Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Gabriela Liem
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Di Indonesia, kasus HIV mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga mencapai 48.300 kasus pada tahun 2017 dengan jumlah kumulatif 280.623 kasus(Kemenkes RI), sehingga meningkatkan kemungkinan dokter gigi untuk merawat ODHA. Untuk mengatasinya, pemberi pelayanan kesehatan, termasuk dokter gigi, dituntut untuk memiliki pengetahuan tinggi dan sikap profesional dalam menangani ODHA. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia mengenai HIV/AIDS. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik FKG UI mengenai HIV/AIDS. Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 487 mahasiswa preklinik FKG UI dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan mahasiswa preklinik FKG UI secara keseluruhan tergolong cukup (77,6% responden). Tingkat pengetahuan responden meningkat seiring dengan peningkatan usia, dan tingkat pengetahuan responden laki-laki sedikit lebih tinggi daripada perempuan. Berdasarkan distribusi angkatan, terlihat bahwa responden yang sudah memperoleh mata kuliah Penyakit Mulut FKG UI mengenai HIV/AIDS memiliki tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang lebih tinggi daripada yang belum. Selain itu, dari kelima indikator tingkat pengetahuan, indikator manifestasi oral serta pengetahuan dan pemeriksaan HIV menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah. Berbeda halnya dengan variabel tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa preklinik FKG UI tergolong positif (63,5% responden) dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada identitas responden yang berbeda (usia, jenis kelamin, dan angkatan). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan responden cukup dan sikap responden mengenai HIV/AIDS positif.
ABSTRACT Background: In Indonesia, HIV's cases are increasing every year, with total 48.300 cases in 2017 and 280.633 cases in cumulative up to 2017 (Kemenkes RI). Thus, the chance of treating people living with HIV/AIDS (PLWHA) is also increasing. In order to resolve the problem, medical staff, including dentists, are required to have excellent knowledge and professional attitude to handle PLWHA. Therefore, researcher wants to assess the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS. Objectives: To determine the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS. Methods: Descriptive cross-sectional research method in 487 preclinical dental students of Faculty of Dentistry Universitas Indonesia with valid and reliable questionnaire. Results:The knowledge of preclinical dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is moderate (77,6% respondent). The knowledge of the respondents increases with increasing of age, and male respondents have slightly higher knowledge than female respondents. Based on the grade, the higher grade respondents who have ever received the HIV/AIDS's lesson in Oral Medicine subject show higher knowledge about HIV/AIDS. Moreover, there are 5 indicators in knowledge section in the questionnaire, and two of them, which are oral manifestation and HIV testing and treatment, show low level knowledge of respondents. In contrary, the attitude of the pre-cilinal dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is positive with no difference among different identity of respondents (age, sex, and grade). Conclusion: The knowledge level of the respondents is moderate and the attitude about HIV/AIDS is positive.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armida Sofyanis
Abstrak :
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan ukuran rata-rata rahang kelompok Deutero Melayu pada mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Cetakan rahang mahasiswa diambil dan dibuat model rahang. Kemudian dilakukan pengukuran pada model tersebut dalam milimeter. Yang diukur adalah : panjang rahang dan lebar rahang, serta panjang lengkung gigi. Kemudian dicari ukuran rataratanya. Selain dari itu, dibedakan Pula bentuk rahang yang persegi dan yang oval. Dari gambaran bentuk lengkung rahang yang didapat,ternyata bentuk lengkung rahang yang oval, persegi, dan rata-rata ( gabungan oval dan persegi ), tidak menunjukkan banyak perbedaan, bila dikaitkan dengan ukuran sendok cetak yang sesuai. Hasil penelitian didapatkan ukuran rata-rata rahang,yang terdiri dari panjang rahang, lebar rahang, dan panjang lengkung rahang.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Titi S. Soebekti
Abstrak :
ABSTRAK
Memilih ukuran gigi anterior atas dalam pembuatan Gigi Tiruan Penuh, memerlukan ketrampilan tersendiri.

Pada penelitian ini dicari tanda-tanda anatomik di wajah yang mungkin dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan ukuran gigi anterior atas. Tanda-tanda anatomik yang digunakan adalah ukuran lebar sayap hidung dan ukuran lebar Sudut mulut.

Sampel yang digunakan adalah mahasiswa FKG UI keturunan Deutero Melayu, serta memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Hasil yang didapat menunjukkan adanya hubungan antara ukuran lebar gigi anterior atas dengan ukuran lebar sayap hidung, dan ukuran lebar sudut mulut.

Selain itu hasil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran lebar sayap hidung mahasiswa FKG UI keturunan Deutero Melayu lebih lebar dari ukuran lebar sayap hidung mahasiswa FKG di Inggris dan populasi di Colorado. Sedang ukuran gigi anterior atas tidak menunjukkan adanya perbedaan. Sehingga pedoman yang umumnya digunakan dalam pembuatan gigi tiruan, khususnya Gigi Tiruan Penuh, bahwa garis yang ditarik dari tepi sayap hidung sejajar dengan garis tengah muka, akan melalui puncak tonjol kaninus atas, belum sepenuhnya dapat diterapkan.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zihan Safirah
Abstrak :
Latar Belakang : Dampak dari adanya COVID-19 dapat menyebabkan masalah psikologis berupa perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi. Studi mengenai perceived stress beserta pandemic related stressor dan strategi koping pada mahasiswa telah dilakukan di beberapa negera, sehingga studi terkait pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia perlu dilakukan. Tujuan : Mengetahui hubungan antara COVID-19 pandemic related stressor dan strategi koping dengan perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. Metode : Penelitian ini menggunakan self-administered questionnaire melalui google form pada tahun 2021. Subjek penelitian merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia tahun ke-3, ke-4, dan ke-5 dengan jumlah 675 mahasiswa. Kuesioner terdiri atas 51 pertanyaan berisi data sosiodemografi, pertanyaan mengenai pandemic related stressor, perceived stress scale-10, dan Brief COPE-28. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS dengan uji korelasi Spearman, Mann whitney, dan Kruskal wallis. Hasil Penelitian : Rerata perceived stress pada mahasiwa kedokteran gigi adalah 31,15(±6,105). Berdasarkan uji bivariat didapatkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) secara statistik antara jenis perguruan tinggi dan Perceived Stress. Kesimpulan : Rerata skor perceived stress mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi kategori perceived stress sedang. Namun disamping itu, terdapat strategi koping yang dapat digunakan untuk mengelola stres yang dirasakan oleh mahasiswa, dimana domain pengalihan diri, penerimaan, dan spriritual digunakan lebih banyak oleh mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia untuk mengatasi perceived stress. ......Background: The impact of COVID-19 can cause psychological problems in the form of perceived stress in dental students. Studies on perceived stress along with pandemic related stressors and coping strategies for students have been carried out in several countries, so that related studies on dental students in Indonesia need to be carried out.  Objective: To obtain the relationship between the COVID-19 pandemic related stressor and coping strategies with perceived stress in dental students in Indonesia.  Methods: This study uses a self-administered questionnaire via google form in 2021. The research subjects are dental students in Indonesia in the 3rd, 4th, and 5th years with a total of 675 students. The questionnaire consists of 51 questions containing sociodemographic data, questions about pandemic related stressors, perceived stress scale-10, and COPE-28 Brief. Data were analyzed using SPSS statistical software with Spearman, Mann Whitney, and Kruskal Wallis correlation tests.  Result: The average perceived stress for dental students was 31.15 (± 6.105). Based on the bivariate test, it was found that there was a statistically significant difference (p <0.05) between the type of college and Perceived Stress.  Conclusion: The average score of perceived stress of dental students in Indonesia can be categorized into the category of moderate perceived stress. But besides that, there are coping strategies that can be used to manage the stress felt by students, where the domains of self-distraction, acceptance, and spirituality are used more by dental students in Indonesia to overcome perceived stress.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifai Hasbi
Abstrak :
Latar Belakang : Pilihan karir merupakan salah satu keputusan terpenting dalam hidup, karena memiliki dampak sepanjang hidup seorang individu. Memahami motivasi pemilihan karir pada mahasiswa kedokteran gigi memberi manfaat dalam ranah pendidikan dan kebijakan kedokteran gigi. Belum terdapat studi yang mampu memberikan gambaran motivasi pemilihan karir mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia Metode : Penelitian ini merupakan studi corss sectional menggunakan teknik two stage cluster sampling dengan perhitungan proportional size. Mahasiswa preklinik kedokteran gigi dari 16 perguruan tinggi di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Motivasi pemilihan karir mahasiswa dibagi ke dalam 5 domain utama yaitu ekonomi, profesional, pekerjaan, sosial, dan personal, diukur melalui self-administered questionnaire dengan 5 poin skala likert. Perbedaan motivasi pemilihan karir mahasiswa berdasarkan sosiodemografi dan karakteristik mahasiswa juga dianalisis melalui mann-whitney dan kruskal wallis test pada perangkat lunak IBM SPSS Statistik. Hasil Penelitian : Jumlah responden penelitian ini mencapai 639 mahasiswa (547 orang perempuan dan 92 orang laki-laki, dengan response rate 153%. Domain alasan pekerjaan adalah domain alasan yang paling memotivasi pemilihan karir mahasiswa. Motivasi pemilihan karir terbesar mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia adalah keinginan untuk membantu/melayani masyarakat (90,6%), keinginan untuk mengobati orang lain dan memperbaiki penampilan mereka (89,7%), serta dorongan independensi pekerjaan (82,6%). Terdapat perbedaan signifikan (p-value <0,05), antara pendidikan dan pekerjaan ibu serta domisili pada domain alasan sosial, perbedaan signifikan (p-value <0,05), antara pekerjaan ibu pada domain alasan ekonomi, serta perbedaan signifikan antara tahun angkatan dan domisili pada domain alasan pekerjaan. Jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan ayah tidak menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik pada seluruh domain motivasi. Kesimpulan : Mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia paling besar termotivasi oleh alasan pekerjaan, meliputi keinginan membantu/melayani masyarakat dalam pemilihan karir. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dalam motivasi pemilihan karir, namun pekerjaan dan pendidikan ibu, tahun angkatan dan domisili memiliki perbedaan bermakna secara statistik. ......Background: Career choice is one of the most important decisions in life, because it has a path throughout an individual's life. Understanding the choice of career motivation in dental students provides benefits in the realm of dental education and policy. There are no studies that are able to provide an overview of the motivations for choosing a career for dental students in Indonesia. Objective : This study aims to determine the motivation of dental students in Indonesia in choosing the dental profession. Methods: This research is a cross-sectional study using a two-stage cluster sampling technique with proportional size calculations. Preclinical dental students from 16 universities in Indonesia participated in this study. Career motivation is divided into 5 main domains, namely economic, professional, vocational, social, and personal, measured through a self-administered questionnaire with a 5-point Likert scale. Differences in student career motivation were also analyzed through the Mann-Whitney and Kruskal Wallis tests on the IBM SPSS Statistics software based on sociodemographics and student characteristics Results: The number of respondents to this study reached 639 people (547 women and 92 men, with a response rate of 153%. Vocational reasons is the most motivates student career choices. The biggest career choice motivation for dental students in Indonesia are the desire to help/serve the community (90.6%), the desire to heal others and improve their appearance (89.7%), and encourage work independence (82.6%). There are significant differences (p-value <0,05), between mother’s education and occupation and domicile in the domain of social reasons, a significant difference (p-value <0,05), between mother's occupation in the domain of economic reasons, and a significant difference (p-value <0,05) between years of study and domicile in the domain of work reasons. Gender, father’s occupation and education did not show significant differences in all motivational domains. Conclusion: Dental Student in Indonesia is mostly motivated by vocational reasons, includes the desire to help/serve the community in work motivation. No significant difference between the sexes in the motivation for choosing a career, however, there were significant differences between mother’s occupation and education, years of study and domicile in work motivation.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhira Hanna Safira Firdaus
Abstrak :
ABSTRAK Tujuan: Mengetahui Awareness dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia terhadap Lansia beserta variabel yang berkontribusi. Metode: Studi cross-sectional berupa kuesioner pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia tingkat 3 s/d tingkat 6. Kuesioner terdiri dari 24 pertanyaan yang dirancang untuk mengetahui sikap dan awareness mahasiswa terhadap lansia. Hasil: Response rate penelitian ini adaah 21% (n=1288). Mayoritas mahasiswa (98,1%) sudah aware terhadap pentingnya ilmu kedokteran gigi geriatri. Mahasiswa perempuan lebih aware daripada mahasiswa laki-laki. Mayoritas mahasiswa (86,9%) sudah memiliki sikap positif terhadap lansia. Mahasiwa perempuan memiliki sikap yang lebih positif terhadap lansia daripada mahasiswa laki-laki. Mahasiwa yang memiliki kedekatan dengan lansia memiliki sikap yang lebih positif daripada mahasiswa yang tidak memiliki kedekatan dengan lansia. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, mahasiswa kedokteran gigi menunjukkan awareness dan sikap yang baik terhadap lansia. Awareness dan sikap merupakan basis utama untuk menggerakkan simpati, empati serta pelayanan terhadap kesehatan gigi dan mulut lansia.
ABSTRACT Objective: This study aimed to asses the awareness and attitude of the dental student towards the elderly in Indonesia and the variable that contributes. Methods: The study design used is cross-sectional using questionnaire on a dental student in grade 3 until grade 6. This questionnaire consists of 24 questions to asses the awareness and attitude of the dental student towards the elderly. Results: The response rate of this study is 21% (n=1288). Most students (98,1%) were aware of the importance of the geriatrics in dentistry. Female students were more aware than male students. Most students (86,9%) had a positive attitude toward the elderly. Female students had a more favourable attitude towards the elderly than male students. Students with connection to the elderly had more favourable attitude than students who do not have a connection to the elderly. Conclusion: In this research, we found that dental student in Indonesia already has favourable awareness and attitude. Awareness and attitude are the main bases to encourage student sympathy, empathy and dental health service towards the elderly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelin Yaputri
Abstrak :
Latar Belakang: Banyak faktor risiko yang ditemukan berkaitan dengan bruksisme, faktor sentral, faktor perifer, faktor psikososial, faktor eksogen, dan faktor hereditas. Faktor psikososial seperti stres dan kecemasan, faktor eksogen seperti konsumsi kopi, rokok, alkohol dan faktor herditas merupakan faktor-faktor yang sering diteliti keterkaitannya dengan bruksisme pada mahasiswa. Bruksisme apabila tidak dirawat maka dapat menyebabkan gangguan sendi temporomandibular, gigi aus, dan sakit kepala. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian bruksisme yang paling banyak ditemukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Program Sarjana angkatan 2019-2022. Metode: Sebanyak 114 mahasiswa telah setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang dan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner bruksisme yang disusun oleh Winocur et al. (2010) yang dapat mengindikasikan seseorang mengalami possible bruxism, kuesioner perceived stress scale10, kuesioner generalized anxiety disorder-7, kuesioner konsumsi kopi, rokok, alkohol, dan kuesioner faktor hereditas. Kuesioner disebarkan secara daring melalui google form. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 mahasiswa, sebanyak 37,7% memiliki bruksisme. Dari 43 responden yang memiliki bruksisme, 74,4% memiliki stres sedang, dan 14,0% memiliki stres berat, 44,2% memiliki kecemasan ringan, 20,9% memiliki kecemasan sedang, dan 11,6% memiliki kecemasan berat, 58,1% mengonsumsi kopi secara ringan, 97,7% tidak pernah mengonsumsi rokok dan 2,3% pernah mengonsumsi rokok, 90,7% tidak mengonsumsi alkohol dan 9,3% mengonsumsi alkohol secara ringan, 55,8% tidak memiliki anggota keluarga dengan bruksisme dan 44,2% memiliki anggota keluarga dengan bruksisme. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang sering dikaitkan sebagai penyebab bruksisme, ditemukan pada responden. ......Background: There are a lot of risk factors associated to bruxism, namely central factors, peripheral factors, psychosocial factors, exogenous factors, and heredity factors. Psychosocial factors such as stress and anxiety, exogenous factors such as consumption of coffee, cigarettes, alcohol, and heredity factors are factors that are often studied in relation to bruxism in college students. If left untreated, bruxism can cause temporomandibular joint disorders, worn teeth, and headaches. Objectives: This study aims to determine the risk factors for bruxism that are commonly found in dental students of University of Indonesia class 2019-2022. Method: A total of 114 students have agreed to participate in this study. This research is descriptive with cross sectional method and using consecutive sampling. Data collection was carried out by filling out a bruxism questionnaire by Winocur et al. (2010), which can indicate someone having possible bruxism, perceived stress scale-10 questionnaire, generalized anxiety disorder-7 questionnaire, coffee consumption, cigarette consumption, alcohol consumption, and genetic factor questionnaire. These questionnaires were distributed online via google form. Result: The results showed that of the 114 respondents, 37.7% had bruxism, namely 43 respondents. Of the 43 respondents who had bruxism, 74.4% had moderate stress and 14.0% had severe stress, 44.2% had mild anxiety, 20.9% had moderate anxiety, 11.6% had severe anxiety, 58.1 % consume coffee lightly, 97.7% never consume cigarettes and 2.3% have ever consumed cigarettes, 90.7% do not consume alcohol and 9.3% consume alcohol lightly, 55.8% do not have family members with bruxism and 44.2% have family members with bruxism. Conclusion: This study shows that the risk factors that are often associated as a cause of bruxism are found in the respondents.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanatashya Tania
Abstrak :
Latar Belakang: Pandemi COVID-19 melibatkan berbagai sektor kehidupan yang berpeluang menimbulkan permasalahan yang menjadi sumber stress bagi masyarakat, salah satunya adalah perubahan metode pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi menjadi pembelajaran daring melalui media dan terhubung dengan jaringan (internet). Pembelajaran daring dengan beban akademis ditambah kewajiban untuk isolasi dapat berpengaruh terhadap berkurangnya interaksi sosial dan menjadi faktor risiko untuk fenomena academic burnout dan penurunan nilai kesehatan mental. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, faktor internal, dan faktor eksternal terhadap academic burnout dan kesehatan mental mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2021. Metode: Studi cross-sectional berupa kuesioner online pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2021 dengan total population sampling berjumlah 372 mahasiswa pada bulan Juli hingga Agustus 2021. Kuesioner terdiri dari 39 pertanyaan. Digunakan uji korelasi melalui uji Spearman dengan melihat nilai p-value dan r (koefisien korelasi) untuk analisis statistik. Hasil: Berdasarkan uji Spearman, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara pembelajaran daring dengan academic burnout dan kesehatan mental, antara beberapa dimensi academic burnout dengan durasi pendidikan dan dukungan orang tua, dan antara beberapa dimensi kesehatan mental dengan dukungan orangtua dan dukungan peer group. Kesimpulan: Semakin baik persepsi mahasiswa terhadap kualitas pembelajaran daring, maka semakin rendah nilai academic burnout dan semakin tinggi kualitas kesehatan mentalnya. Selain itu, mahasiswa masih banyak mahasiswa yang memiliki nilai academic burnout di tingkat moderat dan tinggi, dan nilai kesehatan mental yang di bawah rata-rata. Kemudian, ditemukan bahwa durasi pendidikan dan dukungan sosial dari orang tua dan peer group memiliki hubungan dengan beberapa dimensi dari academic burnout dan kesehatan mental. ......Background: The COVID-19 pandemic involves various sectors of life that may cause many problems that become a source of stress for the community, one of which is the change in the method of conventional learning in universities to online learning through media and connected to the internet. Online learning with an academic load and obligation to social distancing during a COVID-19 pandemic can affect reduced social interaction and be a risk factor for the phenomenon of academic burnout and mental health decline. Objective: To determine the relationship of online learning during the COVID-19 pandemic, internal and external factors to academic burnout and mental health of undergraduate Undergraduate Dental Students University of Indonesia in 2021. Methods: Cross- sectional study in the form of online questionnaires for undergraduate dental students with a total population sampling of 372 students from July to August 2021. The questionnaire consists of 39 questions. The correlation test is used through the Spearman test by looking at the p-value and r (correlation coefficient) for statistical analysis. Results: Based on the Spearman test, there was a significant relationship (p<0.05) between online learning and academic burnout and mental health, between several dimensions of academic burnout and the duration of education and parental support, and between several dimensions of mental health and parental support. peer group support. Conclusion: The better the student's perception of the quality of online learning, the lower the academic burnout value and the higher the quality of mental health. In addition, there are still many students who have moderate and high academic burnout scores, and mental health scores that are below average. Then, it was found that the duration of education and social support from parents and peer groups was associated with several dimensions of academic burnout and mental health.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninis Cantika Asriningati
Abstrak :
Latar Belakang: Adanya perubahan pada metode pembelajaran akibat Covid-19 meningkatkan waktu yang dihabiskan untuk menatap layar (screen-time) yang berpotensi mengganggu kualitas tidur mahasiswa kedokteran gigi yang sebelum pandemi ini telah dilaporkan memiliki persentase kualitas tidur buruk yang cukup tinggi. Bedasarkan penelitian sebelumnya, kualitas tidur yang buruk juga dikaitkan dengan insidens TMD. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kualitas tidur dengan TMD pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis kelamin dan screen-time terhadap kualitas tidur dan TMD. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada 110 mahasiswa Program Pendidikan Kedokteran Gigi dan Program Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Indeks Diagnostik – Temporomandibular Disorder (ID-TMD) secara daring melalui google form. Hasil Penelitian: Uji Chi-Square menujukkan kualitas tidur memiliki hubungan bermakna dengan TMD pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19 (p=0.035). Hubungan yang bermakna juga ditunjukkan antara screen-time dengan kualitas tidur (p=0.027), namun tidak dengan TMD (p=0.489). Jenis kelamin juga tidak memiliki hubungan bermakna, baik dengan kualitas tidur (p=0.974) maupun TMD (p=0.902). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan TMD pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19.Terdapat pula hubungan antara screen-time dengan kualitas tidur. Namun tidak terdapat hubungan antara screen-time dengan TMD, serta jenis kelamin dengan kualitas tidur maupun TMD. ......Background: Changes in learning methods and increased screen-time due to Covid-19 pandemic may lead dental students to poor sleep quality. Based on previous studies, poor sleep quality also associated with the incidence of TMD. Objectives: The aim of this study is to analyze the relationship between sleep quality and TMD in dental students during Covid-19 pandemic. This study also aims to analyze the influence of gender and screen-time to sleep quality and TMD. Method: Cross-sectional study was conducted on 110 pre-clinical and clinical year students of Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Sleep quality was evaluated using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire and TMD was evaluated using Indeks Diagnostik – Temporomandibular Disorder (ID-TMD) questionnaire. Retrieval of data using questionnaires distributed and collected online. Result: The result of Chi-Square test showing there is relationship between sleep quality and TMD in dental students during Covid-19 pandemic (p=0.035). Significant relationship was also showed between screen-time and sleep quality (p=0.027), but not with TMD (p=0.489). There is no relationship between gender and sleep quality (p=0.974) as well as TMD (p=0.902). Conclusion: This study shows that there is relationship between sleep quality and TMD in dental students during Covid-19 Pandemic. Significant relationship was also found between screen-time and sleep quality. However, no relationship was found between screen-time and TMD along with gender and sleep quality as well as TMD.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library