pengerjaan sebuah proyek menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya proyek yang mengalami keterlambatan. Dengan tingginya tingkat kematangan dalam manajemen proyek maka perusahaan akan memiliki persiapan yang lebih matang dalam pengerjaan proyek. Maka dari itu diperlukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek saat ini agar nantinya perusahaan ini dapat menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan agar mencapai target tingkat kematangan tertentu dalam manajemen proyek. Model pengukuran tingkat kematangan yang digunakan adalah PMMM. Metode yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dari pertanyaan yang sudah ada dan wawancara terhadap responden. Dari pengukuran yang dilakukan, terdapat dua dari enam manajer proyek yang lulus pada pengukuran tingkat pertama dan tiga dari lima kategori pada pengukuran tingkat kedua. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan pertama dan kedua, beberapa rekomendasi diberikan di setiap tingkatan agar perusahaan ini dapat memenuhi nilai minimum pada masing-masing tingkatan seperti memberikan pelatihan dan sertifikasi dalam manajemen proyek, mengintegrasikan jadwal dan biaya di dalam sebuah sistem, membangun kurikulum pelatihan tersendiri dan mendorong karyawan untuk memaksimalkan penggunaan tools dalam pengerjaan proyek.
Delay in project implementation is still experienced in project based organization. It can impacted on cost such as limited resource allocation, increasing operational cost, and delay in payment from customer to the company. PT Kairos Utama Indonesia is one of project based organization in Jakarta, which specified in software development, design and maintenance infrastructure. This organization also experienced delay in project implementation for almost 66 from their project in 2015. Readiness level in planning and executing project is one of the factor that cause delay in project implementation. If a company have higher level in project management maturity, there will be higher readiness level when planning and executing the project. Therefore this company will need measurement for maturity level in project management to enable the company decide which step they need to do to gain higher level in project management maturity. PMMM will be used as measurement model for this research. Questionnaire and interview will held for specified respondents. Based on measurement, two out of six project manager passed the first level and three out of five category also passed in second level. Based on the result, some recommendation on each level submitted to this company to ensure this company comply with PMMM minimum passing score. The recommendations are arrange training and certification to each PM with own curriculum, integrate cost and schedule control in new system, and encourage all project member to use proper tools or system on each project.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Novalina
Abstrak :
Dalam mencapai transformasi digital maka Bank XYZ sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia berusaha mengembangkan sistem dan aplikasi yang mendukung berjalannya proses bisnis sehingga dengan situasi demikian maka kebutuhan akan implementasi atau pengembangan teknologi informasi di Bank XYZ pun turut meningkat. Berdasarkan laporan dokumen Project Status Report APD tahun 2020 bersumber dari PMO, kesuksesan APD yang mencapai on schedule serta mengikuti definisi kesuksesan proyek menurut PMBOK yaitu sebesar 66%, sedangkan proyek lainnya dikategorikan sebagai potential to be delayed, delayed, live implementation dan hold/dropped. Persentase kesuksesan proyek di APD tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis permasalahan, maka perlu dilakukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek pada grup APD Bank XYZ. Pengukuran kematangan dilakukan dengan menggunakan model pengukuran PMMM Kerzner. Penelitian dilakukan dengan mixed method yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sebelum pengumpulan data kuantitatif, kuesioner PMMM divalidasi dengan metode kualitatif dengan wawancara kepada pakar sehingga memperoleh hasil tambahan 25 pertanyaan untuk melengkapi kuesioner. Selanjutnya, pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui penyebaran kuesioner untuk menghitung tingkat kematangan manajemen proyek. Pada tahap terakhir pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara untuk memperoleh rekomendasi dari pakar di bidang manajemen proyek. Berdasarkan hasil pengukuran maka diperoleh bahwa tingkat kematangan manajemen proyek grup APD Bank XYZ belum lolos di level 1. Berdasarkan hasil pengukuran maka diberikan rekomendasi baik dari best practices dan rekomendasi pakar dalam manajemen proyek. Beberapa rekomendasi peningkatan kematangan manajemen proyek antara lain training, penggunaan tools project management, landing plan dan knowledge management. ......In achieving digital transformation, Bank XYZ as one of the largest state-owned banks in Indonesia was trying to develop systems and applications that support the running of business processes. Based on that situation, the need for implementation or development of information technology at Bank XYZ was also increased. Based on the 2020 APD Project Status Report document report sourced from the PMO, information was obtained that the success of project that achieved on schedule and followed the definition of project success according to PMBOK was 66%, while other projects were categorized as potential to be delayed, delayed, live implementation and hold /dropped. The percentage of project success in APD does not meet the set targets. Based on the analysis of the problem, it was necessary to assess the maturity level of project management in the APD group Bank XYZ. Maturity assessment would be carried out using the PMMM measurement model by Kerzner. The research was conducted using a mixed-method, namely quantitative and qualitative. Quantitative data was collected using a questionnaire to calculate the maturity level of project management. The qualitative collection was carried out by interview to obtain recommendations from experts in the field of project management. Based on the measurement results, it is found that the maturity level of the APD Bank XYZ group project management has not passed level 1. Based on the measurement results, recommendations were given both from best practices and expert recommendations in project management. Several recommendations for increasing project management maturity include training, use of project management tools, landing plans, and knowledge management.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fikrotun Nadiyya
Abstrak :
Semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia saat ini, menyebabkan munculnya tren unik dalam proses pengerjaan proyek. Praktik pengerjaan proyek pada perusahaan rintisan saat ini dilakukan oleh individu atau pihak yang tidak dikenal secara langsung, terpisah fisik dengan klien, serta mekanisme pengadaannya dalam bentuk gig economy. Hal ini dapat berpotensi memberikan ancaman bagi keberlangsungan proyek dikarenakan adanya risiko kegagalan yang relatif tinggi serta kurangnya penerapan standar manajemen proyek. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kematangan manajemen proyek pada online gig economy menggunakan Kerzner Project Management Maturity Model (KPMMM). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dari KPMMM yang berisi 80 pertanyaan pilihan ganda kepada 10 online gig worker secara online. Dari hasil pengolahan data penilaian jawaban kesepuluh responden ditemukan bahwa saat ini tingkat kematangan manajemen proyek pada online gig economy berada pada tingkat 1 atau common language. ......The development of the startup in Indonesia is quite rapid, that causing the emergence of a unique trend in the process of working on a project. The practice of working on projects at startup is currently carried out by individuals or unknown parties directly, physically separated from clients, and procurement mechanisms in the form of gig economy. This can potentially give a threat to the sustainability of the project due to the relatively high risk of failure and the lack of application of project management standards. This study aims to determine the level of project management maturity in the online gig economy using the Kerzner Project Management Maturity Model (KPMMM). Data collection was carried out by distributing questionnaires from KPMMM containing 80 multiple choice questions to 10 online gig workers. The results of data processing from the responses of the ten respondents found that the current level of project management maturity in online gig economy is at first level or common language.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ayu Puspitaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas pemeriksaan kinerja pelayanan perizinan di Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) adalah data sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi pada database sistem informasi e-sertifikasi belum sepenuhnya lengkap, akurat, dan valid dalam mendukung pelayanan sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi. Dengan ketidaklengkapan tersebut memberi risiko terjadinya penerimaan yang tidak sah dan tidak valid atas perolehan biaya sertifikasi. Sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pelaporan ataupun rekonsiliasi data. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan pengukuran tingkat kematangan manajemen kualitas data. Narasumber dalam penelitian ini adalah pejabat di Direktorat Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika (PPI) yang menangani proses sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi, pejabat di Direktorat Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) yang mengelola database dan sistem informasi e-sertifikasi, serta staf programmer e-sertifikasi. Pengukuran tingkat kematangan manajemen kualitas data dilakukan dengan menggunakan framework Modelo Alarcos de Mejora de Datos (MAMD) 2.0 dimana hasilnya berada pada level 1, sedangkan level yang diharapkan adalah level 2. Untuk itu strategi peningkatan kualitas data sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi disusun berdasarkan analisis penyebab permasalahan data, kesenjangan dari kondisi manajemen kualitas data saat ini dan harapan, pedoman sekretaris jenderal kementerian kominfo nomor 1 tahun 2018 serta Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor: 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi Dan Komunikasi Nasional. Rekomendasi yang dihasilkan dikelompokkan dalam delapan poin disiplin data yang perlu dilaksanakan Direktorat Standardisasi PPI apabila ingin mencapai tingkat kematangan manajemen kualitas data yang diinginkan. Delapan poin disiplin data tersebut diantaranya adalah manajemen persyaratan data, manajemen infrastruktur teknologi, manajemen konfigurasi, manajemen data historis, manajemen keamanan data, kontrol dan pemantauan kualitas data, manajemen siklus hidup data, serta definisi standar, kebijakan dan prosedur.
ABSTRACT
The problem based on the findings of the Supreme Audit Agency (BPK) on licensing performance checks at the Ministry of Communication and Information Technology (KOMINFO) is that the certification data of telecommunication tools and equipment in the e-certification information system database is incomplete, accurate and valid in supporting equipment and equipment certification services telecommunication. With incompleteness submitted, the approval of acceptance is invalid and invalid on the approval of the certification fee. Data that cannot be utilized optimally for the purpose of reconciliation reporting. Based on these conditions, the level of maturity of data quality management is measured. The speakers in this study were officials at the Directorate of Standardization (PPI) who requested the process of certification of telecommunications equipment and equipment, officials in the Directorate of Resources and Equipment of Post and Informatics Control who manage e-certification database and information systems, and e-certification programmer staff. The measurement of the level of maturity of data quality management is carried out using the Modelo Alarcos de Mejora de Datos (MAMD) 2.0 framework where the results depend on level 1, while the expected level is level 2. For this reason, strategies to improve the quality of certification data for the tools and devices used for needs analysis The problem of data, discusses current data management problems and expectations, guidelines for the secretary general of the Ministry of Communication and Information Number 1 of 2018 as well as Minister of Communication and Information Technology Regulation Number 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 concerning General Guidelines for Technology Governance National Information and Communication. The recommendations produced are grouped in several data discipline points that need to be implemented by the Directorate of Standardization PPI agreeing to reach the desired level of data quality management maturity. These eight data discipline points are approved are data requirements management, technology infrastructure management, configuration management, historical data management, data security management, data quality control and control, data lifecycle management, as well as standard resolutions, policies and procedures.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nur Octavia
Abstrak :
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara (UMKM). Meski demikian, pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor bisnis. Akibatnya, pengusaha UMKM harus menyusun strategi atau rencana dalam menjalankan usahanya. Strategi yang dapat digunakan pengusaha UMKM adalah menghitung Life Cycle Cost dan Asset Management Maturity Assessment untuk menggunakannya sebagai faktor dalam pengambilan keputusan di masa depan. Dengan diharapkan para pengusaha UMKM terhindar dari penutupan usahanya. Objek penelitian adalah usaha mikro pengrajin tahu. Dengan memanfaatkan pengrajin tahu di tiga lokasi berbeda yaitu di Bekasi, Cikampek, dan Karawang, penelitian ini akan mengkaji tiga mesin yaitu mesin penggiling kedelai, mesin pembangkit uap air, dan mesin pompa air. Perhitungan Life Cycle Cost terbaik dengan membandingkan Equivalent Annual Cost (EAC) terendah yang diperoleh dari mesin penggiling kedelai di Cikampek, dengan nilai EAC sebesar Rp 20,665,699.-, untuk mesin pembangkit uap air di Cikampek, dengan nilai EAC sebesar Rp 97,153,664.-, dan untuk mesin pompa air di Cikampek, dengan nilai EAC Rp 12,474,880.-. Dapat dilihat bahwa upah untuk mengoperasikan mesin yang sama di lokasi yang berbeda mempengaruhi pilihan Life Cycle Cost terbaik. Dihasilkan Asset Management Maturity Assessment dari pengrajin tahu ssecara keseluruhan memiliki rata-rata 1.13 dengan 26 dari 27 sub-klausal yang memiliki kondisi nilai dibawah nilai kompeten. ......Micro, Small, and Medium-Sized Enterprises (MSMEs) are crucial to a nation's economic progress. Nonetheless, the Covid-19 epidemic has affected several economic sectors. Consequently, MSMEs are required to design a company strategy or plan. MSMEs might use the method of calculating the Life Cycle Cost and Asset Management Maturity Assessment to include it in future decision-making. It is anticipated that entrepreneurs of MSME would avoid shutting their companies. The subject of research is micro enterprises of tofu producer. This research will analyze three machine, namely a soybean grinding machine, a water steam machine, and water pump machine, using tofu producer from three distinct locations: Bekasi, Cikampek, and Karawang. Calculation of the best Life Cycle Cost by comparing the lowest Equivalent Annual Cost (EAC) obtained from soybean grinding machines in Cikampek, with an EAC of Rp. 20,665,699, for water steam machine in Cikampek, with an EAC of Rp. 97,153,664, and for a water pumping machine in Cikampek, with an EAC of Rp 12,474,800.-. It can be observed that varies in the pay of employees to operate the same equipment in various places influences the selection of the optimal Life Cycle Cost.. Therefore, the Asset Management Maturity Assessment of tofu producer as a whole has a mean score of 1.13, with 26 of the 27 sub-clauses having a value requirement below the competent value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>